Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

A DENGAN DIAGNOSA MEDIS


P4 A1 2 JAM POST PARTUM DIRUANG VK PUSKESMAS PAHANDUT
PALANGKA RAYA

Di susun oleh :
Nuning Pratiwie
( 2021-01-14901-048 )

YAYASAN EKAHARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI NERS
TAHUN 2021/2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : Nuning Pratiwie


NIM : 2021-01-14901-051
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Diagnosa Medis
P4 A1 2 Jam Post Partum Diruangan VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
Telah Melakukan Asuhan Keperawatan Sebagai Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Stase Maternitas Pada Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ayu Puspita, Ners., M.Kep Siti Faridah, S.Tr.Keb

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :


Nama : Nuning Pratiwie
NIM : 2021-01-14901-051
Program Studi : Profesi Ners
Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny. A Dengan Diagnosa Medis
P4 A1 2 Jam Post Partum Diruangan VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya.
Telah Melakukan Asuhan Keperawatan Sebagai Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Stase Maternitas Pada Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Ayu Puspita, Ners., M.Kep Siti Faridah, S.Tr.Keb

Mengetahui,
Ketua Program Studi Serjana Keperawatan

Meilita Carolina, Ners., M. Kep

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
yangberjudul “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Ny. A
Dengan Diagnosa Medis P4 A1 2 Jam Post Partum Diruangan VK Puskesmas
Pahandut Palangka Raya”
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan studi
kasus ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih
terutama kepada:
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku ketua program studi Sarjana
Keperawatan.
3. Ibu Isna Wiranti S.Kep.,Ners Selaku Koordinator Program Profesi Ners
Angkatan IX
4. Ibu Siti Faridah, S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
bantuan dalam proses penyelesaian asuhan keperawatan dan laporan
pendahuluan ini.
5. Ibu Ayu Puspita, Ners., M.Kep selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bantuan dalam proses penyelesaian asuhan keperawatan dan
laporan pendahuluan ini.
6. Orang tua kami, keluarga kami, dan orang terdekat yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan bantuan kepada saya dalam hal material.
7. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan studi
kasus ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
penulisan studi kasus ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk menyempurnaan
penulisan studi kasus ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
semoga laporan studi kasus ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
LEMBAR PERSETUJUAN i
LEMBAR PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Konsep Penyakit 3
1.1.1 Definisi 3
1.1.2 Anatomi dan Fisiologi 3
1.1.3 Etiologi 6
1.1.4 Klasifikasi 6
1.1.5 Patofisiologi 7
1.1.6 Manifestasi Klinis 10
1.1.7 Komplikasi 10
1.1.8 Pemeriksaan Penunjang 10
1.1.9 Manifestasi Klinis 11
1.2 Manajemen Asuhan Keperawatan 13
1.2.1 Pengkajian 13
1.2.2 Diagnosa Keperawatan 14
1.2.3 Intervensi 16
1.2.4 Implementasi 18
1.2.5 Evaluasi 18
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian 19
2.2 Analisa Data 24
2.3 Prioritas Masalah 26
2.4 Rencana Keperawatan 27
2.5 Implentasi dan Evaluasi 29
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar Penyakit


1.1.1 Definisi Post Partum
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa
nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Postpartum adalah
masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali
keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa
aterm, tidak terjadi komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala
dan persalinana selesai dalam 24 jam (Bobak, 2010).
Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat-
obatan (Prawiroharjo, 2014).

1.1.2 Anatomi Fisiologi


Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna, yang terletak di dalam
rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang terletak
di perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna berkembang menjadi matur
akibat rangsang hormon estrogen dan progesteron (Bobak, 2010).
1.1.2.1 Stuktur eksterna

1. Vulva
Vulva adalah nama yang diberikan untuk struktur genetalia externa. Kata
ini berarti penutup atau pembungkus yang berbentuk lonjong, berukuran
panjang, mulai klitoris, kanan kiri dibatasi bibir kecil sampai ke belakang
dibatasi perineum.
2. Mons pubis
Mons pubis atau mons veneris adalah jaringan lemak subkutan berbentuk
bulat yang lunak dan padat serta merupakan jaringan ikat jarang di atas
simfisis pubis. Mons pubis mengandung banyak kelenjar sebasea dan
ditumbuhi rambut berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas,
mons berperan dalam sensualitas dan melindungi simfisis pubis selama
koitus.
3. Labia mayora
Labia mayora adalah dua lipatan kulit panjang melengkung yang menutupi
lemak dan jaringan kulit yang menyatu dengan mons pubis. Keduanya
memanjang dari mons pubis ke arah bawah mengililingi labia minora,
berakhir di perineum pada garis tengah. Labia mayora melindungi labia
minora, meatus urinarius, dan introitus vagina. Pada wanita yang belum
pernah melahirkan anak pervaginam, kedua labia mayora terletak
berdekatan di garis tengah, menutupi stuktur-struktur di bawahnya. Setelah
melahirkan anak dan mengalami cedera pada vagina atau pada perineum,
labia sedikit terpisah dan bahkan introitus vagina terbuka.
Penurunan produksi hormon menyebapkan atrofi labia mayora. Pada
permukaan arah lateral kulit labia tebal, biasanya memiliki pigmen lebih
gelap daripada jaringam sekitarnya dan ditutupi rambut yang kasar dan
semakin menipis ke arah luar perineum. Permukaan medial labia mayora
licin, tebal, dan tidak tumbuhi rambut. Sensitivitas labia mayora terhadap
sentuhan, nyeri, dan suhu tinggi. Hal ini diakibatkan adanya jaringan saraf
yang menyebar luas, yang juga berfungsi selama rangsangan seksual.
4. Labia minora
Labia minora terletak di antara dua labia mayora, merupakan lipatan kulit
yang panjang, sempit, dan tidak berambut yang , memanjang ke arah
bawah dari bawah klitoris dan dan menyatu dengan fourchett. Sementara
bagian lateral dan anterior labia biasanya mengandung pigmen, permukaan
medial labia minora sama dengan mukosa vagina. Pembuluh darah yang
sangat banyak membuat labia berwarna merah kemerahan dan
memungkankan labia minora membengkak, bila ada stimulus emosional
atau stimulus fisik. Kelenjar-kelenjar di labia minora juga melumasi vulva.
Suplai saraf yang sangat banyak membuat labia minora sensitif, sehingga
meningkatkan fungsi erotiknya.
5. Klitoris
Klitoris adalah organ pendek berbentuk silinder dan yang terletak tepat di
bawah arkus pubis. Dalam keadaan tidak terangsang, bagian yang terlihat
adalah sekitar 6x6 mm atau kurang. Ujung badan klitoris dinamai glans
dan lebih sensitif dari pada badannya. Saat wanita secara seksual
terangsang, glans dan badan klitoris membesar. Kelenjar sebasea klitoris
menyekresi smegma, suatu substansi lemak seperti keju yang memiliki
aroma khas dan berfungsi sebagai feromon. Istilah klitoris berasal dari
kata dalam bahasa yunani, yang berarti ‘’kunci’’ karena klitoris dianggap
sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah dan persarafan
yang banyak membuat klitoris sangat sensitif terhadap suhu, sentuhan dan
sensasi tekanan.
6. Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti perahu atau lojong,
terletak di antara labia minora, klitoris dan fourchette. Vestibulum terdiri
dari muara uretra, kelenjar parauretra, vagina dan kelenjar paravagina.
Permukaan vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh
bahan kimia. Kelenjar vestibulum mayora adalah gabungan dua kelenjar di
dasar labia mayora, masing-masing satu pada setiap sisi orifisium vagina.
7. Fourchette
Fourchette adalah lipatan jaringan transversal yang pipih dan tipis, dan
terletak pada pertemuan ujung bawah labia mayora dan minora di garis
tengah di bawah orifisium vagina. Suatu cekungan dan fosa navikularis
terletak di antara fourchette dan himen
8. Perineum
Perineum adalah daerah muskular yang ditutupi kulit antara introitus
vagina dan anus. Perineum membentuk dasar badan perineum.
1.1.2.2 Struktur interna

1. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang
tuba falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
mesovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi krista iliaka anterosuperior, dan
ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. Dua
fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi
hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak ovum
primordial. Di antara interval selama masa usia subur ovarium juga
merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid dalam jumlah yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi wanita normal.
2. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke
arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk
mengelilingi setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan
berdiameter 0,6 cm. Tuba fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum
didorong di sepanjang tuba, sebagian oleh silia, tetapi terutama oleh
gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen dan prostaglandin
mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis tuba fallopi dan
fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.

3. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang
tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk
simetris, nyeri bila di tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga
bagian, fudus yang merupakan tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba
fallopi, korpus yang merupakan bagian utama yang mengelilingi cavum
uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi yang menghubungkan
korpus dengan serviks dan dikenal sebagai sekmen uterus bagian bawah
pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
peremajaan endometrium, kehamilan dan persalinan.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1) Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu
lapisan membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan lapisan
permukaan padat, lapisan tengah jaringan ikat yang berongga,dan
lapisan dalam padat yang menghubungkan indometrium dengan
miometrium.
2) Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos
yang membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal membentuk lapisan
luar miometrium, paling benyak ditemukan di daerah fundus, membuat
lapisan ini sangat cocok untuk mendorong bayi pada persalinan.
3) Peritonium perietalis suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus
uteri, kecuali seperempat permukaan anterior bagian bawah, di mana
terdapat kandung kemih dan serviks. Tes diagnostik dan bedah pada
uterus dapat dilakukan tanpa perlu membuka rongga abdomen karena
peritonium perietalis tidak menutupi seluruh korpus uteri.
4. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap
stimulai esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama
selama siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil
dari mukosa vagina dapat digunakan untuk mengukur kadar hormon seks
steroid. Cairan vagina berasal dari traktus genetalis atas atau bawah.
Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus vagina dan glikogen
mempertahankan keasaman. Apabila pH nik diatas lima, insiden infeksi
vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina
mempertahankan kebersihan relatif vagina.

1.1.3 Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain,
dengan bantuan.
1.1.3.1 Partus dibagi menjadi 4 kala :
1. Kala I
Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol
sampai pembukaan lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung
12 jam sedangkan untuk multigravida 8 jam. (Manuaba, 2010; hal. 173).
Kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu :
1) Fase laten berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lamban
sampai servik membuka sampai 3 cm
2) Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
a. Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan cm menjadi 5 cm.
b. Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung cepat dari 5 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali dalam 2 jam
pembukaan 9 cm menuju lengkap (10 cm).
2. Kala II
Kala II dimulai ketika pembukaan servik sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir sampai bayi lahir. Kala II disebut juga kala pengeluaran bayi.
(JNPK-KR Depkes RI, 2008; hal. 77). Proses ini biasanya berlangsung 2
jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Yeyeh, 2009; hal. 6)
3. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. (Saifuddin, 2008; hal. 101)
Menurut JNPK-KR Depkes RI (2008; hal. 96) tanda- tanda lepasnya
plasenta yaitu adanya perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat.
4. Kala IV
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post
partum. (Saifuddin, 2008; hal. 101)
Observasi yang harus dilakukan adalah :
1) Tingkat kesadaran
2) Tanda-tanda vital
3) Kontraksi uterus
4) Adanya perdarahan
5) Kandung kencing
5. Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor ibu, faktor
janin, dan faktor persalinan pervaginam.
1) Faktor Ibu
a. Paritas
Menurut panduan Pusdiknakes 2013, paritas adalah jumlah kehamilan
yang mampu menghasilkan janin hidup di luar rahim (lebih dari 28
minggu). Paritas menunjukkan jumlah kehamilan terdahulu yang telah
mencapai batas viabilitas dan telah dilahirkan, tanpa mengingat
jumlah anaknya ( Oxorn, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia paritas adalah keadaan kelahiran atau partus. Pada
primipara robekan perineum hampir selalu terjadi dan tidak jarang
berulang pada persalinan berikutnya (Sarwono, 2014).
b. Meneran
Secara fisiologis ibu akan merasakan dorongan untuk meneran bila
pembukaan sudah lengkap dan reflek ferguson telah terjadi. Ibu harus
didukung untuk meneran dengan benar pada saat ia merasakan
dorongan dan memang ingin mengejang (Jhonson, 2014). Ibu
mungkin merasa dapat meneran secara lebih efektif pada posisi
tertentu (JHPIEGO, 2012).

2) Faktor Janin
a. Berat Badan Bayi Baru lahir
Makrosomia adalah berat janin pada waktu lahir lebih dari 4000 gram
(Rayburn, 2011). Makrosomia disertai dengan meningkatnya resiko
trauma persalinan melalui vagina seperti distosia bahu, kerusakan
fleksus brakialis, patah tulang klavikula, dan kerusakan jaringan lunak
pada ibu seperti laserasi jalan lahir dan robekan pada perineum
(Rayburn, 2011).
b. Presentasi
Menurut kamus kedokteran, presentasi adalah letak hubungan sumbu
memanjang janin dengan sumbu memanjang panggul ibu (Dorland,
2012).
c. Presentasi Muka
Presentasi muka atau presentasi dahi letak janin memanjang, sikap
extensi sempurna dengan diameter pada waktu masuk panggul atau
diameter submentobregmatika sebesar 9,5 cm. Bagian terendahnya
adalah bagian antara glabella dan dagu, sedang pada presentasi dahi
bagian terendahnya antara glabella dan bregma (Oxorn, 2013).
d. Presentasi Dahi
Presentasi dahi adalah sikap ekstensi sebagian (pertengahan), hal ini
berlawanan dengan presentasi muka yang ekstensinya sempurna.
Bagian terendahnya adalah daerah diantara margo orbitalis dengan
bregma dengan penunjukknya adalah dahi. Diameter bagian terendah
adalah diameter verticomentalis sebesar 13,5 cm, merupakan diameter
antero posterior kepala janin yang terpanjang (Oxorn, 2013).
e. Presentasi Bokong
Presentasi bokong memiliki letak memanjang dengan kelainan dalam
polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah dengan penunjuknya
adalah sacrum. Berdasarkan posisi janin, presentasi bokong dapat
dibedakan menjadi empat macam yaitu presentasi bokong sempurna,
presentasi bokong murni, presentasi bokong kaki, dan presentasi
bokong lutut (Oxorn, 2013).
3) Faktor Persalinan Pervaginam
a. Vakum ekstrasi
Vakum ekstrasi adalah suatu tindakan bantuan persalinan, janin
dilahirkan dengan ekstrasi menggunakan tekanan negatif dengan alat
vacum yang dipasang di kepalanya ( Mansjoer,2012).
b. Ekstrasi Cunam/Forsep
Ekstrasi Cunam/Forsep adalah suatu persalinan buatan, janin
dilahirkan dengan cunam yang dipasang di kepala janin (Mansjoer,
2012). Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu karena tindakan
ekstrasi forsep antara lain ruptur uteri, robekan portio, vagina, ruptur
perineum, syok, perdarahan post partum, pecahnya varices vagina
(Oxorn, 2013).
c. Embriotomi adalah prosedur penyelesaian persalinan dengan jalan
melakukan pengurangan volume atau merubah struktur organ tertentu
pada bayi dengan tujuan untuk memberi peluang yang lebih besar
untuk melahirkan keseluruhan tubuh bayi tersebut (Syaifudin, 2012).
d. Persalinan Presipitatus
Persalinan presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat
cepat, berlangsung kurang dari 3 jam, dapat disebabkan oleh
abnormalitas kontraksi uterus dan rahim yang terlau kuat, atau pada
keadaan yang sangat jarang dijumpai, tidak adanya rasa nyeri pada
saat his sehingga ibu tidak menyadari adanya proses persalinan yang
sangat kuat (Cunningham, 2012).

1.1.4 Klasifikasi
Menurut buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), derajat ruptur
perineum dapat dibagi menjadi empat derajat, yaitu :
1.1.4.1 Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah:
1. Vagina
2. Komisura posterior
3. Kulit perineum
1.1.4.2 Ruptur perineum derajat dua, dengan robekan yang mengalami robekan
adalah :
1. Mukosa Vagina
2. Komisura posterior
3. Kulit perineum
4. Otot perineum
1.1.4.3 Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami
robekan adalah:
1. Sebagaimana ruptur derajat dua
2. Otot sfingter ani
1.1.4.4 Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan
adalah :
1. Sebagaimana ruptur derajat tiga
2. Dinding depan rectum

1.1.5 Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut
“involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni
memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh
lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang
terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak menganga
Seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam
cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari
pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan
yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium
terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti
sedia kala.
Nifas dibagi dalam tiga periode :
1.1.5.1 Post partum daini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri,
berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
1.1.5.2 Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
1.1.5.3 Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
1.1.6 Manifestasi Klinis
1.1.6.1 Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
1.1.6.2 Keluar darah segar terus menerus setelah persalinan
1.1.6.3 Nyeri yang hebat
1.1.6.4 Peningkatan suhu
1.1.6.5 Perasaan kandug kemih yang penuh dan ketidakmampuan mengosongkan
1.1.6.6 Perluasan hematoma
1.1.6.7 Muka pucat,dingin, kulit lembab, peningkatan HR , chest pain, batuk.

1.1.7 Komplikasi
1.1.7.1 Pembengkakan payudara
1.1.7.2 Mastitis (peradangan pada payudara)
1.1.7.3 Endometritis (peradangan pada endometrium)
1.1.7.4 Post partum blues
1.1.7.5 Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri, kemerahan
pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari jalan lahir
selam persalinan atau sesudah persalinan

1.1.8 Pemeriksaan Penunjang


1.1.8.1 Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
1. Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
2. Keadaan umum: TTV, selera makan dll
3. Payudara: air susu, putting
4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5. Sekres yang keluar atau lochea
1.1.8.2 Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2010
1. Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
2. Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.
1.1.9 Penatalaksanaan Medis
1.1.9.1 Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan) 6-8
jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan
kiri
1.1.9.2 Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar
dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa
nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
1.1.9.3 Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
1.1.9.4 Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

1.2 Konsep Masa Nifas


1.2.1 Defenisi
Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan terakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil), masa
nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Periode postpartum adalah masa dari
kelahiran plasenta dan selaput janin, (menandakan akhir periode intrapartum)
hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Islami,
2015:5).
Depresi pasca melahirkan memiliki dampak buruk pada ibu dan juga
perkembangan anak. Depresi pasca melahirkan dikaitkan dengan berbagai
konsekuensi buruk seperti gangguan interaksi ibu-bayi, fungsi sosial dan
emosional bayi, dan gangguan perkembangan kognitif pada bayi. Selain itu,
depresi pasca melahirkan mempengaruhi hubungan perkawinan dan pribadi, serta
memiliki dampak negatif yang besar terhadap keluarga (Timothy et al,2017:19).
1.2.2 Tujuan Perawatan Masa Post Partum
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2) Melaksanakan skrinning yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya, dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan KB.
1.2.3.1 Involusi tempat placenta
Mengecil dengan cepat pada akhir minggu ke-2 yaitu 3-4 cm dan pada
akhir masa nifas 1 – 2 cm.
1.2.3.2 Pembuluh darah rahim
Setelah persalinan pembuluh-pembuluh darah akan mengecil kembali
karena darah yang diperlukan tidak sebanyak waktu hamil.
1.2.3.3 Servik dan vagina
Beberapa hari stelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2
jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak karena robekan dalam
persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari
saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis
serfikalis. Pada servik terbentuk sel-sel otot baru, pada minggu ketiga
post partum rugae kembali nampak, luka pada jalan lahir bila tidak
disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
1.2.3.4 Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
namun berangsur-angsur akan pulih kembali dalam 6 minggu.
1.2.3.5 Saluran kencing
Dapat terjadi udem, dan hyperemia, pada masa nifas (puerperium)
kandung kemih kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga
kandung kencing masih terdapat urine residual. Sisa urine dan trauma
kandung kemih waktu persalinan akan memudahkan terjadinya infeksi.
1.2.3.6 Laktasi
Keadaan buah dada / payudara 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan
kolostrum. Mulai 3 hari post partum buah dada membesar, keras dan
nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu dan kalau areola mamae
dipijat, keluarlah cairan putih dari puting susu.
1.2.3.7 Lokea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam nifas.
1.2.3.8 Macam-macam lochea :
1) Lochea rubra (hari 1 - 4)
Jumlahnya sedang, berwarna merah dan terutama darah
2) Lochea serosa (hari 4 – 8)
Jumlahnya berkurang dan berwarna merah muda (hemoserosa)
3) Lochea alba (hari 8 – 14)
Jumlahnya sedikit, berwarna putih atau hampir tidak berwarna
4) Lochea purulenta
Bila terjadi infeksi, keluar cairan nanah berbau busuk.
1.2.3.9 Perubahan-perubahan penting lainya
1) Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai
shunt antara sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan shunt
akan hilang secara tiba-tiba, sehingga volume darah ibu relatif akan
bertambah dan dapat menimbulkan beban pada jantung sehingga
dapat menimbulkan decompensasi cordis. Keadaan ini dapat diatasi
dengan mekanisme kompensasi timbulnya hemokonsentrassi. Hal ini
terjadi pada hari ke 3 sampai 15 hari post partum.
2) Laktasi
Sejak kehamilan muda sudah terdapat persiapan-persiapan pada
kelenjar mamae, perubahan pada kedua mammae antara lain :
(a) Proliferasi jaringan, terutama kelenjar – kelenjar dan alveolus
mammae dan lemak.
(b) Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang
dapat dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum).
(c) Hipervaskularisasi, terdapat pada permukaan maupun pada
bagian dalam mammae.
(d) Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron
terhadap hipofise hilang dan berpengaruh timbulnya hormon
laktogenic (prolaktin), sehingga mammae yang terlah
dipersiapkan terpengaruhi dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi
air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium
kelenjar-kelenjar susu berkontraksi sehingga terjadi pengeluaran
air susu yang berlangsung pada hari 2-3 post partum.
1.2.4 Masalah Psikologis Yang Sering Terjadi
Kehamilan, kelahiran dan perubahan menjadi orang tua menyebabkan
terjadinya keadaan krisis yang membutuhkan adaptasi, apabila adaptasi tersebut
tidak berhasil, maka wanita tersebut akan mengalami depresi. Masalah kesehatan
jiwa yang sering dialami wanita (Kobllinsky, et al, 1993) yaitu :
1.2.4.1 Post Partum Blues
Merupakan depresi pada masa kehamilan, relative rendah namun
meningkat dalam 12 bulan pertama setelah melahirkan.
Umumnya gejala terjadi antara hari ke 3 sampai hari ke 10, seperti
menangis, sangat lelah, insomnia, mudah tersinggung, sulit konsentrasi.
Berakhir dalam 24 – 48 jam. Ada korelasi positif dengan riwayat
ketegangan sebelum menstruasi dan keadaan hormonal yang tidak stabil.
1.2.4.2 Depresi Post Partum
Sama dengan gejala depresi yang dialami dalam kehidupan pada waktu
lain. Gejala umumnya terjadi pada 3 bulan pertama setelah melahirkan
atau sampai bayi berusia 1 tahun. Kemungkinan penyebabnya biologis,
psikososial & sosial.
Dialami sekitar 20% ibu post partum. Ada korelasi positif dengan : BBL
bayi rendah, masalah perilaku, keluhan somatik, pola pertumbuhan buruk.
Akibatnya bisa menimpa ibu maupun anak & dapat terus terjadi sampai
tahun kedua setelah kelahiran (Oates, 1995).
1.2.4.3 Post Partum Psikosis
Jarang terjadi, gejala terlihat dalam 3 – 4 minggu setelah melahirkan.
Gejala seperti delusi dan halusinasi, penyebab pasti belum diketahui. Hal
ini biasanya dialami oleh ibu yang mengalami keguguran atau kematian
bayi dalam kandungan/setelah dilahirkan.
1.2.5 Penanganan Masa Nifas (Puerperium)
1.2.5.1 Kebersihan diri
1) Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh
2) Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah alat kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa klien mengerti untuk
membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang,
baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu
untuk membersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya 2x sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci
dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari dan disetrika.
4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
5) Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada
ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
1.2.5.2 Istirahat
1) Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan
berlebihan.
2) Sarankan untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
3) Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam:
a) Mengurangi jumlah asi yang diproduksi
b) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri.
1.2.5.3 Latihan
1) Diskusikan pentingnya otot-otot panggul kembali normal. Ibu akan
merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada panggul.
2) Jelaskan pentingnya latihan untuk memperkuat tonus otot jalan lahir
dan dasar panggul (kelgel exercise). Mulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5
kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus
mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
1.2.5.4 Gizi
1) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
2) Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup
3) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari post partum.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayi melalui air asinya.
1.2.5.5 Perawatan payudara
1) Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada puting susu
2) Menggunakan Bra yang menyokong payudara
3) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar puting susu setiap kali menyusui. Tetap menyusui dimulai
dari puting susu yang tidak lecet.
4) Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan menggunakan sendok.
5) Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet.
6) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu dan gunakan sisi
tangan untuk mengurut payudara.
7) Keluarkan ASI sebagian dari depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
8) Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
9) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
1.2.5.6 Senggama
1) Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri
2) Banyaknya budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai pada masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
1.2.6 Pengamatan Pada Masa Nifas
1) Keadaan umum ibu
2) Suhu tubuh
3) Nadi dan tekanan darah
4) Miksi
5) Defekasi
6) Tinggi fundus uteri
7) Lochea
8) Payudara
1.2.7 Perlunya Asuhan Masa Nifas
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
2) Deteksi masalah, pengobatan dan rujukan
3) Penyuluhan kesehatan
4) Pelayanan KB
1.2.8 Pemeriksaaan Post Natal Atau Post Partum
1) Pemeriksaan umum : tanda-tanda vital, keluhan
2) Payudara : ASI, puting susu
3) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, dll
4) Sekret yang keluar (lochea, fluor albus)
5) Keadaan alat reproduksi
1.2.9 Discharge Planning
1) Fisiotherapi post natal
2) Menyusui bayi
3) Melakukan gymnastik sehabis bersalin
4) Merencanakan KB untuk menjarangkan kehamilan
5) Mengimunisasi bayi
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan
1.3.1 Pengkajian

1.3.1.1 Biodata klien


Biodata klien berisi tentang : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku,
agama, alamat, no. medical record dan tanggal pengkajian.
Biodata suami : nama suami, umur, pendidikan, pekerjaan, suku, agama,
alamat.

1.3.1.2 Keluhan utama


Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.

1.3.1.3 Riwayat haid


Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar,
konsistensi, siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal
partus.

1.3.1.4 Riwayat perkawinan


Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah
perkawinan sah atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?

1.3.1.5 Riwayat obstetric :


1. Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG,
Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional
dan impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang
diperoleh.
2. Riwayat persalinan
1) Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
2) Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam,
keadaan lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas
setelah melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada
payudara, kesulitan eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon
dan support keluarga.
3) Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his,
pembukaan, bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan,
dengan episiotomi atau tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar
vagina, dilakukan anastesi atau tidak, panjang tali pusat, lama
pengeluaran placenta, kelengkapan placenta, jumlah perdarahan.
4) Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis
atau tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor,
Jenis kelamin Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah
dilakukan bonding attatchment secara dini dengan ibunya, apakah
langsung diberikan ASI atau susu formula.
5) Riwayat KB & perencanaan keluarga : Kaji pengetahuan klien dan
pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
6) Riwayat penyakit dahulu : Penyakit yang pernah diderita pada masa
lalu, bagaimana cara pengobatan yang dijalani, dimana mendapat
pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita sampai saat ini atau
kambuh berulang-ulang ?
7) Riwayat psikososial-kultural : Adaptasi psikologi ibu setelah
melahirkan, pengalaman tentang melahirkan, apakah ibu pasif atau
cerewet, atau sangat kalm. Pola koping, hubungan dengan suami,
hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga lain,
dukungan social dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga
untuk memberikan perawatan kepada klien. Adakah masalah
perkawinan, ketidak mampuan merawat bayi baru lahir, krisis
keluarga. Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan, bingung dan
mudah menangis. Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian,
ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya emosi yang positif,
perasaan tidak berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya
atau bayinya.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan
dengan budaya pada perawatan post partum, makanan atau
minuman, menyendiri bila menyusui, pola seksual, kepercayaan dan
keyakinan, harapan dan cita-cita.
8) Riwayat kesehatan keluarga : Adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit yang diturunkan secara genetic, menular,
kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita
oleh keluarga.
9) Profil keluarga : Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan
orang terdekat, sibling, type rumah, community seeting, penghasilan
keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam kegiatan
masyarakat.
10) Kebiasaan sehari-hari :
a. Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah,
jenis makanan (Kalori, protein, vitamin, tinggi serat),
freguensi, konsumsi snack (makanan ringan), nafsu makan,
pola minum, jumlah, freguensi,.

b. Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa


tidak nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan
selimut, lampu atau remang-remang atau gelap, apakah
mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum).

c. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan,


adakah inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin),
hilangnya kontrol blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau
retensi urine karena rasa talut luka episiotomi, apakah perlu
bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi, rasa takut
BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
d. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,
penggunaan pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian,
tatarias rambut dan wajah.

e. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah


melahirkan, kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi,
kemampuan bekerja dan menyusui.

1.3.1.6 Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan Umum : Tingkat energi dan tingkat kesadaran.
2. BB, TB, LILA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung
bradi cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
3. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
4. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola
dan puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau
pembengkakan, benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum.
Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
5. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi
fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi
uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
6. Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang
vagina (licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang.
Perineum : Keadaan luka episiotomy, echimosis, edema,
kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan
darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus
: hemoroid dan trombosis pada anus.
7. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila
dipalpasi, kekuatan otot.
8. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb
< 10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
2) Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.

1.3.2 Diagnosa Keperawatan


Merupakan pernyataan yang menjelaskan status kesehatan baik aktual
maupun potensial. Perawat memakai proses keperawatan dalam mengidentifikasi
dan mengsintesa data klinis dan menentukan intervensi keperawatan untuk
mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang
menjadi tanggung jawabnya. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien
Postpartum :

1.3.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pecedera fisik (sobekan pada
jalan lahir) (SDKI D.0077)

1.3.2.2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak cukupan energi


untuk melakukan aktivitas setelah melahirkan (SDKI D.0058)

1.3.2.3 Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurang terpapar


informasi tentang pentingnya menyusui (SDKI D.0029)

1.3.2.4 Risiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan atau kerusakan


kulit, rupture ketuban lama (SDKI D.0142)
1.3.3 Intervensi keperawatan (SIKI)
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pecedera Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen nyeri I.08238
fisik (sobekan pada jalan lahir) (SDKI selama 1 x 7 jam, diharapkan nyeri akut Observasi :
D.0077) dapat tercapai secara optimal. Kriteria 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
SLKI L.08066 2. Identifikasi skla nyeri
1. Keluhan nyeri menurun (5) 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
2. Meringis menurun (5) 4. Identifikasi faktor yang memperberat
3. Perineum terasa terteka menurun (5) dan memperingan nyeri
4. Pola tidur membaik (5) Terapeutik :
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat
dan memperingankan nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan strategi meredakan nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
3. Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan Manajemen energi I.05178
ketidak cukupan energi untuk melakukan selama 1 x 7 jam, diharapkan intoleransi Observasi :
aktivitas (SDKI D.0058) aktivitas dapat tercapai secara optimal. 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
Kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
SLKI L.05047 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
1. Kemudahan dalam melakukan aktivitas 3. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
sehari-hari meningkat (5) selama melakukan aktivitas
Terapeutik :
2. Kekuatan tubuh bagian atas meningkat 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
(5) stimulus
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau
3. Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat aktif
(5) 3. Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
4. Perasaan lemah menurun (5) Edukasi :
1. Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
2. Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan.
Menyusui tidak efektif berhubungan dengan Setelah diberikan asuhan keperawatan Edukasi menyusui I.12393
kurang terpapar informasi tentang selama 1 x 7 jam, diharapkan menyusui Observasi :
pentingnya menyusui (SDKI D.0029) tidak efektif dapat tercapai secara 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
optimal. Kriteria hasil : menerima informasi
SLKI L.05047 2. Identifikasi tujuan atau keinginan
1. Perlekatan bayi pada payudara ibu menyusui
meningkat (5) Terapeutik :
1. Sediakan materi dan media pendidikan
2. Kemampuan ibu memposisikan bayi kesehatan
dengan benar meningkat (5) 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Tetesan/pancaran ASI meningkat (5) 3. Dukung ibu meningkatkana kepercayaan
diri dalam menyusui
Edukasi :
1. Berikan konseling menyusui
2. Jeleaskan manfaat menyusui bagi ibu
dan bayi
3. Ajarkan perawatan payudara post
partum
Risiko infeksi berhubungan dengan trauma Setelah diberikan asuhan keperawatan Pencegahan infeksi L. 14539
jaringan atau kerusakan kulit, rupture selama 1 x 7 jam, diharapkan risiko infeksi Observasi :
ketuban lama (SDKI D.0142) dapat tercapai secara optimal. Kriteria 1. Monitor tandan dan gejala infeksi lokan
hasil : dan sitemik
SLKI L.14137 Terapeutik :
1. Kemerahan menurun (5) 1. Berikan perawatan kulit pada area
2. Nyeri menurun (5) edema
3. Bengkak menurun (5) 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien
3. Pertahankan teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci tangan yang
benar
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika
perlu
1.3.4 Implemetasi Keperawatan
Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan realisasi dari pada rencana
tindakan yang telah ditetapkan meliputi tindakan independent, depedent,
interdependent. Pada pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan, validasi, rencan
keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan dan pengumpulan data.

1.3.5 Evaluasi Keperawatan


Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data
subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan
keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi ini merupakan
langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 1 November 2021,
pukul 10.30 WIB. Di ruang VK Puskesmas Pahandut Palangka Raya,
dengan tehnik anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan fisik, dan
data dari buku keperawatan klien, di dapatkan data-data sebagai berikut.

2.1.1 Identitas Klien & Penanggung Jawab


2.1.1.1 Identitas Klien:
Nama Ny. A Tempat Tanggal Lahir Bukit Pinang ,12 Mei 1983 Agama
Islam Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Pendidikan Terakhir SD Pekerjaan
IRT Gol. Darah AB Alamat Jln. Bukit Pinang Diagnosa Medis Post
Partum, tanggal kunjungan ke puskesmas 1 November 2021, tanggal
pengkajian 1 November 2021.
2.1.1.2 Identitas Penanggung Jawab:
Nama Tn. B Umur 33 tahun Jenis kelamin Laki-laki Agama Islam
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Pendidikan Terakhir SMA Pekerjaan
Swasta Gol. Darah (-) Alamat Alamat Jln. Bukit Pinang dengan klien
suami
2.1.2 Status Kesehatan
2.1.2.1 Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :
Klien mengatakan “nyeri pada jalan lahir”
2.1.2.2 Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Klien mengatakan sebelum di bawa oleh keluarga ke Puskesmas Pahandut
klien merasakan perut mulas-mulas dan keluar sedikit cairan bening
berlendir bercampur darah dari jalan lahir. Karena kontraksi yang dirasa
semakin kuat klien meminta keluarga untuk di antar ke Puskesmas
Pahandut. Sampai di Puskesmas pada tanggal 1 November 2021 pukul
03.30 WIB, klien dilakukkan pemeriksaan TTV : tekanan darah: 120/90
mmHg, suhu: 36,80C, nadi: 92x/menit,kemudian dilakukkan pemasangan
infus RL, dan dilakukan pemeriksaan DJJ 120x/m, TFU 34 cm, His
(kontraksi) 4x/10 menit, VT sudah pembukaan lengkap, porsio tidak
teraba. Bayi lahir segera spontan menangis kuat pada tanggal 1 November
2021 pukul 07.30 WIB
2.1.2.3 Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan belum pernah masuk puskesmas saat melahirkan anak
ketiga
2.1.2.4 Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan bahwa anggota keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit menular.
2.1.3 Riwayat Obstetric Dan Ginekologi
2.1.3.1 Riwayat Ginekologi:
1. Riwayat Menstruasi :
Menarche: 13 tahun, Siklus: 26 hari, Lamanya Haid: 5-6 hari,
Banyaknya: 3-4 x/hari ganti pembalut, Sifat Darah (warna, bau,
cair/gumpalan, dysmenorhoe): merah tua, bau amis, dan cair, Gangguan
sewaktu menstruasi tidak ada, Gejala pre menstruasi nyeri pada
payudara, HPHT: 26 Januari 2021, Taksiran Persalinan: 4 November
2021.
2. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri):
Lamanya pernikahan sudah 1,5 tahun dengan pernikahan yang ke 2.
3. Riwayat Keluarga Berencana:
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil KB suntik 1
bulan, Waktu dan lamanya penggunaan 1 tahun, Apakah ada masalah
dengan cara tersebut tidak ada, Jenis, kontrasepsi yang direncanakan
setelah persalinan sekarang KB Suntik, Berapa jumlah anak yang
direncanakan oleh keluarga 4.
2.1.3.2 Riwayat Obstetri :
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G5 P3 A1
2. Riwayat Kehamilan Sekarang:
Amenorhoe: tidak ada, Keluhan waktu hamil pusing dan mual muntah,
Gerakan anak pertama di rasakan 20 mgg, Imunisasi : TT, Penambahan
BB selama hamil 7 kg, Pemeriksaan kehamilan : teratur, Tempat
pemeriksaan dan hasil pemeriksaan Puskesmas Pahandut dengan hasil
baik.
2.1.4 Pemeriksaan Fisik
Subjektif Objektif
1. Keadaan Umum Suhu 36,8 0C
BB sebelum hamil 45 kg Nadi 92 x/menit
Pernafasan 20x/menit
Tekanan Darah 110/80 mmHg
BB 52 kg
Tinggi Badan 146cm
Kesadaran : Compos Menthis
Turgor kulit : Baik
2. Kepala Warna rambut : Hitam
Oedema : tidak ada
3. Muka Hyperpigmentasi : Tidak ada
Rasa bengkak : tidak ada Cloasma gravidarum : tidak ada
Edema : Tidak ada
Muka tampak simetris
4. Mulut
Mukosa mulut & bibir : lembab
Keluhan : Tidak ada
Keadaan gigi : Utuh
Fungsi pengecapan : Normal
Keadaan mulut : Bersih
Fungsi menelan : Baik
5. Mata
Ukuran Pupil : 4 mm
Keluhan : Tidak ada
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera: Putih
Fungsi Penglihatan : Baik
6. Hidung
Reaksi alergi : Tidak ada
Keluhan : Tidak ada
Pernah Flu : Pernah
7. Telinga
Keadaan : Bersih
8. Leher Pendengaran: Baik
Pembengkakan : Tidak ada Pembesaran kel. Tyroid : Tidak ada
Distensi Vena Jugularis : Tidak ada
9. Daerah dada Sesak nafas : Tidak ada
Jantung dan paru-paru : Batuk : Tidak ada
Normal Sakit dada : Tidak ada
Suara napas : Vesikuler
Bunyi jantung : S1, S2 Tunggal
10. Payudara Bentuk : Simetris
Keadaan puting susu : Menonjol
Hyperpigmentasi aerola : ada
Keadaan/kebersihan : bersih
Cairan yang keluar : ASI (Colostrum)
11. Abdomen Tinggi TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi Uterus : Ada
Striae gravidarum : Ada
12. Genitalia Eksterna Bising usus : 10 x/m

Terdapat jahitan 8 perineum , jahitan


bagian dalam 4 jahitan, jahitan bagian
tengah 4 jahitan , bentuk luka tidak
beraturan , sedikit kotor dan berbau
khas, masih keluar darah di pembalut
3, lochea rubra warna merah
kehitaman berjumlah ± 30-40 cc.
Tanda REEDA
Redness (kemerahan) : tidak ada
kemerahan
Edema (bengkak) : tidak terjadi
bengkak
Echimosis (memar) : tidak ada
memar Drainage (rembesan) : tidak
13. Anus rembes
14. Ekstermitas Approximatly (jahitan tidak menyatu)
: jahitan menyatu Hemoroid : Tidak
ada
Refleks patela : tidak dikaji
Varises : tidak ada
15. Pemeriksaan Dalam Oedema : tidak ada
Vulva/vagina :
- Edema/tumor/penyempitan :
Tidak ada
Portio :
- Konsistensi : Cair
- Pendataran : 5/5
- Pembukaan : lengkap
- Hodge/bagian terendah : 1
- Selaput Ketuban : Utuh (+)
- Presentasi : Kepala
- Posisi : Presentasi Kepala

2.1.5 Pola Aktivitas Sehari-Hari


2.1.5.1 Pola Nutrisi :
Frekuensi makan: 3 x/ hari, Jenis makanan: lauk, sayur dan nasi, Makanan
yang disukai: sop, nasi goreng dan ayam goreng Makanan yang tidak disukai:
makanan yang pahit, Makanan pantang / alergi: seafood, Nafsu makan: baik, Porsi
makan: 1 porsi, Minum (jumlah dan jenis): 1500 cc air putih dan teh
2.1.5.2 Pola Eliminasi
1. Buang Air Kecil (BAK):
Frekuensi: 3-4 x/hari, Warna: kuning kecoklatan, Bau: khas amoniak,
Masalah / Keluhan: tidak ada masalah
2. Buang Air Besar (BAB):
Frekuensi: 1x/ hari, Warna: coklat, Bau: khas, Konsistensi: lembek,
Masalah / Keluhan: tidak ada
2.1.5.3 Pola tidur dan istirahat:
Waktu tidur: siang dan malam, Lama tidur/hari: siang 1-3 jam, malam 6-7
jam, Kebiasaan pengantar tidur: tidak ada, Kebiasaan saat tidur: tidak ada,
Kesulitan dalam tidur: tida ada
2.1.5.4 Pola aktivitas dan latihan:
Kegiatan dalam pekerjaan: hanya menyapu rumah dan memasak, Olah
raga: jalan- jalan di sekitar rumah, Mobilisasi dini: -, Kegiatan di waktu luang:
berkunjung ke rumah keluarga
2.1.5.5 Personal Hygiene :
Kulit: bersih, Rambut: bersih, Mulut & Gigi: bersih, Pakaian: rapi, Kuku:
bersih Vulva Hygiene:-
2.1.5.6 Ketergantungan fisik :
Merokok: tidak ada, Minuman keras: tidak ada, Obat-obatan: tidak ada,
Lain-lain: tidak ada
2.1.6 Aspek Psikososial Dan Spiritual
2.1.6.1 Pola pikir dan persepsi
1. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat bayi: iya
2. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya: iya
3. Jenis kelamin yang diharapkan: perempuan
4. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah: suami
5. Apakah hamil ini diharapkan: iya
2.1.6.2 Persepsi diri
1. Hal yang amat dipikirkan saat ini : memikirkan bayi lahir dengan
selamat dan sehat.
2. Harapan setelah menjalani perawatan : agar cepat pulih dan kembali
beraktivitas seperti biasanya
3. Perubahan yang dirasa setelah hamil: Terasa perut semakin membesar
dan kencang.
2.1.6.3 Konsep diri
a. Body Image : Klien dapat
menerima proses persalinannya
b. Peran : Klien sebagai istri dan
ibu untuk anak-anaknya
c. Ideal Diri : Klien ingin cepat
pulih dan beraktifitas lagi
d. Identitas Diri : Klien seorang
perempuan dan ibu rumah tangga
e. Harga Diri : Klien
menghargai dirinya dan orang sekitarnya
2.1.6.4 Hubungan/komunikasi
a. Bicara : jelas
b. Bahasa utama : Bahasa Banjar
c. Yang tinggal serumah : suami dan anak-anaknya
d. Adat istiadat yang dianut : Adat Banjar
e. Yang memegang peranan penting dalam keluarga: Tn. B
f. Motivasi dari suami : Tetap semangat
g. Apakah suami perokok : -
h. Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada kesulitan
2.1.6.5 Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual :Tidak ada gangguan
b. Pemahaman terhadap fungsi seksual post partum : ya klien mengerti
2.1.6.6 Sistem Nilai – Kepercayaan
a. Siapa dan apa sumber kekuatan : Tuhan Yang Maha Esa.
b. Apakah Tuhan, agama, Kepercayaan penting untuk anda :Ya sangat
penting
c. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam frekuensi)
sebutkan : Sholat
d. Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan selama di Rumah
Sakit, sebutkan: berdoa di atas tempat tidur
I. Pengobatan
No. Terapi obat Indikasi Dosis Rute
1. Paracetamol Acetaminophen atau 3x1 Oral
paracetamol adalah obat untuk
penurun demam dan pereda
nyeri, seperti nyeri haid dan
sakit gigi.
2. Amoxicillin Amoxicillin merupakan obat 1x1 Oral
antibiotik generik turunan
Penisilin dengan aktivitas
antibakteri spektrum luas.
Obat ini bersifat bakterisid
yang efektif terhadap bakteri
Gram negatif dan Gram positif
seperti Staphylococci,
Streptococci, Enterococci, S.
pneumoniae, N. gonorrhoeae,
H influenzas, E. coli, dan P.
mirabiis.
3. Vitamin B Vitamin B kompleks adalah 3x1 Oral
kompleks stimulus yang mengubah
makanan menjadi bahan bakar
di dalam tubuh. Jenis vitamin
yang satu ini menjaga fungsi
tubuh agar tetap berjalan.
4. Inf. RL Ringer Laktat adalah cairan 20 IV
infus sebagai sumber elektrolit tpm
dan air u
ntuk hidrasi.
Palangka Raya, 1 November 2021
Mahasiswa

Nuning Pratiwie
2.2 Analisis Data

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN


MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Klien mengatakan nyeri Laserasi/robekan Jalan Nyeri Melahirkan
pada jalan lahir Lahir (D.0079)
- P: Luka sobek perineum
- Q: Nyeri terasa ditusuk-
tusuk
Robekan dinding vagina
- R: Nyeri perineum dan
vagina
- S: skala nyeri 6 (sedang)
- T:Nyeri selama 5 Robekan Jalan Lahir
menit,nyeri hilang
timbul
DO: Nyeri Pasca Melahirkan
- Klien tampak lemah
- Klien tampak
meringis
- Skala Nyeri 6
(sedang)
- TTV
TD = 11/80 mmHg
S = 36,7OC
N = 92x/mnt
RR = 20x/mnt
DS: Klien mengatakan badan Luka pada perineum Intoleransi Aktivitas
terasa lemah (D.0056)
DO:
- Klien tampak lemah
Respon Psikologis
berbaring diatas
tempat tidur
- Pergerakan klien
terbatas. Nyeri pasca melahirkan
- Kebutuhan ADL klien
dibantu oleh keluarga
dan perawat. Intoleransi aktivitas
- Skala aktivitas 3
(Memerlukan
bantuan,pengawasan
orang lain dan
peralatan)
- TTV
TD = 11/80 mmHg
S = 36,7OC
N = 92x/mnt
RR = 20x/mnt
2.3 Prioritas Masalah

1. Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin ditandai dengan


klien mengatakan nyeri pada jalan lahir, P: Luka sobek perineum, Q: Nyeri
terasa ditusuk-tusuk, R: Nyeri perineum dan vagina, S: skala nyeri 6
(sedang), T:Nyeri selama 5 menit,nyeri hilang timbul, klien tampak lemah,
klien tampak meringis, dan TTV : TD = 11/80 mmHg, S = 36,7OC, N =
92x/mnt, RR = 20x/mnt.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh setelah
melahirkan ditandai dengan klien mengatakan badan terasa lemah, klien
tampak lemah berbaring diatas tempat tidur, pergerakan klien terbatas,
kebutuhan ADL klien dibantu oleh keluarga dan perawat, skala aktivitas 3
(Memerlukan bantuan,pengawasan orang lain dan peralatan) dan TTV : TD
= 11/80 mmHg, S = 36,7OC, N = 92x/mnt, RR = 20x/mnt.
2.4 Rencana Keperawatan
Nama Pasien : Ny. A
Ruang Rawat : VK Puskesmas Pahandut
Diagnosa Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
1. Nyeri pasca melahirkan Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi skala nyeri : 1. Untuk mengetahui tingkat
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 7 Lokasi, Karakteristik, nyeri klien.
pengeluaran janin ditandai jam, diharapkan nyeri akut durasi, frekuensi, kualitas,
dengan klien mengatakan dapat tercapai secara intensitas nyeri
nyeri pada jalan lahir, P: optimal. Kriteria hasil : 2. Kontrol lingkungan yang 2. Membuat klien lebih
Luka sobek perineum, Q: SLKI L.08066 memberat rasa nyeri : suhu nyaman
Nyeri terasa ditusuk-tusuk, 1. Keluhan nyeri menurun (5) ruangan
R: Nyeri perineum dan 2. Meringis menurun (5) 3. Berikan teknik 3. Untuk membantu
vagina, S: skala nyeri 6 3. Perineum terasa terteka nonfarmokologi : Teknik menurunkan dan rasa nyeri
(sedang), T:Nyeri selama 5 menurun (5) Relaksasi klien
menit,nyeri hilang timbul, 4. Pola tidur membaik (5) 4. Jelaskan strategi meredakan 4. Supaya pasien dapat
klien tampak lemah, klien nyeri: Pendkes tentang cara meredakan nyeri yang
tampak meringis, dan TTV mengatasi nyeri dirasakan
: TD = 11/80 mmHg, S = 5. Kolaborasi pemberian 5. Membantu pengobatan
36,7OC, N = 92x/mnt, RR analgetik : Paracetamol supaya klien cepat
= 20x/mnt. sembuh.
2. Intoleransi aktivitas Setelah diberikan asuhan 1. Monitor kelelahan fisik dan 1. Untuk mengetahui
keperawatan selama 1 x 7 emosional tindakan yang akan
berhubungan dengan
jam, diharapkan intoleransi dilakukan berhubungan
kelemahan tubuh ditandai aktivitas dapat tercapai dengan masalah aktivitas
secara optimal. Kriteria 2. Monitor lokasi dan 2. Untuk mengetahui
dengan klien mengatakan
hasil : ketidaknyamanan selama ketidaknyamanan klien
badan terasa lemah, klien SLKI L.05047 melakukkan aktivitas saat melakukkan aktivitas
tampak lemah berbaring 1. Kemudahan dalam 3. Sediakan lingkungan 3. Untuk meningkatkan
melakukan aktivitas sehari- nyaman dan rendah kenyamanan klien
diatas tempat tidur,
hari meningkat (5) stimulus (mis. cahaya,
pergerakan klien terbatas, suara, kunjungan)
2. Kekuatan tubuh bagian atas 4. Anjurkan melakukan 4. Agar pasien tidak terlalu
kebutuhan ADL klien
meningkat (5) aktivitas secara bertahap merasa kelelahan
dibantu oleh keluarga dan 5. Kolaborasi dengan ahli gizi 5. Untuk meningkatkan
3. Kekuatan tubuh bagian tentang cara meningkatkan energi klien dalam
perawat, skala aktivitas 3
bawah meningkat (5) asupan makanan melakukkan aktivitas
(Memerlukan
4. Perasaan lemah menurun
bantuan,pengawasan orang
(5)
lain dan peralatan) dan
TTV : TD = 11/80 mmHg,
S = 36,7OC, N = 92x/mnt,
RR = 20x/mnt.
3.5 Implementasi Dan Evaluasi Keperawata
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Keperawatan Evalusi (SOAP) Nama Perawat
Senin, 1 November Diagnosa 1 : S : Klien mengatakan nyeri sudah
2021 1. Mengidentifikasi skala nyeri : mulai berkurang
Jam 11.30 wib Lokasi, Karakteristik, durasi, O :
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri - Nyeri pada perineum dan
2. Mengontrol lingkungan yang vagina
memberat rasa nyeri : suhu - Suhu ruangan sejuk
ruangan - Klien tampak bisa
3. Memberikan teknik melakukan teknik relaksasi
nonfarmokologi : Teknik Relaksasi napas dalam untuk Nuning Pratiwie
4. Menjelaskan strategi meredakan mengurangi nyeri
nyeri: Pendkes tentang cara
- Klien tampak sudah
mengatasi nyeri
mengerti bagaimana cara
5. Berkolaborasi pemberian analgetik
: Paracetamol mengurangi rasa nyeri
- Skala nyeri 4
- Klien diberikan obat
paracetamol 3x500mg
- TTV
TD = 11/80 mmHg
S = 36,7OC
N = 92x/mnt
RR = 20x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
Senin, 1 November Diagnosa 2 : S : Klien mengatakan tubuhnya
2021 1. Memonitor kelelahan fisik dan masih terasa lemas
Jam 11.40 wib emosional O:
2. Memonitor lokasi dan - Klien tampak berbaring
ketidaknyamanan selama diatas tempat tidur
melakukkan aktivitas - Aktivitas klien tampak
3. Menyediakan lingkungan nyaman dibantu oleh keluarga
dan rendah stimulus (mis. cahaya, - Suasa ruangan cukup tenang
suara, kunjungan) - Suhu ruangan sejuk Nuning Pratiwie
4. Menganjurkan melakukan aktivitas - Suami tampak selalu
secara bertahap
membantuk pasien agar
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi
dapat melakukan aktivitas
tentang cara meningkatkan asupan
makanan secara mandiri
- TTV
TD = 11/80 mmHg
S = 36,7OC
N = 92x/mnt
RR = 20x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI Cetakan I 2016 Cetakan II 2017, Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta Selatan.Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLLKI DPP PPNI Cetakan II 2019. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia.Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI Cetakan II 2019.Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia.Jakarta Selatan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Bobak,M.Irene.2010. Perawatan Maternitas dan Gynekologi.Bandung: VIA


PKP

Mansur, Herawati.2009.Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta :


Salemba Medika.

Manuaba,Ida Bagus.2007.Ilmu Kebidanan,Penyakit kandungan, dan


keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta:EGC

Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum).
Jakarta: TIM.

Anda mungkin juga menyukai