Anda di halaman 1dari 6

Definisi akuntansi

Akuntansi biasanya disebut dengan dunia usaha atau the language of business. Dari segi bahasa disebut
to account ialah menghitung atau mempertanggungjawabkan sehingga menjadi acconting. American
Accounting Assiciation definisi akuntansi sama dengan proses pengidentifikasian, pengukuran dan
pelaporan informasi ekonomi, yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang
pasti dan tegas oleh mereka yang menggunakan informasi keuangan tersebut.

AKUNTANSI SEBAGAI SISTEM INFORMASI

Akuntansi adalah Sistem

Sistem merupakan suatu kesatuan kompleks dan dibentuk dari berbagai komponen yang
saling berhubungan yaitu secara keseluruhan harus memiliki tujuan, input-output, dan lingkungan
untuk mencapai target dasar yang diinginkan. Menurut Chusing (1990), keterlibatan pemakai perlu
dipertimbangkan bahkan pada saat perancangan sistem. Hal ini berorientasi pada pemakai sehingga
dapat membantu membentuk perilaku dan pendekatan yang baik dalam pengemabngan sistem
dalam konteks organisasional.

Keterlibatan pemakai pada pengembangan sistem informasi adalah bagian integral dari
kesuksesan suatu sistem informasi yang termuat dalam empat tahapan siklus hidup
pengembangan sistem (System Development Live Cycle-SDLC), yaitu perencanaan, analisis,
perancangan, implementasi, dan pasca implementasi.

Untuk mengukur keterlibatan tersebut, Iwes dan Olson (1984) mengemukakan enam tahapan
keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, ialah :

1. Tidak ada keterlibatan,

2. Keterlibatan simbolis,

3. Keterlibatan atas ide orang lain,

4. Ketelibatan dengan pengendalian yang lemah,

5. Keterlibatan dengan melakukan, dan

6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat.

Akuntansi adalah Informasi


Akuntansi disamakan dengan informasi dikarenakan dalam seperangkat memiliki
prosedur dengan teknik akuntansi, informasi menjadi lebih dapat diakses secara cepat, relevan, dan
lengkap. Terkait dengan informasi akuntansi, ada beberapa jenis sistem informasi telah
berkembang, yaitu Pemrosesan Data Elektronik (Electronic Data Processing – EDP), Pemrosesan
Data (Data Processing), Sistem Informasi Manajemen (Management Information System-MIS),
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System-DSS), Sistem Pakar (Expert Sistem),
SIstem Informasi Eksekutif (Executif Information System-EIS), dan Sistem Informasi Akuntansi
(Accounting Information System-AIS) yang merupakan bukti bahwa sistem informasi dibuat untuk
memenuhi kebutuhan informasi yang semakin komplikasi. (Linda M., et al., 1988).

Akuntansi sebagai Sistem Informasi

Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi biasanya disebut sebagai “bahasa bisnis” yang mampu
menyediakan dan memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Secara umum,
bahasa dapat diartikan sebagai suatu symbol yang tersusun dengan menggunakan suatu mekanisme
yang telah mempunyai standar baku tersendiri. Akuntansi dikatakan suatu “bahasa” karena
akuntansi berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena,
gejala, dan peristiwa ekonomi yang terjadi didalam organisasi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan sebagai kerangka konseptual untuk tolak ukur saat penggunaanya menyusun
laporan keuangan. Dengan seperti itu, sistem akuntansi dibangun di sekitar aktivitas bisnis
perusahaan dengan struktur tertentu pada organisasi, yang didesain berdasarkan prosedur untuk
mengukur, mencatat, dan menyimpulkan peristiwa-peristiwa ekonomi, menyediakan pengawasan
internal yang dirancang untuk mengamankan aktiva dan mempromosikan efisiensi operasional,
serta mengizinkan perolehan kembali data yang signifikan untuk pelaporan eksternal maupun
internal.

PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN

Akuntansi adalah suatu sistem yang menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh
para pemakainya untuk proses pengambilan keputusan bisnis yang bertujuan memberikan petunjuk
dalam mengenai tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya langka pada
aktivitas bisnis dan ekonomi. Pada proses pemilihan dan penetapan suatu keputusan bisnis, aspek-
aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan terlibat didalamnya

Pihak pemakai laporan keuangan, yaitu :

1. Pemakai Internal

Pemakaian laporan keuangan oleh segi eksternal dimaksudkan untuk melakukan


serangkaian kegiatan evaluasi.

2. Pemakai Eksternal

Pemakaian laporan keuangan oleh segi eksternal difokuskan pada jumlah investasi yang
diselenggarakan. Pihak eksternal bisa mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan
organisasi dan memaksa para akuntan untuk memperhatikan dan memperbaiki akuntansi
agar bisa digunakan secara maksimal oleh pihak eksternal.

Suatu informasi akuntansi dirancang sebagai suatu dasar bagi pengambilan keputusan penting
yang berkaitan dalam perusahaan, dan dimanfaatkan untuk membantu proses perencanaan,
pengoordinasian dan pengendalian yang kompleks, serta aktivitas yang saling berhubungan untuk
memotivasi semua tingkatan pada perusahaan.

Perkembangan akuntansi keperilakuan mengalami peningkatan dengan lahirnya sejumlah


jurnal dan artikel yang berkaitan dengan behavioral atau keperilakuan yang paling terpopuler salah
satunya ialah Behavior Research in Accounting yang diterbitkan oleh American Accounting
Association.

Pada awal perkembangannya, riset mengenai akuntansi keperilakuan mengutamakan pada aspek
akuntansi manajemen khususnya penganggaran (budgeting) dan kemudian bergeser kearah
akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, dan audit. Riset akuntansi keperilakuan dapat
membentuk kerangka dasar (framework) dan arah riset di masa yang akan datang dan memberikan
beberapa manfaat untuk beberapa tujuan sebagai berikut :

1. Mendapatkan gambaran seni terhadap minat khusus dalam bidang baru yang ingin
diperkenalkan,

2. Membantu untuk mengidentifikasi kesenjangan riset,

3. Guna meninjau dan membandingkan dengan membedakan tindakan pemeriksaan serta


melalui subbidang akuntansi, seperti audit, akuntansi manajemen, dan perpajakan.

Kemajuan yang pesat dalam akuntansi keperilakuan membawa akuntansi keperilakuan


menjadi suatu inovasi yang sangat baik dalam pengukuran bisnis serta informasi yang
memungkinkan para direktur eksekutif, keuangan, dan pembuatan rencana strategis lainnya untuk
meningkatkan keputusan yang diambil dan guna mengembangkan kinerja perusahaan. Akuntansi
keperilakuan menggunakan ilmu pengetahuan (metodologi) perilaku untuk memenuhi gambaran
informasi dan mengukur serta melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi suatu keputusan
bisnis, juga menyediakan suatu kerangka yang disusun berdasarkan metode berikut :

1. Untuk memahami serta mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja
perusahaan,

2. Untuk mengukur juga melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan
strategi,

3. Untuk mempengaruhi ide dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi serta
strategi perusahaan.

PENGARUH AKUNTANSI KEPERILAKUAN TERHADAP PELAPORAN


KEUANGAN

Perkembangan organisasi bisnis ini penuh dengan persyaraan dalam melaporkan informasi
kepada pihak siapa atau bagaimana menjalankan organisasi, dan untuk siapa harus
bertanggungjawab. Keadaan ini pada umumnya disebut sebagai ”persyaratan” pelaporan, maupun
beberapa diantaranya mungkin tidak dapat dipaksakan. Esensi dari proses akuntasi adalah
komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi keuangan atau manajemen. Karena
pengumpulan atau pelaporan informasi mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak
bisa dilakukan secara suka rela kecuali pembuat informasi yakni bahwa hal ini akan mempengaruhi
penerima untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat. Persyaratan
pelaporan bisa mempengaruhi perilaku untuk beberapa cara, diantaranya ialah:

1) Antisipasi penggunaan informasi

Persyaratan pelaporan kemungkinan besar yang dipengaruhi oleh perilaku pembuat ketika
informasi yang dilaporkan adalah deskripsi mengenai perilaku pembuat itu sendiri, dan untuk mana
pembuat tersebut bertanggung jawab. Semakin banyak informasi yang dilaporkan akan
mencerminkan suatu yang dapat dikendalikan oleh pembuat, bahwa semakin besar kemungkinan
hingga para perilaku pembuat akan dimodifikasi. Pembuat dapat merasakan cukup pasti dalam
perubahan perilaku untuk dapat mengarahkan pada perubahan yang diinginkan dalam informasi
yang dilaporkan.

2) Prediksi pengirim mengenai penggunaan informasi.

Kalanya penerima mengatakan secara jelas bagaimana cara mereka menginginkan pembuat
laporan berperilaku, meskipun begitu sulit untuk dicapai secara sesama yaitu: laba jangka pendek
yang tinggi, pertumbuhan jangka panjang, atau citra publik yang baik. Ketika pembuat laporan
bertanggung jawab kepada penerima maka ia akan berperilaku dalam cara-cara yang sangat
menyenangkan mengenai apa yang harus dilaporkan, mengenai tindakan serta hasil yang manakah
yang penting buat penerima. Ketika seseorang merasa tidak yakin mengenai bagaimana informasi
tersebut akan digunakan, namun pembuat laporan memiliki pekerjaan sulit untuk memprediksi
kapan dan bagaimana informasi tersebut hendak digunakan. Kemungkinan besar perihal
mendasarkan pada prediksi sesuai dalam situasi yang serupa dalam pengalamannya serta
bagaimana mereka akan menggunkannya apabila berada pada penerima informasi tersebut.

3) Insentif/sanksi.

Kewenangan dan sifat dari penerima terhadap pembuat laporan yaitu penentu yang penting
ketika mengubah perilakunya. Semakin besar potensi yang dapat memberikan penghargaan atau
sanksi semaki hati-hati pembuat laporan akan bertingkah dan memastikan bahwa informasi yang
dilaporkan dapat diterima. Misalnya, mahasiswa kemungkinan besar akan mengerjakan tugasnya
ketika tugas tersebut dikumpulkan dan diberi nilai dibandingkan jika tidak dikerjakan, meskipun
manfaat pembelajaran dalam kedua kasus tersebut adalah sama.

4) Penentuan waktu.

Waktu yaitu faktor yang penting ketika menentukan apakah persyaratan pelaporan menjadi
menyebabkan perubahan pada perilaku membuat laporan atau tidak, agar persyaratan pelaporan
tersebut bisa menyebabkan perubahan perilakunya, maka ia harus mengetahui persyaratan tersebut
sebelum ia bertindak. Jika persyaratan pelaporan yang sebelumya dikenakan setelah perilaku
dilaporkan, maka akan dapat diketahui pada pembuatan laporan berikutnya.

5) Pengarahan perhatian.

Suatu persyaratan pelaporan bisa menyebabkan pembuat mengubah perilakunya. Untuk


kemungkinan mengenai informasi memiliki cara untuk mengarahkan perhatian pada bidang-bidang
yang berkaitan dengannya, yang dapat mengarah pada perubahan perilaku.

Anda mungkin juga menyukai