Anda di halaman 1dari 5

tehnik distraksi dan relaksasi

1.

Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan


perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang
dialami. Misalnya seorang pasien sehabis operasi mungkin tidak merasakan nyeri
sewaktu melihat pertandingan sepakbola di televisi. Cara bagaimana distraksi dapat
mengurangi nyeri dapat dijelaskan dengan teori Gate Control.Pada spina cord, selsel reseptor yang menerima stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimuli dari
serabut-serabut saraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat
daripada pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diversional
maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien
merasa nyerinya berkurang (Cummings 1981: 62). Beberapa teknik distraksi antara
lain: bernafas secara pelan-pelan, massage sambil bernafas pelan-pelan, mendengar
lagu sambil menepuk-nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang
indah sambil menutup mata.
2. Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
a.

Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan


gambar termasuk distraksi visual.
b.

Distraksi pendengaran

Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air,
individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti
musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik
klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling
dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan
emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis
dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai Efek Mozart.

Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya
Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak.
Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri.
Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan
(Andreana, 2006)
c.

Distraksi pernafasan

Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau
memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan
satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara
perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi
ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.
Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik
dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami
nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri
d.

Distraksi intelektual

Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di
tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.
e.

Tehnik pernafasan

Seperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayang


f.

Imajinasi terbimbing

Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan


mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan
diri dari dari perhatian terhadap nyeri

2.

Relaksasi

Relaksasi adalah metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri
kronis. Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posis yang tepat,
pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman
mungkin dengan semua bagian tubuh disokong (missal bantal menyokong leher),

persendian fleksi, dan otot-otot tidak tertarik (misal tangan dan kaki tidak
disilangkan). Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan pelan-pelan memandang
sekeliling ruangan misalnya melintasi atap turun ke dinding , sepanjang jendela, dll.
Untuk melestarikan muka, pasien dianjurkan sedikit tersenyum atau membiarkan
geraham bawah kendor. Steward (1976: 959) menjelaskan teknik relaksasi sebagai
berikut:
1. Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
2. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan
merasakan betapa nyaman hal tersebut.
3. Pasien bernafas beberapa beberapa kali dengan irama normal
4. Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan
membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor.Perawat minta pasien untuk
mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
Menurut Walsleben, teknik-teknik ini akan lebih efektif jika dilakukan tepat sebelum
tidur. Ada baiknya dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman. Berikut beberapa
teknik dari Walsleben yang bisa Anda coba:
1.

Pernafasan perut

Cobalah bernafas dari perut dan fokuskan pikiran Anda ke setiap tarikan nafas Anda.
Cara ini bisa membantu agar Anda tetap tenang, baik siang maupun malam hari.
Untuk memaksimalkan hasil, Anda bisa mencoba teknik ini dalam ruangan
temaram, dengan menutup mata atau mendengarkan musik lembut sambil
memusatkan perhatian ke setiap tarikan nafas.

Sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, cobalah meletakkan tangan Anda di
perut."Saat menarik dan menghembuskan nafas, tangan akan bergerak perlahan,"
tutur Doner. Dengan fokus pada gerakan ini, terang Doner, Anda bisa mengalihkan
perhatian dari pikiran-pikiran ke tubuh Anda. Anda bisa menarik dan menempatkan
diri pada satu situasi yang berbeda.

2.

Gambaran indah

Membayangkan situasi yang membuat Anda rileks merupakan salah satu teknik
pilihan. Tidak ada aturan khusus mengenai gambaran yang Anda pilih, yang penting
bisa membuat Anda nyaman. Meskipun awan, laut dan gunung merupakan pilihan
yang umum digunakan, Anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang Anda sukai.

"Ada pasien yang suka menggambarkan kantornya, membersihkan dan merapikan


semua yang ada di meja kerja sebelum akhirnya tertidur," terang Walsleben, seperti
dikutip situs health.com. Ada juga yang membayangkan sedang meniup balon sabun.
Mereka melihat diri mereka memasukkan tongkat kecil ke dalam kotak sabun,
memandangi gelembung memenuhi halaman, hingga akhirnya air sabunnya habis."

3.

Pilihlah tempat yang nyaman menurut Anda

Kemudian gunakan imajinasi Anda, gunakan semua indera untuk melihat dan
merasakan hal yang Anda bayangkan."Otak kadang-kadang tidak tahu perbedaan
antara bayangan dan kenyataan," tutur Doner.

4.

Meditasi pikiran

Sebelum tidur, cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup Anda. Fokuskan pikiran
pada satu permasalah, kemudian cobalah melepaskan pikiran tersebut. Lakukan juga
pada pikiran yang lain. Anda akan lebih tenang setelah melepaskan semua beban
pikiran yang memenuhi kepala Anda.

Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan waktu 15 menit dan tuliskan semua
pikiran yang ada di kepala. Kemudian gunakan 15 menit berikutnya untuk
memikirkan dan menulis langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah Anda. Teknik ini, terang Walsleben, ada baiknya dilakukan di siang hari.
Dengan begitu, pikiran Anda akan jauh lebih tenang saat hendak tidur di malam hari.

5.

Hitung mundur

Saat berbaring di tempat tidur, mulailah dengan melihat ke atas."Sedikit peregangan


mata bisa membuat Anda rileks," terang Doner. Tarik nafas dari perut dan tahan. Saat
mengeluarkan nafas, biarkan tubuh dan pikiran Anda rileks. Ulangi satu atau dua
kali. Selanjutnya coba bayangkan Anda sedang berjalan dari tangga pesawat dengan
menghitung langkah mulai dari 10 atau 20. Tiap angka menuntun langkah Anda ke
anak tangga yang lebih rendah. Hembuskan nafas setiap Anda melangkah turun.

Anda mungkin juga menyukai