1.
Distraksi
Distraksi visual
Distraksi pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air,
individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti
musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga
diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang,
mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik
klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang paling
dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan
emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis
dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai Efek Mozart.
Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya
Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak.
Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri.
Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan
(Andreana, 2006)
c.
Distraksi pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau
memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan
satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara
perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi
ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.
Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik
dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami
nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri
d.
Distraksi intelektual
Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di
tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.
e.
Tehnik pernafasan
Imajinasi terbimbing
2.
Relaksasi
Relaksasi adalah metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri
kronis. Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posis yang tepat,
pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman
mungkin dengan semua bagian tubuh disokong (missal bantal menyokong leher),
persendian fleksi, dan otot-otot tidak tertarik (misal tangan dan kaki tidak
disilangkan). Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan pelan-pelan memandang
sekeliling ruangan misalnya melintasi atap turun ke dinding , sepanjang jendela, dll.
Untuk melestarikan muka, pasien dianjurkan sedikit tersenyum atau membiarkan
geraham bawah kendor. Steward (1976: 959) menjelaskan teknik relaksasi sebagai
berikut:
1. Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
2. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan
merasakan betapa nyaman hal tersebut.
3. Pasien bernafas beberapa beberapa kali dengan irama normal
4. Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan
membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor.Perawat minta pasien untuk
mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
Menurut Walsleben, teknik-teknik ini akan lebih efektif jika dilakukan tepat sebelum
tidur. Ada baiknya dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman. Berikut beberapa
teknik dari Walsleben yang bisa Anda coba:
1.
Pernafasan perut
Cobalah bernafas dari perut dan fokuskan pikiran Anda ke setiap tarikan nafas Anda.
Cara ini bisa membantu agar Anda tetap tenang, baik siang maupun malam hari.
Untuk memaksimalkan hasil, Anda bisa mencoba teknik ini dalam ruangan
temaram, dengan menutup mata atau mendengarkan musik lembut sambil
memusatkan perhatian ke setiap tarikan nafas.
Sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, cobalah meletakkan tangan Anda di
perut."Saat menarik dan menghembuskan nafas, tangan akan bergerak perlahan,"
tutur Doner. Dengan fokus pada gerakan ini, terang Doner, Anda bisa mengalihkan
perhatian dari pikiran-pikiran ke tubuh Anda. Anda bisa menarik dan menempatkan
diri pada satu situasi yang berbeda.
2.
Gambaran indah
Membayangkan situasi yang membuat Anda rileks merupakan salah satu teknik
pilihan. Tidak ada aturan khusus mengenai gambaran yang Anda pilih, yang penting
bisa membuat Anda nyaman. Meskipun awan, laut dan gunung merupakan pilihan
yang umum digunakan, Anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang Anda sukai.
3.
Kemudian gunakan imajinasi Anda, gunakan semua indera untuk melihat dan
merasakan hal yang Anda bayangkan."Otak kadang-kadang tidak tahu perbedaan
antara bayangan dan kenyataan," tutur Doner.
4.
Meditasi pikiran
Sebelum tidur, cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup Anda. Fokuskan pikiran
pada satu permasalah, kemudian cobalah melepaskan pikiran tersebut. Lakukan juga
pada pikiran yang lain. Anda akan lebih tenang setelah melepaskan semua beban
pikiran yang memenuhi kepala Anda.
Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan waktu 15 menit dan tuliskan semua
pikiran yang ada di kepala. Kemudian gunakan 15 menit berikutnya untuk
memikirkan dan menulis langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah Anda. Teknik ini, terang Walsleben, ada baiknya dilakukan di siang hari.
Dengan begitu, pikiran Anda akan jauh lebih tenang saat hendak tidur di malam hari.
5.
Hitung mundur