Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ASFIKSIA NEONATORUM
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Disusun Oleh :
Khofifah Indar Parawangsa
NIM. R220416027

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INDRAMAYU
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASFIKSIA NEONATORUM

Pokok Bahasan : Asfiksia Neonatorum

Sub Pokok Bahasan : Penganganan dan Pengenalan Asfiksia

Neonatorum

Sasaran : Orang Tua dan Keluarga Klien dengan

Penyakit Asfiksia Neonatorum

Hari/Tanggal : Sabtu, 24 Desember 2022

Waktu : 15 menit

Penyuluh : Khofifah Indar Parawangsa

A. Latar Belakang

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan klien mampu memahami

tentang Penganganan dan Pengenalan Asfiksia Neonatorum

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan klien mampu:

a) Menjelaskan tentang pengertian asfiksia neonatorum

b) Menyebutkan penyebab asfiksia neonatorum


c) Menyebutkan tanda dan gejala asfiksia neonatorum

d) Menyebutkan tentang penanganan pada penyakit asfiksia neonatorum

C. Kegiatan

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

No Kegiatan Penyuluhan Metode Media Waktu

1 Pembukaan: Ceramah - 2 menit

Memberi salam

Memperkenalkan diri

Menyampaikan tujuan

Kontrak waktu penyuluhan

2 Pelaksanaan: Ceramah Lembar balik/ 10 menit

Menjelaskan tentang pengertian leafet

asfiksia neonatorum Diskusi

a) Menyebutkan penyebab

asfiksia neonatorum Tanya jawab

b) Menyebutkan tanda dan gejala

asfiksia neonatorum

c) Menyebutkan tentang

penanganan pada penyakit asfiksia

neonatorum
3 Penutup: Ceramah - 3 menit

Evaluasi

Menyimpulkan materi

Mengucapkan salam.

D. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Diskusi

E. Materi

1. Menjelaskan tentang pengertian asfiksia neonatorum

2. Menyebutkan penyebab asfiksia neonatorum

3. Menyebutkan tanda dan gejala asfiksia neonatorum

4. Menyebutkan tentang penanganan pada penyakit asfiksia neonatorum

5. Media (terlampir)

1. Leaflet (terlampir)

6. Evaluasi

1. Bentuk : Essay

2. Prosedur Evaluasi : Lisan


3. Waktu : 2 menit

4. Jumlah Soal : 3 soal

DAFTAR PUSTAKA
MATERI PENYULUHAN

ASFIKSIA NEONATORUM

A. Pengertian

Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

pernafasan secaral spontan danl teratur padal saat bayil baru lahirl atau

beberapal saat sesudahl lahir (Sudarti & Fauziah, 2013). Asfiksial adalah

suatul keadaan dimanal bayi barul lahir tidakl dapat bernapasl secara

spontanl dan teraturl yang ditandail denganl hipoksia, hiperkarbial dan

asidosisl (Indrayani & Djami, l2013).

Asfiksial neonatorum adalahl keadaan dimana bayil yang barul

dilahirkan tidakl segera bernafasl secara spontanl dan teraturl setelah lahir,

asfiksia dapat terjadi selama kehamilan atau persalinan (Mochtar, 2013).

B. Etiologi asfiksia

1. Faktor ibu

a. Hipoksia akibat pemberian obat analgetik

b. Preeklamsia dan Eklamsia saat hamil

c. Perdarahan abnormal saat hamil

d. Kehamilan lewat waktu

e. Persalinan lama atau macet


2. Faktor janin:

a. Bayi prematur

b. Lilitan tali pusat

c. Gangguan penempatan

d. Cairan ketuban bercampur feses (meconium)

3. Faktor plasenta

a. Tali pusar pendek

b. Ikat tali pusar

c. Prolaps tali pusat

d. Solusio plasenta

C. Klasifikasi Asfiksia Neonatorum

Untukl menentukan klasifikasi tingkatl asfiksia, apakahl bayi mengalamil

asfiksia lberat, sedang, ataul ringan dan normall dapat dipakail penilaian lAPGAR.

Di bawahl ini tabell untuk menentukanl tingkat asfiksial yang dialamil oleh lbayi;

Tabel Nilai APGAR


Penilaian askor APGAR Menurut (Mochtar, 2013)

Tanda 0 1 2
A (Appearance)(color) Bir pucat Tubuh merah muda Sama sekali
warna kulit ekstremitas biru

P (Pulse) (heart rate) Tidak Ada Dibawah 100 x/menit >100x/menit


frekuensi jantung

G (Grimace)(reflex Tidak ada respon Meringis Menangis


irritability in
response to
stimulation of sole
pf foot)
A(Activity)(muscletone) Lemas Beberapa Fleksi Gerakan aktif
tonus otot ekstremitas

R (Respiration) Tidak ada Lambat, tidak teratur Tangisan yang kuat


(respiratory effect)
(pernafasan)

Keterangan:

a. Asfiksia berat: Skor nilai APGAR 0-3. Memerlukan resusitasi segera

secara aktif, dan pemberian oksigen terkendali. Karena selalu disertai asidosis,

maka perlu diberikan natrikus bikarbonas 7,5% dengan dosis 2,4 ml per kg

berat badan; dan cairan glukosa 40% 1-2 ml per kg berat badan, diberikan via

vena umbilikus.

b. Asfiksia sedang: Skor nilai APGAR 4-6. Memerlukan resusitasi dan

pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal kembali.

c. Asfiksia ringan: Skor nilai APGAR 7-9

d. Bayi normal dengan nilai skor APGAR 10 (Mochtar, 2013).

D. Manifestasi klinis

1. Pada Kehamilan

Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari 100 x/mnt,

halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium. a. Jika DJJ normal

dan ada mekonium: janin mulai asfiksia

b. Jika DJJ lebih dari 160 x/mnt dan ada mekonium: janin sedang asfiksia
c. Jika DJJ kurang dari 100 x/mnt dan ada mekonium: janin dalam gawat

2. Pada bayi setelah lahir

a. Bayi pucat dan kebiru-biruan

b. Sedikit atau tidak ada usaha bernapas

c. Hipoksia

d. Perubahan fungsi jantung

e. Kegagalan sistem multiorgan

f. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik:

kejang, nistagmus, dan menangis kurang baik tidak menangis.

F. Penanganan Asfiksia Neonatorum

1. Janganl dibiarkanl bayi kedinginanl (balut denganl kain), bersihkanl

mulut danl jalanl nafas.

2. Lakukanl resusitasil (respirasi lartifisialis) dengan alatl yang

dimasukkanl ke dalaml mulut untukl mengalirkanl oksigen (O2) dengan

tekananl 12 lmmHg. Dapat jugal dilakukan mouthl to mouthl

respiration, heartl massage (masasel jantung), ataul menekan danl

melepaskan dadal bayi pemberianl O2 harusl hati-hati, terutamal padal

bayt prematur, bisal menyebabkan lenticularl fibrosis olehl pemberian

lO2 dalaml konsentras lebihl dari l35% dan lebihl dari 24l jam,

sehinggal bayi menjadil lbuta.


3. Gejalal pendarahanl otak biasanyal timbul padal beberapa haril

postpartum, jadil kepala dapatl direndahkan, supayal lendir yangl

menyumbatl pernafasan dapatl keluar.

4. Pemberianl lcoramine, lobeline, sekarangl tidak dilakukan llagi.

5. Kalaul ada dugaanl pendarahan otakl berikan injeksil vit. Kl 1-2 lmg.

6. Berikanl transfusi darahl via talil pusat ataul pemberian glukosal

(Mochtar, 2013).

Anda mungkin juga menyukai