Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MATA KULIAH KEPERAWATAN KRITIS

“DINAMIKA SENTUHAN PADA PERAWATAN PASIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS”

DISUSUN OLEH:

MELANI SHAPUTRI

( PO.71.20.117.182 )

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


RESUME DINAMIKA SENTUHAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT
KRITIS

Dalam keperawatan kritis, perawat dituntut untuk secara seimbang memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional dirinya maupun pasien dan keluarganya. Untuk mencapai keseimbangan ini
perawat harus mempunyai pengetahuan tentang bagaimana keperawatan kritis yang dialami
mempengaruhi kesehatan psikososial pasien, keluarga dan petugas kesehatan
Komunikasi yang bermakna adalah hal penting dalam proses perhatian yang digunakan
dalam memenuhi kebutuha psikososial pasien. Bentuk komunikasi yang penting pada pelayanan
kesehatan adalah sentuhan.Kebutuhan untuk kontak taktil ada pada setiap orang sejak lahir dan
berlanjut sepanjang kehidupan.

A. TUJUAN DINAMIKA SENTUHAN DALAM KEPERAWATAN KRITIS

1. Perawat, saat menggunakan sentuhan biasanya mencoba untuk memahami, mendukung,


memberi kehangatan, perhatian dan kedekatan pada pasien.
2. meningkatkan rasa sejahtera bagi pasien tetapi juga meningkatkan pemulihan fisik dari
penyakit.
3. membantu banyak tujuan dalam interaksi perawat-pasien.
4. menghasilkan efek kepuasan pasien dan berada diantara kebutuhan dasar dari kesehatan
perkembangan mental dan fisik. Hal ini berefek positif pada kemampuan kognitif dan persepsi
dan dapat mempengaruhi tanda fisiologis seperti pernapasan dan aliran darah...

B. DINAMIKA SENTUHAN PADA KEPERAWATAN KRITIS

Terdapat peningkatan kebutuhan terhadap sentuhan pada unit keperawatan kritis, dimana
mesin dan teknologi mendukung secara kuat depersonalisasi pasien.Sebelum teknolgi modern
dikembangkan, hal terbesar dimana perawat dapat mengupayakan kenyamanan pasien dan
perhatian dengan keberadaan dan sentuhan mereka, dan hal ini banyak diterpakan.Perawat
mungkin tergoda untuk memikirkan bahwa sentuhan sangat mudah menjadi
efektif.Bagaimanapun, peningkatan medis yang sedikit dapat menggantikan keuntungan dari
kehangatan dan menyentuh.
Efek sentuhan pada lingkungan klinik sulit dicapai.Sentuhan telah memainkan peran
utama dalam menigkatan dan mempertahankan orientasi terhadap kenyataan pada pasien yang
mengalami kekacauan mental tentang waktu, tempat, dan mengidentifikasi orang.Sentuhan
keperawatan paling menolong dalam situasi dimana orang mengalami ketakutan, ansietas, atau
depresi.Ini juga menguntungkan bagi pasien yang membutuhkan dukungan atau asuhan, yang
mempunyai kesulitan mengungkapkan secara verbal, atau yang mengalami disorientasi, tidak
responsive, atau penyakit terminal.
Pada studi lain, kegunaan sentuhan oleh perawat pada unit perawat kritis tidak bervariasi
menurut usia atau jenis kelamin pasien. Sayangnya, kebanyakan pasien yang sakit , yang
mungkin membutuhkan dan megingatkan banyak sentuhan-sedikit sentuhan.
Pasien yang mengalami kehilangan pendengaran atau penglihatan menujukan kebutuhan
yang tinggi akan komunikasi yang efektif dan kreatif dari perawat.penggunaan yang
sengaja,sentuhan yang di rencanakan tampak nya memberikan pasien-pasien ini rasa
pengendalian yang lebih besar terhadap lingkup rumah sakit yang tidak akrab.menggunakan
sentuhan sebagai bagian dari perawatan (missal penyuluhan prabedah) menghasilkan intervensi
keperawatan yang efektif.hasil ini mengarah pada kebutuhan termasuk sentuhan sebagai
intervensi khusus pada rencana perawatan.jika upaya di koordinasi oleh perawat, penggunaan
sentuhan dapat lebih merelaksasi pasien dari pada menggunakan sedatif atau tranquilizer.
Perawat memberikan pesan yang bervariasi luas melalui penggunaan sentuhan dalam
asuhan keperawatan,termasuk keamanan, pemahaman, ketulisan, penghargaan dukugan,
kehangatan, perhatian, jaminan, minat, empati, kenyamanan, kedekatan, dorongan, penerimaan,
keinginan dibantu dan keinginan terlibat.
C. SALAH SATU JURNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN DINAMIKA
SENTUHAN PADA KEPERAWATAN KRITIS

Pengaruh Sentuhan Spiritual Quantum terhadap Nyeri Saat Perubahan Posisi pada Pasien
Paska Operasi di Ruang Perawatan Intensif

Ani Haryani1 , F Sri Susilaningsih2 , Aat Sriati2 1 STIKes Faletehan, 2 Fakultas


Keperawatan, Universitas Padjadjaran Email: aat.sriati@gmail.com

Pasien paska operasi besar berisiko mengalami komplikasi yang mengancam kehidupan.
Mobilisasi dini merupakan salah satu prosedur untuk mencegah komplikasi tersebut, namun
mobilisasi menyebabkan peningkatan nyeri. Sentuhan Spiritual Quantum (SSQ) merupakan
intervensi komplementer berbasis biofield energy yang telah banyak digunakan pada praktik
keperawatan untuk mengurangi nyeri post operasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh SSQ terhadap nyeri saat miring
kiri kanan pada pasien paska operasi. Desain penelitian adalah pre-eksperimental one group
pretest-post test design. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 18 orang yang didapat melalui
purposive sampling. Intensitas nyeri diukur dengan menggunakan Numeric Rating Scale (0-10).
Analisis data menggunakan wilcoxon test untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri pada
pengukuran pre dan post test.

Hasil penelitian menunjukkan nilai median intensitas nyeri saat istirahat adalah 5, posisi
miring tanpa SSQ adalah 8, posisi miring setelah SSQ1 adalah 5,5 dan miring setelah SSQ 2
adalah 5. Terjadi penurunan yang bermakna saat miring setelah SSQ1(p=0,001) dan SSQ2. SSQ
dapat menjadi alternatif bagi perawat di area keperawatan kritis dalam manajemen nyeri non
farmakologis untuk meningkatkan kemampuan mobilisasi. Diperlukan penelitian lanjutan
menggunakan sampel yang lebih besar dan kasus yang lebih bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA

Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Edisi 6 Volume 1 Original Penulis: Carolyn.M Hudak.
Barbara M. Gallo

Ani Haryani : Pengaruh Sentuhan Spiritual Quantum terhadap Nyeri saat Perubahan Posisi.


257JKP-Volume 4 Nomor 3 Desember 2016.

Anda mungkin juga menyukai