Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

ASFIKSIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

NAMA NIM
MIFTAHUL AZZAM M 17631606
AMSIATU SYARIFAH 17631637
RATNA MONITA DEWI 17631593
NORA REZA FAZIRA SHAH 17631623

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah tentang” ASFIKSIA”.Penyusunan
Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Keperawatan Anak 1 yang diampu
oleh Ibu Elmie Mutfiana S.Kep.Ns,M.Kep
Dalam proses penyusunan Makalah ini tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terimakasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan Makalah ini.
Meski demikian, penulis masih menyadari banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di
dalam penyusunan.Makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga
penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk
pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Ponorogo, 16 Juni 2019

Penulis

2
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir.
Menurut SUSENAS 2001 penyebab kematian utama periode neonatal(bayi umur<28
hari) adalah prematuritas disertai berat lahir rendah(29,2 persen) asfiksia lahir(27 persen),tetanus
neonatrum(9,5 persen),masalah pemberian makan(9,5 persen),kelainan kongenital(7,3
persen),gangguan hematologi/icterus (5,6 persen),pneumonia (2,8 persen)dan sepsis (2,2
persen).Dari data ini menunjukkan bahwa asfiksia lahir berada pada tingkat tertinggi kedua
setelah BBLR.
Di salah satu RSUD data pasien rawat inap menunjukkan jumlah pasien dengan kasus
kegawatan pernafasan serta kematian neonates yang terjadi selama bulan desember 2004 sampai
februari 2005.Data tersebut menunjukkan presentase yaitu RDS dan asfiksia neonatrum sebesar
72,2% pada bulan desember 2004,pada bulan januari 2005 sebesar 81,5% dan 85,7% pada bulan
februari 2005.Begitu pula data pasien rawat inap ruang parinatologi menggambarkan bahwa
sebagian besar neonates yang dirawat berpotensi mengalami kegawatan pernafasan.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar neonates yang dirawat adalah
penderita gangguan pernafasan yang berpotensi mengalami kegawatan pernafasan yang
menimbulkan kecacatan tau bahkan kematian.

II. Rumusan Masalah

1. Apa Definisi dari Asfiksia?


2. Apa Etiologi Asfiksia?
3. Bagaimana patofisiologi dari asfiksia?
4. Bagaimana pathway dari asfiksia?
5. Bagaimana data pengkajian dari asfikisia?

III. Tujuan Masalah

3
1. Dapat mengetahui definisi asfiksia
2. Dapat mengetahui etiologi asfiksia
3. Dapat mengetahui patofisiologi dari asfikisia
4. Dapat mengetahui pathway dari asfiksia
5. Dapat mengetahui data pengkajian dari asfiksia

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Asfiksia merupakan suatu keadaan dimana bayi dapat bernapas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir,keadaan tersebut dapat disertai dengan adanya hipoksia,hiperkapnea dan
sampai ke asidosis (Hidayat,2005).
Asfiksia neonates adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan
teratur,sehingga dapat menurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lanjut.(Manuaba,1998).
Asfiksia neonates adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir.(Mansjoer,2000).
Asfiksia berarti hipoksia progresif,penimbunan CO2 dan asidosis ,bila proses ini
berlangsung telalu jauh dapat mengakibatkan kerusakan otak atau kematian.Asfiksia juga dapat
mempengaruhi fungsi organ vital lainnya.(Saiffudin,2001)
Jadi asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara
spontan dengan ditandai adanya hipoksemia(penurunan PaO2),hiperkarbia(peningkatan PaCO2)
dan asidosis (penurunan PH).

B. Etiologi
Keadaan asfiksia terjadi karena kurangnya kemampuan fungsi organ bayi seperti
pengembangan paru-paru.Proses terjadinya asfiksia neonatorum ini dapat terjadi pada masa
kehamilan ,persalinan atau segera setelah bayi lahir.
Penyebab asfiksia menurut mochtar(1998) adalah:
1. Asfiksa dalam kehamilan
a. Cacat bawaan
b. Trauma
c. Anemia berat
d. Keracunan obat-obat bius
e. Uraemia dan toksemia gravidarum
2. Asfiksia dalam persalinan

5
a. Kekurangan O2
i. Partus lama (CPD,rigid serviks dan atonia/insersi uteri)
ii. Ruptur uteri yang memberat ,kontraksi uterus yang terus menerus
mengganggu sirkulasi darah ke uri.
iii. Tekanan terlalu kuat dari kepala anak pada plasenta.
iv. Prolaps fenikuli tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul.
v. Pemberian obat bius terlalu banyak dan tidak tepat waktunya.
vi. Perdarahan banyak:plasenta previa dan solution plasenta.
vii. Kalau plasenta sudah tua:postmaturitas(serotinus),difungsi uteri.
b. Paralisis pusat pernafasan
i. Trauma dari luar seperti oleh tindakan forceps
ii. Trauma dari dalam :akibat obat bius.

Sedangkan menurut betz et al.(2001),asfiksia dapat dipengaruhi beberapa faktor


yaitu:
1) Faktor ibu
a) Hipoksia ibu
Dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau
anastesi dalam dan kondisi ini akan menimbulkan hipoksia janin dengan
segala akibatnya.
b) Gangguan aliran darah uterus
Berkurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya
aliran oksigen ke plasenta dan juga ke janin ,kondisi ini sering ditemukan
pada gangguan kontraksi uterus,hipotensi mendadak pada ibu karena
perdarahan ,hipertensi pada penyakit eklamsi.
2) Faktor plasenta
Pertukaran gas anatara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta ,asdiksis janin dapat terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada
plasenta ,misalnya perdarahan plasenta ,solusio plasenta.
3) Faktor fetus

6
Kompresi umbilicus akan mengakibatkan terganggunya aliran darah dalam
pembuluh darah umbilicus dan menghambat pertukaran gas anatara ibu dan
janin.Gangguan aliran darah ini dapat ditemukan pada keadaan tali pusat
menumbung,melilit leher,kompresi tali pusat anatara jalan lahir dan janin.
4) Faktor neonates
Depresi pusat pernafasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa
hal yaitu pemakaian obat anastesi yang berlebihan pada ibu,trauma ynag
terjadi saat persalinan misalnya perdarahan intra kranial,kelainan kongenital
pada bayi misalnya hernia diafragmatika,atresia atau stenosis aluran
pernapasan,hypoplasia paru.
C. Patofisiologi.
Bila janin kekurangan O2 dan kadar CO2 bertambah,timbulah rangsangan terhadap
nervus vagus sehingga DJJ(Denyut Jnatung Janin) menjadi lambat .Jika kekurangan O2 terus
berlangsung maka nervus vagus tidak dapat dipengaruhi lagi.Timbulah kini rangasangan dari
nervus simpatikus sehingga DJJ menjadi lebih cepat akhirnya ireguler dan menghilang.Janin
akan mengadakan pernafasan intrauterine dan bila kita periksa kemudian terdapat banyak air
ketuban dan meconium dalam paru,bronkus tersumbat dan terjadi atelektatis.Bila janin lahir
,alveoli tidak berkembang.
Apabila asfiksia berlanjut,gerakan pernafasan akan ganti,denyut jantung mulai
menurun.Sedangkan tonus neuromuskuler berkurang secara berangsur-angsur dan bayi
memasuki periode apneu primer.Apabila bayi dapat bernapas kembali secara teratur maka bayi
mengalami asfiksia ringan.
Jika berlanjut,bayi akan menunjukkan pernafasan yang dalam ,denyut jantung terus
menurun disebabkan karena terjadinya metabolism anaerob yaitu glikolisis glikogen tubuh yang
sebelumnya diawali dengan asidosis respiratorik karena gangguan metabolisme asam
basa,biasanya gejala ini terjadi pada asfiksia sedang –berat,tekanan darah bayi mulai menurun
dan bayi akan terlihat lemas (flascid).Pernafasan makin lama makin lemah sampai bayi
memasuki periode apneu sekunder.Selama apneu sekunder,denyut jantung,tekanan darah dan
kadar O2 dalam darah(PaO2) terus menurun.Pada paru terjadi pengisian alveoli yang tidak
adekuat sehingga menyebabkan resistensi pembuluh darah paru.Sedangkan di Otak terjadi
kerusakan sel otak yang dapat menimbulkan kematian atau gejala sisa pada kehiduoan bayi

7
selanjutnya.Pada saat ini,bayi sekarang tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidak akan
menunjukkan upaya pernafasan secara spontan.
Gngguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan/persalinan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian jika
resusitasi dengan pernafasan buatan dan pemberian O2 tidak dimulai segera.Kerusakandan
gangguan ini dapat reversible atau tidak tergantung dari berat badan dan lamanya asfiksia.
Asfiksia neonatrum diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Asfiksia Ringan (vigorus baby)
Skor APGAR 7-10,Bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa.
2. Asfiksia Sedang(mid moderate asphyksia)
Skor APGAR 4-6 pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari
100/menit tonus otot kurang baik,sianosis,reflek iritabilitas tidak ada.
3. Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3 pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurnag dari
100x/menit ,tonus otot buruk,sianosis berat,dan kadang-kadnag pucat,reflek iritablitas
tidak ada.Pada asfiksia dengan henti jantung yaitu jantung fetus tidak lebih dari 10 menit
sebelum lahir lengkap atau bunyi jantung menghilang post partum,pemeriksaan fisik
sama pada asfiksia berat.

Pemeriksaan APGAR untuk bayi:


Nilai 0-3: Asfiksia Berat
Klinis 0 1 2
Detak jantung Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Pernafasan Tidak ada Tak teratur Tangis kuat
Refleks saat jalan Tidak ada Menyeringai Batuk/bersin
nafas dibersihkan
Tonus Otot Lunglai Fleksi Fleksi kuat gerak
ekstremitas(lemah) aktif
Warna Kulit Biru pucat Tubuh Marah seluruh
merah,ekstremitas tubuh
biru

8
Nilai 4-6: Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Normal
Pemantauan nilai apgar dilakukan pada menit ke-1 dan menit ke-5 bila apgar 5 menit
masih kurang dari 7 penilaian dilanjurkan tiap 5 menit sampai skor mencapai 7.Nilai
apgar berguna untuk menilai keberhasilan resusitasi bayi baru lahir dan menentukan
prognosis,bukan untuk memulai resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik stelah lahir
bila bayi tidak menangis.(Bukan 1 menit seperti penilaian skor Apgar).

9
D. Phatway
Persalinan lama,lilitan tali paralisis pusat faktor lain:anestesi,obat
Pusat ,presentasi janin abnormal pernafasan obatan narkotik

ASFIKSIA
Janin Kekurangan O2
Dan Kadar CO2 Meningkat Paru Terisi Cairan
Nafas cepat Suplai O2 Suplai O2
Ke paru dalam darah Kebersihan
Pola nafas jalan nafas
Apneu tidak tidak efektif
efektif Resiko
ketidakseim
DJJ &TD menurun Kematian Bayi bangan suhu Kerusakan otak gangg
tubuh
uan metabolism dan
Janin tidak berelaksasi perubahan asam
Terhadap rangsangan Resiko Cedera

basa

Asidosis
Respiratorik

Gangguan Perfusi
ventilasi

Kerusakan
pertukaran gas

10
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
ASFIKSIA

A. Pengkajian focus
1. Data biografi
2. Riwayat persalinan
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat kesehatan klien / bayi saat ini
5. Riwayat kelahiran bayi
6. Nilai apgar skore
7. Pengkajian ABC
8. Pemerikasaan tingkat perkembangan/efleks premitif

B. Diagnose dan Intervensi


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus
a. Bersihkan jalan nafas
b. Auskultasi suara nafas
c. Berikan O2 baik nasal atau dengan headbox
d. Monitor status O2
e. Monitor respirasi
f. Lakukan fisioterapi dada
g. Posisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi
h. Kalaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi
a. Buka jalan nafas
b. Posisikan bayi
c. Auskultasi suara nafas
d. Keluarkan lender dengar suction
e. Monitor adanya cuping hidung
f. Monitor respirasi

11
g. Berikan O2 sesuai indikasi
h. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan suction
i. Kalaborasi dengan untuk pemeriksaan AGD dan terapi obat
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi
a. Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman pernafasan dan produksi sputum
b. Pantau saturasi O2 dengan oksimetri
c. Pantau keadaan dan keluhan pasien
d. Pantau vital sign
e. Pantau hasil AGD
4. Resiko cidera berhubungan dengan anomaly congenital tidak terdeteksi, tidak teratasi
pemajanan pada agen infeksius
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
b. Pakai sarung tangan steril
c. Ajarkan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi
d. Bebaskan dari cidera dan komplikasi
5. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh (hipo/hipertermia) berhubungan dengan transisi
lingkungan
a. Hangatkan bayi
b. Monitor gejala hipotermi atau hipertermi
c. Monitor vital sign
d. Monitor adanya bradikardi
e. Monitor pernafasn
f. Kaji warna kulit dan gejala siaonosis
6. Proses keluarga terhenti berhubungan dengan pergatian status kesehatan anggota
keluarga
a. Tentukan proses tipe keluarga
b. Identifikasi efek pertukaran peran dalam anggota keluarga
c. Bantu anggota keluarga menggunakan metode support yang ada
d. Bantu anggota kelaurga untuk merencanakan strategi yang normal dalam segala
situasi
7. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan respon imun yang terganggu

12
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
b. Lakukan tehnik aseptic dan antiseptic dalam pemberian askep
c. Lakukan perawatan tali pusat
d. Jaga kebersihan badan dan lingkungan bayi
e. Observasi tanda infeksi
f. Hindarkan bayi kontak dengan yang sakit
g. Kalaborasi pemberian obat dan antiseptic
8. Resiko terjadinya hipoglikemi berhubungan dengan metabolism meningkat
a. Berikan nutrisi secara adekuat
b. Hanagtkan bayi
c. Observasi tanda vital
d. Lakukan cek GDS
e. Monitor keadaan umum
f. Kalaborasi dengan tim medis utnuk pemeriksaan laboratorium

C. Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas efektif
2. Pola nafas efektif
3. Pertukaran gas adekuat
4. Resiko cidera dapat dicegah
5. Suhu kembali normal
6. Koping keluarga adekuat
7. Tidak terjadi infeksi
8. Tidak terjadi hipoglikemi selama masa perawatan

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A.A.2008. pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta :
Medika Selemba.
2. Mohan, H. 2013. Pathology practical book. Ed 3. Jaypee Replika press PVT
3. Manuaba, dkk. 2007. Pengantar kuliah obstetric. Cet . penerbit buku kedokteran EGC :
Jakarta
4. Wilkinson. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan criteria
hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC
5. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/18/jhptump-a-mayanginda-896-1-babi.pdf
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37594/4/Chapter%20I.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai