Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

DISUSUN OLEH :

Irma Nopilia Hakim

18200100061

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)

2020
ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN

TEKNIK DISTRAKSI DAN RELAKSASI

A. Definisi

1. Distraksi

Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara

mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa

terhadap nyeri yang dialami. Misalnya seorang pasien sehabis operasi mungkin

tidak merasakan nyeri sewaktu melihat pertandingan sepakbola di televisi. Cara

bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri dapat dijelaskan dengan teori “Gate

Control”.Pada spina cord, sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri peripheral

dihambat oleh stimuli dari serabut-serabut saraf yang lain. Karena pesan-pesan

nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat

daripada pesan-pesan diversional maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah

input ke otak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang (Cummings 1981:

62). Beberapa teknik distraksi antara lain: bernafas secara pelan-pelan, massage

sambil bernafas pelan-pelan, mendengar lagu sambil menepuk-nepukkan jari-jari

atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata.

Jenis Tehnik Distraksi antara lain :

a. Distraksi visual

Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat

pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.

b. Distraksi pendengaran

Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta

gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan
musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik

dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh

mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki.

(Tamsuri, 2007).

Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya

musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-

1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan,

Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di

antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka

mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.

Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada

karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif

dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan

kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer

klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)

c. Distraksi pernafasan

Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau

memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan

hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui

mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati).

Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap

gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola

pernafasan ritmik.

Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan

ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh
yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di

area nyeri

d. Distraksi intelektual

Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan

kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.

e. Tehnik pernafasan

Seperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayang

f. Imajinasi terbimbing

Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan

mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur

membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri

2. Relaksasi

Relaksasi adalah metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami

nyeri kronis. Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posis yang

tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman

mungkin dengan semua bagian tubuh disokong (missal bantal menyokong leher),

persendian fleksi, dan otot-otot tidak tertarik (misal tangan dan kaki tidak

disilangkan). Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan pelan-pelan

memandang sekeliling ruangan misalnya melintasi atap turun ke dinding ,

sepanjang jendela, dll. Untuk melestarikan muka, pasien dianjurkan sedikit

tersenyum atau membiarkan geraham bawah kendor. Steward (1976: 959)

menjelaskan teknik relaksasi sebagai berikut:

a. Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.

b. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi

kendor dan merasakan betapa nyaman hal tersebut.


c. Pasien bernafas beberapa beberapa kali dengan irama normal

d. Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan

membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor.Perawat minta pasien

untuk mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan

dan hangat.

Menurut Walsleben, teknik-teknik ini akan lebih efektif jika dilakukan tepat

sebelum tidur. Ada baiknya dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman.

Berikut beberapa teknik dari Walsleben yang bisa Anda coba:

a. Pernafasan perut, cobalah bernafas dari perut dan fokuskan pikiran Anda ke

setiap tarikan nafas Anda. Cara ini bisa membantu agar Anda tetap tenang,

baik siang maupun malam hari. Untuk memaksimalkan hasil, Anda bisa

mencoba teknik ini dalam ruangan temaram, dengan menutup mata atau

mendengarkan musik lembut sambil memusatkan perhatian ke setiap tarikan

nafas.

b. Gambaran indah, membayangkan situasi yang membuat Anda rileks

merupakan salah satu teknik pilihan. Tidak ada aturan khusus mengenai

gambaran yang Anda pilih, yang penting bisa membuat Anda nyaman.

Meskipun awan, laut dan gunung merupakan pilihan yang umum digunakan,

anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang anda sukai.

c. Pilihlah tempat yang nyaman menurut anda, kemudian gunakan imajinasi

Anda, gunakan semua indera untuk melihat dan merasakan hal yang Anda

bayangkan."Otak kadang-kadang tidak tahu perbedaan antara bayangan dan

kenyataan," tutur Doner.

d. Meditasi pikiran, sebelum tidur cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup

Anda. Fokuskan pikiran pada satu permasalah, kemudian cobalah


melepaskan pikiran tersebut. Lakukan juga pada pikiran yang lain. Anda

akan lebih tenang setelah melepaskan semua beban pikiran yang memenuhi

kepala Anda.

Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan waktu 15 menit dan

tuliskan semua pikiran yang ada di kepala. Kemudian gunakan 15 menit

berikutnya untuk memikirkan dan menulis langkah-langkah yang perlu

dilakukan untuk mengatasi masalah Anda. Teknik ini, terang Walsleben, ada

baiknya dilakukan di siang hari. Dengan begitu, pikiran Anda akan jauh lebih

tenang saat hendak tidur di malam hari.

e. Hitung mundur, saat berbaring di tempat tidur, mulailah dengan melihat ke

atas."Sedikit peregangan mata bisa membuat Anda rileks," terang Doner.

Tarik nafas dari perut dan tahan. Saat mengeluarkan nafas, biarkan tubuh dan

pikiran Anda rileks. Ulangi satu atau dua kali. Selanjutnya coba bayangkan

Anda sedang berjalan dari tangga pesawat dengan menghitung langkah mulai

dari 10 atau 20. Tiap angka menuntun langkah Anda ke anak tangga yang

lebih rendah. Hembuskan nafas setiap Anda melangkah turun.

B. Indikasi

Pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman

C. Tujuan tindakan

1. Menghilangkan atau mengurangi nyeri

2. Menurunkan ketegangan otot

3. Menimbulkan perasaan aman dan nyaman

D. Masalah Keperawatan

Pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman nyeri


E. Rasionalisasi Tindakan

No. Tindakan Rasionalisasi tindakan

1. Mengucapkan salam Menciptakan komunikasi terapeutik dan

Memperkenalkan diri mengurasi ansietas pada pasien

Menjelaskan tujuan tindakan


2. Mencuci tangan Menjaga sterilisasi tindakan

3. Menanyakan klien apakah sudah Mengevaluasi kemampuan dan

tahu cara melakukan teknik pengetahuan pasien

distraksi dan relaksasi


4. Menjelaskan prosedur distraksi Pasien mengerti tentang prosedur tindakan

dan relaksasi
5. Mengatur posisi nyaman klien Mempertahankan kenyamanan pasien

6. Meminta klien memejamkan Membuat klien agar berkonsentrasi

mata
7. Meminta klien untuk tindakan dilakukan sesuai dengan standar

memfokuskan pikiran klien pada operasional prosedur

kedua kakinya untuk dirilekskan,

mengendurkan seluruh otot-otot

kakinya, perintahkan klien untuk

merasakan relaksasi kedua kaki

klien.
8. Meminta klien untuk Menjaga pasien dalam kondisi rileks

memindahkan pikirannya pada

kedua tangan klien, kendorkan

otot-otot kedua tangannya,

meminta klien untuk merasakan

relaksasi keduanya
9. Memindahkan fokus pikiran tindakan dilakukan sesuai dengan standar
klien pada bagian tubuhnya, operasional prosedur

memerintahkan klien untuk

merilekskan otot-otot tubuh

klien mulai dari otot pinggang

sampai ke otot bahu, meminta

klien untuk merasakan relaksasi

otot-otot tubuh klien


10. Meminta klien untuk membuat nafas lega bagi klien

memfokuskan pikiran pada

masuknya udara lewat jalan

nafas
11 Melakukan evaluasi Mengetahui kondisi pasien setelah tindakan

dan pengaruh tindakan pada pasien

12 Mencuci tangan Menjaga kebersihan tangan

F. Prosedur Tindakan

Pelaksanaan

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan tindakan

4. Mencuci tangan

5. Menanyakan klien apakah sudah tahu cara melakukan teknik distraksi dan

relaksasi

6. Menjelaskan prosedur distraksi dan relaksasi

7. Mengatur posisi nyaman klien

8. Meminta klien memejamkan mata


9. Meminta klien untuk memfokuskan pikiran klien pada kedua kakinya untuk

dirilekskan, mengendurkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan klien untuk

merasakan relaksasi kedua kaki klien.

10. Meminta klien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan klien,

kendorkan otot-otot kedua tangannya, meminta klien untuk merasakan relaksasi

keduanya

11. Memindahkan fokus pikiran klien pada bagian tubuhnya, memerintahkan klien

untuk merilekskan otot-otot tubuh klien mulai dari otot pinggang sampai ke otot

bahu, meminta klien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh klien

12. Meminta klien untuk memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat jalan

nafas

13. Melakukan evaluasi

14. Mencuci tangan

G. Kesenjangan Teori

Tidak terdapat kesenjangan yang berarti antara teori dan kenyataan hanya pada

ketersedian alat yang disesuaikan dengan teori terkadang tidak semua alat tersedia

tetapi pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan teori

Anda mungkin juga menyukai