Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Reading

Pembimbing : dr. Werlinson Tobing, Sp.M


Disusun oleh : Syela Leatemia 112019208

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA
PERIODE 5 JULI – 7 AGUSTUS 2021
Pendahuluan
 Edema makula pascaoperasi adalah penyebab utama gangguan penglihatan setelah operasi katarak. 
Edema macula biasanya berkembang 4 sampai 6 minggu setelah operasi pada 1%-4% pasien
 Diabetes, hipertensi, usia tua, uveitis, dan oklusi vena retina merupakan faktor risiko edema makula
yang melemahkan dinding pembuluh darah retina. 
 Perawatan yang paling umum untuk edema makula setelah operasi katarak adalah kortikosteroid,
obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), penghambat karbonat anhidrase, dan agen faktor
pertumbuhan endotel anti-vaskular
Pendahuluan
 Literatur menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan steroid, NSAID lebih efektif untuk mencegah
peradangan dan edema makula setelah operasi katarak. 
 NSAID yang paling umum digunakan di Korea Selatan adalah 0,1% natrium diklofenak, 0,45%
ketorolak trometamin, 0,1% pranoprofen, dan 0,1% bromfenak
 Untuk mengetahui pengaruh larutan tetes mata bromfenak natrium hidrat 0,1% untuk pencegahan
macula edema setelah operasi katarak pada pasien dengan diabetes dengan menganalisis efek pada
ketajaman visual terkoreksi (BCVA), CMT, dan MV.
Metode Penelitian
 Studi kohort retrospektif
 Rumah Sakit Universitas Konyang Korea
 (2019-04-10). 
 Analisis statistic: dilakukan dengan menggunakan (SPSS),
 Uji Pearson chi-squared dan uji Mann-Whitney digunakan untuk perbandingan antar
kelompok. 
 Tes Wilcoxon digunakan untuk membandingkan nilai pra operasi dan pasca operasi dalam
setiap kelompok.  Dalam semua kasus, ambang batas signifikansi adalah p <0,05.
Kriteria Inklusi dan Ekslusi
 Pasien diabetes yang menjalani operasi katarak dan ditindaklanjuti selama lebih dari 6
bulan. 
 Semua pasien menjalani pemeriksaan oftalmik, pengujian ketajaman visual, pemeriksaan
slit-lamp, pengukuran TIO, dan pemeriksaan funduskopi.
 Optical coherence tomography (OCT) dilakukan menggunakan Heidelberg Spectralis
sebelum operasi. 

 CMT pra operasi> 300 μm,


 Glaukoma,
 Penyakit retina selain retinopati diabetik,
 Riwayat operasi sebelumnya atau intraokular atau injeksi intravitreal.
Hasil Penelitian
Diskusi
 Penelitian sebelumnya telah mengaitkan adanya diabetes mellitus dan keparahan retinopati
diabetik dengan edema makula setelah operasi katarak.  Dengan demikian, pasien dengan
diabetes memiliki peningkatan risiko edema makula karena dinding pembuluh darah retina
yang lemah

 Kida dkk menunjukkan bahwa bromfenac lebih unggul dari NSAID lainnya. Baklayan et al
melaporkan bahwa bromfenac menembus lebih dalam dan bertahan lebih lama di retina, dapat
menghasilkan efek antiinflamasi dan analgesik yang lebih cepat dan lebih kuat serta
pencegahan makula edema.

 Endo dkk melaporkan bahwa bromfenac lebih efektif untuk mengelola peradangan dan
perubahan ketebalan perifoveal setelah operasi katarak daripada steroid pada pasien dengan
retinopati diabetik non-proliferatif, kelompok berisiko tinggi untuk cystoid macula edema.
Diskusi
 Dalam penelitian ini, hasil klinis retinopati diabetik menurut tingkat keparahannya berkurang secara signifikan pada
pasien dengan NPDR yang diobati dengan bromfenak pada 1 bulan pasca operasi. 

 Penelitian ini menunjukkan kegunaan larutan tetes mata bromfenac natrium hidrat 0,1% untuk mencegah edema makula,
seperti yang ditunjukkan oleh perubahan CMT dan MV setelah operasi katarak pada pasien dengan diabetes

 Pada 1 bulan pasca operasi, CMT dan MV secara signifikan lebih rendah pada kelompok bromfenak dibandingkan pada
kelompok kontrol;  Selain itu, perubahan antara status pra operasi dan 1 bulan pasca operasi juga lebih rendah pada
kelompok bromfenak. 
Diskusi
 Kelompok bromfenac tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dari status pra operasi pada 1 bulan pasca operasi,
kelompok kontrol menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam CMT dan MV, menunjukkan kemungkinan
peningkatan untuk terjadinya edema makula pada kelompok kontrol. 

 Penelitian ini konsisten dengan pengamatan Kim et al yang melaporkan bahwa profilaksis NSAID menurunkan kejadian
cystoid macula edema dan mempercepat pemulihan ketajaman visual dalam 3 bulan pasca operasi, tetapi tidak
mempengaruhi ketebalan makula atau ketajaman visual lebih dari 3 bulan pasca operasi. 
Keterbatasan Penelitian

• Penelitian ini bersifat retrospektif, mengingat jumlah subjek yang terbatas dan periode tindak
lanjut yang singkat, sulit untuk membandingkan prognosis visual jangka panjang atau kejadian
edema makula antara kelompok bromfenak dan kelompok kontrol. 
• Bromfenac digunakan hanya untuk satu bulan setelah operasi dalam penelitian ini.  Efek
penggunaan bromfenac yang berkepanjangan harus diselidiki dalam penelitian selanjutnya. 

• Analisis dikelompokkan menjadi tidak ada retinopati diabetik, NPDR, dan PDR, tetapi jumlah
subjek yang terbatas di setiap sub-kelompok tidak cukup untuk menganalisis hasil
Kesimpulan

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa bromfenac 0,1 % aman dan efektif untuk
mencegah makula edema setelah operasi katarak pada pasien diabetes di Korea.  Selain itu,
dapat meningkatkan kepuasan pasca operasi dan mengurangi kecemasan tentang
kemungkinan terjadinya CME (Cystoid macular edema ) pseudofakia

Anda mungkin juga menyukai