DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat ALLAH Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat ilmu yang
telah diberikan kepada manusia supaya dapat mengenali dunia dengan ilmu
pengetahuan untuk kemaslahatan ummat manusia serta memberikan nikmat sehat
dan sempat sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Asuhan Keperawatan
Keluarga yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Neonatus
Pada Pasien By.Ny. N Dengan Diagnosa Masalah Keperawatan Utama Pola Nafas
Tidak Efektif Pada Kasus Asfiksia Sedang Di Ruang Melati Rsud Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto” Di Ruang Melati RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto” ini tepat pada waktunya. Laporan Asuhan Keperawatan Anak ini disusun
guna memberikan gambaran tentang proses asuhan keperawatan anak yang dilakukan
pada bayi/neonatus sebagai dengan tahap mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, penyusunan intervensi, laporan implementasi, hingga evaluasi.
Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada ibu Ning Iswati, M.Kep
yang telah memberikan saran, bimbingan serta masukannya, serta semua pihak yang
berkontribusi dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
kesempurnaan hanya milik ALLAH Subhanahu wa ta’ala dan penulisan laporan askep
ini masih jauh dari kata sempurna. Namun penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan juga berharap ada saran untuk penulisan yang lebih
baik kedepannya.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disahkan
Pada Tanggal
Disahkan Oleh
A. Definisi Asfiksia
Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
pernafasan secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau
beberapa saat sesudah lahir. Bayi mungkin lahir dalam kondisi asfiksia
(Asfiksia Primer) atau mungkin dapat bernafas tetapi kemudian
mengalami asfiksia beberapa saat setelah lahir ( Asfiksia Skunder)
(Icesmi & Sudarti, 2014).
Asfiksia merupakan kegagalan bayi baru lahir untuk memulai
dan melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur. Keadaan
inibiasanya disertai dengan keadaan hipoksia, hiperkarbia dan asidosis.
Asfiksia dapat terjadi karena kurangnya kemampuan organ pernapasan
bayi dalam menjalankan fungsinya, seperti mengembangkan paru
(Sudarti dan fauzizah, 2013).
Menurut Weni Kristiyanasari (2013) Asfiksia dalam kehamilan
dapat disebabkan oleh usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun, penyakit pembuluh darah ibu yang menganggu pertukaran gas
janin seperti hipertensi, hipotensi, gangguan kontraksi uterus penyakit
infeksi akut atau kronis, anemia berat, keracunan obat bius, uremia,
toksemia gravidarum, cacat bawaan atau trauma. Asfiksia dalam
persalinan dapat disebabkan oleh partus lama, ruptur uteri, tekanan
kepala anak yang terlalu kuat pada plasenta, pemberian obat bius terlalu
banyak dan tidak tepat pada waktunya, plasenta previa, solusia plasenta,
plasenta tua (serotinus), prolapsus.
Dapat disimpulkan bahwa definisi asfiksia adalah kondisi di
mana bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup dalam proses
persalinan hingga persalinan selesai. Kondisi ini tergolong serius karena
dapat mengakibatkan kematian. Kondisi ini dapat pula menyebabkan
gangguan perkembangan bayi hingga saat dewasa.
B. Klasifikasi
1. Asfiksia Berat (nilai APGAR 0–3)
Didapatkan frekuensi jantung <100 kali/menit, tonus otot buruk,
sianosis, keadaan pada bayi dengan asfiksia berat memerlukan resusitasi
segera secara tepat dan pemberian oksigen secara terkendali, apabila bayi
dengan asfiksia berat maka berikan terapi oksigen 2–4 ml per kg berat
badan karena pada bayi asfiksia berat dapat disertai asidosis.
2. Asfiksia Sedang (nilai APGAR 4–6)
ASFIKSIA
DX:
Kerusakan
pertukaran
gas
F. Pemeriksaan Penunjang
A. IDENTITAS NEONATUS
Nama bayi : By.Ny.N
Tanggal lahir : 06 Desember 2020, Jam 01.05 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 2 hari
Berat Badan Lahur : 3150 gram
Ruang : Melati
Kelahiran : Sectio Caecaria
Tanggal MRS : 06 Desember 2020 Jam : 19.00 WIB
Tanggal pengkajian : 07 Desember 2020 Jam : 11.30 WIB
B. IDENTITAS ORANG TUA
Nama ibu : Ny.N
Umur ibu : 26 tahun
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Pendidikan ibu : SMA
Agama :Islam
Alamat : Desa Sambeng Kulon, Kembaran
Dikirim oleh : Ambulance
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
Tahap perkembangan
a) Psikososial : -
b) Psikoseksual : -
c) Kognitif : -
4.Pengkajian fisik
a. Tanda tanda vital
Nadi : 140 x/menit
Suhu : 35,1º C
Pernafasan : 64 x/menit
CRT : < 3 detik
Saturasi : 98%
b. Pememriksaan fisik
a) Reflek
1. Sucking (menghisap) : Ada (√ ) Tidak ( )
2. Palmar Grasping (menggenggam) : Ada (√ ) Tidak ( )
3. Tonic Neck (leher) : Ada ( ) Tidak (√ )
4. Rooting (mencari) : Ada (√ ) Tidak ( )
5. Moro (kejut): Ada (√ ) Tidak ( )
6. Babinsky : Ada (√ ) Tidak ( )
7. Gallant (punggung) : Ada ( √ ) Tidak ( )
8. Swallowing (menelan) : Ada (√ ) Tidak ( )
9. Plantar Grasping (telapak kaki) : Ada ( √ ) Tidak ( )
b) Tonus/aktivitas
1. Aktif ( √ ) Tenang ( ) Letargi ( ) Kejang ( )
2. Menangis Keras ( ) Lemah ( √ ) Melengking ( )
c) Kepala/leher
1. Fontanel anterior: Lunak ( √ ) Tegas ( ) Datar ( ) Menonjol ( )Cekung ( )
2. Sutura sagitalis: Tepat ( √ ) Terpisah ( ) Menjauh ( ) Tumpang tindih ( )
3. Gambaran wajah: Simetris ( √ ) Asimetris ( )
4. Molding ( √ ) Caput succedaneum ( ) Cephalhematoma ( )
d) Mata
1. Bersih ( √ ) Sekresi ( )
2. Jarak interkanus : Normal, Sklera : Tidak ikterik
e) THT
1. Telinga : Normal ( √ ) Abnormal ( )
2. Hidung: Simetris (√ ) Asimetris ( )
f) Wajah
Tidak ada kelainan bibir sumbing ataupun sumbing langit – langit /
palatum.
g) Abdomen
1. Lunak ( √ ) Tegas ( ) Datar ( ) Kembung ( )
2. Lingkar perut 34 cm
3. Liver : teraba ( √ ) kurang 2 cm ( √ ) lebih 2 cm ( )
h) Toraks
1. Simetris
2. Retraksi derajat 1
3. Klavikula normal
i) Paru paru
1. Suara nafas kanan kiri sama ( √ ) Tidak sama ( )
2. Suara nafas bersih ( ): ronchi ( ) sekresi ( ) wheezing ( )
vesikuler (√ )
3. Respirasi : spontan ( √ ) Tidak spontan ( )
4. Alat bantu nafas : ( ) Oxihood: ( ) CPAP : ( √ ) O2 / incubator
5. Konsentrasi O2 : FiO2 30%
j) Jantung
1. Bunyi : normal
2. Murmur : tidak terdapat suara murmur
3. Denyut nadi : 140 x/menit
k) Nadi Perifer :
1. Brakial kanan : Kuat
2. Brakial kiri : Kuat
3. Femoral kanan : Kuat
4. Femoral kiri : Kuat
l) Ekstremitas
1. Ekstremitas atas : Tidak ada oedem, normal
2. Ekstremitas bawah : tidak ada oedem, normal
3. Gerakan bebas
4. Panggul : normal
m) Umbilikus
Tampak normal.
n) Genetalia
Laki - laki normal
o) Anus
Anus tampak normal, paten tidak ada kelainan
p) Kulit
Warna pucat, Akral kulit dingin, sianosis pada sirkumoral dan kuku,
turgor kulit elastis, lanugo tidak ada, tidak tampak kemerahan
q) Suhu
Lingkungan : incubator 36,2° C
Suhu kulit : 35,1° C
r) Nilai Apgar
APGAR Skor, menit ke 1 5 10
Pernafasan 2 2 2
Frekuensi Jantung 2 2 2
Reflek Bersin 1 1 2
Tonus otot 0 1 2
Warna kulit 1 1 1
Jumlah Skor 6 7 8
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Nama : By. Ny. N
Keterangan : Darah Lengkap
Tanggal : 06 Desember 2020, Jam 11.00 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
Rujukan
Hemoglobin 16,6 g/dl 15,2-23,6
Leukosit 21990 /uL 9400-34000
Hematokrit 50 % 44-72
Eritrosit 4.84 10^6/uL 4.30-6.30
Trombosit 314000 /uL 217000-
497000
RDW 16,6 H % 11,5-14,5
Basofil 0,4 % 0-1
Eosinofil 2,1 % 1-6
Batang 3,6 % 0-8
Segmen 71,4 H % 17-60
Limfosit 14,8 L % 20-70
Monosit 7,7 % 1-11
Neutrofil 75,0 H % 17,0-60,0
Total Limfosit Count 3250 %
Neutrofil Limfosit Ratio 5,07 %
GDS Sewaktu 99 mg/dl <140
Nama : By. Ny. N
Keterangan : Kimia Klinik
Tanggal : 08 Desember 2020, Jam 11.35 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Bilirubin Total 11.50 H mg/dl 0,10-1,20
Bilirubin Direk 0,48 H mg/dl 0,00-0,20
Bilirubin Indirek 11,02 H mg/dl 0,00-1,00
b. Program terapi
1. Injeksi Ampicilin (Antibiotik) 2x150mg.
2. Injeksi Gentamicyn (Antibiotik) 1x15 mg Via IV Plug.
3. Fototerapi 12 jam novus.
G. ANALISA DATA
Senin,07 Desember 2020
Data Fokus Pathway Masalah Etiologi
Keperawatan
Ds: - Faktor Etilogi (Ibu, Pola nafas Imaturitas
Do: Plasenta, dan tidak efektif Neurologis
1. Keadaan umum Fetus) (D.0005)
pasien tampak
lemah
2. Bayi tidak ASFIKSIA
menangis saat
lahir. Janin kekurangan
3. Bayi menangis oksigen
kuat setelah
dilakukan langkah
awal Kadar CO2
menggunakan meningkat
APGAR Score
dengan waktu
1,5,10 menit Nafas cepat
dengan nilai 6-7-
8.
4. Frekuensi nafas Pola nafas tidak
cepat 64x/menit. efektif (D.0005)
5. Fase ekspirasi
memanjang.
6. Retraksi dinding
dada sedang.
7. Pola nafas cepat
8. Suara Paru-paru
vesikuler.
9. Diberikan terapi
oksigen dengan
nasal kanul 1
liter/menit.
DS:- ASFIKSIA Termoregulasi Peningkatan
DO: tidak efektif kebutuhan oksigen
1. Kulit pasien (D.0149)
tampak pucat Arteriol Pulmonal
2. CRT < 3detik Konstriksi
3. Terdapat sianosis
di daerah bibir
dan ujung kuku. Alveoli tetap berisi
4. Akral dingin. cairan
5. Suhu
Lingkungan: Tubuh kekurangan
Suhu tubuh : pasokan oksigen
35,1ºC
Suhu Incubator: Penurunan
36,2°C oksigenisasi
6. Diberikan terapi jaringan
oksigen dengan
nasal kanul 1 Kontriksi arteroid
liter/menit. pada semua organ
Kegagalan fungsi
miokardium untuk
berkontraksi
Perfusi perifer
menurun
Sianosis
Termoregulasi
tidak efektif
(D.0149)
Terapi Oksigen
(I.01026)
Tindakan:
Observasi;
1. Monitor kecepatan
oksigen.
2. Monitor posisi alat
terapi oksigen.
3. Monitor aliran oksigen
secara periodic dan
pastikan fraksi yang
diberikan cukup.
4. Monitor tanda-tanda
hipoventilasi.
5. Monitor integritas
mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen.
Terapeutik:
1. Bersihkan secret pada
mulut,
2. hidung, dan trakea.
3. Pertahankan
kepatenan jalan nafas.
4. Siapkan dan atur
peralatan pemberian
oksigen.
5. Berikan oksigen
tambahan jika perlu.
6. Tetap berikan oksigen
saat pasien
ditranportasi.
7. Gunakan perangkat
oksigen yang sesuai
dengan tingkat
mobilitas pasien.
Kolaborasi:
1. Kolaborasi penentuan
dosis oksigen
2. Kolaborasi
penggunaan oksigen
saat aktivitas dan
tidur.
Keterangan:
1: Menurun
2: Cukup menurun
3: Sedang
4: Cukup meningkat
5: Meningkat
P: Lanjutkan Intervensi;
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
nafas.
2. Monitor pola nafas (seperti Bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, Cheyne strokes, Biot,
ataksik).
3. Auskultasi bunyi nafas.
4. Monitor saturasi oksigen.
5. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru.
6. Monitor kecepatan, posisi alat terapi oksigen.
7. Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan
fraksi yang diberikan cukup.
8. Monitor tanda-tanda hipoventilasi.
9. Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen.
EVALUASI KEPERAWATAN
Senin,07 Desember 2020 (08.00-13.00 WIB)
Dx: Termoregulasi tidak efektif (D.0149) b.d Peningkatan kebutuhan oksigen.
NO HARI/ EVALUASI TTD
DX TGL/
JAM
1,21 SeninS:
07 PUSPA
2 Des S: -
2020
13.30 O:
WIB 1. Pemeriksaan TTV (2 Jam pertama Jam 10.00 WIB):
d. N: 128x/menit.
e. S:35,5°
f. RR: 68x/menit
2. Pemeriksaan TTV (2 Jam kedua Jam 12.00 WIB):
d. N: 142x/menit.
e. S:36,5°
f. RR: 52x/menit
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan suhu kulit.
4. Tidak ada tanda-tanda sianosis dibagian bibir, dan
ujung kuku.
5. Tidak ada tanda dan gejala hipotermi maupun
hipertermi.
6. Memberikan cairan susu via botol susu/dot sebanyak
30ml/2 jam sekali.
7. Kebutuhan cairan;
BB sekarang : 3110gr
Kebutuhan cairan=
80x3,11= 248,8/249 cc/24 jam.
A:
Masalah keperawatan termoregulasi tidak efektif teratasi
Sebagian dengan kriteria hasil sebagai, berikut;
Termoregulasi Neonatus ( L.14135)
Indikator Awal Saat Target
ini
Konsumsi Oksigen 3 3 5
Pucat 3 4 5
Takikardi 2 4 5
Takipnea 2 3 5
Dasar kuku sianotik 3 4 5
Suhu Kulit 3 4 5
Keterangan:
1: Menurun
2: Cukup menurun
3: Sedang
4: Cukup meningkat
5: Meningkat
P: Lanjutkan Intervensi;
1. Monitor suhu tubuh bayi tiap dua jam, jika perlu
2. Monitor frekuensi pernafasan dan nadi
3. Monitor warna kulit dan suhu kulit
4. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau
hipertermia.
5. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
EVALUASI KEPERAWATAN
Selasa,08 Desember 2020 (13.00-18.00 WIB)
Dx: Pola nafas tidak efektif (D.0005) b.d Imaturitas Neurologis.
NO HARI/ EVALUASI TTD
DX TGL/
JAM
1,21 SeninS:
07 PUSPA
1 Des S: -
2020
18.30 O:
WIB 1. Pemeriksaan TTV:
a. N: 138x/menit.
b. S:37,0°C
c. RR: 44x/menit
2. Pola nafas normal.
3. Suara nafas vesikuler
4. Tidak ada suara nafas tambahan.
5. Tidak ada pernafasan cuping hidung.
6. Retraksi dinding dada normal.
7. Fase ekspirasi normal
8. Pasien sudaah tidak terpasang oksigen nasal kanul
(Pelatihan nafas secara spontan).
9. Tidak ada luka, lecet, ataupun memar dibagian
mukosa hidung akibat pemberian terapi oksigen
nasal kanul.
A:
Masalah keperawatan pola nafas tidak efektif teratasi
Sebagian dengan kriteria hasil sebagai, berikut;
Pola Nafas
Indikator Awal Saat ini Target
Frekuensi nafas 3 4 5
Kedalaman nafas 3 3 5
Keterangan:
1: Menurun
2: Cukup menurun
3: Sedang
4: Cukup meningkat
5: Meningkat
P: Lanjutkan Intervensi;
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas.
2. Monitor pola nafas (seperti Bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, Cheyne strokes, Biot,
ataksik).
3. Auskultasi bunyi nafas.
4. Monitor saturasi oksigen.
5. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru.
6. Monitor kecepatan, posisi alat terapi oksigen.
7. Monitor aliran oksigen secara periodic dan pastikan
fraksi yang diberikan cukup.
8. Monitor tanda-tanda hipoventilasi.
9. Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan
oksigen.
EVALUASI KEPERAWATAN
Selasa,08 Desember 2020 (13.00-18.00 WIB)
Dx: Termoregulasi tidak efektif (D.0149) b.d Peningkatan kebutuhan oksigen.
NO HARI/ EVALUASI TTD
DX TGL/
JAM
1,21 SelasaS:08 PUSPA
2 Des S: -
2020
18.30 O:
WIB 1. Pemeriksaan TTV (2 Jam pertama 13.00 WIB):
d. N: 138x/menit.
e. S:37,°C
f. RR: 44x/menit
2. Pemeriksaan TTV (2 Jam kedua 15.00 WIB):
d. N: 152x/menit.
e. S: 36,5°
f. RR: 58x/menit
3. Pemeriksaan TTV (2 Jam kedua 17.00 WIB):
d. N: 159x/menit.
e. S:36,3°
f. RR: 49x/menit
4. Terdapat perubahan suhu tubuh pasien setiap 2 jam
sekali.
5. Terdapat perubahan status frekuensi dan nadi.
6. Bayi menangis kuat saat dipindahkan ke ruang rawat
NICU.
7. Tidak ada perubahan warna kulit dan suhu kulit.
8. Tidak ada tanda-tanda sianosis dibagian bibir, dan
ujung kuku.
9. Tidak ada tanda dan gejala hipotermi maupun
hipertermi.
10. Memberkan cairan susu via botol susu/dot sebanyak
30ml/2 jam sekali.
11. Kebutuhan cairan:
Bb saat ini : 3150gr
Kebutuhan cairan=
100x31,5= 315cc/24jam
A:
Masalah keperawatan termoregulasi tidak efektif teratasi
Sebagian dengan kriteria hasil sebagai, berikut;
Termoregulasi Neonatus ( L.14135)
Indikator Awal Saat Target
ini
Konsumsi Oksigen 3 5 5
Pucat 3 5 5
Takikardi 2 4 5
Takipnea 2 4 5
Dasar kuku sianotik 3 5 5
Suhu Kulit 3 4 5
Keterangan:
1: Menurun
2: Cukup menurun
3: Sedang
4: Cukup meningkat
5: Meningkat
P: Lanjutkan Intervensi;
1. Monitor suhu tubuh bayi tiap dua jam, jika perlu
2. Monitor frekuensi pernafasan dan nadi
3. Monitor warna kulit dan suhu kulit
4. Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau
hipertermia.
5. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
BAB III
PEMBAHASAN
Dewi, Vivian Nanny Lia. (2010). Asuhan Neonatus bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Kristiyanasari, weni. (2013). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Nugroho, Taufan. (2011). Buku ajar obstetric untuk mahasiswa
kebidanan.Yogjakarta : Nuha Medika.
Ma’rifah & Novelia. (2011). Hubungan Antara Berat Badan Lahir Bayi dengan
Kejadian Asfiksia Neonatorum. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Sehat PPNI Mojokerto : Medika.
Nurarif & kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
& NANDA NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction.
PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Edisi 1 Cetakan ke-3
(Revisi). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1 Cetakan ke-2.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1 Cetakan ke-2. Jakarta:
DPP PPNI.
Qamariah., N.R.A. (2017). Pengaruh Pijat Bayi Dan Breastfeeding Terhadap
Penurunan Kadar Bilirubin Pada Neonatus Dengan Hiperbilirubinemia.
Tesis.Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanudin. Makassar.
Sudarti dan Fauziah. A. 2013. Asuhan Kebidanan Neonatus Risiko Tinggi dan
Kegawatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Hal 4.
Wahyuni. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita Penuntun Belajar Praktek
Klinik. Jakarta : EGC.
Wikjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Buku Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 299.
Wulandari, P. (2015). Asuhan Bayi Baru Lahir. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kusuma Husada. Surakarta.