Anda di halaman 1dari 35

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA FIKIR DAN HIPOTESIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Timeliness)

Masalah ketepatan waktu dalam pelaporan keuangan juga semakin penting

seiring dengan kemajuan (kompleksnya) dunia bisnis. Saat ini, laporan tahunan dan

bahkan laporan kwartalan sudah tidak lagi dapat lagi memenuhi arus kebutuhan

informasi yang semakin mendesak Menurut Hery (2014:46).

Menurut Chairil dan Ghozali (2014:54) Ketepatan waktu didefinisikan sebagai

suatu pemanfaatan informasi oleh pengambil keputusan sebelum informasi tersebut

kehilangan kemampuan untuk mengambil keputusan. Informasi dikatakan tidak relevan

jika tidak tepat waktu. ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, akan tetapi relevansi

tidak akan tercapai tanpa tepat waktu. Jadi informasi mengenai kondisi dan posisi

perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan.

Salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah

ketepatan waktu. Rentang waktu antara tanggal laporan keuangan perusahaan dan

tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas

informasi keuangan yang dilaporkan.

Bagi Rakyat, adalah UU yang memberikan jaminan kepada rakyat memperoleh

Informasi Publik untuk meningkatkan peran aktif  mereka dalam penyelenggaraan

negara, baik pada tingkat pengawasan, pelaksanaan penyelenggaraan negara maupun

6
pada tingkat pelibatan selama proses pengambilan keputusan publik. Bagi Badan

Publik, adalah UU yang memberikan kewajiban kepada Badan Publik untuk

meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi, serta membuka akses atas

Informasi Publik, baik secara aktif (tanpa didahului permohonan) maupun secara pasif

(dengan permohonan oleh Pemohon).

Berikut adalah prinsip prinsip pengaturan Informasi Publik  :

1. Setiap Informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses;

2. Informasi yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas;

3. Setiap informasi harus dapat diperoleh secara cepat dan tepat waktu,

biaya ringan, dan cara sederhana;

4. Informasi yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan undang-

undang, kepatutan, dan kepentingan umum yang didasarkan pada :

a. Pengujian menyangkut konsekuensi yang timbul apabila

suatu informasi dibuka  dan

b. Setelah mempertimbangkan dengan seksama bahwa dengan

menutup  informasi tersebut dapat melindungi kepentingan

publik yang lebih besar daripada membukanya dan

sebaliknya.

7
Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik dibuat dengan tujuan :

a. Ada jaminan hak bagi rakyat untuk mengetahui rencana, program, proses,

alasan pengambilan suatu keputusan publik termasuk yang terkait dengan

hajat hidup orang banyak;

b. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan

publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;

c. Mendorong penyelenggaraan negara yang baik, yaitu transparan, efektif

dan efisien, serta akuntabel;

d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa;

dan/atau

e. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan

Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

Jenis-jenis informasi yang dibuka adalah :

a. Informasi Publik yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala.

Informasi.

b. Publik yang wajib diumumkan secara Serta Merta.

c. Informasi Publik yang wajib Tersedia Setiap Saat.

Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik

kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna

bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan,

8
andal, dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapatkan informasi yang relevan tersebut,

terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah kendala ketepatan waktu. Menurut

Hendriksen dan Breda (2000:145) Menyatakan bahwa informasi tidak dapat relevan

jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi keputusan sebelum kehilangan

kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan.

Ketepatan waktu tidak menjamin relevansinya, tetapi relevansi tidaklah mungkin

tanpa ketepatan waktu. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada

publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan dan penyajian selanjutnya

informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya

informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa

laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu yang teratur untuk memperlihatkan

perubahan keadaan perusahaan yang pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi

prediksi dan keputusan pemakai.

2.1.1.1 Laporan Keuangan

Pernyataan penyajian laporan keuangan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia

(2017) mengatur persyaratan penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan,

dan persyaratan minimal isi laporan keuangan. Entitas menerapkan Pernyataan ini

dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan

SAK. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan

entitas syariah.

9
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri dari:

1. laporan posisi keuangan pada akhir periode.

2. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode.

3. laporan perubahan ekuitas selama periode.

4. laporan arus kas selama periode.

5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang

signifikan dan informasi penjelasan lain.

6. informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana

ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A.

7. laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas

menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi

pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

Laporan keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (2015: 1) adalah : “ Laporan keuangan adalah suatu

penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas ”.

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari serangkaian proses pencatatan

dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Seorang akuntan diharapkan mampu untuk

mengorganisir seluruh data akuntansi hingga menghasilkan laporan keuangan,dan

bahkan harus dapat menginterprestasikan serta menganalisis laporan keuangan yang

dibuatnya ( Hery, 2014:3).

10
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,

merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun

buku yang bersangkutan (Baridwan, 2013:17). laporan keuangan ini dibuat oleh

manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang

disebabkan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Di samping itu laporan keuangan

dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada

pihak-pihak di luar perusahaan.

Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir

(2010:2): Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau

aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

atau aktivitas suatu perusahaan.

Menurut (PSAK No. 1 Tahun 2015), Laporan Keuangan adalah penyajian

terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan ini

menampilkan sejarah entitas yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan

keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang

lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan

(yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau

laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan Menurut PSAK 1 (2015:3) adalah “menyediakan

11
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan

keputusan ekonomis.” Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan

keputusan investasi dan kredit. jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan

sangatlah beragam,begitu juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka

gunakan dan kemampuan mereka untuk memproses informasi (Hery, 2014:4) Tujuan

laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang

membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam satuan

moneter (Menurut Fahmi, 2014: 5).

Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2013:11), adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada

suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

12
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

Informasi keuangan lainnya

2.1.1.3 Pengguna dan manfaat laporan keuangan

Pengguna laporan keuangan Menurut Martani, dkk, (2012:33) adalah sebagai

berikut:

1. Investor Menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden di masa

mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham

entitas.

2. Karyawan Kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan

kesempatan kerja.

3. Pemberian jaminan Kemampuan membayar utang dan bunga yang akan

memengaruhi keputusan apakah akan memberikan pinjaman.

4. Pemasok dan kreditur lain Kemampuan entitas membayar liabilitas pada saat

jatuh tempo.

5. Pelanggan Kemapuan entitas menjamin kelangsungan hidupnya.

6. Pemerintah Menilai bagaimana alokasi sumber daya.

7. Masyarakat Menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas.

2.1.1.4 Karakteristik laporan keuangan

Menurut Andi (2016:102) Ada beberapa karakteristik laporan keuangan sebagai

berikut :

13
1. Dapat Dipahami (Understandabillity)

Ini berarti bahwa kualitas penting yang ditampung dalam laporan

keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh

pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan

yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta

kemauan/keinginan untuk mempelajari dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan (Relevance)

Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki manfaat, sesuai

dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.

Atau dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu

informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan

keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu

mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau

konsekuensi dari tindakan yang diambil.

3. Keandalan (Reliability)

kualitas informasi yang disampaikan dalam laporan keuangan

menyebabkan pemakai informasi akuntansi sangat tergantung pada

kebenaran informasi yang disajikan. Keandalan suatu informasi sangat

tergantung pada kemampuan suatu informasi untuk menggambarkan

secara wajar keadaan atau peristiwa yang digambarkan sesuai dengan

14
kondisi yang sebenarnya (tidak direkayasa) yang tersaji dalam laporan

keuangan oleh manajemen.

4. Comparability (dapat bandingkan)

Suatu laporan keuangan dapat bandingkan bila informasi yang disajikan

dapat saling diperbandingkan seperti antar periode maupun antar

perusahaan. Laporan keuangan mempunyai peranan penting bagi pihak-

pihak yang berkepentingan sehingga ketepatan waktu dalam

penyampaian laporan keuangan sangat dibutuhkan pihak-pihak yang

berkepentingan.

2.1.1.5 Kerangka Konseptual Pelaporan keuangan

Menurut IAI (2017) Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK)

merupakan pengaturan yang merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan

penyajian laporan keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka Konseptual bukan

merupakan PSAK sehingga tidak mendefinisikan standar untuk pengukuran atau isu

pengungkapan tertentu. Kerangka Konseptual ini tidak mengungguli PSAK tertentu.

Jika terdapat perbedaan antara PSAK dan KKPK, maka persyaratan yang ada dalam

PSAK mengungguli persyaratan yang ada dalam Kerangka Konseptual.

KKPK dibagi menjadi 4 bab, yaitu:

1. Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum Tujuan pelaporan keuangan

bertujuan umum adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang

entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan investor potensial,

15
pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya dalam membuat keputusan tentang

penyediaan sumber daya kepada entitas.

2. Entitas Pelapor Bab ini masih menjadi pembahasan IASB dalam projek

Kerangka Konseptualnya.

3. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna Karakteristik

kualitatif informasi keuangan yang berguna mengidentifikasi jenis informasi

yang kemungkinan besar sangat berguna untuk pengguna dalam membuat

keputusan mengenai entitas pelapor berdasarkan informasi dalam laporan

keuangan (informasi keuangan) Agar informasi keuangan menjadi berguna,

informasi tersebut harus relevan (relevance) dan merepresentasi secara tepat

apa yang direpresentasikan (faithful representation). Kegunaan informasi

keuangan dapat ditingkatkan jika informasi tersebut terbanding

(comparable), terverifikasi (verifiable), tepat waktu (timely), dan terpaham

(understandable).

4. Bab ini mencakup pengaturan yang tersisa dari KDPPLK (1994).

2.1.1.6 Peraturan pelaporan keuangan di indonesia

Dalam pelaporan juga terdapat yang tidak semestinya dalam pelaporan ,maka

informasi yang dhasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu

menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi

andal Menurut (Harmono,2016:20). Keuangan Akuntansi merupakan suatu proses

pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian informasi keuangan tentang

entitas ekonomi seperti kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Informasi keuangan

16
tersebut kemudian disampaikan kepada pemakai yang berkepentingan melalui suatu

proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan beberapa informasi

keuangan yang disediakan perusahaan agar informasi akuntansi dapat dimanfaatkan.

Proses pelaporan keuangan berusaha menyediakan data dan informasi bagi para

pemakai informasi tersebut agar dapat membantu mereka dalam membuat keputusan

untuk pencapaian tujuan tertentu Pelaporan keuangan itu bukanlah merupakan sebuah

akhir, tetapi ia dimaksudkan untuk memberi informasi yang berguna dalam melakukan

pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Tujuan dari pelaporan keuangan bukanlah

suatu hal yang abadi, mereka akan dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi, legal, politik,

dan sosial di mana pelaporan keuangan terjadi. Tujuan juga dipengaruhi oleh

karakteristik dan keterbatasan dari jenis informasi yang dapat diberikan oleh pelaporan

keuangan (Belkaoui, 2014:234).

2.1.1.7 Unsur - Unsur Laporan Keuangan

Unsur laporan keuangan yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran

posisi keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan

dengan pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.

Definisi dari setiap unsur laporan keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat

dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan

diharapkan akan diperoleh perusahaan.

b. Kewajiban adalah hutang perusahaan masa kini yang timbul dari

peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus

17
keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat

ekonomi.

c. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua

kewajiban.

d. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau

penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak

berasal dari kontribusi penanam modal.

e. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau

terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak

menyangkut pembagian kepada penanam modal.

2.1.1.8 Pengakuan Unsur Laporan Keuangan

Menurut IAI (2016) Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos

dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi unsur

serta kriteria pengakuan sebagaimana dinyatakan dalam paragraf 4.38 Hal tersebut

dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah

moneter dan mencantumkannya dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba rugi.

Pos yang memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan posisi keuangan atau

laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos tersebut tidak dapat diralat melalui

pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi

penjelasan.

18
1. Pengakuan Aset

Aset diakui dalam laporan posisi keuangan jika kemungkinan besar

bahwa manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut

mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal. 4.45. Aset tidak

diakui dalam laporan posisi keuangan jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat

ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke entitas setelah periode

akuntansi berjalan. Dengan demikian, transaksi tersebut menimbulkan

pengakuan beban dalam laporan laba rugi.

2. Pengakuan Liabilitas

Liabilitas diakui dalam laporan posisi keuangan jika terdapat

kemungkinan besar bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat

ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban kini dan jumlah yang

harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.

3. Pengakuan Penghasilan

Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi ketika kenaikan manfaat

ekonomi masa depan yang berkaitan dengan kenaikan aset atau penurunan

liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan

penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset atau penurunan

liabilitas.

4. Pengakuan Beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi ketika penurunan manfaat ekonomi

masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau kenaikan liabilitas telah

19
terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi

bersamaan dengan pengakuan kenaikan liabilitas atau penurunan aset.

2.1.1.9 Pengukuran unsur laporan keuangan

Menurut IAI (2016) Pengukuran adalah proses penetapan jumlah moneter ketika

unsur-unsur laporan keuangan akan diakui dan dicatat dalam laporan posisi keuangan

dan laporan laba rugi. Proses ini mencakup pemilihan dasar pengukuran tertentu. 4.55

Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan dalam derajat dan kombinasi yang

berbeda dalam laporan keuangan.

Dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Biaya historis (historical cost)

Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang dibayar atau sebesar

nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut

pada saat perolehan. Liabilitas dicatat sebesar jumlah yang diterima

sebagai penukar dari kewajiban, atau dalam keadaan tertentu (sebagai

contoh, pajak penghasilan), pada jumlah kas atau setara kas yang

diekspektasikan akan dibayarkan untuk memenuhi liabilitas dalam

pelaksanaan usaha yang normal.

2. Biaya kini (current cost)

Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang seharusnya akan

dibayarkan jika aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang.

Liabilitas dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang tidak

20
didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan

kewajiban kini.

3. Nilai terealisasi/penyelesaian (realisable/settlement value).

Aset dicatat sebesar jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh

sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal. Liabilitas dicatat

sebesar nilai penyelesaiannya; yaitu, jumlah kas atau setara kas yang

tidak didiskontokan yang diekspektasikan akan dibayarkan untuk

memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.

4. Nilai sekarang (present value)

Aset dicatat sebesar arus kas masuk neto masa depan yang didiskontokan

ke nilai sekarang dari pos yang diekspektasikan dapat memberikan hasil

dalam pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dicatat sebesar arus kas

keluar neto masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang

diekspektasikan akan diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas dalam

pelaksanaan usaha normal.

2.1.2 Profitabilitas

Menurut Hery ( 2016 : 226) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal

bisnisnya.Tingkat keuntungan yang dihasilkan bank atau yang lebih dikenal dengan

istilah profitabilitas merupakan pengukuran mengenai kemampuan bank dalam

menghasilkan laba dari aset yang digunakan yang menunjukkan efektivitas pengelolaan

aset perusahaan.

21
Menurut Kasmir (2015:196) profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hbungannya dengan penjualan,total aktiva maupun modal

sendiri. Dari pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa, profitabilitas adalah

mengukur kemampuan perusahan untuk menghasilkan laaba melalui semua

kemampuan,dan sumber daya yang ada.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba darri aktivitas normal

bisnisnya.perusahaan adalah sebuah organisasi yang beroperasi dengan tujuan

menghasilkan keuntungan,dengan cara menjual produk (barang dan/atau jasa) kepada

pelanggannya Menurut Hery (2015:226). Rasio profitabilitas bermanfat untuk

menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan Menurut

Fahmi (2014 :70 ). Investor yang potensial akan menganalisis dengan cermat

kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuannya untuk mendapatkan keuntungan

(profitabilitas) karena mereka mengharapkan deviden dan harga pasar dari sahamnya.

Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditujukan

oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan

penjualan maupun investasinya.semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik

menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio

profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aktiva, dan modal.Cara

pengukurannya adalah dengan proksi ROA, yaitu Membandingkan laba bersih setelah

pajak dengan total aktivanya Menurut Hartono( 2014) .

22
2.1.2.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Tentang  tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar

perusahaan.

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh dalam satu periode

tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal sendiri.

Sementara itu, manfaat dari penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan

maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu :

a. Mengetahui besarnya tingkat lab yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode.

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

23
Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

2.1.2.2 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Ada beberapa Jenis–jenis rasio profitabilitas. Secara umum ada empat jenis

analisis utama yang digunakan untuk menilai tingkat profitabilitas yakni terdiri dari:

a. Return On Assets (ROA)

Return On Asset (ROA) merupakan penilaian profitabilitas atas total asset,

dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan rata-rata total aktiva.

Return On Assets (ROA) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam

mengelola aktiva baik dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman,

investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola

assets. Semakin tinggi tingkat Return On Assets (ROA) maka akan

memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi rendahnya

Return On Assets (ROA) akan mempengaruhi minat investor dalam

melakukan investasi sehingga akan mempengaruhi volume penjualan saham

perusahaan begitu pula sebaliknya. 

b.  Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan daya

untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang

saham. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik

24
perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Return On Equity (ROE)

yang tinggi akan dapat mendorong penerimaan perusahaan atas peluang

investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Hal ini akan

mempengaruhi minat para investor untuk melakukan transaksi jual beli

saham, sehingga akan meningkatkan volume penjualan saham perusahaan

tersebut. Dengan kata lain tingkat Return On Equity (ROE) akan memberikan

pengaruh terhadap volume penjualan saham perusahaan.

2.1.3 Kualitas Auditor

Menurut Titman dan Trueman ( 2016), ketepatan informasi yang dihasilkan

oleh auditor yang diturunkan dari laporan keuangan tergantung pada kualitas auditor.

Dalam hal ini, diasumsikan bahwa auditor yang berkualitas lebih tinggi akan

mengenakan audit fee yang lebih tinggi pula. Calon investor akan mendapatkan estimasi

yang lebih tepat tentang aliran kas masa depan sebuah perusahaan jika mereka sadar

bahwa pilihan pemilik atas kualitas auditor mencerminkan informasi privat yang

dimiliki oleh pemilik.

2.1.4 Likuiditas

Menurut Hery (2015 : 175) Rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi kewajiban/membayar utang jangka pendeknya. Menurut kamus

bahasa indonesia likuiditas adalah perihal posisi uang kas suatu perusahaan dan

kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya;

kemampuan memenuhi kewajiban membayar utang dan sebagainya pada waktunya

(tentang perusahaan dan sebagainya). Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan

25
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka

pendeknya. Rasio inilah yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa llikuidnya

suatu perusahaan. Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya berarti perusahaan

tersebut likuid, sedangkan jika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya

berarti perusahaan tersebut ilikuid.

Cara mengukur perusahaan itu likuid atau tidak, Anda dapat membandingkan

komponen yang ada pada neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total pasiva lancar

(utang jangka pendek). Pengukuran ini dapat dilakukan untuk beberapa periode

sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu. Dengan

mengetahui rasio likuiditas yang dimiliki perusahaan, Anda bisa mendapatkan beberapa

manfaat seperti:

a. Mengantisipasi dana yang diperlukaan saat ada kebutuhan mendesak.

b. Memudahkan nasabah (bagi lembaga keuangan atau Bank) yang ingin

melakukan penarikan dana.

c. Poin penentu bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan persetujuan investasi

atau bisnis lain yang menguntungkan.

2.1.4.1 Definisi Resiko Likuiditas

Menurut Fahmi (2016:164) Resiko likuiditas ini merupakan bentuk ratio yang

dialami oleh setiap perusahaan karena ketidakmampuannya dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya, sehingga itu memberi pengaruh kepada terganggu aktivitas

perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal.

26
2.1.4.2 Tujuan dan Manfaat Likuiditas

Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio

likuiditas (Kasmir, 2016:132 ), yaitu :

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya, kemampuan untuk

membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas

waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya, jumlah kewajiban

yang berumur dibawah 1 tahun atau sama dengan 1 tahun, dibandingkan

dengan total aktiva lancar.

c. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan atau

piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi persediaan dan utang yang

dianggap likuiditasnya lebih rendah.

d. Untuk mengukur dan membandingkan antara jumlah persediaan yang ada

dengan modal kerja perusahaan.

e. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar

utang.

f. Sebagai alat perencanaan ke depan terutama yang berkaitan dengan

perencanaan kas dan utang.

27
g. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu

dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

h. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing

komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

i. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya

dengan melihat rasio likuiditas yang ada sampai saat ini.

2.1.4.3 Jenis- jenis Rasio Likuiditas

Fred Watson menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu memenuhi utang tersebut

terutama utang yang sudah jatuh tempo (Kasmir , 2015:134).

1. Rasio lancar atau current ratio

Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva

lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang

segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk

untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.

2. Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar

Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi

atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)

dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).

28
Artinya, nilai sediaan kita abaikan, dengan cara dikurangi dari nilai total

aktiva lancar. hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan

waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan

membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan

dengan aktiva lancar lainnya.

3. Rasio kas atau cash ratio

Merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang

kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat

ditunjukkan dari tersediannya dana kas atau yang setara dengan kas

seperti rekening giro atau tabungan yang ada di bank. Dapat dikatakan

bahwa rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi

perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.

4. Rasio perputaran kas (cash turnover)

Digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan

yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

Artinya, rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas

untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan

penjualan.

5. Inventory to nt working capital

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan

antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal

29
kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang

lancar.

2.2 Tinjuan Penelitian Terdahulu

Menurut Khiyanda alfian nasution (2013) “Pengaruh likuiditas, ukuran

perusahaan dan profitabilitas terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada

perusahaan manufaktur ” variabel Dependennya ketepatan waktu pelaporan keuangan

dan variabel Independen likuiditas, ukuran perusahaan dan profitabilitas, Hasil

penelitiannya Berdasarkan analisis regresi logistik dengan tingkat signifikansi 5%, maka

hasil penelitian ini menyimpulkan likuiditas (CR), profitabilitas(ROA) berpengaruh

positif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan ukuran

perusahaan (TA) tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan.

Menurut Sofia Prima Dewi & Jusia (2013) “Faktor-faktor yang mempengaruhi

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada perusahaan real estate dan

property yang terdaftar di BEI” variabel dependen adalah ketepatan waktu pelaporan

keuangan sedangkan variabel Independennya profitabilitas, leverage, kepemilikan

institusional dan kepemilikan manajerial, Perusahaan yang menjadi sampel adalah

perusahaan yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa ROA dan Debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan,sedangkan ukuran perusahaan, opini

audit dan ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

perusahaan.

30
Menurut Rensi Rianti (2012) “Pengaruh profitabilitas, leverage,kepemilikan

institusional dan kepemilikan manajerial terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan(

studi perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009-2011)” variabel dependennya adalah

ketepatan waktu pelaporan keuangan sedangkan variabel Independennya adalah

profitabilitas, leverage, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial, sampel

dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah

ditentukan, Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa profitabilitas, leverage

kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial tidak memiliki probabilitas untuk

menyampaikan laporan keuangannya tepat waktu. Keterbatasan dalam penelitian ini

adaah pengamatan relatif pendek dan hanya menghasilkan nilai koefisien determinasi

yang sangat kecil yaitu 23,9%.

Menurut Lathie fatunnisa Nur Islam, Fuad’ (2015) Faktor-faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan : profitabilitas sebagai

variabel moderating( studi empris pada perusahaan manufaktur di BEI tahun 2012-

2013) Dependennya Ketepatan waktu pelaporan keuangan independen : solvabilitas,

ukuran perusahaan, kepemilikan pihak eksternal dan profitabilitas, Sampelnya

menggunakan metode purposive sampling dari seluruh perusahaanon keuangan yang

terdaftar di BEI tahun 2012-2013, Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari enam

variabel yang diteliti hanya profitabilitas dalam memoderasi kepemilikan pihak

eksternal yang berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan perusahaan.

31
Menurut Hedy Kuswanto & Sodikin Manaf (2014) Faktor-faktor yang

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ke publik( studi

perusahan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2013), dependen: ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan independen : profitabilitas, leverage, likuiditas,

ukuran perusahaan, reputasi KAP, opini audit, umur perusahaan dan struktur

kepemilikan, Sampelnya 69 perusahaan, Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa opini

auditor dan kepemilikan publik secara signifikan berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan perusahaan, sedangkan profitabilitas, leverage, likuiditas, ukuran

perusahaan, reputasi KAP dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan.

Menurut lia permatasari ( 2012) “Faktor Internal dan External yang

Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. variabel Dependennya audit delay dan timeliness

sedangkan variabel Independennya ukuran perusahaan, umur perusahaan ,internal

auditor, jumlah anak perusahaan, status perusahaan, rasio solvabilitas, total aset

turnover, tingkat profitabilitas, Extraordinary Items , ukuran KAP, umur KAP, ukuran

KAP, Opini Auditor, pupulasinya perusahaan manufaktur di BEI berjumlah 193

perusahaan sedangkan Jumlah sampel mencapai 531 perusahaan Hasil penelitiannya

Internal auditor dan jumlah anak perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit

delay dan timeliness. Ukuran perusahaan, umur perusahaan dan extraordinary items

berpengaruh signifikan hanya terhadap timeliness, Opini auditor berpengaruh signifikan

terhadap audit delay dan timeliness, Umur KAP berpengaruh signifikan hanya terhadap

audit delay, Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan hanya terhadap timeliness.

32
Menurut I Made Dwi Marta Sanjaya & Ni Gusti Putu Wirawati (2016)

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, Dependennya Ketepatan waktu pelaporan

keuangan sedangkan variabel independen: debt to equity ratio, profitabilitas, struktur

kepemilikan,pergantian auditor dan ukuran perusahaan, sampelnya adalah perusahaan

yang telah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa debt to equity ratio dan pergantian auditor berpengaruh negatif terhadap

ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan profitabilitas, ukuran perusahaan dan

struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Tabel 2.2

Tinjauan penelitian terdahulu

No Nama Judul Sampel Variabel Hasil


peneliti penelitian penelitian
1. Khiyanda Pengaruh sampelnya Dependen : Hasil
alfian likuiditas, 83 ketepatan penelitiannya
nasution ukuran perusahaa waktu Berdasarkan
(2013) perusahaan n dalam pelaporan analisis
dan perusahaa keuangan regresi
profitabilitas n Independen : logistik
terhadap manufaktu likuiditas, dengan
ketepatan r ukuran tingkat
waktu perusahaan signifikansi
pelaporan dan 5%, maka
keuangan profitabilitas hasil
pada penelitian ini
perusahaan menyimpulka
manufaktur n likuiditas
(CR),
profitabilitas(
ROA)
berpengaruh

33
positif
signifikan
terhadap
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan,
sedangkan
ukuran
perusahaan
(TA) tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan.
2. Sofia Faktor-faktor Perusahaa Dependen : Hasil
Prima yang n yang Ketepatan penelitiannya
Dewi & mempengaru akan waktu menunjukkan
Jusia hi ketepatan menjadi pelaporan bahwa ROA
(2013) waktu sampel keuangan dan Debt to
penyampaian adalah Independen : equity ratio
laporan perusahaa ROA, Debt to memiliki
keuangan n yang equity ratio, pengaruh
pada telah ukuran terhadap
perusahaan memenuhi perusahaan,o ketepatan
real estate kriteria pini audit, waktu
dan property yang telah ukuran KAP pelaporan
yang ditentukan keuangan
terdaftar di perusahaan,se
BEI dangkan
ukuran
perusahaan,
opini audit
dan ukuran
KAP tidak
berpengaruh
terhadap
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan

34
perusahaan.
3. Rensi Pengaruh Perusahaa Dependen : Hasil
Rianti profitabilitas, n yang ketepatan penelitiannya
(2012) leverage,kep akan waktu menunjukkan
emilikan menjadi pelaporan bahwa
institusional sampel keuangan profitabilitas,
dan dalam Independen : leverage
kepemilikan penelitian profitabilitas,
kepemilikan
manajerial ini adalah leverage, institusional
terhadap perusahaa kepemilikan dan
ketepatan n yang institusional kepemilikan
waktu memenuhi dan manajerial
pelaporan kriteria- kepemilikan tidak
keuangan( st kriteria manajerial memiliki
udi yang telah probabilitas
perusahaan ditentukan untuk
manufaktur menyampaika
di BEI tahun n laporan
2009-2011) keuangannya
tepat waktu.
Keterbatasan
dalam
penelitian ini
adaah
pengamatan
relatif pendek
dan hanya
menghasilkan
nilai
koefisien
determinasi
yang sangat
kecil yaitu
23,9%.
4. Lathiefat Faktor-faktor Sampelny Dependen : Hasil
unnisa yang a Ketepatan penelitian
Nur mempengaru mengguna waktu menunjukkan
Islam , hi ketepatan kan pelaporan bahwa dari
Fuad’ waktu metode keuangan enam
(2015) pelaporan purposive Independen : variabel yang
keuangan sampling solvabilitas, diteliti hanya
perusahaan : dari ukuran profitabilitas
profitabilitas seluruh perusahaan, dalam
sebagai perusahaa kepemilikan memoderasi

35
variabel non pihak kepemilikan
moderating( keuangan eksternal dan pihak
studi empris yang profitabilitas eksternal
pada terdaftar yang
perusahaan di BEI berpengaruh
manufaktur tahun secara
di BEI tahun 2012- signifikan
2012-2013) 2013. terhadap
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan
perusahaan.
5. Hedy Faktor-faktor Sampelny Dependen: Hasil
Kuswant yang a 69 ketepatan penelitiannya
o & mempengaru perusahaa waktu menunjukkan
Sodikin hi ketepatan n penyampaian bahwa opini
Manaf waktu laporan auditor dan
(2014) penyampaian keuangan kepemilikan
laporan independen : publik secara
keuangan ke profitabilitas, signifikan
publik( studi leverage, berpengaruh
perusahan likuiditas, terhadap
manufaktur ukuran ketepatan
yang perusahaan, waktu
terdaftar di reputasi pelaporan
BEI tahun KAP, opini keuangan
2010-2013) audit, umur perusahaan,
perusahaan sedangkan
dan struktur profitabilitas,
kepemilikan leverage,
likuiditas,
ukuran
perusahaan,
reputasi KAP
dan umur
perusahaan
tidak
berpengaruh
signifikan.
6. Lia Faktor Sampelny Depende : Hasil
permatas Internal dan a 531 audit delay penelitiannya
ari External perusahaa dan menunjukkan
(2012) yang n internal timelinesss bahwa

36
Mempengaru auditor Independen: Internal
hi Audit ukuran auditor dan
Delay dan perusahaan, jumlah anak
Timeliness umur perusahaan
pada perusahaan berpengaruh
Perusahaan ,internal signifikan
Manufaktur auditor, terhadap
yang jumlah anak audit delay
Terdaftar di perusahaan, dan
Bursa Efek status timeliness.
Indonesia perusahaan, Ukuran
rasio perusahaan,
solvabilitas, umur
total aset perusahaan
turnover, dan
tingkat extraordinary
profitabilitas, items
Extraordinary berpengaruh
Items , signifikan
ukuran KAP, hanya
umur KAP, terhadap
ukuran KAP, timeliness,
Opini Opini auditor
Auditor berpengaruh
signifikan
terhadap
audit delay
dan
timeliness,
Umur KAP
berpengaruh
signifikan
hanya
terhadap
audit delay,
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan
hanya
terhadap
timeliness
7. I Made Analisis sampelnya Dependen : Hasil
Dwi faktor-faktor adalah Ketepatan penelitiannya

37
Marta yang perusahaa waktu menunjukkan
Sanjaya mempengaru n yang pelaporan bahwa debt to
& Ni hi ketepatan telah keuangan equity ratio
Gusti waktu memenuhi independen : dan
Putu pelaporan kriteria debt to equity pergantian
Wirawati keuangan yang telah ratio, auditor
(2016) pada ditentukan profitabilitas, berpengaruh
perusahaan struktur negatif
manufaktur kepemilikan, terhadap
yang pergantian ketepatan
terdaftar di auditor dan waktu
BEI ukuran pelaporan
perusahaan keuangan,
sedangkan
profitabilitas,
ukuran
perusahaan
dan struktur
kepemilikan
berpengaruh
positif
terhadap
ketepatan
waktu
pelaporan
keuangan.

2.3 Kerangka Fikir

Berdasarkan pada hubungan teoritis antara variabel-variabel, profitabilitas

diproksikan dengan (ROA), Kualitas Auditor dengan (variabel dummy) dan Likuiditas

dengan (CR), dan ketepatan waktu dengan (variabel dummy).

38
Profitabilitas
r(x1,y) e

Ketepatan Waktu
Kualitas Auditor r(x2,y) Pelaporan Keuangan
Perusahaan

Likuiditas
r(x3,y)

r(x1,x2,x3,y)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya,

maka hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Profitabilitas secara parsial berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan keuangan perusahaan.

H2: Kualitas auditor berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan

keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3: Likuiditas berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.

39
H4 : Profitabilitas, kualitas auditor dan likuiditas secara simultan berpengaruh positif

terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

40

Anda mungkin juga menyukai