Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas laporan Praktik Keperawatan Maternitas
dengan dosen Pembimbing Ibu Yuanita Ani Susilowati., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat dan Ibu
Yosi Maria Wijaya, S.Kep., Ners, M.S
OLEH:
30190121124
Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus
Keperawatan Maternitas Ibu Hamil dengan Post Partum Spontan” Dalam penulisan
laporan ini penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah khussusnya koordinato mata kuliah Keperawatan dasar dengan dosen
pembimbing Ibu Yuanita Ani Susilowati., M.Kep., Ns.Sp.Kep.Mat dan Ibu Yosi Maria
Wijaya, S.Kep., Ners, M.S serta Kabag bagian Ruangan maria, Yosef, dan Elisabeth Ibu
Romauli Sihombingdan PPB Ruangan Ibu Indi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Selama kehamilan
kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Banyak wanita yang
mengatakan betapa bahagia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita
yang merasa khawatir jika terjadi masalah dalam kehamilannya (Fatimah, 2017).
Semua wanita hamil memiliki potensi atau kemungkinan terjadinya komplikasi
selama kehamilan. Menurut penelitian (Prahardani, 2019) penyebab komplikasi pada
kehamilan urutan penyebab dari yang terbanyak adalah pre eklamsia (28,7%), pendarahan
(22,42%), dan infeksi (3,45%). Menurut World Health Organization (WHO) wanita yang
meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan sekitar 295.000 pada tahun 2017.
Hampir 94% kematian ini terjadi pada negara-negara yang berpenghasilan menengah,
penyebab utama kematian ibu yaitu pendarahan yang sebagian besar terjadi setelah
persalinan, hipertensi selama kehamilan yang dapat menyebabkan preeklamsia dan
eklampsia, infeksi serta penyebab tidak langsung seperti diabetes, malaria (WHO, 2019).
Untuk mencegah terjadinya komplikasi selama pada periode post partum seperti
perdarahan dan infeksi dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif
seperti penyuluhan perawatan masa post partum Penyuluhan kepada ibu post partum
merupakan intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan ibu akan pengetahuan dan
keterampilan yang terkait dengan perawatan diri, perawatan bayi baru lahir, adaptasi
keluarga dan pemulihan kesehatan. Penyuluhan yang dilakukan seperti perawatan
payudara, ambulasi dan teknik menyusui yang benar (Reeder, 2011).
Asuhan keperawatan post partum dilakukan dengan tujuan menjaga kesehatan ibu
dan bayi serta mencegah atau mendeteksi komplikasi yang timbul pada waktu pasca
persalinan (Heryani, 2012). Dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum,
perawat perlu mengembangkan ilmu salah satunya adalah dapat mengintegrasikan model
konseptual khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas (Apriyani,
2018Salah satu model konseptual keperawatan yang mendasari Maternal Role Attainment-
Becoming a Mother yang dikembangkan oleh Ramona T.Mercer. Maternal Role
Attainment-Becoming a Mother adalah proses yang mengikuti 4 tahap penguasaan peran
yakni antisipatori, formal, informal dan personal. Fokus utama dari teori ini adalah
gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu (Apriyani, 2018)
B. Tujuan Masalah
B. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalan ini adalah dengan metode
perpustakaan, juga berdasarkan teori dan dengan metode tinjauan kasus.
C. Sistematika Penulisan
Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada
Laporan ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika
penyampaian sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisikan pembahasan penulis mengenai intervensi pada kasus tersebut serta
menganalisa jurnal yang didapat dan membandingkan dengan teori.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi
sistem berdasarkan yang telah diuraikan pada tinjauan kasus yang didapat.
BAB II
TIN JAUAN TEORI
A. . Konsep Dasar PostPartum
1. Pengertian Post Partum
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut
masa nifas (puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pemulihan kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post
partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali pada keadaan sebelum hamil, masa post partum
berlangsung selama 6 minggu (Wahyuningsih, 2019). Masa nifas (Post
Partum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang berlangsung
selama 6 minggu atau 42 hari. Selama masa pemulihan tersebut
berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan fisik yang bersifat
fisiologis dan banyak memberikan ketidak nyamanan pada awal
postpartum, yang tidak menutup kemungkinan untuk menjadi patologis bila
tidak diikuti dengan perawatan yang baik (Yuliana & Hakim, 2020).
b. Struktur Eksterna
E. Patofisiologi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan,
proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos
uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2
cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium
sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm di atas
umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca
partum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan
simpisis pubis Uterus pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali beratsebelum
hamil. Uterus akan mengalami proses involusiyangdimulai segera setelah plasenta
keluar akibat kontraksi otot-otot polos. Proses involusi yang terjadi mempengaruhi
perubahan dari berat uterus pasca melahirkan menjadi kira-kira 500 gram setelah 1
minggu pasca melahirkan dan menjadi 350 gram setelah 2 minggu pasca
melahirkan. Satu minggusetelah melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada
minggu keenam, beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan esterogen danprogesteron
bertanggung jawab untuk pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa
pasca partum penurunan kadar hormon menyebabkan terjadinya autolisis,
perusakan secara langsungjaringan hipertrofi yang berlebihan. Sel-sel tambahan
yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebap ukuran uterus sedikit
lebih besar setelah hamil. Intesitas kontraksi otot otot polos uterus meningkat
secara bermakna segera setelah bayi lahir, kondsi tersebut sebagai respon terhadap
penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Pada endometrium timbul
trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Regenerasi endometrium terjadi dari
sisa-sisa sel desidua basalis yang memakaiwaktu 2 sampai 3 minggu. Penurunan
hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental enzyme
insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah
menurun secara bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen dan progesteron
menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen
berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler
berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Kadar prolaktin serum yang tinggi
pada wanita menyusui berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follikel-
stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui di
simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat.
F. Manifestasi Klinik
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini
kadang-kadang disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan.
a. Sistem reproduksi
1) Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan, proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar
akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
2) Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna
segera setelah bayi lahir, hormon oksigen yang dilepas dari
kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus,
mengopresi pembuluh darah dan membantu hemostasis. Salama 1-
2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan
kontraksi uterus, suntikan oksitosin secara intravena atau
intramuskuler diberikan segera setelah plasenta lahir.
3) Tempat plasenta
Segera setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, kontraksi
vaskular dan trombus menurunkan tempat plasenta ke suatu area
yang meninggi dan bernodul tidak teratur. Pertumbuhan
endometrium ke atas menyebapkan pelepasan jaringan nekrotik
dan mencegah pembentukan jaringan parut yang menjadi
karakteristik penyembuha luka. Regenerasi endometrum, selesai
pada akhir minggu ketiga masa pasca partum, kecuali pada bekas
tempat plasenta.
4) Lochea
Lochea rubra terutama mengandung darah dan debris
desidua dan debris trofoblastik. Lochea serosa terdiri dari darah
lama, serum, leukosit dan denrus jaringan. Sekitar 10 hari setelah
bayi lahir, cairan berwarna kuning atau putih. Lochea alba
mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mukus, serum dan
bakteri. Lochea alba bisa bertahan 2-6 minggu setelah bayi lahir.
5) Serviks
Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis,
dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan. 18 jam
pasca partum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi
lebih padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi
segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis, dan rapuh selama
beberapa hari setelah ibu melahirkan.
Sistem endokrin
1) Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen,
esterogen dan kortisol, serta placental enzyme insulinase
membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula
darah menurun secara yang bermakna pada masa
puerperium. Kadar esterogen dan progesteron menurun
secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar
esterogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan
diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang terakumulasi
selama masa hamil.
2) Hormon hipofisis
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada
wanita menyusui dan tidak menyusui berbeda. Kadar
prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui
tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar
follikel-stimulating hormone terbukti sama pada wanita
menyusui dan tidak menyusui di simpulkan ovarium tidak
berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat.
3) Abdomen
Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah
melahirkan, abdomenya akan menonjol dan membuat wanita
tersebut tampak seperti masih hamil. Diperlukan sekitar 6
minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan
sebelum hami.
4) Sistem urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu
bulan setelah wanita melahirkan. Diperlukan kira-kira dua
smpai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan
dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan
sebelum hamil
5) Sistem cerna :
a) Nafsu makan
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia,
anestesia, dan keletihan, ibu merasa sangat lapar.
b) Mortilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot
traktus cerna menetap selam waktu yang singkat setelah bayi
lahir.
c) Defekasi
Buang air besar secara spontan bias tertunda selama
dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan
6) Payudara
Konsentrasi hormon yang menstimulasai
perkembangan payudara selama wanita hamil (esterogen,
progesteron, human chorionik gonadotropin, prolaktin,
krotison, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi
lahir. a) Ibu tidak menyusui Kadar prolaktin akan menurun
dengan cepat pada wanita yang tidak menyusui. Pada
jaringan payudara beberapa wanita, saat palpasi dailakukan
pada hari kedua dan ketiga. Pada hari ketiga atau keempat
pasca partum bisa terjadi pembengkakan. Payudara teregang
keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika di raba. b) Ibu yang
menyusui Sebelum laktasi dimulai, payudara teraba lunak
dan suatu cairan kekuningan, yakni kolostrum. Setelah
laktasi dimula, payudara teraba hangat dan keras ketika
disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama sekitar 48 jam.
Susu putih kebiruan dapat dikeluarkan dari puting susu.
7) Sistem kardiovaskuler
a) Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa
faktor misalnya Kehilangan darah merupakan akibat
penurunan volume darah total yang cepat tetapi
terbatas.Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan
tubuh yang menyebapkan volume darah menurun
dengan lambat. Pada minggu ketiga dan keempat
setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun
sampai mencapai volume sebelum lahir.
b) Curah jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung
meningkat sepanjang masa hamil. Segera setelah
wanita melahirkan, keadaan ini akan meningkat
bahkan lebih tinggi selama 30 sampai 60 menit
karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero
plasenta tiba - tiba kembali ke sirkulasi umum
c) Tanda-tanda vital
Beberapa perubahan tanda-tanda vital bisa terlihat,
jika wanita dalam keadaan normal. Peningkatan kecil
sementara, baik peningkatan tekanan darah sistol
maupun diastol dapat timbul dan berlangsung selama
sekitar empat hari setelah wanita melahirkan
8) Sistem neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium merupakan
kebalikan adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan
disebapkan trauma yang dialami wanita saat bersalin dan
melahirkan.
9) Sistem muskuluskeletal
Adaptasi sistem muskuluskeletal ibu yang terjadi selama
masa hamil Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu
relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu
akibat pembesaran rahim.
9) Sistem integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya
menghilang saat kehamilan berakhir. Pada beberapa wanita,
pigmentasi pada daerah tersebut akan menutap. Kulit kulit yang
meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin
memudar, tapi tidak hilang seluruhnya.
7. Komplikasi
a. Perdarahan
Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada
wanita selama periode post partum. Perdarahan post partum adalah:
kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria
perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai
berikut:
1) Kehilangan darah lebih dai 500 cc.
2) Sistolik atau diastolik menurun sekitar 30 mmHg.
3) Hb turun sampai 3 gram %.
Tiga penyebap utama perdarahan antara lain :
a) Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak
mengadakan kontraksi dengan baik dan ini
merupakan sebab utama dari perdarahan post partum.
b) laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan
perineum dapat menimbulkan perdarahan yang
banyak bila tidak direparasi dengan segera.
c) Retensio plasenta, hampir sebagian besar
gangguan pelepasan plasenta disebapkan oleh
gangguan kontraksi uterus.
4) Lain-lain
a) Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi
kontraksi uterus sehingga masih ada pembuluh darah
yang tetap terbuka.
b) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau
bekas jaringan parut pada uterus setelah jalan lahir
hidup.
c) Inversio uteri (Wiknjosastro, 2009).
4) Defisit Pengetahuan
a) Definisi Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang
berkaitan dengan topik tertentu.
b) Data Mayor :
(1) Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi
(2) Objektif : sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang
keliru terhadap masalah
c) Data Minor :
(1)Subjektif : (tidak tersedia)
(2)Objektif : Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat,
Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan,
agitasi, histeria).
5) Resiko infeksi (D.0142).
a) Definisi Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik.
b) Faktor Risiko
(1) Penyakit kronis (mis. diabetes melitus)
(2) Efek prosedur invasif
(3) Malnutrisi
(4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
(5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah segala treatment yang dikerjakan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018). Penerapan luaran keperawatan dengan menggunakan ketiga
komponen luaran keperawatan yaitu Label, Ekspetasi dan Kriteria Hasil.
Motode yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut (Tim Pokja SLKI DPP
PPNI, 2019) :
Berikut Intervensi yang dapat dilakukan sesuai standar intervensi
keperawatan Indonesia (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018), pada Ibu
Post Partum adalah:
➢ Intervensi Ibu :
1) Nyeri Akut (D.0077)
a. Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan
selama waktu tertentu diharapkan tingkat nyeri menurun.
b. Kriteria hasil :
a) Pasien melaporkan keluhan nyeri berkurang
b) Keluhan nyeri meringis menurun
c) Menunjukkan sikap protektif menurun.
d) Pasien tidak tampak gelisah.
c. Intervensi : Manajemen Nyeri (I.08238)
a) Observasi
(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, intensitas nyeri.
(2) Identifikasi skala nyeri.
(3) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
(4) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
(5) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan.
b) Terapeutik
(1) Berikan tehnik norfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(2) Fasilitasi istirahat dan tidur
c) Edukasi
(1) Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri.
(2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
(3) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri.
(4) Ajarkan tehnik nonfarmakologis
untuk mengutangi nyeri.
d) Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang
telah dilakukan (Bararah, 2013).
FORMAT LAPORAN KASUS POSTPARTUM
I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan Data
1. Data Umum
a. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Tanggal pengkajian : 11-07-2022
Tanggal masuk :10-07-2022
Diagnosa Medis : G2P1A0 39 minggu+KPD dan Inpartu
Alamat : Komp. Karyalaksana Ngamprah
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Klien
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
a) Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien mengatakan alas an masuk rumah sakit karena dirumah
mengalami pecah ketuban mengalir agak hijau dan bercampur
lender darah padatanggal 10-07-2022.
b) Keluhan utama
Klien emnagtakan keluhan utama yang dirasakan pecah ketuban.
b) Riwayat alergi
Klien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat.
c) Riwayat operasi
Klien mengatakan tidak pernah operasi sebelumnya
d) Riwayat transfuse
Klien mengatakan tidak ada riwayat transfuse sebelumnya
e) Riwayat pengobatan
Klien mengatakan tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.
3. Data Biologis
a. Penampilan umum :
Keadaan umum tampak sakit sedang
Tanda–tanda vital :
c. Tinggi badan
Berat badan: 68kg
Pemeriksaan fisik
a) Kepala:
Bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, penyebaran rambut merata.
b) Mata:
Penglihatan baik, konjungtiva berwarna merah muda, tidak anemis.
c) Hidung
Bentuk hidung simetris, tidak ada lesi, penciuman baik.
d) Telinga:
Telinga simetris, telinga kanan dan kiri sejajar, pendengaran baik, tidak
keluar caran.
e) Mulut:
Keadaan mulut bersih, tidak ada sariawan, tidak ada lesi, pengecapan
baik.
f) Payudara:
Bentuk patuara simetris, areola berwarna gelap, keluar cairan ASI
sedikit, tidak ada lesi.
g) Genitalia
Perdarahan 100cc, involusi uteri 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
kuat,
REDA
Redness: Tidak ada tanda kemerahan dan infeksi
Ekimosis: tidak ada memar dibawah kulit.
Oedema:Tidak ada
Discharge: Lochea warna merah segar (lochea rubra hari-1)
Apoksimetri: Ada penyatuan jaringan episiotomi
4. Data Psikologis
a. Status emosi
Klien dapat mengontrol emosi sendiri.
b. Konsep diri (gambaran diri, harga diri, ideal diri, identitas diri, peran)
Klien mengatakan klien sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya.
d. Pola interaksi
Klien mengatakan pola interaksi klien dengan masyarakat baik.
5. Data Sosio-Spiritual
a. Hubungan sosial
Klien mengatakan hubungan social klien dengan tetangga, teman dan
sebayanya baik.
c. Gaya hidup
Gaya hidup klien baik.
6. Data Penunjang
a. Laboratorium (darah, urine, feses, sputum, analisa specimen lain)\
Laboratorium darah terlampir.
DO:
DS:
Klien mengatakan nyeri pada jalan lahir, nyeri makin bertambah ketika
klien bergerak . nyeri seperti tertusuk – tusuk, dan nyeri hilang timbul
Selama haid klien mengatakan tidak pernah merasakan
nyeri haid.
klien mengatakan sulit untuk beraktivitas
klien mengatakan beraktivitas masihg dibantu o;eh keluarga.
C. Analisa Data ( dapat dibuat dalam bentuk 3 kolom (data, etiologi dan masalah) atau
patoflow kasus)
DS: klien
mengatakanASI
keluar masih sedikit.
DO: klien
mengatakan sulit
untuk beraktivitas
-klien mengatakan
beraktivitas masihg
dibantu o;eh
keluarga.
TG DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
L KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
Nyeri Akut Pasien akan Lakukan
Berhubugan bebas dari nyeri pengkajian nyeri
Dengan Agen selama dalam yang
Pencedera Fisik perawatan komprehensif
Indikator : (lokasi,
karateristik,
-Mengenali kapan durasi,dan
terjadinya nyeri frekuensi.)
-Menggambarkan
faktor penyebab Gali bersama
faktor-faktor
yang dapat
menurunkan/
memperberat
nyeri.
Pilih dan
implementasikan
tindakan yang
beragam.
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
G. EVALUASI KEPERAWATAN
3 S: HANI
Klien mengatakan jika beraktivitas masih nyeri
O:
Aktivitas klien dibantu oleh keluarga
A:
Masalah belum teratasi
P:
Ajarkan klien untuk aktivitas secara bertahap.
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengkajian asuhan keperawatan pada pasien post
partum spontan di Ruang Elisabeth Rs. Cahya Kawaluyan.penulis dapat
mengambil pembahasan sebagai berikut:
1. Pengkajian pada pasien dengan post partum spontan yang di dapatkan pada
pasien menunjukan adanya kesamaan. Keluhan yang di rasakan oleh pasien sesuai
dengan teori yaitu Nyeri akut bd agen luka episiotomi
2. Diagnosa keperawatan yang sama dengan teori pada klien tersebut yaitu, Nyeri
akut bd luka episiotomi post partum spontan, menyusui tidak efektif dan
intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas.
3. Perencanaan keperawatan yang dilakukan penulis pada pasien post partum
spontan meliputi melakukan pengkajian, tindakan mandiri, pendidikan kesehatan
dan kolaborasi untuk tindakan lain dan penulis tidak menemukan masalah yang
berarti dalam menentukan perencanaan keperawatan.
4. Implementasi keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah
penulis susun. Dalam proses implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana
yang dibuat, dan penulis tidak menemukan adany aperbedaan antara intervensi
yang dibuat dengan implementasi yang dilakukan dan sesuai dengan teori.
5. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh penulis pada kedua kasus dilakukan selama
3 hari perawatan oleh penulis. Hasil evaluasi yang dilakukan menunjukan bahwa
masalah menyusui tidak efektif teratasi dengan baik dan untuk masalah nyeri akut,
resiko infeksi dan resiko perfusi perifer tidak efektif teratasi sebagian.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Post partum spontan adalah masa persalinan dan setelah kelahiran,
masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak
hamil) (Bobak, 2004 dalam Aspiani, 2017). Ibu post partum mengalami
banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologis dan apabila tidak
ditangani dengan tepat akan menjadi kondisi patologis yang dapat
mengancam kesehatan ibu bahkan menyebabkan kematian seperti infeksi
masa nifas, perdarahan pasca persalinan, tromboemboli dan masih banyak
lagi. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam msalah obstetri
yang dapat menyebabkan infeksi pada ibu dan bayi serta dapat
meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi. Post partum
dengan KPD merupakan kondisi komplikasi patologis pada ibu nifas yang
mengakibatkan terjadinya infeksi masa nifas dan perdarahan
(Purwaningtyas, 2018). Berakhirnya proses persalinan bukan berarti ibu
terbebas dari bahaya atau komplikasi dapat dialami ibu pada masa nifas dan
bila tidak tertangani dengan baik akan memberi kontribusi yang cukup
besar terhadap tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia.
Komplikasi potensial KPD yang sering terjadi adalah risiko infeksi, prolaps
tali pusat, pada usia kehamilan 37 minggu sering terjadi komplikasi
syndrom distress pernafasan (Respiratory Distress Syndrom) yang terjadi
pada 10-40% bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyani, W. (2018). Aplikasi Teori Ramona T Mercer : Maternal Role Attainment
– Becoming a Mother. 1–21. https://id.scribd.com/document/396538941/Aplikasi-
Ramona-t-Mercer
Arma, N. (2015). Bahan Ajar Obstetri Fisiologi. https://books.google.co.id/books?
id=Gwo2DwAAQBAJ&lpg=PR1&dq=asu han keperawatan antenatal intranatal
dan bayi baru lahir fisiologis dan
patologis&hl=id&pg=PR5#v=onepage&q&f=false
Bararah, T. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional. Prestasi Pustaka.
Bobak. (2010). Konsep Post Partum.
Fatimah. (2017). BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN.
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah.
https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2009.00753.x
Heryani, R. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Ibu Menyusui.
CV. Trans Info Media.
Kenneth. (2003). Obstetri Williams. https://books.google.co.id/books?
id=mPwa0ARtMtIC&lpg=PA892&dq=Obs tetri Williams Edisi
21.&hl=id&pg=PR4#v=onepage&q=primipara&f=false
Manuaba, I. B. G. F. (2012). Pengantar Kuliah Obstetri. Kedokteran EGC.
Pitriani, R. (2014). Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
(Askeb III).
Potter, P. (2011). Fundamental Keperawatan (ECG).
Prahardani, R. F. (2019). Characteristics of Pregnant Women with Premature
Rupture of the Membranes at Assalam Hospital, Gemolong, Sragen. Jurnal
Biometrika Dan Kependudukan, 8(1), 93.
https://doi.org/10.20473/jbk.v8i1.2019.87-93
Reeder, S. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga
Ed.18 Vol.2. EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Edisi 1). DPP PPNI.
Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum.
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=cBKfDwAAQBAJ&oi=fnd