Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

“ASKEP IBU POST PARTUM DENGAN INFEKSI)”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu
Dr. Noer Saudah, S.Kep,Ns.,M.Kes
Oleh : Kelompok 10

1. Suprih Tri Rahayu (202107064)


2. Ade Bimo Satriyo P (202107070)
3. Putra Chandra M (202107071)
4. Dely Wahyu Agustina (202107076)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2021
LAPORAN TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS
“ASKEP IBU POST PARTUM DENGAN INFEKSI)”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Maternitas

Dosen Pengampu
Dr. Noer Saudah, S.Kep,Ns.,M.Kes
Oleh : Kelompok 10

1. Suprih Tri Rahayu (202107064)


2. Ade Bimo Satriyo P (202107070)
3. Putra Chandra M (202107071)
4. Dely Wahyu Agustina (202107076)

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2021

i. i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum
dengan Infeksi” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah keperawatan Maternitas.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dengan mendapatkan bantuan dari
beberapa sumber dan literatur sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun menambah wawasan untuk pembaca.

Mojokerto, 19 April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan............................................................................... I
A. Latar Belakang..................................................................... ..............1

Bab II Tinjauan Pustaka................................................................................2


A. Konsep Dasar Post Partum 2
- Pengertian 2
- Anatomi Fisiologi 2
- Tahap – tahap Post Partum 2
- Tanda & Bahaya Post Partum 3
- Patofisiologi 3
- Komplikasi 4
- Penatalaksanaan Ibu Post Partum 6
B. Konsep Masalah Keperawatan 7
- Pengkajian 9
- Diagnosa Keperawatan 10
- Intervensi Keperawatan 10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Selama kehamilan kebanyakan
wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Banyak wanita yang mengatakan betapa bahagia
karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir jika terjadi masalah
dalam kehamilannya (Fatimah, 2017). Semua wanita hamil memiliki potensi atau kemungkinan
terjadinya komplikasi selama kehamilan. Menurut penelitian (Prahardani, 2019) penyebab komplikasi
pada kehamilan urutan penyebab dari yang terbanyak adalah pre eklamsia (28,7%), pendarahan
(22,42%), dan infeksi (3,45%). Menurut World Health Organization (WHO) wanita yang meninggal
akibat komplikasi kehamilan dan persalinan sekitar 295.000 pada tahun 2017. Hampir 94% kematian ini
terjadi pada negara-negara yang berpenghasilan menengah, penyebab utama kematian ibu yaitu
pendarahan yang sebagian besar terjadi setelah persalinan, hipertensi selama kehamilan yang dapat
menyebabkan preeklamsia dan eklampsia, infeksi serta penyebab tidak langsung seperti diabetes, malaria
(WHO, 2019). Untuk mencegah terjadinya komplikasi selama pada periode post partum seperti
perdarahan dan infeksi dengan cara memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif seperti
penyuluhan perawatan masa post partum. 2 Penyuluhan kepada ibu post partum merupakan intervensi
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan ibu akan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan
perawatan diri, perawatan bayi baru lahir, adaptasi keluarga dan pemulihan kesehatan. Penyuluhan yang
dilakukan seperti perawatan payudara, ambulasi dan teknik menyusui yang benar (Reeder, 2011).

Asuhan keperawatan post partum dilakukan dengan tujuan menjaga kesehatan ibu dan bayi serta
mencegah atau mendeteksi komplikasi yang timbul pada waktu pasca persalinan (Heryani, 2012). Dalam
memberikan asuhan keperawatan pada ibu post partum, perawat perlu mengembangkan ilmu dan kiat
keperawatan yang salah satunya adalah dapat mengintegrasikan model konseptual khususnya dalam
pemberian asuhan keperawatan maternitas (Apriyani, 2018)
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Post Partum

1. Pengertian Post Partum

Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium) yaitu masa
sesudah persalinan yang diperlukan untuk pemulihan kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu.Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai
kembali keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010)
Post partum adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pada
keadaan sebelum hamil, masa post partum berlangsung selama 6 minggu (Wahyuningsih, 2019)
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang-biaknya mikroorganisme dalam tubuh
manusia yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain Iskandar, 1998).

Infeksi postpartum adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke
dalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas (Sarwono Prawirohardjo, 2005 : 689 ).

2. Anatomi Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ interna
yang terletak di dalam rongga pelvis dan ditopang oleh lantai pelvis, dan genetalia eksterna, yang
terletak di perineum. Struktur reproduksi interna dan eksterna 6 berkembang menjadi matur akibat
rangsang hormon estrogen dan progesteron (Arma, 2015)

3. Tahap -Tahapan Post Partum


Masa post partum dibagi dalam tiga tahap sebagai berikut (Wahyuningsih, 2019) :

a. Immediate Post Partum (setelah plasenta lahir 24 jam) Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24
jam, adapun masalah yang sering terjadi misalnya atonia uteri oleh karena itu perlu melakukan
pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah ibu dan suhu. 11
b. Early Post Partum (24 jam – 1 minggu) Pada fase ini memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makanan dan cairan serta ibu dapat menyusui dengan baik.
c. Late Post Partum ( 1 minggu – 6 minggu) Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

4. Tanda Bahaya Post Partum

Tanda – tanda bahaya pada ibu nifas menurut (Pitriani, 2014) yaitu :
a. Perdarahan yang merah menyala setiap saat setelah minggu ke 4 pasca persalinan
b. Ibu demam tinggi dengan suhu tubuh > 380 c
c. Kontraksi uterus tidak baik
d. Pendarahan yang banyak setelah 24 jam post partus
e. Lochea yang berbau tidak enak
f. Adanya tanda human ( tanda kemerahan pada tungkai kaki ibu saat ditekuk)
g. Terjadinya bendungan ASI

5. Patofisiologi

Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan, proses ini dimulai
segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga
persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus
bersandar pada promontorium sakralis. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai kurang lebih
1 cm di atas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1 smpai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum
keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simpisis pubis
Uterus pada waktu hamil penuh baratnya 11 kali berat sebelum hamil. Uterus akan mengalami
proses involusi yang dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos. Proses
involusi yang terjadi mempengaruhi perubahan dari berat uterus pasca melahirkan menjadi kira-kira
500 gram setelah 1 minggu pasca melahirkan dan menjadi 350 gram setelah 2 minggu pasca
melahirkan. Satu minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul. Pada minggu keenam,
beratnya menjadi 50-60 gr. Peningkatan esterogen dan progesteron bertanggung jawab untuk
pertumbuhan masif uterus selama hamil. Pada masa pasca partum penurunan kadar hormon
menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang berlebihan.
Sel-sel tambahan yang terbentuk selama 13 masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus
sedikit lebih besar setelah hamil. Intesitas kontraksi otot otot polos uterus meningkat secara
bermakna segera setelah bayi lahir, kondsi tersebut sebagai respon terhadap penurunan volume
intrauterin yang sangat besar.
Pada endometrium timbul trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta.
Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm mempunyai permukaan yang kasar
akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel
desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental enzyme
insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah menurun secara
bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen dan progesteron menurun secara mencolok
setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan
diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.
Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui berperan dalam menekan ovulasi.
Karena kadar follikel-stimulating hormone terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak
menyusui di simpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin
meningkat.

Manifestasi Klinis
Rubor (kemerahan), kalor (demam setempat) akibat vasodilatasi dan tumor
(benngkak) karena eksudasi. Ujung syaraf merasa akan terangsang oleh peradangan
sehingga terdapat rasa nyeri (dolor). Nyeri dan pembengkan akan mengakibatkan
gangguan faal, dan reaksi umum antara lain berupa sakit kepala, demam dan peningkatan
denyut jantung (Sjamsuhidajat, R. 1997).

6. Komplikasi
-. Perdarahan Perdarahan adalah penyebap kematian terbanyak pada wanita selama periode post
partum.
Perdarahan post partum adalah: kehilangan darah lebih dari 500 cc setelah kelahiran kriteria
perdarahan didasarkan pada satu atau lebih tanda-tanda sebagai berikut:
1) Kehilangan darah lebih dai 500 cc.
2) Sistolik atau diastolik tekanan darah menurun sekitar 30 mmHg.
3) Hb turun sampai 3 gram %.
Tiga penyebap utama perdarahan antara lain :
a) Atonia uteri : pada atonia uteri uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini
merupakan sebab utama dari perdarahan post partum.
b) laserasi jalan lahir : perlukan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan perdarahan yang
banyak bila tidak direparasi dengan segera.
c) Retensio plasenta, hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebapkan oleh
gangguan kontraksi uterus.
4) Lain-lain
a) Sisa plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus sehingga masih ada
pembuluh darah yang tetap terbuka.
b) Ruptur uteri, robeknya otot uterus yang utuh atau bekas jaringan parut pada uterus setelah jalan
lahir hidup.
c) Inversio uteri (Wiknjosastro, 2009).
-. Infeksi puerperalis
Didefinisikan sebagai; inveksi saluran reproduksi selama masa post partum. Insiden infeksi
puerperalis ini 1%-8%, ditandai adanya kenaikan suhu > 38 dalam 2 hari selama 10 hari pertama
post partum.
-. Endometritis Adalah infeksi dalam uterus paling banyak disebapkan oleh infeksi puerperalis.
Bakteri vagina, pembedahan caesaria, ruptur membran memiliki resiko tinggi terjadinya endometritis.
-. Mastitis Yaitu infeksi pada payudara. Bakteri masuk melalui fisura atau pecahnya puting susu
akibat kesalahan tehnik menyusui, di awali dengan pembengkakan, mastitis umumnya di awali pada
bulan pertama post partum
-. Infeksi saluran kemih
Insiden mencapai 2-4 % wanita post partum, pembedahan meningkatkan resiko infeksi saluran
kemih. Organisme terbanyak adalah Entamoba coli dan bakterigram negatif lainnya.
-. Tromboplebitis dan thrombosis
Semasa hamil dan masa awal post partum, faktor koagulasi dan meningkatnya status vena
menyebapkan relaksasi sistem vaskuler, akibatnya terjadi tromboplebitis (pembentukan trombus di
pembuluh darah dihasilkan dari dinding pembuluh darah) dan thrombosis (pembentukan trombus)
tromboplebitis superfisial terjadi 1 kasus dari 500-750 kelahiran pada 3 hari pertama post partum.
-. Emboli
Yaitu : partikel berbahaya karena masuk ke pembuluh darah kecil.
-. Post partum depresi
Ibu bingung dan merasa, dan lainnya. takut pada dirinya. Tandanya antara lain, kurang
konsentrasi, kesepian tidak aman, perasaan obsepsi cemas, kehilangan kontrol
-. Tanda-Tanda Bahaya Post Partum
Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari perlukaan jalan lahir.
Tanda-tanda yang mengancam terjadinya robekan perineum antara lain :
1) Kulit perineum mulai melebar dan tegang.
2) Kulit perineum berwarna pucat dan mengkilap.
3) Ada perdarahan keluar dari lubang vulva, merupakan indikasi robekan pada mukosa vagina.

7. Penataksanaan Ibu Post Partum

Penanganan ruptur perineum diantaranya dapat dilakukan dengan cara melakukan penjahitan
luka lapis demi lapis, dan memperhatikan jangan sampai terjadi ruang kosong terbuka kearah
vagina yang biasanya dapat dimasuki bekuan-bekuan darah yang akan menyebabkan tidak
baiknya penyembuhan luka. Selain itu dapat dilakukan dengan cara memberikan antibiotik yang
cukup

Prinsip yang harus diperhatikan dalam menangani ruptur perineum adalah :


a. Bila seorang ibu bersalin mengalami perdarahan setelah anak lahir, segera memeriksa perdarahan
tersebut berasal dari retensio plasenta atau plasenta lahir tidak lengkap.
b. Bila plasenta telah lahir lengkap dan kontraksi uterus baik, dapat dipastikan bahwa perdarahan
tersebut berasal dari perlukaan pada jalan lahir, selanjutnya dilakukan penjahitan.

Dalam menangani asuhan keperawatan pada ibu post partum spontan, dilakukan berbagai macam
penatalaksanaan, diantaranya :
a. Monitor TTV
b. Tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mungkin menandakan preeklamsi suhu tubuh
meningkat menandakan terjadinya infeksi, stress, atau dehidrasi.
c. Pemberian cairan intravena
d. Untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan kemampuan perdarahan darah dan menjaga agar
jangan jatuh dalam keadaan syok, maka cairan pengganti merupakan tindakan yang vital, seperti
Dextrose atau Ringer.
e. Pemberian oksitosin
Segera setelah plasenta dilahirkan oksitosin (10 unit) ditambahkan dengan cairan infuse atau
diberikan secara intramuskuler untuk membantu kontraksi uterus
f. Obat nyeri Obat-obatan yang mengontrol rasa sakit termasuk sedative, alaraktik, narkotik dan
antagonis narkotik. Anastesi hilangnya sensori, obat ini diberikan secara regional/ umum e.
Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan darah Beberapa uji laboratorium biasa segera dilakukan pada periode pasca
partum
hemoglobin dan hematokrit seringkali dibutuhkan pada hari pertama pada partum untuk
mengkaji kehilangan darah pada melahirkan.
2) Pemeriksaan urin
Pegambilan sampel urin dilakukan dengan menggunakan cateter atau dengan tehnik
pengambilan bersih (clean-cath) spisimen ini dikirim ke laboratorium untuk dilakukan
urinalisis rutin atau kultur dan sensitivitas terutama jika 26 cateter indwelling di pakai
selama pasca inpartum. Selain itu catatan prenatal ibu harus di kaji untuk menentukan
status rubelle dan rhesus dan kebutuhan therapy yang mungkin

B.Konsep Masalah Keperawatan

1. Pengertian Diagnosa keperawatan


merupakan suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial.
Diagnosa keperawatan bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI PPNI,
2017).
2. Kriteria Mayor & Minor
Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%- 100% untuk validasi
diagnosa.
Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan gejala yang tidak harus ditemukan, namun
dapat mendukung penegakan diagnosis (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
3. Faktor Yang Berhubungan
Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah yang dapat menunjang
kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis atau masalah keperawatan (Tim Pokja
SDKI PPNI, 2017).

5. Masalah Keperawatan Ibu


1) Nyeri Akut (D.0077)
a) Definisi Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintesitas
ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b) Data Mayor
(1) Subyektif : Mengeluh nyeri.
(2) Obyektif : Tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.
c) Data Minor
(1) Subyektif : Tidak tersedia. (2) Obyektif : Nafsu makan berubah, proses berfikir
terganggu, berfokus pada diri sendiri.

2.Gangguan Pola Tidur (D.0055)


a) Definisi Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
b) Data mayor
(1) Subjektif : mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas
tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat tidak cukup.
(2) Objektif : tidak tersedia c) Data Minor (1) Subjektif :mengeluh kemampuan
beraktivitas menurun (2) Objektif : tidak tersedia

3) Defisit Pengetahuan
a) Definisi Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu.
b) Data Mayor :
(1) Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi
(2) Objektif : sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
c) Data Minor :
(1)Subjektif : (tidak tersedia)
(2)Objektif : Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, Menunjukkan perilaku
berlebihan (mis. apatis, bermusuhan, agitasi, histeria).

4) Resiko infeksi (D.0142).


a) Definisi Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
b) Faktor Risiko
(1) Penyakit kronis (mis. diabetes melitus)
(2) Efek prosedur invasif
(3) Malnutrisi
(4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
(5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder

Proses keperawatan meliputi lima tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,


perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi.
1.Pengkajian

a. Identitas klien Meliputi nama, tempat tanggal lahir, agama, suku bangsa, pendidikan terakhir,
pekerjaan, alamat, penghasilan per bulan.
b. Antisipatori
1) Status Kesehatan : alasan kunjungan, kunjungan, keluhan utama, riwayat kesehatan.
2) Riwayat obstetri dan ginekologi : Riwayat haid, riwayat perkawinan, riwayat KB, riwayat
kehamilan & persalinan yang lalu, riwayat kehamilan & persalinan sekarang,
3) Pemenuhan kebutuhan dasar manusia : nutrisi, eliminasi, oksigenasi, aktivitas dan istirahat
4) Dukungan sosial : dukungan emosi, dukungan informasi, dukungan fisik, dukungan
penghargaan. 5) Fungsi keluarga
6) Pengkajian budaya
7) Stress
8) Pemeriksaan fisik ibu
- Mata : konjungtiva normalnya berwana merah muda dan sklera normalnya berwarna putih -
Mammae : payudara simetris atau tidak, putting susu bersih dan menonjol atau tidak.
Hiperpigmentasi areolla atau tidak, kolostrum sudah keluar atau belum.
- Abdomen : terdapat luka bekas SC atau tidak, ada linea atau tidak, striae ada atau tidak
- Genetalia : bersih atau tidak, oedema atau tidak, kemerahan atau tidak, perineum ada bekas luka
epiostomi atau tidak
- Ekstremitas : oedema atau tidak dan varises atau tidak
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan


klien yang nyata (actual) dan kemungkinan akan terjadi (resiko) dimana pemecahannya
dalam batas wewenang perawat. Diagnosa yang mungkin muncul antara lain :
a. nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen, after pains, distensi
kandung kemih.
b. Risiko penyebaran infeksi berhubungan dengan rauma persalinan, jalan lahir,
dan infeksi nasokomial.
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat, anoreksia, mual, muntah, dan pembatasan medis.
d. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan, retensi urine.
e. Aktivitas intoleran berhubungan dengan efek anesthesia, terpasang infus.
f. Kurang pengetahuan tentang cara perawatan diri dan bayi berhubungan
dengan kurang informasi.
g. Cemas berhubungan dengan kurang informasi tentang status kesehatan bayi,
peralihan sebagai orang tua.
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan mata rantai penetapan kebutuhan pasien dan
pelaksanaan tindakan keperawatan. Dengan demikian rencana asuhan keperawatan
adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan
yang akan dilakukan terhadap pasien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa
keperawatan, rencana asuhan keperawatan pada klien post partum menurut (Dongoes,
1994 : 417).
1.Nyeri berhubungan dengan luka insisi, distensi abdomen, after pains, distensi
kandung kemih.
Tujuan :

Dalam waktu 3 hari, rasa nyeri berkurang atau hilang


Kriteria hasil:

✓ Tanda-tanda vital normal (nadi 60-80 x/menit, respirasi 18-24


x/menit),
✓ Tidak meringis,
✓ Kegiatan tidak terganggu dengan rasa nyeri.
✓ Skala nyeri

Intervensi Rasional
1. Tentukan skala nyeri dan 1. Untuk mengenal indikasi
intensitas nyeri, pantua tekanan kemajuan atau
darah, nadi dan pernafasan penyimpangan dari hasil
setiap 4 jam. yang diharapkan.
2. Anjurkan klien untuk 2. Relaksasi dan nafas dalam
menggunakan teknik relaksasi dapat mengurangi
dan nafas dalam serta teknik ketegangan otot dan
distraksi (untuk nyeri ringan menghambat rangsang nyeri
dan sedang). serta menambah pemasukan
oksigen.Distraksi
mengganggu stimulus nyeri
tetapi tidak mengubah
intensitas nyeri, paling baik
untuk periode pendek.
3. Anjurkan posisi tidur miring.
3. Mempermudah pengeluaran
gas
4. Berikan obat analgetik sesuai
4. Analgetik bersifat
order
menghambat reseptor nyeri,
sehingga persepsi nyeri
berkurang/hilang

h. Resiko Penyebaran Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan


lahir, dan infeksi nasokomial.
Tujuan :

Dalam 3 hari setelah proses persalinan, infeksi tidak terjadi


Kriteria hasil:

✓ Tanda-tanda vital dalam batas normal (nadi 60-80 x/menit,


suhu tidak lebih dari 38 0C),
✓ Insisi kering
✓ Lochea tidak berbau busuk
✓ Uterus tidak lembek
✓ Dolor : 1 - 2
✓ Kalor : 36’5 – 37’2 C
✓ Rubbor : Normal
✓ Function laesa : normal

Intervensi Rasional
1. Lakukan perawatan luka dengan 1. Akan meminimalkan dan
teknik aseptic dan anti septic. mencegah kontaminasi dan
atau masuknya
mikroorganisme.
2. Observasi adanya tanda-tanda 2. Akan memudahkan
infeksi pada daerah luka : dolor, intervensi lebih dini dan
kalor, rubor dan function laesa. intervensi selanjutnya.
3. Berikan antibiotic sesuai order 3. Antibiotik bersifat
dan kolaborasi untuk bakterisida dan adanya
pemeriksaan leukosit. leukositosis merupakan
salah satu tanda infeksi.
4. Anjurkan untuk makan
4. Protein dan viatamin C
makanan tinggi protein, vitamin
dibutuhkan untuk
C dan zat besi.
pertumbuhan jaringan dan
zat besi untuk pembentukan
hemoglobin.

i. Gangguan pola eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine.


Tujuan :

Dalam waktu 2 hari pola eliminasi urine tidak terganggu.


Kriteria hasil :

1. Klien dapat Buang air kecil setelah diangkat kateter


2. Terhindar dari infeksi system urine.
Rasional

Intervensi
1. Rawat perineum dan kateter 1. Mencegah agar tidak
secara rutin dan teratur. mendukung pertumbuhan
bakteri.
2. Tempatkan kantung kencing
2. Untuk mencegah refluk,
bila dipasang kateter lebih
sehingga tidak tumbuh
rendah dari pasien.
bakteri
3. Ajarkan teknik merangsang
3. Klien biasanya bisa buang
kencing setelah diangkat kateter
air kecil setelah 6-8 jam
seperti siram daerah kandung
setelah pengangkatan
kemih dengan air dan anjurkal
kateter. Posisi duduik
klien duduk.
dapatmenimbulkan rasa
penuh sehingga klien
terangsang untuk kencing.
4. Angkat kateter sesuai ketentuan
4. Untuk menghindari
biasanya 6-12 jam post operasi
pertumbuhan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA

- Bobak M Irene, Deitra Leonasd Lowdermilk dkk. 2004. “Buku


Ajaran Keperawatan Maternitas”. Jakarta. EGC
- Biomed M mitayani,S.ST. 2009.”Asuhan keperawatan maternitas”.
Jakarta: Salemba Medika
- Brunner and suddart.2002.Medical practical nursing, 1st edition, Jakarta : EGC
- Apriyani, W. (2018). Aplikasi Teori Ramona T Mercer : Maternal Role Attainment
Becoming a Mother. 1–21. https://id.scribd.com/document/396538941/Aplikasi-
Ramona-t-Mercer
- Arma, N. (2015). Bahan Ajar Obstetri Fisiologi.
https://books.google.co.id/books?id=Gwo2DwAAQBAJ&lpg=PR1&dq=asuhan
keperawatan antenatal intranatal dan bayi baru lahir fisiologis dan
patologis&hl=id&pg=PR5#v=onepage&q&f=false
- Bararah, T. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi Perawat
Profesional. Prestasi Pustaka. Bobak. (2010). Konsep Post Partum.
- Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
- Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
- Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
- (Edisi 1). DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai