HANIFAH R PUTRI-30190121124 - Laporan Askep Keluarga
HANIFAH R PUTRI-30190121124 - Laporan Askep Keluarga
O
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER DENGAN DIAGNOSA
HIPERTENSI
Diajukan untuk memenuhi tugas laporan Praktik Keperawatan Keluarga
dengan Dosen Pembimbing Bapak Ns. FX Widiantoro., MS., PhD dan ibu Ns.
Friska S, S.Kep., MSN
OLEH:
HANIFAH RAHMAWATI PUTRI
30190121124
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya kepada saya, sehingga laporan kasus ini dapat terselesaikan. Laporan
kasus ini membahas tentang ‘Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Pasien
Gangguan Sistem Kardiovaskuler Dengan Diagnosa Hipertensi’ Laporan kasus
ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang Hipertensi.
Saya ucapkan terima kasih kepada dosen koordinator mata ajar Praktik
Keperawatan Keluarga dan Komunitas yaitu, Bapa Ns. FX Widiantoro., MS.,
PhD dan ibu Ns. Friska S, S.Kep., MSN yang telah membimbing saya.
Dilihat dari isi dan cara penyampaian laporan kasus ini, masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Tetapi penulis tetap berusaha untuk
menyelesaikan laporan kasus ini dengan sebaik mungkin. Kritik dan saran dari
pembaca sangat di harapkan agar penulis dapat membuat laporan kasus yang
lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Tujuan Penulisan ..........................................................................................
C. Metode Penulisan .........................................................................................
D. Sistematika Penulisan...................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................
A. Konsep keluarga ...........................................................................................
B. Konsep penyakit Hipertensi ..........................................................................
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga.........................................................
BAB III Asuhan Keperawatan Keluarga...........................................................
A. Pengkajian ....................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................
C. Intervensi Keperawatan.................................................................................
D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.....................................................
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................
BAB V PENUTUP............................................................................................
A. SIMPULAN..................................................................................................
B.SARAN..........................................................................................................
Lampiran ..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari Hipertensi dan Keluarga
2. Mengetahui klasifikasi Hipertensi
3. Mengetahui etiologi Hipertensi
4. Menjelaskan patofisiologi Hipertensi
5. Mengetahui manifestasi klinis dan dampak dari penyakit Hipertensi
6. Mengetahui komplikasi Hipertensi
7. Mengetahui penatalaksanaan penyakit Hipertensi
8. Menjelaskan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien Hipertensi
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode studi kasus.
D. Sistematika
Penulisan Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan peneliti, kegunaan penelitian, dan sistematika
penulisan, Bab II Terdiri dari tinjauan teori yang isinya meliputi materi
yang dibahas dalam kasus, Bab III Terdiri dari tinjauan kasus, yang berisi
tentang asuhan keperawatan sesuai dengan kasus yang didapat Bab IV berisi
pembahasan dan Bab V berisi simpulan dan saran
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A. Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara
terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular. Apabila
tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal
jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N
Ejournal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016)
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi sering
dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan diabetes militus.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan
yaitu (WHO, 2014) :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti
apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara riwayat keluarga
penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita penyakit ini. Selain itu juga
para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab
hipertensi jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi
alkohol, dan kelainan darah.
2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh darah
atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi adalah karena
tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk resiko hipertensi tetapi
bukan faktor penyebab.
3. Anatomi Fisiologi
Anatomi Sistem kardiovaskular adalah suatu system transport (peredaran) yang
membawa gas-gas pernafasan, nutrisi hormon-hormon dan zat lain ke dari dan
jaringan tubuh. Sistem kardiovasular di bangun oleh :
1. Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga, bentuknya menyerupai piramid atau
jantung pisang yang merupakan pusat sirkulasi darah ke seluruh tubuh, terletak
dalam rongga toraks pada bagian mediastinum, sebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat dibelakang
kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba
adanya jantung yang disebut iktus korsdis. Ukuran jantung kurang lebih sebesar
genggaman tangan kanan dan beratnya kirakira 250-300 gram. Lapisan jantung
terdiri dari :
1) Endokardium
Dinding dalam atrium diliputi oleh membran yang mengilat, terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir endokardium, kecuali aurikula dan bagian
depan sinus vena kava. Terdapat bundelan otot paralel berjalan ke depan krista,
kearah ujung aurikula dari ujung bawah krista terminalis terdapat sebuah
lipatan endokardium yang menonjol dikenal sebagai valvuva vena kava
inverior.
2) Pembuluh darah
a) Pembuluh darah arteri : Arteri merupakan jenis pembuluh darah yang keluar
dari jantung yang membawa darah ke seluruh tubuh dari ventrikel sinistra
disebut juga aorta. Arteri mempunyai
3 lapisan yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan terdiri dari 3 lapisan,
yaitu :
(1) Tunika intima/ interna : lapisan paling dalam sekali berhubungan dengan
darah dan terdiri dari jaringan endotel.
(2) Tunika media : lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot, yang terdiri
dari jaringan otot yang polos.
(3) Tunika eksterna / adventesia : lapisan yang paling luar sekali terdiri dari
jaringan ikat lembut yang menguatkan dinding arteri.
b) Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang teraba dari cabang
terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah
mikroskop.kepiler pembentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh.
4. Fisiologi
a. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
Jenis kelamin
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah di usia
20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat secara cepat.
Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan darah semakin
meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai tekanan darah lebih
tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto, 2014).
Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga yang telah
menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium
individu sehingga pada orang tua cenderung beresiko lebih tinggi menderita
hipertensi dua kali lebih besar dibandingan dengan orang yang tidak
mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan darah.
Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah, kemungkinan
kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh petugas kesehatan
sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia
H, Amirudin R., 2007).
Obesitas
Kurang olahraga
Kebiasaan merokok
Minum alkohol
Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam satu
cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 510 mmHg.
Kecemasan
7. Klasifikasi
8. Komplikasi
Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :
1) Stoke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada hipertensi
kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan
penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area tersebut berkurang.
Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan meningkatkan
terbentuknya aneurisma.
2) Infark Miokardium
Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak pada
menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk thrombus yang dapat
menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi hipertensi
kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum tidak dapat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
3) Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-kapiler
glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti fungsionla
ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Rusaknya
glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan terjadilah tekanan
osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema pada penderita hipertensi
kronik.
4) Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi yang
mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi disebabkan oleh
kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan ke
dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Akibatnya neuro-neuro
disekitarnya terjadi koma dan kematian
9. Manifestasi klinik
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016), tanda dan gejala
pada hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan darah tidak
teratur.
2) Gejala yang lazim
Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang
mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala, pusing
b) Lemas, kelelahan
c) Sesak nafas
d) Gelisah
e) Mual
f) Muntah
g) Epistaksis
h) Kesadaran menurun
A. IDENTITAS UMUM
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Ny. O Pekerjaan : Tidak Bekerja
Umur : 76 tahun Alamat : RT.02 RW. 09
Agama : Islam
Suku : Sunda No. Telepon : -
Pendidikan : Tamat SD Sederajat Kesehatan :
Hipertensi
3. Genogram
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan sebelumnya
4. Type Keluarga
a. Jenis type Keluarga:
Single Parent
Rumah tangga yang terdiri dari orangtua dengan anak (kandung) kondisi ini
disebabkan oleh kematian suami.
b. Tempat tinggal Keluarga (bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis
bersifat homogen)
Keluarga bertempat tinggal di lingkungan desa yang bersih dan sejuk.
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah Tinggal
a. Gambaran tipe rumah
Gambaran tipe rumah klien dengan rumah permanen beralaskan keramik,
terdapat 1 kamar mandi, 2 kamar tidur, tuang tamu dan ruang keluarga
menyatu hanya disekat lemari. terdapat 1 dapur, penerangan kurang terang.
b. Denah Rumah
DAPUR WC
R. TV KAMAR
KAMAR
RUANG TAMU
c. Gambaran kondisi rumah
1) Ruang tamu
Ruang tamu menyatu dengan ruang keluarga hanya disekat oleh lemari.
penerangan kurang, terdapat ventilasi jendela yg cukup.
2) Kamar tidur
Terdapat kamar tidur 2 dengan kondisi yang tidak terlalu luas,
penerangan kurang, terdapat ventilasi yang cukup.
3) Ruang keluarga
Ruang keluarga hanya ada satu tepatnya menyatu dengan ruang tamu
hanya disekat oleh lemari.
4) Dapur
Dapur terdapat satu, tidak terlalu luas, kondisi penerangan kurang.
5) Kamar mandi
Kamar mandi terdapat satu, kondisi kamar mandi tidak terlalu bersih,
lantai kotor.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Pasien mengatakan pola komunikasi dengan anaknya menggunakan Bahasa
Sunda untuk sehari-harinya.
3. Struktur peran
Sebagai seorang ibu single parent yang ditinggalkan oleh suami karena
meninggal, dan tinggal bersama anaknya.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif:
Pasien dan keluarga selalu menjaga kepribadian dan bertingkah laku yang baik ,
serta akrab kepada tetangga sekitar.
2. Fungsi Sosialisasi:
Pasien dan keluarga selalu bersosialisasi dengan baik.
4. Fungsi reproduksi:
Pasien mempunyai anak 1 laki-laki dan sudah berkeluarga.
5. Fungsi ekonomi:
Fungsi ekonomi klien tersebut yakni untuk keperluan sehari-hari pemberian
dari cucunya untuk setiap bulan.
H. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik Ny. O
Nama ; Ny. O
Umur ; 76 tahun
Jenis Kelamin ; Perempuan
Keluhan Utama ; pasien mengatakan saat ini tidak sedang sakit
Riwayat Penyakit ; pasien mempunyai riwayat Hipertensi
Keadaan umum : klien tampat sehat, berbicara lancar.
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital
TD : 132 mmHG
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
S : 36˚ celcius
Kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.
Rambut : berwarna hitam dan sudah beruban( memakai kerudung)
Mata : sipit, dan dapat melihat ndengan baik.
Hidung : terdapat 2 lubang,tidak ada secret, bersih, indra penciuman
berfungsi dengan baik.
Telinga : teelinga dapat mendengar,bentuk telinga simetris, tidak ada
lesi.
Mulut : mukosa lembab.
Sistem cardivaskular
Tidak ada masalah kesehatan
Sistem respirasi
Tidak ada masalah pernafasan
Sistem gastrointestinal
Pasien mengatakan mempunyai permasalahan di lambung.
Sistem persyarafan
Tidak ada masalah kesehatan
Sistem genetalia
Tidak ada masalah kesehatan
I. HARAPAN KELUARGA
1. Apa harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang terjadi
Pasien mengatakan harapan kedepannya agar penyakitnya lekas sembuh.
ANALISA DATA
Masalah
1:Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga
dengan hipertensi.
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
2. Kemungkinan
masalah dapat Pemberian penjelasan
diubah yang tepat dapat
2 2x2/2
Mudah: 2 membantu menurunkan
Sebagian: 1 rasa takut
Tidak dapat: 0
3. Kemungkinan
masalah dapat
dicegah Penjelasan dapat
1 3x1/3 membantu mengurangi
Tinggi: 3
rasa takut
Cukup: 2
Rendah: 1
4. Menonjolnya
masalah keluarga menyadari
dengan mematuhi diet
Segera: 2 1x1/2
yang dianjurkan dapat
Tidak segera: 1 1
mengrangi rasa
Tidak dirasakan: khawatir
0
Skor 5
Masalah 2: Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan.
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1. Sifat masalah
Ny. O tidak
Aktual: 3
1 mengetahui tentang
Resiko: 2 3/3x1
penyebab hipertensi.
Potensial: 1
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah Ny. O mengatakan
2 1/2x1 masalah ini dapat
Mudah: 2
diubah
Sebagian: 1
Tidak dapat: 0
3. Kemungkinan
masalah dapat Ny.O mengatakan
dicegah masalah dapat
1
Tinggi: 3 dicegah dengan
3/3x1
Cukup: 2 tinggi.
Rendah: 1
4. Menonjolnya
masalah
Ny.O mengatakan
Segera: 2
sedang tidak
Tidak segera: 1 1 0/1x1
merasakan nyeri.
Tidak dirasakan:
0
Skor 5
Masalah
3; Ketidakpatuhan minum obat berhubungan dengan program perawatan yang
kompleks dan atau lama
KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
Sifat masalah aktual.
1. Sifat masalah Didukung dengan
pernyataan Ny. O
Aktual: 3 3/3x1= 1
1 mengetahui
Resiko: 2
penyakitnya namun
Potensial: 1 tidak mau meminum
obat
Kemungkinan
2. Kemungkinan masalah dapat
masalah dapat diubah sebagian
diubah idukung dengan
2 1/2x2= 1 pernyataan Ny. O
Mudah: 2
menggunakan bahan
Sebagian: 1
alami untuk
Tidak dapat: 0 menurunkan
hipertensi.
3. Kemungkinan Kemungkinan
masalah dapat masalah dapat
dicegah dicegah tinggi.
1 3/3x 1 = 1 Didukung dengan
Tinggi: 3
kemauan bertanya
Cukup: 2
untuk meningkatkan
Rendah: 1 informasi
4. Menonjolnya
masalah Tekanan darah Ny.
Segera: 2 O saat pemeriksaan
1 2/2x 1 = 1
Tidak segera: 1 150/90 dan tidak
Tidak dirasakan: minum obat.
0
Skor 5
3. Edukasi
-Jelaskan penyebab dan factor resiko penyakit
-Jelaskan proses patofisologi timbulnya penyakit
-Jelaskan tanda dan gejala yang ditimbulka dan penyakit
-Jelaskan kemungkinan terjadinya komplikasi
3. Ketidakpatuhan minum obat Perilaku individu dan/atau pemberi asuhan tidak -Informasikan kondisi pasien.
berhubungan dengan program mengikuti rencana perawatan/pengobatan yang Dukungan kepatuhan program pengobatan
perawatan yang kompleks dan disepakati dengan tenaga kesehatan,sehingga Dukungan tanggung jawab pada diri sendiri
atau lama menyebabkan hasil perawatan/pengobatan tidak Promosi kesadaran diri
efektif Promosi koping
Penyebab
1. Disabilitas (mis. penurunan daya ingat,
defisit sensorik/motorik)
2. Efek samping program
perawatan/pengobatan
3. Beban pebiayaan program
perawatan/pengobatan
4. Lingkungan tidak terapeutik
5. Program terapi kompleks dan/atau lama
6. Hambatan mengakses pelayanan kesehatan
(mis. gangguan mobilisasi, masalah
transportasi, ketiadaan orang merawat anak
dirumah, cuaca tidak menentu
7. Program terapi tidak ditanggung asuransi
8. Ketidakadekuatan pemahaman (sekunder
akibat defisit kognitif, kecemasan, gangguan
penglihatan/pendengaran,kelelahan,kurang
motivasi)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3. Ketidakpatuhan minum obat S: Ny. O dan keluarga mengatakan belum pernah mendapatkan edukasi tentang hipertensi.
berhubungan dengan program O: pasien dan keluarga tampak bingung dengan penjelasan edukasi hipertensi
perawatan yang kompleks dan atau A: masalah belum teratasi
lama P: intervensi dilanjutkan
Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada keluarga Ny. S dengan
gangguan sistem kardiovaskuler : Hipertensi penulis akan membahas kesenjangan yang
terjadi antara tinjauan teori dan tinjauan kasus pada saat memberikan asuhan keperawatan
terhadap keluarga Ny. S. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi dengan uraian sebagai berikut:
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan satu tahapan dimana mengambil data yang ditandai
dengan pengumpulan informasi. Pengumpulan data keluarga berasal dari
sumber: wawancara dan pengalaman yang dilaporkan pasien dan anggota
keluarga. Pada saat melakukan pengkajian ditemukan kesesuaian antara kasus
terhadap teori tersebut. Pada teori melaporkan bahwa salah satu hasil
pengkajian biasanya akan muncul tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit
yang kurang. Pada hasil pengkajian terhadap Ny. O didapatkan data bahwa Ny.
O mengatakan masih ingin tahu lebih dalam mengenai penyakit Hipertensi yang
dialaminya dan ingin tahu penatalaksanaan non farmakologi yang bisa
diberikan pada Hipertensi. Karena pengobatan yang lama dan seumur hidup,
penderita Hipertensi mengalami rasa bosan dan menunda untuk melakukan
pengobatan bahkan tidak jarang melakukan penolakan untuk minum obat
Hipertensi. Hal ini sejalan dengan pengkajian yang didapat pada keluarga Ny.
O, bahwa Ny O tidak patuh dalam melakukan pengobatan pada Hipertensi yang
di derita . Hal tersebut menunjukan adanya kesesuaian antara teori dengan
kasus yang ada.
2. Diagnosa Keperawatan
Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah
keperawatan keluarga, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan yang
diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan
pada analisa konsep, prinsip teori, dan standar yang dapat dijadikan acuan
dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan tentang masalah
keperawatan keluarga, yang mengacu terhadap buku Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI). Pada pengambilan diagnosa pada keluarga Ny.
O masalah keperawatan yang muncul yaitu ketidakpatuhan minum obat
berhubungan dengan program pengobatan yang komplek/lama, terlihat Ny. O
yang mengatakan tidak pernah minum obat hipertensi karena pengobatan yang
seumur hidup. Kurangnya dukungan dan manajemen kesehatan keluarga serta
adanya keingitahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan tekhnik-tekhnik
non farmakologi untuk menurunkan hipertensi sehingga penulis mengangkat
diagnosa keperawatan kedua yaitu Manajemen kesehatan keluarga kurang
efektif berhubungan dengan komplesitas program pengobatan. Ny.S berharap
masalah kesehatan selalu dapat teratasi dan berharap terhadap petugas
kesehatan agar selalu dapat memberikan bantuan dalam upaya mengontrol dan
menjaga kesehatan yang optimal.
3. Intervensi Keperawatan
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori
dapat ditegakan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada tinjauan
kasus disesuaikan dengan keluhan yang dirasakan klien saat dilakukan
pengkajian. Dalam merumuskan rencana tindakan penulis menemukan
kesenjangan antara teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan
mengacu langsung pada penyuluhan dengan melakukan tindakan berdasarkan
kasus yang diderita Ny. O untuk intervensi pertama kali dilakukan, akan tetapi
penulis juga melakukan penyuluhan tingkat pengetahuan klien terhadap
penyakit Hipertensi dsn karena klien ingin tahu lebih dalam mengenai penyakit
dan penanganan penyakitnya termasuk tindakan non farmakologi untuk
menurunkan Hipertensi.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksanaan,
penyuluhan, serta menilai data yang baru (Rohmah, & Walid, 2012).
Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan teori dengan kasus dianggap
sesuai walaupun masih ada sedikit kekurangan. Yang dimaksud adalah dalam
kenyataan dilapangan tidak sepenuhnya rencana tindakan dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana tindakan dalam buku SIKI. 5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan
pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencaaan
(Rohmah & Walid, 2012). Untuk diagnosa yang sudah ditentukan yaityu
Ketidakpatuhan minum obat, ditemukan tujuan tercapai, keluarga akan
memeriksakan kesehatan ke dokter dan meminta obat hipertensi untuk di
konsumsi, dan Diagnosa Mnajemen kesehatan keluarga tidak efektif, klien
dapat mengerti tentang penyakit dan cara penannganan non farmakologi untuk
menurunkan hipertensi. Dalam melaksanakan evaluasi hanya bersifat evaluasi
terstruktur, yaitu evaluasi hasil mengacu kepada evaluasi akhir yaitu
mengevaluasi diagnosa dan intervensi yang sudah dilakukan
BAB V
PENUTUP
a) Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelititan penerapan asuhan keperawatan keluarga pada pasien
Ny. O dengan hipertensi di desa Kayuambon Lembang. Penulis mengambil
keputusan sebagai berikut :
Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian yang didapatkan Rabu, 30 November 0 pada Ny. O
dengan diagnosa hipertensi menunjukkan adanya tanda gejala serupa yang
dirasakan yaitu nyeri pada bagian kepala.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul dari data pengkajian keperawatan Ny. O
pada hari Rabu, 30 November 0 adalah Manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat dalam
mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi, Defisit pengetahuan
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
penegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan teori Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (SDKI).
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada Ny. O disusun berdasarkan prioritas masalah
keperawatan pada pasien. Intervensi keperawatan yang di lakukan oleh penulis
disusun mengacu pada Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
dengan melakukan pemberian intervensi teknik Buteyko dan Rendam Kaki
dengan air hangat untuk menurunkan tekanan darah.
Implementasi Keperawatan
Implementasi keperwatan yang dilakukan sesuai dengan intervensi
keperawatan yang telah dibuat dan disusun oleh peneliti.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan yang dilakukan oleh peneliti pada Ny. O menunjukkan
masalah keperawatan yang dialami pasien sudah teratasi cukup baik dengan
intervensi dan implementasi yang dibuat dan dilakukan.
b) Saran
Bagi Klien dan Keluarga
Diharapkan keluarga dapat menerapkan intervensi yang telah diberikan dalam
merawat anggota keluarga dengan hipertensi, menerapkan pola hidup yang sehat
serta rutin memeriksakan keadaan ke fasilitas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
ADP, S. G. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV Trans Info Media.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur .
Surabaya: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Hidayat, A. A. (2009). Metodologi Penelitian dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba
Medika.
Julianti. (2005). Bebas Hipertensi Dengan Terapi Jus. Jakarta: Puspa Swara.
Mahmudah, S. d. (2015). Hubungan Gaya Hidup dan Pola makan Dengan Kejadian
Hipertensi pada Lansia di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok. 44.
Mubarak, A., & Iqbal, W. (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Novian, A. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Diit Pasien Hipertensi.
Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Prasetyorini, H. &. (2012). Stress Pada Penyakit Terhadap Kejadian Komplikasi Hipertensi
Pada Pasien Hipertensi. Jurnal Stikes, 61.
Putra, J. (2012). Madura dengan Masalah Kesehatan. Serial Online.
Mubarak, A., & Iqbal, W. (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
LAPORAN SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI
Diajukan untuk memenuhi tugas laporan Praktik Keperawatan Keluarga dengan Dosen
Pembimbing Bapak Ns. FX Widiantoro., MS., PhD dan ibu Ns. Friska S, S.Kep., MSN
OLEH:
HANIFAH RAHMAWATI PUTRI
30190121124
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan sasaran dapat
memahami pentingnya diit dan mengetahui cara mengatasi dan mencegah
hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang hipertensi diharapkan
peserta mampu :
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
c. Menyebutkan penyebab hipertensi
d. Menyebutkan cara mencegah komplikasi darah tinggi
e. Menyebutkan bahan makanan yang tidak diperbolehkan
f. Menyebutkan pengobatan nonfermakologi untuk menurunkan tekanan darah
3. Metode
Diskusi dan ceramah
4. Media
Leaflet
5. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Pendidikan Kesehatan Kegiatan Peserta
1 5 menit Pembukaan:
a. Membuka/memulai Menjawab salam
kegiatan dengan
mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari
penkes Mendengarkan dan
d. Menyebutkan materi penkes memperhatikan
e. Apersepsi (misal bertanya
kepada pasien apakah sudah
mengetahui tentang Menjawab
hipertensi dan diit pertanyaan
hipertensi)
2 20 menit Pelaksanaan penyampaian materi:
Menjelaskan tentang : Mendengarkan dan
a. Pengertian hipertensi memperhatikan
b. Pembagian tekanan darah
tinggi Menjawab
c. Tanda dan gejala darah pertanyaan
tinggi
d. Penyebab tekanan darah Peserta aktif
tinggi bertanya
e. Komplikasi darah tinggi
f. Cara mencegah komplikasi
darah tinggi
g. Bahan makanan yang tidak
diperbolehkan
h. Pengobatan nonfarmakologi
untukmenurunkan tekanan
darah
3 5 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab
tentang materi yang telah pertanyaan
diberikan (mengacu pada tujuan
khusus) dan reinforcement
jawaban peserta
4 5 menit Terminasi :
a. Menyimpulkan proses dan Mendengarkan.
hasil penyuluhan
b. Mengucapkan terima kasih Menjawab salam
c. Mengucapkan salam penutup.
h. Pengobatan Nonfarmakologi
1) Merendam kaki dengan air hangat
Tujuannya adalah untuk meningkatkan sirkulasi darah dengan cara
memperlebar pembuluh darah sehingga dapat banyak oksigen ke
jaringan,dan membantu dalam penurunan tekanan darah
Langkah-langkah :
a) Persiapan Alat dan bahan yang harus disediakan adalah: air hangat,
Waskom, termometer air, timer/jam, handuk kecil, tensimeter
spygmanometer dan stetoskop
b) ukur tekanan darah sebelum diberikan terapi
c) memberi posisi duduk nyaman bagi pasien
d) kedua kaki direndam pada waskom yang berisi air hangat suhu air 37℃-
40℃ hingga batas 10-15 cm di atas mata kaki selama 15-20 menit
e) setelah selesai hidroterapi keringkan kaki pasien menggunakan handuk
f) ukur tekanan darah pasien dengan menggunakan tensimeter
2) Melakukan tehnik buteyco
Tehnik Buteyco merupakan rangkaian latihan pernapasan sederhana, yang
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi dan
mengurangi frekuensi kekambuhan dan gejala asma (seperti batuk dan
mengi)
a) Tarik napas seperti biasa, kemudian hembuskan (2 kali), tarik napas
lagi seperti biasa kemudian tahan semampunya lalu hembuskan napas
dengan rileks.
b) Tarik napas biasa dengan menarik otot diafragma (2 kali), tarik napas lagi
kemudian tahan semampunya, lalu hembuskan dengan rileks.
c) Boleh menggunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk menutup hidung saat
tahan napas.
d) Bernapas secara normal setidaknya selama 10 detik.
e) Ulangi beberapa kali selama 15 menit. Lakukan sehari 2 kali
3) Melakukan relaksasi otot progresif untuk menurunkan tekanan darah
Pasien dianjurkan untuk melakukan latihan PMR sekali sehari selama 7
hari.
Gerakan relaksasi otot progresif:
a) Latih otot-otot tangan dengan menggenggam tangan kanan sambil
mengepalkan tangan lebih kuat, rasakan ketegangannya, lalu lepaskan
tinju. Setelah selesai tangan kanan kemudian dilanjutkan ke tangan
kiri.
b) Latih bagian belakang otot lengan dengan cara meluruskan lengan dan
menggerakkan dorsi fleksi pergelangan tangan sehingga otot-otot pada
tangan dan lengan bawah kembali meregang, jari-jari menghadap ke
langit-langit.
c) Melatih otot bisep dengan cara menggenggam kedua tangan seperti
kepalan tangan kemudian di bawa ke bahu sehingga otot bisep akan
tegang.
d) Latih otot bahu dengan mengangkat kedua bahu ke atas setinggi
menyentuh kedua telinga. Gerakan ini menghasilkan ketegangan pada
bahu, punggung atas dan leher.
e) Melatih otot dahi untuk mengerutkan kening dan alis hingga kulit
keriput.
f) Latihan otot-otot mata dengan mata tertutup rapat agar ketegangan di
sekitar mata dan otot-otot yang mengontrol gerakan mata dapat
dirasakan.
g) Melatih otot rahang dengan mengatupkan rahang, dilanjutkan dengan
menggigit gigi agar ketegangan di sekitar otot rahang dapat berkurang.
h) Latih otot-otot sekitar mulut dengan mengerucutkan bibir sekuat
mungkin sehingga akan terasa ketegangan di sekitar mulut.
i) Latih otot-otot leher untuk meletakkan kepala, kemudian diminta
untuk menekankan kepala pada punggung sepertiituresponden dapat
merasakan ketegangan pada bagian belakang leher dan punggung atas.
j) Melatih otot leher anterior sehingga responden dapat merasakan
ketegangan pada bagian anterior itu daerah leher.
k) Lengkungkan Anda kembali, regangkan dada Anda, dan rasakan
ketegangan di punggung bagian atas…dan rileks. Lengkungkan
punggung Anda, regangkan dada Anda, dan rasakan ketegangan di
punggung atas Anda. Kondisi tegang dipertahankan selama 10 detik
dan kemudian rileks.
l) Ambil napas dalam-dalam dan tahan, rasakan ketegangan pada otot-
otot di sekitar Anda dada. Tahan… dan kemudian rileks, bernapas
dalam-dalam dari perut.
m) Kencangkan otot-otot Andaperut, membuat perut sangat keras.
Tahan… dan santai.
n) Regangkan kedua kaki Anda, lurus ke depan, sampai Anda bisa
merasakan ketegangan di punggung Andapaha. Tahan ... dan kemudian
rileks.
o) Tegang keduanyaanak sapiotot dengan meregangkan kaki dan
mengarahkan jari-jari kaki ke atas ke arah kepala. Tahan ... dan
kemudian rileks. Semua gerakan dilakukan masing-masing dua kali
dan tahan posisi selama 10 detik dan tegang saat diregangkan
berlangsung 15-20 detik (Herawati & Azizah, 2018
Daftar Pustaka
Fadlilah, S. (2021). Soak Feet with Warm Water and Progressive Muscle Relaxation
Therapy on Blood Pressure in Hypertension Elderly. P J M H S Vol. 14, NO. 3, JUL –
SEP 2020.
Herawati, I., & Azizah, S. N. (2016). Effect of Progressive Muscle Relaxation Exercise
To Decrease Blood Pressure for. International Conference on Health and
WellBeing (ICHWB), 405–412.
Ignatavicius & Workman. 2013. Medical Surgical Nursing: Patient-Centered
Collaborative Care. Seventh Edition, Volume One. USA: Elsevier.
Izzat, dkk (2021). Jurnal Ilmu Keperawatan : Journal of Nursing Science Vol. 9, No. 2,
November 2021, hlm. 178-186 e-ISSN: 2598-8492 DOI :
https://doi.org/10.21776/ub.jik.2021.009.02.5 p-ISSN: 2088-6012 Website :
http://www.jik.ub.ac.id @2021. This is an open access article under the CC BY-NC
4.0 license
Joyce M Black. 2009. Medical Surgical Nursing : Clinical management for positive
Outcome
Novian, A. (2013). Kepatuhan diit pasien hipertensi. KEMAS: Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 9(1), 100-105.
Nurmaulina A, Hadiyanto H. (2021). Terapi Rendam Kaki Menggunakan Air Hangat pada
Lansia dalam Menurunkan Tekanan, Jurnal Lentera. Volume 4, Nomer 1, Universitas
Muhammadyah Sukabumi
Price A Sylvia. 2015. Patofisiologi Kondes Klinis Proses-proses Penyakit. Penerbit
Buku Kedokteran : EGC
Puteh, M. M., & Abi Muhlisin, H. M. (2015). Hubungan antara pengetahuan keluarga
tentang diit hipertensi dengan kekambuhan hipertensi pada lansia di posyandu
Setya Budi desa Reksosari kecamatan Suruh Kabupaten Semarang (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Robbin. 2007. Buku Ajar Patofisiologi volume 2, Edisi 7. Penerbit Buku Kedokteran :
EGC
Rahim, R., Mardiah, S. S., & Rismawati, S. (2017). Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat
Terhadap Perubahan Tekanan Darah Ibu Hamil Hipertensi. Media Informasi, 13(2),
64-69.
Foto Dokumentasi
Pengkajian dilakukan pada hari Rabu, 30 November 0 pukul 15.00 WIB di Desa
Kayuambon Kampung Pangragajian RT.0.
Bersama pasien Ny. O
Mahasiswi : Hanifah Rahmawati Putri
Mengukur tensi darah pada saat hari pertama dan melakukan pengkajian pada Ny. O hari
Rabu, 30 November 0
Mengukur tensi darah pada saat berkunjung akan melakukan implementasi pada Ny. O hari
Jumat, 09 November 0