Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Asuhan Keperawatan Asfiksia Neonatus ”.
Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Keperawatan Anak Program Studi S1- Keperawatan. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing, Ns.
Venny Erlisa Riskia Irawan, S.Kep,M.Kes yang telah meluangkan waktunya
dan memberikan banyak masukan dalam penyusunan makalah ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai koreksi dalam penulisan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Malang, 19 Maret 2018

Penulis

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asfiksia neonaturium ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang

gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah

(Hutchinson,1967).keadaan ini disertai dengan hipoksia,hiperkapnia dan

berakhir dengan asidosis.Hipoksia yang terdapat pada penderita Asfiksia

ini merupakan fackor terpenting yang dapat menghambat adaptasi bayi

baru lahir terhadap kehidupan ekstrauterin (Grabiel Duc,20111) .penilaian

statistik dan pengalaman klinis atau patologi anatomis menunjukkan

bahwa keadaan ini merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas

bayi baru lahir.Hal ini dibuktikan oleh Drage dan Berendes (2006) yang

mendapatkan bahwa skor Apgar yang rendah sebagai manifestasi hipoksia

berat pada bayi saat lahir akan mmperlihatkan angka kematian yang tinggi

Haupt(2001) memperlihatkan bahwa frekuensi gangguan

perdarahan pada bayi sebagai akibat hipoksia sangat

tinggi.Asidosis,gangguan kardiovaskuler serta komplikasinya sebagai

akibat langsung dari hipoksia merupakan penyebab utama kegagalan ini

akan sering berlanjut menjadi sindrom gangguan pernafasan pada hari-hari

pertama setelah lahir(james,2009). Penyelidikan patologi anatomis yang

dilakukan oleh Larrhoce dan Amakawa(2011) Menunjukkan nekrosis

berat dan difus pada jaringan otak bayi yang meninggal karena hipoksia.

B. TUJUAN
3

1. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Asfiksia ?

2. Apa etiologi Asfiksia ?

3. Apa patofisiologi asfiksia ?

4. Apa komplikasi Asfiksia ?

5. Bagaimana tentang penatalaksanaan Asfiksia ?

6. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus Asfiksia ?

2. Tujuan

1. Mengetahui definisi Asfiksia

2. Mengetahui etiologi asfiksia

3. Mengetahui komplikasi Asfiksia

4. Mengetahui tentang penatalaksanaan Asfiksia

5. Mengetahui tentang patofisiologi dari Asfiksia

6. Melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan Asfiksia


4

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Asfiksia Neonatorum
1. Pengertian
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat
segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini
disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini
berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan atau segera lahir (Prawiro Hardjo, Sarwono, 2007).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak
bisa bernafas secara spontan dan adekuat (Wroatmodjo,2004).
Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak
dilakukan dengan sempurna, sehingga tindakan perawatan
dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan
mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul. Untuk mendapatkan
hasil yang memuaskan, beberapa faktor perlu dipertimbangkan dalam
menghadapi bayi dengan asfiksia.
2. Etiologi
Ada beberapa faktor etiologi dan predisposisi terjadinya asfiksia,
antara lain sebagai berikut
1. Faktor Ibu
Hipoksia ibu akan menimbulkan hipoksia janin dengan segala
akibatnya. Hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat
pemberian analgetika atau anesthesi dalam gangguan kontraksi
uterus, hipotensi mendadak karena pendarahan, hipertensi karena
eklamsia, penyakit jantung dan lain-lain.
2. Faktor Plasenta
Yang meliputi solutio plasenta, pendarahan pada plasenta
previa, plasenta tipis, plasenta kecil, plasenta tak menempel pada
tempatnya.
3. Faktor janin dan neonatus
5

Meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit ke leher,


kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemelli, IUGR,
kelainan kongenital dan lain-lain.
4. Faktor persalinan
Meliputi partus lama, partus tindakan dan lain-lain

3. Patofisiologi
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah, timbulah
rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut jantung janin)
menjadi lambat. Jika kekurangan O2 terus berlangsung maka nervus
vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini rangsangan dari
nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler
dan menghilang. Janin akan mengadakan pernafasan intrauterin dan
bila kita periksa kemudian terdapat banyak air ketuban dan mekonium
dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila janin lahir,
alveoli tidak berkembang.
Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut
jantung mulai menurun sedangkan tonus neuromuskuler berkurang
secara berangsur-angsur dan bayi memasuki periode apneu primer.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam,
denyut jantung terus menurun , tekanan darah bayi juga mulai
menurun dan bayi akan terluhat lemas (flascid). Pernafasan makin
lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder.
Selama apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O2
dalam darah (PaO2) terus menurun. Bayi sekarang tidak bereaksi
terhadap rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan
secara spontan. Kematian akan terjadi jika resusitasi dengan
pernafasan buatan dan pemberian tidak dimulai segera.

4. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin muncul akibat asfiksia adalah:
a. Sembab Otak
6

b. Pendarahan Otak
c. Anuria atau Oliguria
d. Hyperbilirubinemia
e. Obstruksi usus yang fungsional
f. Kejang sampai koma
g. Komplikasi akibat resusitasinya sendiri : Pneumothorax

5. Penatalaksaan
Segera setelah bayi baru lahir diidentifikasi atau dikenal secara
cepat supaya bisa dibedakan antara bayi yang perlu diresusitasi atau
tidak. Tindakan ini merupakan langkah awal resusitas bayi baru lahir.
Tujuannya supaya intervensi yang diberikan bisa dilaksanakana secara
tepat dan cepat (tidak terlambat.

.
7

BAB III
Konsep Asuhan Keperawatan Asfiksia Neonatal

A. Pengkajian
1. Identitas klien
8

DAFTAR PUSTAKA

Aminullah Asril. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Effendi Nasrul. 2012. Pengantar Proses Keperawatan. EGC : Jakarta.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2011. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Talbot Laura A. 2007, Pengkajian Keperawatan, EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai