Anda di halaman 1dari 63

 Mr.

Brown, 60 years old come to emergency


room with chief complaint can not voiding
spontaneously since 3 hours ago and suffered
from lower abdominal pain.
Mr Brown, 60 tahun datang ke UGD dengan keluhan utama tidak bisa kencing sejak 3 jam yang lalu dan menderita nyeri perut bagian bawah.

 History of illness, he has weak of stream and


strain of urination since 6 months ago.
.
Riwayat penyakit, ia memiliki lemahnya aliran dan ketegangan buang air kecil sejak 6 bulan yang lalu

 Discuss this case completely.


INFORMASI TAMBAHAN
 Obstructive symptoms occurred since 6 months ago include hesitancy
(delay to start voiding), decreased force and caliber of stream,
sensation of incomplete bladder emptying, straining to urinate, post
void dribbling (kencing terakhir menetes)
Gejala obstruktif terjadi sejak 6 bulan yang lalu termasuk hesistensi (lama untuk memulai berkemih), penurunan kekuatan dan kaliber
aliran, sensasi pengosongan kandung kemih yang tidak ltuntas, berusaha untuk kencing, setelah itu pasien mengalami dribbling
 Iritative symptoms : urgency, frequency (kencing sedikit – sedikit dan
sering karena obstruksi prostate) and nocturia (terbangun waktu
kencing selama jam tidur > 1)
gejala iritasi: urgensi, frekuensi (kencing Sedikit - Sedikit Dan Sering KARENA obstruksi prostat) dan nokturia (terbangun Waktu
)
kencing selama jam Tidur> 1
 IPSS (International Prostatic Symptoms Score) since 6 months ago =
28
(0-7 = mild ; 8-9 = moderate; 20-35 = severe)
 On physical examination
- BP = 150/90 mmHg
- HR = 105 x/min
- Temperature = 37 0C
- Head and neck : normal
- Chest : normal
- Abdominal :
› Inspection : distend lower abdominal
› Palpation : bladder palpable 2 cm below the umbilicus
 DRE (Digital Rectal Examination) should be done
after insert the catheter into the urethra :
› Sphincter tone is normal, prostate enlarge, consistency
rubbery, no induration.
 Laboratory finding : serum creatinine = 1,0 urine
sediment = RBC 10 /HPF, WBC 0-2/HPF
 Imaging : USG : bilateral mild hydronefrosis,
bladder is full, prostate enlarge 6 cm x 5 cm x 5 cm
 Cannot voiding spontaneously : Tidak bisa berkemih secara
spontan
 Lower abdominal pain : Nyeri perut bagian bawah
 Hesitancy : menunggu lama dipermulaan berkemih
 Sensation of incomplete bladder emptying : sensasi rasa
penuh di buli-buli akibat pengosongan buli-buli yang tidak
sempurna
 Straining to urinate : mengedan saat berkemih
 Dribbling : urin yang menetes pada akhir miksi
 Urgency : sensasi ingin berkemih yang tak terkontrol / tak
bisa tertahan lagi.
 Frequency : berkemih sering tetapi sedikit-sedikit
 Nocturia : keinginan untuk berkemih pada malam hari
 IPSS/ AUA since 2 months ago : 28
 Distend lower abdominal : perasaan penuh pada bagian
bawah perut (vesika urinaria )
 Consistency rubbery: konsistensi kenyal / elastis ( kelenjar
prostat)
 Induration : bagian yang menonjol dan teraba keras
 Bilateral mild hydronephrosis : Hidronefrosis bilateral ringan
 Mr. Brown 60 tahun mengeluh nyeri pada perut
bawah dan tidak bisa kencing sejak 3 jam yang
lalu.
 Tekanan darahnya 150/90 mmHg, nadi 105 x/
menit.Buli-buli penuh, prostate membesar,
micros hematuria, hidroneprosis ringan bilateral.
Gejala Lower Urinary Tract Symptoms sejak 6
bulan lalu.
1. Bagaimana anatomi, fisiologi berkemih, dan histology
lower abdominal pain traktus urinarius pada ♀ ?
2. Anamnesis
a. Keluhan utama : Tidak bisa berkemih secara spontan
 Penyebab
 Dampak lebih lanjut
 Mekanisme pada Mr. Brown
b. Keluhan tambahan : nyeri perut bagian bawah
 Penyebab
 Mekanisme pd Mr. Brown
c. RPS : lemahnya pancaran urin, gejala obstruksi, dan IPSS
sejak 6 bulan yang lalu, serta adanya gejala iritatif
 Penyebab
 Mekanisme
 Bagaimana RPP dari 6 bulan yang lalu sampai sekarang ?
3. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik ?

3. Bagaimana interpretasi pemeriksaan


penunjang ?
7. Penatalaksanaan
8. Prognosis
9. Komplikasi
Mr.Brown, 60 tahun, dengan retensi
urin yang disebabkan pembesaran
prostate jinak, hipertensi serta
hidronefrosis ringan.
 Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus
terbalik yang dilapisi oleh kapsul
fibromuskuler,yang terletak disebelah inferior
vesika urinaria, mengelilingi bagian proksimal
uretra (uretra pars prostatika) dan berada
disebelah anterior rektum. Bentuknya sebesar
buah kenari dengan berat normal pada orang
dewasa kurang lebih 20 gram, dengan jarak basis
ke apex kurang lebih 3 cm, lebar yang paling
jauh 4 cm dengan tebal 2,5 cm.12
 Kelenjar prostat terbagi menjadi 5 lobus :
 lobus medius
 lobus lateralis (2 lobus)
 lobus anterior
 lobus posterior 8,12
 Kelenjar prostate menyekresi cairan encer, seperti susu, yang
mengandung ion sitrat, kalsium,ion fosfat, enzim pembeku, dan
profibrinolisin. Selama pengisian, simpai kelenjar prostat
berkontraksi sejalan dengan kontraksi vas deferens sehingga
cairan encer seperti susu yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat
menambah lebih banyak lagi jumlah semen. Sifat yang sedikit
basa dari cairan prostat mungkin penting untuk suatu
keberhasilan fertilisasa ovum, karena cairan vas deferens relatif
asam akibat adanya asam sitrat dan hasil akhir metabolisme
sperma, dan sebagai akibat, akan menghambat fertilisasi sperma.
Juga, secret vagina bersifat asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma
tidak dapat bergerak optimal sampai pH sekitarnya meningkat
kira-kira 6 sampai 6,5. Akibatnya, merupakan suatu
kemungkinan bahwa cairan prostate menetralkan sifat asam dari
cairan lainnya setelah ejakulasi dan juga meningkatkan motilitas
dan fertilitas sperma.    
 Prostat mempunyai kurang lebih 20 duktus yang
bermuara dikanan dari verumontanum dibagian posterior
dari uretra pars prostatika. Disebelah depan didapatkan
ligamentum pubo prostatika, disebelah bawah
ligamentum triangulare inferior dan disebelah belakang
didapatkan fascia denonvilliers.
 Fascia denonvilliers terdiri dari 2 lembar, lembar depan
melekat erat dengan prostat dan vesika seminalis,
sedangkan lembar belakang melekat secara longgar
dengan fascia pelvis dan memisahkan prostat dengan
rektum.
 Antara fascia endopelvic dan kapsul sebenarnya dari
prostat didapatkan jaringan peri prostat yang berisi
pleksus prostatovesikal
 Pada potongan melintang kelenjar prostat
terdiri dari :
 Kapsul anatomi
 Jaringan stroma yang terdiri dari jaringan fibrosa dan
jaringan muskuler
 Jaringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian,
 Bagian luar disebut kelenjar prostat sebenarnya.
 Bagian tengah disebut kelenjar submukosa, lapisan ini disebut
juga sebagai adenomatous zone
 Disekitar uretra disebut periurethral gland.
 Pada BPH kapsul pada prostat terdiri dari 3 lapis :
› kapsul anatomis
› kapsul chirurgicum, ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang
sebenarnya (outer zone) sehingga terbentuk kapsul
› kapsul yang terbentuk dari jaringan fibromuskuler antara bagian dalam
(inner zone) dan bagian luar (outer zone) dari kelenjar prostat.
 BPH sering terjadi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena
mengandung banyak jaringan kelenjar, tetapi tidak mengalami pembesaran
pada bagian posterior daripada lobus medius (lobus posterior) yang
merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu keganasan
prostat. Sedangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena
sedikit mengandung jaringan kelenjar.
 Keluhan utama : tidak bisa voiding secara
sempurna
› Penyebab tidak bisa voiding secara sempurna dapat
dibagi menjadi 3 kelompok (Rochani,2000) :
1. Supra Vesika
› Penyebab supra vesikal adalah hal-hal yang
disebabkan karena persarafan kandung kemih
misalnya trauma medula spinalis, atau kerusakan
syaraf-syaraf sympatis dan para sympatis akibat
trauma operasi atau neuropati DM. Obat-obatan
anticholinergike, smooth muscle relaksasi.
Symphatikomimetik dapat menyebabkan retensi urine.
2. Vesika.
› Penyebab vesikal adalah kelainan-kelainan kandung kemih
yang diakibatkan obstruksi lama atau infeksi kronis yang
menyebabkan fibrosis buli-buli sehingga kontraksi buli-
buli melemah.
3. Infra Vesikal
› Penyebab infra vesikal adalah penyebab mekanik seperti:
 Klep uretra posterior congenital
 Meatus stenosis kongenital
 Striktur uretra
 Batu uretra
 Prostat hipertropi
 Keluhan tambahan : nyeri perut bagian bawah
› Penyebab
 Infeksi traktus urinary
 Diverticulitis
 Ectopic pregnancy
 Penyakit radang pelvis
› Lokasi
 Lower middle abdomen
 Dapat disebakan oleh penyakit radang pelvis
 Lower left abdomen
 Dapat disebabkan oleh gangguan lower colon,lactose intolerance, infeksi
traktus urinary, penyakit radang usus besar yang dikenal sebagai
diverticulitis
 Lower right abdomen
 Dapat disebabkan oleh hernia maupun ectopic pregnancy.
 Riwayat penyakit sekarang : lemahnya pancaran
dan aliran urin sejak 2 bulan yang lalu
› Penyebab
 - Obstruksi pada traktus urinarius akibat pembesaran kelenjar
 - Kelemahan otot detrusor dalam berkontraksi
› Mekanisme
 Pada kasus benign prostat hyperplasia lemahnya pancaran
urin merupakan manifestasi dari penyempitan uretra pars
prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan
kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup kuat dan
atau cukup lama saehingga kontraksi terputus-putus.
› Yang perlu anamnesis lainnya :
 Berdasarkan Score Madsen Iversen
 Pancaran urin:
 a. Normal c. Lemah
 b. Berubah-ubah d. Menetes
 Mengedan saat berkemih:
 a. Tidak b. Ya
 Harus menunggu saat akan kencing:
 a. Tidak b. Ya
 Buang air kecil terputus-putus:
 a. Tidak b. Ya
 Kencing tidak lampias:
 a.Tidak tahu
 b.Berubah-ubah
 c.Tidak lampias
 Retensi:
 a.1 kali retensi
 b.> 1 kali retensi
 c.Inkontinensia
 Kencing sulit ditunda:
 a.Tidak tahu c. Sedang
 b.Ringan d. Berat
 Kencing saat malam hari:
 a.0 – 1 c. 3 - 4
 b.2 d. > 4
 Kencing siang hari
 a.> 3 jam sekali
 b.Setiap 2 – 3 jam sekali
 c.Setiap 1 – 2 jam sekali
 d.< 1 jam sekali
› Berdasarkan Skor internasional gejala-gejala prostat WHO
(International Prostate Symptom Score, IPSS)
 Keluhan pada bulan terakhir
 a.Tidak sama sekali d. 15 kali
 b.<1 sampai 5 kali e. > 15 kali
 c.>5 sampai 15 kali f. Hampir selalu
 Adakah anda merasa buli-buli tidak kosong setelah buang air
kecil?
 a.Ya
 b.Tidak
 Berapa kali anda hendak buang air kecil lagi dalam waktu 2
jam setelah buang air kecil:
 a.0 c. 3
 b.1 d. 4
 c.2 e. 5
 Berapa kali terjadi air kencing berhenti sewaktu buang air kecil?
 a.0 c. 3
 b.1 d. 4
 c.2 e. 5
 Berapa kali anda tidak dapat menahan keinginan buang air kecil?
 a.0 c. 3
 b.1 d. 4
 c.2 e. 5
 Berapa kali arus air seni lemah sekali sewaktu buang kecil?
 a.0 c. 3
 b.1 d. 4
 c.2 e. 5
 Berapa kali terjadi anda mengalami kesulitan memulai buang air
kecil (harus mengejan)?
 0 c. 3
 1 d. 4
 2 e. 5
 Berapa kali anda bangun untuk buang air kacil di waktu malam?
 0 c. 3
 1 d. 4
 2 e. 5
 Andaikata hal yang anda alami sekarang akan tetap berlangsung
seumur hidup, bagaimana perasaan anda?
 Sangat senang d. Agak tidak senang
 Cukup senag e. Tidak menyenangkan
 Biasa saja f. Sangat tidak menyenangkan
 Jumlah nilai :
› 0 = baik sekali
› 1 = baik
› 2 = kurang baik
› 3 = kurang
› 4 = buruk
› 5 = buruk sekali
› Kencing sedikit dan frekuensi sering : karena konstriksi
leher kandung kemih memerlukan tekanan yang tinggi
untuk mengeluarkan urin. Kandung kemih diregangkan
sampai mencapau tekanan tersebut dan akan mengeluarkan
isinya sampai tekanan tersebut turun lagi. Keadaan ini
merupakan miksi karena kelebihan isi (overflow voiding).
› Urgensi : idem
› Sensasi pengosongan bledder tidak lampias: idem
› Masih menetes : idem
› Sering terbangun dari tidur : idem
› Suhu tubuh 370C : sedikit demam
› Distensi abnormal
› Bladder teraba 2 cm di bawah umbilicus : prostat
membesar
› Tekanan darah 150/90 mmHg : Hipertensi stage 1
› HR 105x/menit : takikardi ringan
› Colok dubur setelah dilakukan kateter di uretra
 Tonus spincter normal
 Pembesaran prostat
 Kensistensi rubri (karet)
 Tidak ada undurasi (sklerosis/pengerasan)
VU berisi 300 – 400 cc

Peregangan VU

Mengaktifkan reseptor regang yg membawa


impuls ke korda spinalis

Merangsang persarafan parasimpatis

VU berkontraksi secara volunter

Relaksasi otot2 perineal dan m. Kontraksi m. detrusor Perbedaan tekanan


sfingter uretra Tek. VU > tek. uretra

Urin dipancarkan keluar melalui uretra


Gejala - gejala BPH Batu di bladder Prostatitis

Tidak dapat berkemih secara sempurna + - -

Nyeri perut bagian bawah + + +

Pancaran dan aliran urin lemah + + -


Sakit saat kencing + + +

Frekuensi + +

Sensasi pengosongan tidak lampias + - -

Masih menetes + + +

Sering terbangun malam hari untuk + + +


berkemih
Intermiten + + +
Distensi abnormal

Tekanan darah naik + +


Hidronefrosis + + +
Pembesaran prostat + - [+,Pembesaran bladder] +

Demam - - +
Kreatinin serum
Ureum
RBC ↑ atau normal ↑ ↑
WBC ↑ ↑ ↑
Kultur - - +
 Laboratorium
Kasus Normal Interpretasi
Serum Kretinin 1 mg/dl 0,5 – 1,4 Normal
mg/dl Tinggi : azotemia pra renal, penyakit ginjal,
gagal ginjal, azotemia pasca renal.

RBC 10 lpb 0 – 3 lpb Hematuria, adanya infeksi atau inflamasi


pada traktus urinarius.

Leukosit 0 – 2 0 – 5 lpb Normal


lpb Jika meningkat menunjukkan adanya
peradangan
 USG
 Bilateral mild hidronefrosis: meningkatnya
tekanan di pyelum dan di calyx akibat urin yang
tidak keluar.
 Bladder is full : penuh karena urin tidak dapat
keluar sehingga terus tertahan di bladder
 Prostate enlargement 6 x 5 x 5 cm ( normal = 3
x 4 x 2,5 cm) : terjadi pembesaran prostat
BPH
[Benign Prostate Hyperplasia]
 BPH adalah pertumbuhan berlebihan dari sel-sel
prostat yang tidak ganas. Pembesaran prostat
jinak akibat sel-sel prostat memperbanyak diri
melebihi kondisi normal, yang biasanya dialami
laki-laki berusia diatas 50 tahun.
 1/3 dari laki-laki berumur diatas 50 tahun
 BPH secara histologi 90% terdapat pada pria
berumur diatas 85 tahun.
 45% terjadi laki-laki berumur 46 tahun
 Meningkat 24% pada pria diatas 80 tahun
Beberapa teori berdasarkan faktor histologi,
hormon, dan faktor pertambahan usia, yaitu:
 Teori DHT (dehidrotestosteron). Testosteron dengan bantuan
enzim 5-α reduktase dikonversi menjadi DHT yang merangsang
pertumbuhan kelenjar prostat.
 Teori Reawakening. Teori ini berdasarkan kemampuan stroma
untuk merangsang pertumbuhan epitel.
 Teori stem cell hypotesis. Stem sel akan berkembang menjadi sel
aplifying. Sel aplifiying akan berkembang menjadi sel transit yang
tergantung secara mutlak pada androgen, sehingga dengan adanya
androgen ini akan berproliferasi dan menghasilkan pertumbuhan
prostat yang normal. Tugas khusus dari stem cell adalah untuk menciptakan berbagai jenis sel tersebut. Stem cell adalah sumber
untuk sel-sel baru. Pada saat stem cell membelah, mereka dapat memperbanyak diri sendiri atau menjadi jenis sel yang lain. Contohnya, stem cell di kulit dapat
menciptakan lebih banyak stem cell kulit atau mereka dapat membuat sel kulit terdiferensiasi yang memiliki tugas spesifik seperti membuat pigmen melanin.
 Teori growth factor
› Faktor pertumbuhan ini dibuat oleh sel-sel stroma dibawah
pengaruh androgen. Adanya ekspresi berlebihan dari epidermis
growth factor (EGF) dan atau fibroblast growth factor (FGF)
dan atau adanya penurunan ekspresi transforming growth
factor β (TGF β), akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan pertumbuhan prostat dan akan
menghasilkan pembesaran prostat. Peranan dari growth factor
ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.
Terdapat empat peptic growth factor yaitu; basic transforming,
dan1, transforming growth factor growth factor,
transforming growth factor epidermal growth factor.
 Teori Hormonal
› Teori ini dibuktikan bahwa sebelum pubertas
dilakukan kastrasi maka tidak terjadi BPH, juga
terjadinya regresi BPH bila dilakukan kastrasi (Kastrasi
(castration) atau pengebirian adalah operasi pengangkatan organ reproduksi (pria dan wanita). Selain

androgen (testosteron/DHT), estrogen juga berperan


untuk terjadinya BPH.
 Teori peningkatan lama hidup sel-sel prostat
karena berkuramgnya sel yang mati
 Perubahan paling awal pada BPH adalah di
kelenjar periuretra sekitar verumontanum:
› Perubahan hiperplasia pada sel stroma (sel penghasil
(cairan kloroplas yang berguna untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam bentuk pati dan sebagai tempat terjadinya
reaksi gelap (siklus calvin), berupa nodul fibromuskuler, nodul asinar

atau nodul campuran fibroadenomatosa.


› Hiperplasia glandular terjadi berupa nodul asinar atau
campuran dengan hiperplasia stroma. Kelenjar-
kelenjar biasanya besar dan terdiri atas tall columnar
cells. Inti sel-sel kelenjar tidak menunjukkan proses
keganasan.
 BPH adalah perbesaran kronis dari prostat pada usia lanjut yang
berkorelasi dengan pertambahan umur. Perubahan yang terjadi
berjalan lambat dan perbesaran ini bersifat lunak dan tidak
memberikan gangguan yang berarti. Tetapi, dalam banyak hal
dengan berbagai faktor pembesaran ini menekan uretra
sedemikian rupa sehingga dapat terjadi sumbatan partial ataupun
komplit.  
 Penurunan kadar serum testosteron, dan kadar estrogen
meningkat. Juga terdapat teori bahwa rasio estrogen/androgen
yang lebih tinggi akan merangsang hyperplasia jaringan prostat.
 Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen
dan elastin di antara otot polos yang berakibat melemahnya
kontraksi otot. Hal ini mengakibatkan terjadinya
hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan
neurotransmiter, dan penurunan input sensorik, sehingga otot
detrusor tidak stabil.  
 Usia tua
 Merokok
 Aktivitas fisik yang kurang
 PSA tinggi (antigen spesifik prostat)
 Obstruksi pada uretra dan kehilangan fungsi vesica
urinaria menyebabkan pengosongan vesica urinaria
tidak sempurna.
 Hesistansi, aliran dan pancaran urin lemah
 Urgensi, urin keluar hanya menetes atau bocor
 Sering berkemih terutama saat malam (nocturia)
 Retensi urin dan incontinence karena overflow
 Intermiten
 Frekuensi
 Unge incontinence (sulit menahan kencing)
 Obstruksi. Manifestasi klinis berupa obstruksi pada
penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga faktor
yaitu volume kelenjar periuretral, elastisitas leher vesika,
otot polos prostat dan kapsul prostat, kekuatan kontraksi
otot detrusor.
 Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica
urinaris yang tidak sempurna pada saat miksi atau
disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot detrusor karena
pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada vesica,
sehingga vesica sering berkontraksi meskipun belum
penuh., gejalanya ialah:
› Bertambahnya frekuensi miksi (Frequency)
› Nokturia
› Miksi sulit ditahan (Urgency)
› Disuria (Nyeri pada waktu miksi) (P/UI)
 Gejala-gejala tersebut diatas sering disebut
sindroma prostatismus. Secara klinis derajat berat
gejala prostatismus itu dibagi menjadi :
Grade I : Gejala prostatismus + sisa kencing < 50
ml
Grade II : Gejala prostatismus + sisa kencing > 50
ml
Grade III : Retensi urin dengan sudah ada gangguan
saluran kemih bagian atas + sisa urin > 150 ml 7
Watchful Waiting
 Watchful waiting dilakukan pada penderita
dengan keluhan ringan.Tindakan yang
dilakukan adalah observasi saja tanpa
pengobatan.
Terapi Medikamentosa. Pilihan terapi non-bedah
adalah pengobatan dengan obat (medikamentosa).
› Alpha adrenergic blocker untuk menghambat efek sinapsis
postgenglionik pada otot polos dan kelenjar exokrin.
 Phenoxybenzamine (Dibenzyline) 10 mg per oral.
 Prazosin (Minipress) 2 mg per oral
 Alfuzosin (UroXatral) 2,5 mg per oral
 Indoramin 20 mg per oral
 Terazosin (Hytrin) 1-5 mg peroral; bisa dititrasi dengan dosis
maksimal 10 mg berdasarkan tolerabilitas dan perkembangan
gejala.may titrate to maximal dose of 10 mg based on tolerability and
symptomatic improvement
 Doxazosin (Cardura) 1 mg per oral
 Tamsulosin (Flomax) 0,4 ma per oral pada awalmya kemudian
ditingkatkan menjadi 0,8 mg per oral.
› 5-alpha reduktase inhibitors untuk menghampat
konversi testosteron menjadi DHT, menyebabkan
kadar DHT menjadi turun, yang dapat mengurangi
ukuran prostat.
 Finasteride (Proscar) 5 mg per oral
 Dutasteride (Avodart) 0,5 mg per oral
Terapi Bedah Konvensional (Open
simple prostatectomy)
› Indikasi untuk melakukan tindakan ini adalah bila
ukuran prostat terlalu besar, di atas 100g, atau bila
disertai divertikulum atau batu buli-buli.
Terapi Invasif Minimal
› Transurethral resection of the prostate (TUR-P) Menghilangkan
bagian adenomatosa dari prostat yang menimbulkan obstruksi
dengan menggunakan resektoskop dan elektrokauter.
› Transurethral incision of the prostate (TUIP) Dilakukan terhadap
penderita dengan gejala sedang sampai berat dan dengan ukuran
prostat kecil.
› Terapi laser
Tekniknya antara lain Transurethral laser induced
prostatectomy (TULIP) yang dilakukan dengan
bantuan USG, Visual coagulative necrosis, Visual laser
ablation of the prostate (VILAP), dan interstitial laser
therapy.
Terapi alat
 Microwave hyperthermia
› Memanaskan jaringan adenoma melalui alat yang dimasukkan melalui uretra atau
rektum sampai suhu 42-45oC sehingga diharapkan terjadi koagulasi.
 Trans urethral needle ablation (TUNA)
› Alat yang dimasukkan melalui uretra yang apabila posisi sudah diatur, dapat
mengeluarkan 2 jarum yang dapat menusuk adenoma dan mengalirkan panas,
sehingga terjadi koagulasi sepanjang jarum yang menancap di jaringan prostat.
 High intensity focused ultrasound (HIFU)
› Melalui probe yang ditempatkan di rektum yang memancarkan energi
ultrasound dengan intensitas tinggi dan terfokus.
 Intraurethral stent
› Adalah alat yang secara endoskopik ditempatkan di fosa prostatika untuk
mempertahankan lumen uretra tetap terbuka.
 Transurethral baloon dilatation
› Dilakukan dengan memasukkan kateter yang dapat mendilatasi fosa prostatika
dan leher kandung kemih.
 Kini, sudah beredar suplemen makanan yang dapat
membantu mengatasi pembesaran kelenjar prostat.
Salah satunya adalah suplemen yang kandungan
utamanya saw palmetto. Berdasarkan hasil penelitian,
saw palmetto menghasilkan sejenis minyak, yang
bersama-sama dengan hormon androgen dapat
menghambat kerja enzim 5-alpha reduktase, yang
berperan dalam proses pengubahan hormon
testosteron menjadi dehidrotestosteron (penyebab
BPH). Hasilnya, kelenjar prostat tidak bertambah
besar. 
 Zat-zat gizi yang juga amat penting untuk menjaga
kesehatan prostat di antaranya adalah :
 Vitamin A, E, dan C, antioksidan yang berperan penting dalam
mencegah pertumbuhan sel kanker, karena menurut penelitian, 5-10%
kasus BPH dapat berkembang menjadi kanker prostat.
 Vitamin B1, B2, dan B6, yang dibutuhkan dalam proses metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga kerja ginjal dan organ
tubuh lain tidak terlalu berat.
 Copper (gluconate) dan Parsley Leaf, yang dapat membantu
melancarkan pengeluaran air seni dan mendukung fungsi ginjal.
 L-Glysine, senyawa asam amino yang membantu sistem
penghantaran rangsangan ke susunan syaraf pusat.
 Zinc, mineral ini bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan
kualitas sperma.
 Prognosis untuk BPH berubah-ubah dan tidak dapat
diprediksi pada tiap individu walaupun gejalanya
cenderung meningkat. Namun BPH yang tidak segera
ditindak memiliki prognosis yang buruk karena dapat
berkembang menjadi kanker prostat. Menurut
penelitian, kanker prostat merupakan kanker
pembunuh nomer 2 pada pria setelah kanker paru-
paru. BPH yang telah diterapi juga menunjukkan
berbagai efek samping yang cukup merugikan bagi
penderita. 
 Hemoragi
 Pembentukan bekuan
 Obstruksi kateter
 Disfungsi seksual
 Impotensi
 Retensi urin
 Insufiensi ginjal
 Infeksi traktus urinarius berulang
 Hematuria
 Kalkuli pada vesica urinaria
 Gagal ginjal dan uremia
 Refluks vesico uretet
 Hidroureter
 Hidronefrosis
Pre Operasi :
1. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan agen cidera biologis (iritasi
mukosa buli – buli, distensi kandung kemih, kolik ginjal, infeksi
urinaria).
2. Gangguan pola eliminasi berhubungan dengan obtruksi anatomi
(pembesaran prostat)
3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan pasca obstruksi
diuresis..
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan atau
menghadapi prosedur bedah
5. Kurang pengetahuan tentang kondisi ,prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi
Post Operasi :
1. Nyeri berhubungan dengan Agen Cidera Fisik (spasmus
kandung kemih dan insisi sekunder pada TUR-P)
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Port De Entri
(prosedur invasif: alat selama pembedahan, kateter,
irigasi kandung kemih sering).
3. Resiko Perdarahan: berhubungan dengan tindakan
pembedahan
4. Kurang pengetahuan: tentang TUR-P berhubungan
dengan kurang informasi
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri sebagai
efek pembedahan
 Setelah TURP di pasang catheter Foley tiga saluran
yang di lengkapi balon 30 ml. Setelah balon catheter di
kembangkan, catheter di tarik ke bawah sehingga balon
berada pada fosa prostat yang bekerja sebagai hemostat.
Ukuran catheter yang besar di pasang untuk memperlancar
pengeluaran gumpalan darah dari kandung kemih.
 Kandung kemih diirigasi terus dengan alat tetesan tiga
jalur dengan garam fisiologisatau larutan lain yang di pakai
oleh ahli bedah.
 Tujuan dari irigasi konstan ialah untuk
membebaskan kandung kemih dari ekuan darah yang
menyumbat aliran kemih.Irigasi kandung kemih yang konstan
di hentikan setelah 24 jam bila tidak keluar bekuan dari
kandung kemih. Kemudian catheter bisa dibilas biasa tiap 4
jam sekali sampai catheter di angkat biasanya 3 sampai 5 hari
setelah operasi.Setelah catheter di angkat pasien harus
mengukur jumlah urine dan waktu tiap kali berkemih.

Anda mungkin juga menyukai