Anda di halaman 1dari 18

A.

TOPIK 3 TEKNIK MENGATASI RASA NYERI

Pengertian Nyeri : Suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun
berat
Metode/ cara mengatasi nyeri
A. Distraksi
B. Relaksasi
C. Pemijatan/masase
D. Kompres

A. DISTRAKSI
Pengertian
Distraksi adalah suatu metode untuk menghilangkan nyeri
dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga
pasien akan lupa terhadap apa yang dialami.
Beberapa teknik distraksi antara lain :
1. Bernapas secara pelan-pelan
2. Masase sambil menarik napas pelan-pelan
3. Mendengarkan lagu sambil menepuk-nepukan jari/kaki
4. Membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata
5. Menonton TV (acara kegemaran)
6. (a)

a. GUIDED IMAGERY
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan prosedur : tujuan, posisi, waktu dan peran perawat
sebagai pembimbing
3) Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman menurut klien
4) Duduk dengan klien tapi tidak mengganggu
5) Melakukan pembimbingan dengan baik terhadap klien :
a. Meminta klien untuk memikirkan hal-hal yang
menyenangkan atau pengalaman yang membantu
penggunaan semua indra dengan suara yang lembut
b. Ketika klien relaxing klien berfokus pda bayangannya dan
saat itu perawat tidak perlu bicara lagi
c. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau
tdiak nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan
memulainya lagi ketika klien telah siap.
d. Realksasi akan mengenai seluruh tubuh setelah 15 menit.
Klien harus mempertahankan tubuhnya .catat daerah-daerah
tegang, daerah ini akan digantikan dengan relaksasi
biasanya klien rilek setelah menutup mata atau
mendengarkan musik yang lembut sebagai backround yang
membantu.
e. Mencatat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran
untuk digunakan pada latihan selanjutnya dengan
menggunakan informasi spesifik yang diberikan klien dan
tidak membuat perubahan pernyataan klien.

B. RELAKSASI
Ada 3 hal utama yang dibutuhkan dalam teknik relaksasi :
1. Posisi pasien yang tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang

Cara :
1. Posisi pasien diatur sedemikian rupa sehingga rileks, tanpa
beban fisik, posisi dapat duduk atau berbaring terlentang.
2. Instruksikan pasien untuk menghirup napas dalam sehingga
rongga paru berisi udara yang bersih.
3. Pasien perlahan menghembuskan udara dan membiarkannya
keluar dari setiap bagian anggota tubuh,pada saat itu pasien
diminta untuk memusatka perhatian “betapa nikmat rasanya”.
4. Pasien bernapas dengan irama yang yang normal beberapa
saat (sekitar 1-2 menit)
5. Pasien bernapas dalam kemudian menghembuskan perlahan-
lahan, dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan-kaki
menuju ke paru, kemudian udara dibuang keluar. Pasien diminta
untuk memusatkan perhatian pada kaki-tangan, udara yang
dikeluarkan dan merasakan kehangatannya.
6. Pasien mengulangi langkah no.5 dengan memusatkan perhatian
pada kaki-tangan,pungung,perut, bagian tubuh yang lain.
7. Setelah pasien merasa rileks, perlahan-lahan irama pernapasan
dicambah, gunakan pernapasan dada atau abdomen, bila
frekuensi nyeri bertambah, gunakan pernapasan dangkal
dengan frekuensi yang lebih cepat.
Teknik Relaksasi Progresif
1. Membina hubungan saling percaya
2. Menjelaskan prosedur :
a. Tujuan berbaring atau duduk dikursi dengan kepala
ditopang
b. Waktu 2 kali 15 menit per jam
c. Empat kelompok utama yang digunakan dalam teknik
relaksasi
1) Lengan, lengan bawah, dan otot bisep
2) Kepala,muka,tenggorokan dan bahu termasuk
pemusatan perhatian pada
dahi,pipi,hidung,mata,rahang,bibir,lidah dan leher,
sedapat mungkin perhatian dicurahkan pada kepala
karena dari pendanan emosional otot yang paling
penting dalam tubuh ada disekitar area ini.
3) Dada, lambung dan punggung bagian bawah
4) Paha,pantat,betis dan kaki
3. Anjurkan klien untuk mencari posisi yang nyaman dan dapatkan
lingkungan yang nyaman
4. Membimbing klien untuk melakukan teknik relaksasi (prosedur
diulang paling tidak satu kali) jika area tetap tegang dapat
diulang lima kali dengan melihat respon klien:
1) Kepalkan kedua telapak tangan kencangkan biseps
dan lengan bawah selama lima sampai tujuh detik,
perawat membimbing klien ke tempat daerah otot
yang tegang anjurkan klien untuk memikirkan rasanya
tegangkan otot sepenuhnya kemudian rileks selama
12 sampai 30 detik
2) Kerutkan dahi keatas pada saat yang sama tekan
kepala sejauh mungkin ke belakang, putar searah
jarum jam dan kebalikannya kemudian anjurkan klien
untuk otot muka sperti kenari : cemberut mata
dikedip-kedipkan bibir dimonyongkan ke depan lidah
ditekan ke langit-langit dan bahu dibungkukkan
selama lima sampai tujuh detik perawat membimbing
klien ke tempat daerah otot yang tegang anjurkan
klien untuk memikirkan rasanya dan tegangkan otot
sepenuhnya kemudian rileks selama 12 sampai 30
detik.
3) Lengkungkan punggung ke belakang sambil menarik
napas dalam masuk, tekan keluar lambung,
tahan,rileks. Napas dalam tekan keluar perut tahan
relaks
4) Tarik kaki dan ibu jari kebelakang mengarah ke muka
tahan, relaks lipat itu jari secara serentak kencangkan
betis paha dan pantat selama lima sampai tujuh detik
parawat membimbing klien ke tempat daerah otot
yang tegang anjurkan klien untuk memikirkan rasanya
dan tegangkan otot sepenuhnya kemudian relaks
selama 12 sampai 30 detik.
5. Selama melakukan teknik relaksasi catat respon non verbal
klien, jika klien menjadi agitasi atau tidak nyaman hentikan
latihan dan jika klien terlihat kesulitan relaxing hanya sebagai
tubuh perawat melambatkan kecepatan latihan dan
berkosentrasi pada bagian tubuh yang tegang (klien harus
mengetahui dari awal bahwa latihan ini dapat dihentikan
kepanpun)
Dokumentasi dalam catatan perawat : respon klien terhadap
teknik relaksasi dan perubahan tingkat kenyamanan klien.

C. MASA PEMIJATAN
Tujuan :
1. Mengurangi ketegangan otot
2. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis
3. Mengkaji kondisi kulit
4. Meningkatkan sirkulsi/peredaran darah pada area yang dimasase

Peralatan :
1. Pelumas (minyak hangat/lotion)
2. Handuk

Cara :
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan
2. Identifikasi pasien
3. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
4. Mencuci tangan
5. Atur posisi pasien dalam posisi prone. Bila tidak bisa, dapat diatur
dengan posisi miring.
6. Letakkan sebuah bantal kecil dibawah perut pasien untuk menjaga
posisi yang tepat.
7. Tuangkan sedikit lotion ke tangan (tangan perawat). Usap kedua
tangan sehingga lotion akan rata pada permukaan tangan.
8. Lakukan mesase pada punggung. Masase dilakukan dengan
menggunakan jari-jari dan telapak tangan, dan tekanan yang halus,
gunakan lotion sesuai kebutuhan.
9. Metode masase :
a. Selang-seling tangan, masase punggung dengan tekanan
pendek, cepat, bergantian tangan.
Gambar 7.1 Model Masase Selang Seling Tangan

b. Remasan, usap otot bahu dengan setiap tangan ana yang dikerjakan
secara bersama.

Gambar 7.2 Model Masase Remasan


c. Gesekan, masase punggung dengan ibu jari, dengan gerakan
memutar sepanjang tulang punggung dari sakrum ke bahu.

Gambar 7.3 Model Masase Gesekan

d. Eflurasi, Masase punggung dengan kedua tangan, dengan


menggunakan tekanan lebih halus dengan gerakan ke atas untuk
membahu aliran balik vena.
Gambar 7.4 Model Masase Eflurasi

e. Petriasi, Tekan punggung secara horisontal. Pindah tangan anda


dengan arah yang berlawanan dengan menggunakan gerakan
meremas.

Gambar 7.5 Model Masase Petriasi

f. Tekanan menyikat, secara halus tekan punggung dengan ujung-ujung


jari untuk mengakhiri masase

Gambar 7.6 Model Masase Tekanan Menyikat


Perhatian
- Masase dapat dikerjakan pada saat akan memandikan pasien/saat mandi,
sebelum tidur, atau bila pasien menghendaki.
- Masase dilakukan selam 5-10 menit.
- Efek relaksasi dapat dicapai maksimal bila masase dilakukan sesuai
dengan gerakan pernapasan.
- Perhatikan kemungkinan pasien alergi terhadap minyak atau lotion.
- Hindari pemijatan pada area kemerahan, kecuali bila kemerahan tersebut
hilang waktu dimasase.
- Masase dapat juga dilakukan pada daerah leher, tangan, dan kaki.
- Masase dapat merupakan kontra indikasi pada pasien imobilitas tertentu
yang dicurigai mempunyai gangguan pengumpulan darah.
D. Kompres
a. Pemberian kompres panas

Pengertian :
Memberikan rasa hangat pada pasien dengan menggunakan cairan
atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Tujuannya :
- Memperlancar sirkulasi darah.
- Mengurangi rasa sakit.
- Merangsang peristaltik usus.
- Memperlancar pengeluaran getah radang (exudat).
- Memberi rasa nyaman/hangat dan tenang pada pasien.

Dilakukan pada :
- Pasien dengan perut kembung.
- Pasien yang kedinginan, mis : akibat nekrose, karena iklim, dsb.
- Pasien radang, mis : radang persendian, adnexitis, dll.
- Spasmus
- Abses (bengkak) akibat suntikan.
- Tubuh dengan abses, hematoon.

4 Pemberian kompres panas antara lain :


1. Kompres panas basah
2. Kompres panas kering menggunakan :
a. Buli-buli panas (WW2)
b. Bantal listrik (electrik pad)
c. Busur lampu/cahaya,solux, fohn (tidak dibahas)

1. Kompres panas basah

Cara bekerja :
Persiapan alat-alat :
Baki berisi :
1. Kom bertutup steril berisi cairan hangat sesuai kebutuhan (40-46
derajat celsius).
2. Bak steril berisi pinset 2, kasa beberapa potong dengan ukuran
yang sesuai.
3. Perban kasa atau kain segitiga.
4. Plester dan gunting plester.
5. Pengalas.
6. Sarung tangan bersih ditempatnya.
7. Kapas dan wash bensin dalam botol kecil.
8. Bengkok 2 (satu kosong, satu berisi lysol 3%)
Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang perasat yang akan dilakukan.
Prosedur :
1. Membawa alat-alat kedekat pasien
2. Memasang sampiran bila perlu
3. Membantu pasien pada posisi yang nyaman dan tepat
4. Mencuci tangan
5. Memasang pengalas dibawah lutut, anggota yang akan diberi
kompres
6. Memakai sarung tangan
7. Membuka balutan perban (bila diperban) dan membuang bekas
balutan ke dalam bengkok kosong
8. Mengambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak steril
dan memasukkannya ke dalam kom berisi cairan hangat untuk
mengompres
9. Mengambil pinset satu lagi untuk memegang dan memeras kasa
kompres hangat dan kom kompresan hangat agar kasa tidak
terlalu basah
10. Selanjutnya mengambil kasa direnggangkan/dibentangkan dan
diletakkan di atas area yang membutuhkan kompres hangat
11. Mempertahankan respon pasien adakah rasa tidak nyaman dan
dalam beberapa detik stelah kasa hangat menempel kulit,
angkat tepi kasa untuk mengkaji apakah ada kemerahan pada
kulit yang dikompres
12. Bila pasien mentoleransi kompres hangat tersebut, kasa
kompres hangat basah ditutupkan pada area yang memerlukan
kompres lalu dilapisi kasaa kering selanjutnya dibalut perban
kasa atau kain segitiga dan difikasi dengan plester atau diikat
13. Melakukan persat ini selama 15-30 menit atau sesuai program
terapi dan mengganti balutan kompres hangat setiap 5 menit
sekali
14. Melepas sarung tangan dan dimasukkan dalam tempatnya
15. Mengatur posisi pasien kembali nyaman
16. Membereskan dan membersihkan alat-alat untuk disimpan
kembali
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan

Perhatian :
1. Kain kasa harus diganti pada waktunya dan suhu kompres
dipertahankan tetap hangat
2. Cairan jangan terlalu panas, hindarkan kulit terbakar (suhu
cairan 40°-46C°).
3. Kain kompres harus lebih besar dari bagian yang akan
dikompres
4. Untuk kmopres hangat basah pada luka terluka, penderita harus
steril untuk permukaan tertutup (bengkak,memar) peralatan
harus bersih (tidak steril)

2. Kompres panas dengan buli-buli panas (WW2)

Tujuan :
- Mengurangi/membebaskan rasa nyeri, spasmus otot, peradangan
atau kongesti
- Memberikan rasa hangat

Dilakukan pada pasien :


- Pasien yang kedinginan
- Atas saran dokter
- Persiapan aether bed
Cara bekerja :
Persiapan alat :
Baki berisi :
1. Buli- buli panas dan sarungnya
2. Termos berisi air panas
3. Termometer air panas (bila perlu)
4. Lap kerja

Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang perasat yang akan diberikan.

Prosedur :
1. Menyiapkan peralatan
2. Mencuci tangan
3. Melakukan pemanasan pendahuluan pada buli-buli panas dengan
cara :
Mengisi buli-buli dengan air panas, mengencangkan penutupnya,
kemudian membalik posisi buli-buli berulang kali lalu dikosongkan
isinya.
4. Menyiapkan dan mengukur suhu air yang dinginkan (50°-60°C)
5. Mengisi buli-buli dengan air panas sebanyak SI- 1/2 bagian, lalu
mengeluarkan udaranya dengan cara :
- Letakkan/tidurkan bbuli-buli diatas meja/tempat datar
- Bagian atas buli dilipat sampai kelihatan permukaan air dileher
buli – buli
- Kemudian penutup buli-buli ditutupkan dengan benar/rapat
6. Memeriksa buli-buli apakah bocor/tidak, lalu dikeringkan dengan lap
kerja dan dimasukkan dalam sarungya
7. Membawa buli-buli ke dekat pasien
8. Memberitahu pasien
9. Menyiapkan atau mengatur pasien
10. Meletakkan atau memasang buli-buli pada bagian/area yang
memerlukan
11. Mengkaji secara teratur kondisi pasien untuk mengetahui kelainan
yang timbul akibat pemberian kompres dengan buli-buli panas misal
: kemerahan, ketidaknyamanan/kebocoran, dan lain sebagainya
12. Mengganti buli-buli panas setelah 20 menit dipasang dengan air
panas lagi, sesuai yang dikehendaki
13. Membereskan dan mengembalikan peralatan bila perasat sudah
selesai
14. Mencuci tangan
15. Mendokumentasikan

Perhatian :
- Buli – nuli panas tidak boleh diberikan pada pasien perdarahan
- Pemakaian buli-buli panas pada bagian perut, tutup buli-buli
mengarah ke atas atau ke samping
- Pada bagian kaki, tutup buli-buli mengarah kebawah atau
kesamping
- Buli-buli diperiksa kembali,harus ada cincin karet pada tutupnya

3. Kompres panas dengan berisi bantal listrik (electric pad)

Dilakukan pada :
- Pasien dengan sakit perut pada keadaan tertentu
- Pasien yang kedinginan

Cara bekerja :
Persiapan alat-alat :
Bak berisi :
- Bantal listrik dengan sarungya
- Handuk
Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang perasat yang akan diberikan
Prosedur :
1. Membawa alat-alatke dekat pasien
2. Memeiksa tegangan listrik, sesuaikan voltage bantal listrik
dengan stop kontak, setelah itu bantal dimasukkan sarungya
3. Mencuci tangan dan mengeringkannya dengan seksama
(kering betul)
4. Mengatur posisi pasien
5. Meletakkan handuk diatas bagian yang akan dipasang bantal
listrik
6. Meletakkan bantal listrik yang telah diberi sarung diatas
handuk, lalu dinyalakan. Suhu diatur jangan terlalu panas
7. Mengawasi/menunggui pasien selama pemakaian bantal listrik
8. Mengangkat bantal listrik bila sudah cuckup/selesai
menggunakannya
9. Merapikan pasien kembali
10. Membereskan dan menyimpan kembali alat yang dipakai
11. Mencuci tangan
12. Mendokumentasikan

Perhatian :
1. Bantal listrik tidak boleh diberikan pada pasien : yang
tidur,tidak sadar yang menggunakan kompres basah
2. Tidak boleh menggunakan peniti sebagai penahan kabel
(fiksasi)
3. Selama pelaksanaan tidak boleh berhubungan dengan alat-
alat/tangan yang basah

4. Kompres panas kering dengan menggunakan


- Busur cahaya/busur lampu
- Solux
- Fohn
Dilaksanakan menurut prostap yang ada dilahan praktek mis: RS,
Puskesmas,BKIA, dan lain-lain

b. Pemberian kompres dingin


Terdiri dari :
1. Kompres dingin basah
2. Kompres dingin

Pengertian :
Memasang suatu zat dnegan suhu rendah pada tubuh untuk tujuan
terapeutik
Tujuan :
- Menurunkan suhu tubuh
- Mencegah peradangan meluas/terjadinya radang tidak meluas
- Kongesti berkurang
- Perdarahan setempat berkurang
- Rasa sakit stempat berkurang
- Luka menjadi bersih

Dilakukan pada pasien dengan :


- Suhu tinggi
- Radang
- Memar
- Batuk/muntah darah
- Pasca tonsilektomi
- Luka tertutup/terbuka

1. Kompres dingin basah


Menggunakan :
1. Larutan obat antiseptik
2. Air biasa/air es

1.1 Pemberian Kompres Dingin Basah Steril Dengan


Menggunakan Larutan Obat Antiseptik
Cairan yang digunakan :
- PK 1 : 4000
- Rivansi 1 : 1000 sampai 1 : 3000 dsb
- Larutan betadin

Cara bekerja :
Persiapan alat-alat :
Bak berisi :
- Mangkok bertutup steril
- Cairan yang diperlukan
- Bak steril berisi : pinset anatomis 2, beberapa kain kasa
sesuai kebutuhan
- Pembalut bila perlu
- Perlak kecil dan alas
- Sampiran bila perlu

Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan

Prosedur :
1. Membawa alat-alat ke dekat pasien
2. Memasang sampiran
3. Mencuci tangan
4. Memasang alas dibawah bagian yang akan dikompres
5. Mengocok obat/cairan kompres bila ada endapan
6. Menuangkan cairan kedalam mangkok steril
7. Memasukkan kasa kedalam cairan kompres
8. Memeras kain kasa menggunakan 2 pinset
9. Membentengkan dan meletakkan kasa diatas bagian yang
akan dikompres lalu dibalut
10. Menutup/memasang busur selimut bila perlu
11. Merapikan pasien bila perasat sudah selesai
12. Membereskan alat-alat adan menyimpan ke tempat semula
13. Mencuci tangan
14. Mendokumentasikan

Perhatian :
1. Kain kasa sering dibasahi,agar tetap basah
2. Pada luka kotor, kasa diganti tiap 1-2 jam
3. Perhatikan kulit setempat/sekitarnya, bila terjadi iritasi,
dilaporkan
4. Pada malam hari, agar kelembaban kompres bertahan
lama,ditutupi dengan kapas berlemak

1.2 Pemberian Dingin Basah Dengan Menggunakan Air Biasa/air


es

Pengertian :
Memberi dingin setempat dengan menggunakan lap/kain
kasa yang dicelupkan dalam air biasa/air es.

Tujuan :
a. Rasa sakit setempat berkurang
b. Suhu badan turun
c. Perdarahan setempat berkurang

Tempat pengompresan :
a. Untuk menurunkan suhu badan di :
- Ketiak
- Lipatan bahan
b. Untuk mengurangi perdarahan/ rasa sakit : tergantung
tempatnya
Cara bekerja :
Persiapan alat-alat :
a. Bak berisi :
- Waskom kecil berisi air biasa/air es
- Pengalas (perlak kecil+alas)
- Beberapa buah waslap/kain kasa dengan ukuran
tertentu
b. Busur selimut bila perlu
c. Sampiran bila perlu

Persiapan pasien :
Pasien diberikan penjelasan

Prosedur :
1. Membawa alat-alat ke dekat pasien
2. Memasang sampiran bila perlu
3. Mencuci tangan
4. Membentangkan pengalas dibawah bagian yang akan
dikompres
5. Memasukkan waslap kedalam air biasa/air es dan diperas
sampai lembab
6. Meletakkan waslap tersebut diatas bagian yang
memerlukan
7. Mengganti waslap tiap kali dengan waslap yang sudah
terendam dalam air biasa/air es, diulang-ulang sampai
suhu badan turun
8. Merapikan pasien bila sudah selesai
9. Membereskan alat-alat dan menyimpan kembali
10. Mencuci tangan
11. Mendokumentasikan

Perhatian :
- Pada suhu 39°C>, tempat kompres dilipat paha dan
ketiak
- Pada pemberian kompres dilipat paha, selimut diangkat
dan dipasang busur selimut diatas dada dan perut pasien
agar sprei atas tidak basah

2. Pemberian kompres dingin kering


Pengertian :
Memasang eskap/eskrag pada tubuh untuk tujuan terapeutik
dengan menggunakan :
a. Kirbat es (eskap) : bentuk bundar/lonjong digunakan untuk
bagian kepala, dada dan perut
b. Eskrag : bentuk memanjang digunakan untuk bagian leher

Tujuan :
a. Menurunkan suhu tubuh
b. Mengurangi nyeri/sakit setempat
Misal : pada radang usus buntu
c. Mengurangi perdarahan misal : post tonsilektomi,
muntah/batuk darah, perdarahan usus, perdarahan lambung,
dan post partum

Dilakukan pada :
a. Pasien yang suhunya tinggi
b. Pasien dengan perdarahan hebat, mis : epistaksis
c. Pasien yang kesakitan mis : infiltrat appendikuler, skit kepala
hebat, dan lain-lain
d. Pasien pasca bedah tonsil (tonsilektomi), dan lain-lain

c. Mengisi dan memberikan kirbat es/eskrag


cara bekerja :
persiapan alat :
Baki berisi :
1. Eskap atau eskrag dengan sarungnya
2. Waskom berisi potongan-potongan kecil es dan satu sendok teh
garam (agar es tidak cepat mencair)
3. Air dalam waskom
4. Lap kerja
5. Perlak kecil dan alasnya

Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan

Prosedur :
1. Membawa alat-alat ke dekat pasien
2. Mencuci tangan
3. Memasukkan potongan es dalam waskom air supaya pinggir es
tidak tajam
4. Mengisi kirbat es/eskrag dengan potongan es sebanyak 51-1/2
bagian
5. Mengeluarkan udara dari eskap/eskrag dengan melibatkan bagian
yang kosong, lalu ditutup rapat
6. Memeriksa eskap/eskrag adakah bocor atau tidak
7. Mengeringkan eskap/eskrag dengan lap dan memasukkan
kedalam sarung eskap/eskrag
8. Membuka area yang akan diberi kompres dan atur posisi pasien
sesuai kebutuhan
9. Memasang pengalas pada bagian tubuh yang akan diberi kompres
10. Meletakkan eskap pada bagian tubuh yang memerlukan diberi
kompres. Untuk leher: eskrag diletakkan di atas leher dan diikatkan
di belakang leher
11. Mengkaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri,mati rasa
dan suhu tubuh bila perlu
12. Mengangkat eskap/eskrag bila sudah cukup/selesai
13. Mengatur posisi pasien kembali pada posisi yang nyaman
14. Membereskan alat-alat dan menyimpan ketempat semula
15. Mencuci tangan
16. Mencatat kegiatan yang telah dikerjakan perawat :
- Waktu dan jenis kompres yang dilakukan
- Tindakan yang diberikan dan hasilnya
- Waktu pengambilan kompres
- Pendidikan kesehatan yang telah diberikan

Informasi untuk pasien/keluarga :


1. Jelaskan tindakan dan tujuannya pada pasien
2. Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat bila merasa nyeri atau
mati rasa
3. Beritahukan pasien, bahwa pemasangan kompres hanya dilakukan
oleh perawat

Perhatian :
1. Memasang kirbat es, tutp/mulut berada diatas, memasang eskrag
tutup berada di sebelah luar
2. Cincin karet pada penutup harus terpasang (supaya tidak bocor)
3. Bila pasien kedinginan/sianosis, kirbat es harus segera diangkat
4. Selama pemeberian kompres (kirbat es) perhatikan kulit pasien
adaakah iritasi (kulit kemerahan)
5. Pada perawat untuk penurunan suhu, suhu pasien harus dikontrol
setiap 30-60 menit. Bila suhu suadah turun kompres dihentikan
6. Bila tidak ada kirbat es, bisa menggunakan kantong plastik

d. Pemberian Kirbat Es Gantung (Eskap Melayang)


Pengertian :
Memasang kirbat es secara tidak langsung diatas tubuh pasien yang
memerlukan

Tujuan :
Mengurangi perdarahan, rasa nyeri, dan pergerakan

Dilakukan pada :
Pasien dengan perdarahan pada usus (dalam rongga perut), sakit
kepala yang hebat
Cara bekerja :
Persiapan alat :
Baki berisi :
- Kirbat es yang sudah diisi es dalam sarungya
- Peniti secukupnya
- Duk/kain atau handuk
- Tali kalau perlu
Keranda/ busur selimut
Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan
Prosedur :
1. Membawa alat-alat ke dekat pasien
2. Mencuci tangan
3. Memasang kain/duk/handuk pada keranda/ busur selimut agak
kendor sehingga bagian tengah melengkung ke dalam dan hampir
menyentuh perut atau kepala pasien (bagian yang memerlukan
kompres), selanjutnya memenitikan ujung-ujung kain/duk/handuk
4. Meletakkan keirbag es diatas duk/kain/handuk tepat diatas bagian
tubuh yang memerlukan kompres
5. Menutupi pasien dengan selimut
6. Mengembalikan alat-alat yang sudah tidak diperlukan
7. Mencuci tangan
8. Mendokumentasikan

Perhatian :
Kirbat es, tidak boleh menekan atau menetntuh bagian tubuh
pasien yang dikompres.Bila es dalam kirbat es sudah mencair harus
segera diganti (kalau perlu).Jika tidak ada busur selimut atau tali
khusus untuk kirbat es, sebagai pengganti dapat digunakan tali-tali
yang diikatkan pada sandaran tempat tidur bagian kaki dan bagian
kepala.

Anda mungkin juga menyukai