Anda di halaman 1dari 7

ANALISA TINDAKAN KEPERAWATAN MEMBIMBING

DISTRAKSI DAN RELAKSASI


DI RUANG PAVIO RSUD KOTA BOGOR

Tugas Mandiri Keperawatan Dasar Profesi (KDP)

Disusun Oleh:
GANDA JUANDA
18170000029

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
(STIKIM)
2017
ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN MEMBIMBING DISTRAKSI DAN RELAKSASI

A. DEFINISI
1. Distraksi
Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan
perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang
dialami. Misalnya seorang pasien sehabis operasi mungkin tidak merasakan nyeri
sewaktu melihat pertandingan sepakbola di televisi. Cara bagaimana distraksi dapat
mengurangi nyeri dapat dijelaskan dengan teori “Gate Control”.Pada spina cord, sel-sel
reseptor yang menerima stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimuli dari serabut-
serabut saraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-
pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diversional maka pintu spinal
cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyerinya
berkurang (Cummings 1981: 62). Beberapa teknik distraksi antara lain: bernafas secara
pelan-pelan, massage sambil bernafas pelan-pelan, mendengar lagu sambil menepuk-
nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup
mata.
Jenis Tehnik Distraksi antara lain :
a. Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan
gambar termasuk distraksi visual.
b. Distraksi pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta
gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang
seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien
juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti
bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).
Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya
musik klasik, sebetulnya ciptaan milik Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791) yang
paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat
ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred
Tomatis dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai “Efek Mozart”.
Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-
karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di
otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu
sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan
(Andreana, 2006)
c. Distraksi pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau
memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan
satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara
perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk
berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi
ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.
Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik
dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang
mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri.
d. Distraksi intelektual
Antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan
kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.
e. Tehnik pernafasan
Seperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayang
f. Imajinasi terbimbing
Adalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan
mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur
membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri.
2. Relaksasi
Relaksasi adalah metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri
kronis. Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posis yang tepat, pikiran
beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin dengan
semua bagian tubuh disokong (missal bantal menyokong leher), persendian fleksi, dan
otot-otot tidak tertarik (misal tangan dan kaki tidak disilangkan). Untuk menenangkan
pikiran pasien dianjurkan pelan-pelan memandang sekeliling ruangan misalnya melintasi
atap turun ke dinding , sepanjang jendela, dll. Untuk melestarikan muka, pasien
dianjurkan sedikit tersenyum atau membiarkan geraham bawah kendor. Steward (1976:
959) menjelaskan teknik relaksasi sebagai berikut:
1. Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.
2. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan
merasakan betapa nyaman hal tersebut.
3. Pasien bernafas beberapa beberapa kali dengan irama normal.
4. Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan membiarkan
hanya kaki dan telapak kaki yang kendor.Perawat minta pasien untuk
mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
Menurut Walsleben, teknik-teknik ini akan lebih efektif jika dilakukan tepat sebelum tidur.
Ada baiknya dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman. Berikut beberapa teknik dari
Walsleben yang bisa Anda coba:
1. Pernafasan perut
Cobalah bernafas dari perut dan fokuskan pikiran Anda ke setiap tarikan nafas
Anda. Cara ini bisa membantu agar Anda tetap tenang, baik siang maupun malam hari.
Untuk memaksimalkan hasil, Anda bisa mencoba teknik ini dalam ruangan temaram,
dengan menutup mata atau mendengarkan musik lembut sambil memusatkan
perhatian ke setiap tarikan nafas.
Sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, cobalah meletakkan tangan Anda di
perut."Saat menarik dan menghembuskan nafas, tangan akan bergerak perlahan,"
tutur Doner. Dengan fokus pada gerakan ini, terang Doner, Anda bisa mengalihkan
perhatian dari pikiran-pikiran ke tubuh Anda. Anda bisa menarik dan menempatkan diri
pada satu situasi yang berbeda.
2. Gambaran indah
Membayangkan situasi yang membuat Anda rileks merupakan salah satu teknik
pilihan. Tidak ada aturan khusus mengenai gambaran yang Anda pilih, yang penting
bisa membuat Anda nyaman. Meskipun awan, laut dan gunung merupakan pilihan
yang umum digunakan, Anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang Anda sukai.
"Ada pasien yang suka menggambarkan kantornya, membersihkan dan merapikan
semua yang ada di meja kerja sebelum akhirnya tertidur," terang Walsleben, seperti
dikutip situs health.com. Ada juga yang membayangkan sedang meniup balon sabun.
Mereka melihat diri mereka memasukkan tongkat kecil ke dalam kotak sabun,
memandangi gelembung memenuhi halaman, hingga akhirnya air sabunnya habis."
3. Pilihlah tempat yang nyaman menurut Anda
Kemudian gunakan imajinasi Anda, gunakan semua indera untuk melihat dan
merasakan hal yang Anda bayangkan."Otak kadang-kadang tidak tahu perbedaan
antara bayangan dan kenyataan," tutur Doner.
4. Meditasi pikiran
Sebelum tidur, cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup Anda. Fokuskan
pikiran pada satu permasalah, kemudian cobalah melepaskan pikiran tersebut.
Lakukan juga pada pikiran yang lain. Anda akan lebih tenang setelah melepaskan
semua beban pikiran yang memenuhi kepala Anda.
Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan waktu 15 menit dan tuliskan
semua pikiran yang ada di kepala. Kemudian gunakan 15 menit berikutnya untuk
memikirkan dan menulis langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah Anda. Teknik ini, terang Walsleben, ada baiknya dilakukan di siang hari.
Dengan begitu, pikiran Anda akan jauh lebih tenang saat hendak tidur di malam hari.
5. Hitung mundur
Saat berbaring di tempat tidur, mulailah dengan melihat ke atas."Sedikit
peregangan mata bisa membuat Anda rileks," terang Doner. Tarik nafas dari perut dan
tahan. Saat mengeluarkan nafas, biarkan tubuh dan pikiran Anda rileks. Ulangi satu
atau dua kali. Selanjutnya coba bayangkan Anda sedang berjalan dari tangga pesawat
dengan menghitung langkah mulai dari 10 atau 20. Tiap angka menuntun langkah
Anda ke anak tangga yang lebih rendah. Hembuskan nafas setiap Anda melangkah
turun.
B. INDIKASI
Pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman
C. TUJUAN TINDAKAN
1. Menghilangkan atau mengurangi nyeri.
2. Menurunkan ketegangan otot.
3. Perasaan aman dan damai.
D. MASALAH KEPERAWATAN
Pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman nyeri
E. PROSEDUR TINDAKAN DAN RASIONALISASI TINDAKAN
1. Tindakan
a. Melihat data nyeri yang lalu
Rasional : untuk mendapatkan data objektif
b. Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan perawat
Rasional: untuk mendapatkan intervensi yang akurat.
c. Mengkaji program terapi yang diberikan oleh dokter
Rasional: melihat hasil terapi yang diberikan kepada klien.
d. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan sesuai dengan SOP
Rasional: mencegah penyebaran mikroorganisme.
e. Memberikan salam
Rasional: sebagai pendekatan komunikasi terapeutik .
f. Memvalidasi klien
Rasional: agar tidak terjadi kesalahan nama lengkap, tanggal lahir, tahun dan rekam
medik klien.
g. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
Rasional: agar klien/keluarga mengetahui dan mengerti tindakan yang akan dilakukan.
h. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum melakukan tindakan
Rasional: untuk membuat rasa nyaman pada klien saat melakukan tindakan.
i. Menjaga privacy klien
Rasional: menjaga hak pasien
j. Mengucapkan Bismillah
Rasional: sebagai do’a saat akan mulai melakukan tindakan.
k. Mengatur posisi yang nyaman menurut klien sesuai kondisi klien.
Rasional: memberikan posisi nyaman pada klien.
l. Meminta klien memejamkan mata
Rasional: membuat klien agar tetap konsentrasi.
m. Meminta klien untuk memfokuskan pikiran klien pada kedua kakinya untuk dirilekskan,
mengendurkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan klien untuk merasakan relaksasi
kedua kaki klien.
Rasional: tindakan dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur
n. Meminta klien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan klien, kendorkan
otot-otot kedua tangannya, meminta klien untuk merasakan relaksasi keduanya.
Rasional: membuat klien menjadi lebih rileks
o. Memindahkan fokus pikiran klien pada bagian tubuhnya, memerintahkan klien untuk
merilekskan otot-otot tubuh klien mulai dari otot pinggang sampai ke otot bahu,
meminta klien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh klien.
Rasional: tindakan dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur.
p. Meminta klien untuk senyum agar otot-otot muka menjadi rileks
Rasional: otot muka menjadi lebih rileks.
q. Meminta klien untuk memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat jalan nafas.
Rasional: membuat nafas lega bagi klien.
r. Membawa alam pikiran klien menuju ketempat yang menyenangkan klien.
Rasional: Memberikan pikiran menjadi jernih.
s. Merapikan pasien
Rasional: melindungi hak klien
t. Mengucapkan Alhamdulillah
Rasional: sebagai do’a saat telah selesai melakukan tindakan.
u. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri, ekspresi klien)
Rasional: untuk melihat hasil relaksasi dan distraksi yang telah dilakukan.
v. Menganjurkan klien untuk mengulangi teknik relaksasi ini, bila klien merasakan nyeri
Rasional: untuk mengurangi nyeri pada klien.
w. Berpamitan dengan klien dan salam
Rasional: untuk menjaga komunikasi terapeutik dan sopan saat meninggalkan
klien.
x. Mencuci tangan setelah tindakan selesai sesuai dengan SOP
Rasional: menghilangkan dan mencegah penyebaran mikroorganisme.
y. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Rasional: bukti dokumentasi tindakan sudah dilakukan.
2. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
a. Bahaya
1) Saat melakukan teknik relaksasi dan distraksi kepada klien tidak hati-hati dan
perlahan-lahan akan membuat klien tidak nyaman dan akan memperparah nyeri
pada klien.
2) Saat melakukan teknik relaksasi dan distraksi kepada klien dilingkungan yang
kurang nyaman akan menyebabkan klien tidak akan bisa berkonsentrasi saat
relaksasi dan distraksi
b. Pencegahan
1) Saat melakukan teknik relaksasi dan distraksi lakukan dengan hati-hati dan
perlahan-lahan agar klien merasa nyaman dan nyeri berkurang.
2) Saat melakukan relaksasi dan distraksi kepada klien berikanlah klien dilingkungan
yang tenang dan nyaman agar klien bisa berkonsentrasi saat relaksasi dan
distraksi.
F. KESENJANGAN TEORI
Tidak terdapat kesenjangan yang berarti antara teori dan kenyataan hanya pada
ketersedian alat yang disesuaikan dengan teori terkadang tidak semua alat tersedia tetapi
pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan teori.

Anda mungkin juga menyukai