R S DENGAN DIAGNOSA
MEDIS ASFIKSIA NEONATORUM DI RUANG MAWAR
RSUD Dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
Di Susun Oleh :
Lafa Nolla
2017.C.09a.0896
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. R Dengan Diagnosa Medis Asfiksia
Neonatorum Di Ruang Mawar RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya”
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan studi kasus
ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes. selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep. selaku ketua program studi Sarjana
Keperawatan.
3. Ibu Ika Paskaria S.Kep.,Ners. Selaku Koordinator PPK III.
4. Ibu Yelstria Ulina, S.Kep.,Ners. selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian asuhan
keperawatan dan laporan pendahuluan ini.
5. Ibu Lidia Amiyani, S.Kep.,Ners. selaku pembimbing Klinik yang telah
memberikan bantuan dalam proses praktik lapangan dan penyelesaian asuhan
keperawatan dan laporan pendahuluan ini.
6. Orang tua kami, keluarga kami, dan orang terdekat yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan bantuan kepada saya dalam hal material.
7. Kepada keluarga By. Ny. R yang telah bersedia mengizinkan pasien sebagai
kelolaan dalam asuhan keperawatan.
8. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi kasus
ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
studi kasus ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnaan penulisan studi kasus
ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan studi kasus ini
bermanfaat bagi kita semua.
LAMBAR PENGESAHAN
Judul : Laporan Studi Kasus Pada By. Ny. R Dengan Diagnosa Asfiksia
Neonatorum Di Ruang Mawar RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya
Telah melakukkan ujian praktik Pra klinik lapangan dan laporan studi kasus
sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan III
Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap
Palangka Raya.
Pembimbing Akademik
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Manfaat Masalah 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Penyakit Asfiksia Neonatorum 1
2.1.1 Defenisi 1
2.1.2 Etiologi 5
2.1.4 Patofisiologi 9
2.1.5 Klasifikasi 15
2.1.6 Manifestasi Klinis 19
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik 24
2.1.8 Penatalaksanaan 25
2.2.9 Komplikasi 30
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 34
2.2.1 Pengkajian 34
2.2.2 Diagnosa Keperawatan 34
2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan 35
2.2.4 Implementasi 35
2.2.5 Evaluasi 35
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan 36
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta. Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada
plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta dan lain-lain.
2.1.2.3 Faktor Fetus
Kompresi umbilikus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu dan
janin. Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat
menumbung, tali pusat melilit leher kompresi tali pusat antar janin dan jalan
lahir dan lain-lain.
2.1.2.4 Faktor Neonatus
Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena :
1) Pemakaian obat anestesia/analgetika yang berlebihan pada ibu secara
langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin.
2) Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarah intrakranial.
Kelainan konginental pada bayi, misalnya hernia diafrakmatika
atresia/stenosis saluran pernafasan, hipoplasia paru dan lain-lain.
2.1.3 Manisfestasi Klinis
Tanda dan gejala asfiksia dapat muncul mulai dari saat kehamilan hingga
kelahiran bayi yang berupa :
2.1.3.1 Pada Kehamilan
Denyut jantung janin lebih cepat dari 160 x/mnt atau kurang dari 100x/mnt,
halus dan ireguler serta adanya pengeluaran mekonium.
1) Jika DJJ normal dan ada mekonium : janin mulai asfiksia
2) Jika DJJ 160 x/mnt ke atas dan ada mekonium : janin sedang asfiksia
3) Jika DJJ 100 x/mnt ke bawah dan ada mekonium : janin dalam gawat
2.1.3.2 Pada bayi setelah lahir
1) Bayi pucat dan kebiru-biruan
2) Usaha bernafas minimal atau tidak ada
3) Hipoksia
4) Asidosis metabolik atau respiratori
5) Perubahan fungsi jantung
6) Kegagalan sistem multiorgan
7) Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala neurologik,
kejang, nistagmus (gerakan ritmik tanpa kontrol pada mata yang terdiri
dari tremor kecil yang cepat ke satu arah dan yang lebih besar, lebih
lambat, berulang-ulang ke arah yang berlawanan) dan menangis kurang
baik/tidak baik.
2.1.4 Patofisiologi
Janin yang kekurangan O2 sedangkan kadar CO2-nya bertambah, akan
menyebabkan muncul rangsangan terhadap nervus vagus sehingga DJJ (denyut
jantung janin) menjadi lambat. Jika kekurangan O 2 terus berlangsung maka nervus
vagus tidak dapat dipengaruhi lagi. Timbulah kini rangsangan dari nervus simpatikus
sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang. Janin akan
mengadakan pernafasan intrauterin dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak
air ketuban dan mekonium dalam paru, bronkus tersumbat dan terjadi atelektasis. Bila
janin lahir, alveoli tidak berkembang.
Apabila asfiksia berlanjut, gerakan pernafasan akan ganti, denyut jantung mulai
menurun. Sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur dan
bayi memasuki periode apneu primer. Apabila bayi dapat brnapas kembali secara
teratur maka bayi mengalami asfiksia ringan.
Jika berlanjut, bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam, denyut jantung
terus menurun disebabkan karena terjadinya metabolisme anaerob yaitu glikolisis
glikogen tubuh yang sebelumnya diawali dengan asidosis respiratorik karena
gangguan metabolisme asam basa, Biasanya gejala ini terjadi pada asfiksia sedang -
berat, tekanan darah bayi juga mulai menurun dan bayi akan terlihat lemas (flascid).
Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi memasuki periode apneu sekunder.
Selama apneu sekunder, denyut jantung, tekanan darah dan kadar O 2 dalam darah
(PaO2) terus menurun. Pada paru terjadi pengisian udara alveoli yang tidak adekuat
sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah paru. Sedangkan di otak terjadi
kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan kematian atau gejala sisa pada
kehidupan bayi selanjutnya. Pada saat ini, Bayi sekarang tidak bereaksi terhadap
rangsangan dan tidak akan menunjukkan upaya pernafasan secara spontan.
Gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan/ persalinan
ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian jika resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian O2 tidak dimulai
segera. Kerusakan dan gangguan ini dapat reversible atau tidak tergantung dari berat
badan dan lamanya asfiksia.
FAKTOR PLASENTA DAN TALI PUSAT
Pembuangan CO2
ASFIKSIA
O2 kurang CO2 berlebih Pengisisan udara alveolus Hipoglikemia Penurunan aliran darah Menurunya perfusi ke Gangguan
tidak adekuat menurunkan volume usus metabolisme dan
vaskuler perubahan asam basa
Gerakan nafas, denyut Suplai glukosa otak menurun
jantung, tonus neumuskular Resistensi pembuluh darah Iskemia intestinal
paru Pelepasan vasopressin dan Asidosis respiratori
Apnue primer Metabolisme otak menurun reabsorbsi air dari duktus NEC
kolektivus
Sirkulasi paru dan tubuh lain ATP
Gangguan perfusi
terganggu MK : ventilasi
Kekurangan O2 terus
Memperparah cidera otak Oliguria
berlanjut Ketidakseimbangan
MK : Resiko penurunan nutrisi kurang dari
Bayi tampak kebiruan,
perfusi jaringan jantung Fungsi otak MK : Defisit volume kebutuhan
Nafas mengap-mengap dan pucat
terganggu cairan
dalam denut jantung terus
menurun, TD menurun, bayi
lemas (flaccid) MK : Gangguan PK : Kejang MK : Resiko
pertukaran gas ketidakseimbangan
suhu tubuh
Apnue sekunder
Asidosis respiratorik
b. Asfiksia sedang
Berikan stimulasi agar timbul reflek pernapasan, bila dalam waktu 30-
60 detik tidak timbul pernapasan spontan, ventilasi aktif harus segera dilakukan,
ventilasi sederhana dengan kateter O2 intranasaldengan aliran 1-2 lt/mnt, bayi
diletakkan dalam posisi dorsofleksi kepala. Kemudioan dilakukan gerakan
membuka dan menutup nares dan mulut disertai gerakan dagu keatas dan
kebawah dengan frekuensi 20 kali/menit, sambil diperhatikan gerakan dinding
toraks dan abdomen. Bila bayi memperlihatkan gerakan pernapasan spontan,
usahakan mengikuti gerakan tersebut, ventilasi dihentikan jika hasil tidak dicapai
dalam 1-2 menit, sehingga ventilasi paru dengan tekanan positif secara tidak
langsung segera dilakukan, ventilasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan dari mulut ke mulut atau dari ventilasi ke kantong masker. Pada ventilasi
dari mulut ke mulut, sebelumnya mulut penolong diisi dulu dengan O2, ventilasi
dilakukan dengan frekuensi 20-30 kali permenit dan perhatikan gerakan nafas
spontan yang mungkin timbul. Tindakan dinyatakan tidak berhasil jika setelah
dilakukan berberapa saat terjasi penurunan frekuensi jantung atau perburukan
tonus otot, intubasi endotrakheal harus segera dilakukan, bikarbonas natrikus dan
glukosa dapat segera diberikan, apabila 3 menit setelah lahir tidak
memperlihatkan pernapasan teratur, meskipun ventilasi telah dilakukan dengan
adekuat.
2.1.8 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin akibat asfiksia adalah :
1) Sembab Otak
2) Pendarahan Otak
3) Anuria atau Oliguria
4) Hyperbilirubinemia
5) Obstruksi usus yang fungsional
6) Kejang sampai koma
7) Komplikasi akibat resusitasinya sendiri : Pneumothorax
d. Kebutuhan dasar
- Sirkulasi
Nadi apikal dapat berfluktuasi dari 110 sampai 180 x/mnt. Tekanan darah
60 sampai 80 mmHg (sistolik), 40 sampai 45 mmHg (diastolik).
Bunyi jantung, lokasi di mediasternum dengan titik intensitas maksimal
tepat di kiri dari mediastinum pada ruang intercosta III/IV.
Murmur biasa terjadi di selama beberapa jam pertama kehidupan.
Tali pusat putih dan bergelatin, mengandung 2 arteri dan 1 vena.
- Eliminasi
Dapat berkemih saat lahir.
- Makanan/ cairan
Berat badan : 2500-4000 gram
Panjang badan : 44-45 cm
Turgor kulit elastis (bervariasi sesuai gestasi)
- Neurosensori
Tonus otot : fleksi hipertonik dari semua ekstremitas.
Sadar dan aktif mendemonstrasikan refleks menghisap selama 30
menit pertama setelah kelahiran (periode pertama reaktivitas).
Penampilan asimetris (molding, edema, hematoma).
Menangis kuat, sehat, nada sedang (nada menangis tinggi
menunjukkan abnormalitas genetik, hipoglikemi atau efek narkotik
yang memanjang)
- Pernafasan
Skor APGAR : 1 menit......5 menit....... skor optimal harus antara 7-10.
Rentang dari 30-60 permenit, pola periodik dapat terlihat.
Bunyi nafas bilateral, kadang-kadang krekels umum pada awalnya
silindrik thorak : kartilago xifoid menonjol, umum terjadi.
- Keamanan
Suhu rentang dari 36,5º C sampai 37,5º C. Ada verniks (jumlah dan
distribusi tergantung pada usia gestasi).
Kulit : lembut, fleksibel, pengelupasan tangan/ kaki dapat terlihat,
warna merah muda atau kemerahan, mungkin belang-belang
menunjukkan memar minor (misal : kelahiran dengan forseps), atau
perubahan warna herlequin, petekie pada kepala/ wajah (dapat
menunjukkan peningkatan tekanan berkenaan dengan kelahiran atau
tanda nukhal), bercak portwine, nevi telengiektasis (kelopak mata,
antara alis mata, atau pada nukhal) atau bercak mongolia (terutama
punggung bawah dan bokong) dapat terlihat. Abrasi kulit kepala
mungkin ada (penempatan elektroda internal)
Diagnosa Keperawatan
2.2.2 Diagnosa yang biasa muncul pada anak dngan DHF yaitu :
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d produksi mukus banyak
2) Pola nafas tidak efektif b.d hipoventilasi/ hiperventilasi
3) Kerusakan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan perfusi ventilasi
4) Risiko cedera b.d anomali kongenital tidak terdeteksi atau tidak teratasi
pemajanan pada agen-agen infeksius
5) Proses keluarga terhenti b.d pergantian dalam status kesehatan anggota
keluarga
2.2.3 Perencanaan (tujuan, renpra, rasional)
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Tentukan kebutuhan oral/ 1. Untuk memungkinkan
nafas tidak efektif asuhan keperawatan diha- suction tracheal. reoksigenasi.
b.d produksi rapkan bersihan jalan nafas 2. Auskultasi suara nafas 2. Pernapasan bising, ronki dan
mukus berlebih kembali efektif, dengan sebelum dan sesudah mengi menunjukkan tertahan-
kriteria hasil : suction. nya secret.
3. Beritahu keluarga tentang 3. Membantu memberikan infor-
suction. masi yang benar pada keluarga.
4. Bersihkan daerah bagian 4. Mencegah obstruksi/aspirasi.
Indikator AT
tracheal setelah suction
Tidak menunjukkan selesai dilakukan.
demam 5. Monitor status oksigen
pasien, status hemodinamik
5. Membantu untuk
Tidak menunjukkan segera sebelum, selama dan
mengidentifikasi perbedaan
cemas sesudah suction
status oksigen sebelum dan
Rata-rata repirasi sesudah suction.
dalam batas normal
Pengeluaran sputum
melalui jalan nafas
Keterangan :
1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
1.
2 Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Pertahankan kepatenan 1. Untuk menghilangkan mucus
efektif b.d asuhan keperawatan diharap- jalan nafas dengan yang terakumulasi dari
hipoventilasi/ kan pola nafas menjadi efektif melakukan pengisapan nasofaring, tracea.
hiperventilasi dengan kriteria hasil : lender
2. Auskultasi jalan nafas
untuk mengetahui adanya 2. Bunyi nafas menurun/tak ada
penurunan ventilasi bila jalan nafas obstruksi
Indikator AT sekunder. Ronki dan mengi
menyertai obstruksi jalan
Pasien menunjukkan
nafas/kegagalan pernafasan.
pola nafas yang efektif
3. Memaksimalkan bernafas dan
3. Berikan oksigenasi sesuai menurunkan kerja nafas.
Ekspansi dada simetris
kebutuhan
Tidak ada bunyi nafas
tambahan
3 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji bunyi paru, frekuensi 1. Penurunan bunyi nafas dapat
pertukaran gas b.d keperawatan pada pasien diha- nafas, kedalaman nafas dan menunjukkan atelektasis. Ronki,
ketidakseimbangan rapkan pertukaran gas teratasi, produksi sputum mengi menunjukkan akumulasi
perfusi ventilasi dengan kriteria hasil : secret/ketidakmampuan untuk
membersihkan jalan nafas yang
dapat menimbulkan peningkatan
kerja pernafasan.
Indikator AT
2. Penurunan kandungan oksigen
Tidak sesak nafas (PaO2) dan/atau saturasi atau
peningkatan PaCO2
Fungsi paru dalam 2. Pantau saturasi O2 dengan menunjukkan kebutuhan untuk
batas normal oksimetri intervensi/perubahan program
terapi.
3. Alat dalam memperbaiki
hipoksemia yang dapat terjadi
Keterangan :
3. Berikan oksigen tambahan sekunder terhadap penurunan
1. Keluhan ekstrim yang sesuai. ventilasi/menurunnya
2. Keluhan berat permukaan alveolar paru.
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
1.
2.2.4 Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang
telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal.
Implementasi adalah pengolahan dari perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan.
2.2.5 Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan
lainnya.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkjian
Berdasarkan hasil pengkajian di ruang Mawar RSUD Dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya pada hari Rabu, Tanggal 10 Juni 2020 pukul 09.00 Wib Pagi
didapatkan hasil :
3.1.1 Identitas
1) Identitas bayi
Nama bayi : By. Ny. R
TTL : Palangkaraya, 9 Juni 2020
Jam kelahiran : 05.20 Wib
2) Identitas orang tua
Nama ayah : Tn. S
Umur ayah : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama ayah : Kristen
Nama ibu : Ny. R
Umur ibu : 28 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Agama ibu : Kristen
3.1.2 Riwayat Persalinan
1) Awal Persalinan (hari/tanggal/jam)
Ny. R melahirkan pada Selasa, 09 Juni 2020 pukul 05.20 Wib dengan
jenis kelamin perempuan.
2) Lama Persalinan
Lama persalinan Ny. R 1 jam
3) Komplikasi Persalinan
Tidak ada komplikasi selama persalinan
4) Cara Melahirkan
Ny. R melahirkan dengan cara Spontan
5) Tempat Melahirkan
Ny. R melahirkan di ruang VK Ponek
6) Usia Kehamilan
Usia Kehamilan Ny. R 34 minggu
7) Riwayat Kesehatan Ibu
Sewaktu hamil Ny.N tidak mempunyai riwayat penyakit apapun selama
hamil ibu tidak ada pernah mengalami trauma fisik/psikologis. Riwayat
kehamilan G1P1A0, Usia kehamilan 34 minggu. Selama kehamilan ibu
rajin kontrol ke dokter spesialis kandungan trimester 1 sampai dengan
trimester ke 2.
2.1.1 Pemeriksaan Fisik Neonatus
1) Antropometri
a. Berat badan
By.Ny. R memiliki berat badan 3.080 kg
b. Panjang badan
By.Ny. R memiliki panjang badan 49 cm
c. Lingkar kepala
By.Ny. R memiliki lingkar kepala 30 cm
d. Lingkar dada
By.Ny. R memiliki lingkar dada 33 cm
2) Perrnapasan dan peredaran darah
a. Pernapasan/RR
Pernapasan By.Ny. R 64x/menit , type pernapasan By. Ny. R dada dan
perut , irama pernapasan tidak teratur, suara nafas vesukuler, dan ada
suara nafas tambahan ronchi basah, dan APGAR score : 3/5
Tanda tanda vital Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Appearance Seluruh tubuh Tubuh kemerahan Seluruh tubuh
(warna kulit) biru atau putih Ekstermitas biru kemerah-merahan
Pulse
Tidak ada <100 x/ menit > 100 x/ menit
(Frekuensi jantung)
Grimance
Tidak ada Gerakan sedikit Batuk/Bersin/Menangis
(reflek)
Activity Tidak Ada Fleksi ekstremitas Fleksi kuat, gerak
(tonus otot) Gerakan (Lemah) lambat
Respiration Lambat atau tidak Menangis kuat atau
Tidak ada
(pernapasan) teratur (Merintih) keras
Asidosis respiratori
Defisit nutrisi Setelah dilakukan 1. Obsevasi intake dan output 1. Untuk mengetahui seberapa
brhubungan dengan Bayi pemeriksaan selama 1x7 pasien parah kekurangan nutrisi pasien
tampak kebiruan pucat jam diharapakan pasien 2. Anjurkan ibu pasien menyusui 2. Untuk memenuhi kebutuhan
dapat menelan makan anaknya 1 jam sekali nutrisi klien
dengan baik dengan 3. Berikan edukasi tentang 3. Agar ibu pasien dapat mengerti
kriteria hasil : penyebab bayinya tidak mau tentang penyakit anaknya
1. Pasien dapat menelan menyusu dan kebutuhan nutrisi 4. Untuk memenuhi kebutuhan
makanan dengan baik bayi nutrisi pasien
2. Nutrisi pasien 4. kolaborasi dengan tim ahli gizi
terpenuhi dalam pemberian terapi
makanan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : By. Ny. M
Ruang Rawat : Mawar
Diagnosa : Asfiksia Neonatorum
Tanda tangan
Hari/Tanggal
Implementasi Evaluasi (SOAP) dan
Jam
Nama Perawat
Rabu, 10 Juni Diagnosa 1 : S : Orang tua pasien mengatakan anaknya
1. Memonitor pola napas masih sesak
2020
O : - Pasien tampak sesak
2. Memonitor bunyi napas tambahan
- Pasien tampak lemah
3. Memposisikan semi fowler - Pasien tampak sesak
- Pernapasan 64 x/menit
4. Melakukan penghisapan lender
A : Masalah belum teratasi
kurang dari 15 detik P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5, dan 6
Lafa Nolla
5. Memberikan oksigen
6. Berkolaborasi dengan tim dokter
dalam pemberian terapi obat
Lafa Nolla
DAFTAR PUSTAKA