Anda di halaman 1dari 23

Ma kalah

“KONSEP MEDIS DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


TIDUR(INSOMNIA)”

D.mk : Ns. U.B. ohorella,M.kep,sp.Kep.MB

Mk: KMB II

DISUSUN OLEH

Kelompok 2
Tingkat : 2C
1. Indah lestari
2. Akbar silawane
3. Nurahma aoatuan
4. Maya sari matdoan
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKES KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, hidayah,
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepanya lebih baik

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penyususn

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata pengantar

Daftar isi

BAB I pendahuluan

A. Latar belakang

B. tujuan

C. Rumusan masalah

BAB II pembahasan

A. Konsep istrahat dan tidur


B. pola tidur berdasarkan perkembangan
C. faktor-faktor yang mempengaruhi istrahat tidur
D. gangguan-gangguan tidur
BAB III asuhan keperawatan

BAB IV penutup

a. kesimpulan

b. saran

daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istrahat dan tidur merupakan kebutuha dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istrahat dan tidur
yang cukup. Paada kondisi istrahat dantidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk
mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istrahat dan tidur yang berbeda. Pola istrahat
dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan.
Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga
perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istrhat dan tidur
pasien.
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur
atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas disiang hari. Sekitar
sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan atau mempertahankan
tidur dalam setahun, dengan 17% diantaranya mengakibatkan gangguan kualitas
hidup.
Insomnia umunya merupakan kondisi sementara atau jamgka pendek. Dalam
beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai
gangguan penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional
stres akut. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor hilang atau individu telah
beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara sering berukang ketika
tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya
behubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti
kematian/penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis adalah setiap
insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai
kondisi medis dan psikiatri biasnya pada pasien dengan predisposisi yang mendasari
untuk insomnia.
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh mengantuk
disiang hari. Namun, mereka mengeluh rasa lelah dan letih, dengan kosentrasi yang
buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologi hyperarousal. Bahkan,
meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien dengan insomnia seringkali
mengalami kesilitan tidur bahkan untuk tidur siang hari.
Insomnia merupalkan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah
gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan , insomnia tampaknya menjadi prediksi
sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat, dan bunuh diri.
B. Rumusan masalah
A. Konsep istrahat dan tidur
B. pola tidur berdasarkan perkembangan
C. faktor-faktor yang mempengaruhi istrahat tidur
D. gangguan-gangguan tidur
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep istrahat dan tidur
1. Istrahat
Kata ‘istrahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan
diri dari apapun yang membesankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan
demikia dapat dikatakan bahwa istrahat merupakan keadaan yang tenang, rileks,
tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas)
2. Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali
dengan indera atau rangsangan yang cukup.
B. fisiologi tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol di batang otak : reticular activating system
(RAS) dan bulbar synchronizing region (BSR). Ras di bag atas batang otak diyakini
memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran
memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi danproses
berfikir. Pada saat tidur RAS melepaskan katekolamin, pada saat sadar BSR
melepaskan serotonin
C. Jenis-jenis tidur
a. Tidur REM
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal
tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan
kedua bola matanya bersifatsangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot
kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung bergerak
bolak-balik), gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernapasan tidak
teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.apabila seseorang
mengalami kehilangan tidur REM, maka akan menunjukan gejala-gejala sebagai
berikut :
- Cenderung pasif
- Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil)
- Nafsu makan bertambah
- Bingung dan curiga
b. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM
gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur.
Tanda-tanda tidur NREM anatara lain : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekana
darah turun, kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola
mata lambat.
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap ditandai dengan pola
perubahan aktivitas gelombang otak yang terlihat pada EEG (Electroenchepalogram)
Keempat tahap tersebut yaitu :
- Tahap I
Tahap I merupakan transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi
tidur. Pada tahap I ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh
otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak kekiri
dan ke kanan, kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara jelas.
Seseorang yabg tidur pada tahap I dapat dibangunkan dengan mudah.
- Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini
ditadai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot
perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan
jelas. Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit.

- Tahap III
Merupakan tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap seluruh
menyeluruh. Kecepatan jantung, penafasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami
penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur pada
tahap ini sulit untuk dibangunkan
- Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks,
jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah, lunglai, dan sulit
dibangunkan. Denyut jantung dan pernafasan menuru sekitar 20-30% pada tahap ini.
Dapat terjadi mimpi. Selain itu tahap IV ini dapt memulihkan keadaan tubuh.
Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi yakni tahap V.
- Tahap kelima ini merupakan tidue REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk
ke tahap V. Hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata
yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Tahap V ini
berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.

C. Pola tidur berdasarkan tingkat perkmbangan/usia


TINGKAT PERKEMBANGAN/USIA POLA TIDUR NORMAL
Bayi baru lahir Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan
teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur
NREM, banyak waktu tidurnya
dilewatkan pada tahap III dan IV tidur
NREM. Setiap siklus sekitar 45-60
menit.
Bayi Lebih lama pada malam hari dan punya
pola terbangun sebentar tidur sekitar
10-12 jam sehari, 25% tidur REM.

Toddler Banyak tidur pada malam hari,


terbangun dini hari berkurang, siklus
bangun tidur normal sudah menetap
pada umur 2-3 tahun tidur sekitar 11
jam sehari, 20% tidur REM

Pra sekolah Periode terbangun kedua hilang pada


umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur
siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur
sore hari.

Usia sekola Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,4% tidur


REM. Sisa waktu tidur relatif konstan.
Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20%
tidur tahap III-IV

Dewasa muda Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25%


tidur REM 5-10% tidur tahap II, dan 10-
20% tidur tahap III dan IV

Dewasa pertengahan Tidur sekitar 7 jam sehari, 20s % tidur


REM, mungkin mengalami insomnia
dan sulit untuk dapat tidur.

Dewasa tua Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur


REM tidur tahap IV nyata berkurang
kadang-kadang tidak ada. Mungkin
mengalami insomnia dan sering
terbangun sewaktu tidur malam hari

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi istrahat dan tidur


a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan
nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan
istrihatdan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat
tidur dengan nyenyak.
b. Lingkungan
Lingkungan dapat atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan
yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nenyak. Sebaliknya
lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seeorang untuk
tidur.
c. Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah
melalui sistem saraf simpatis, zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.
d. Diet
Makanan yang banyak mengandung L-triptofan seperti keju, susu, daging, dan
ikan tuna dapat menyebabkan seseorang eseorang mudah tidur. Sebaliknya,
minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan menganggu tidur
e. Gaya hidup
Kelelahan dapt memenuhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah
orang dapt tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan
akan menyebabkan oeriode tidur REM lebih pendek.
f. Obat-obtan
Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan tidur,
ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Misanya obat golongan amfetamin
akan menurunkan tidur REM
E. Gangguan-gangguan tidur
1. insomnia
a. pengertian insomnia
Menurut DSM-IV, insomnia didefenisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk
memulai atau mempertahankan tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu
bulan dan menyebabkan gangguan signfikan atau ggangguan dalam fungsi individu. The
international classification of disease. Mendefinisikan insomnia sebagai kesulitan
memulai atau mempertahankan tidur yang terjadi minimal 3malam/minggu selama
minimal satu bulan. Menurut the international classification of sleep disorders, insomnia
adalah kesulitan tidur yang terjadi hampir setiap malam, disertai rasa tidak nyaman
setelah episode tidur tersebut. Jadi, insomnia adaah gejala kelainan dalam tidur berupa
kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan
untuk melakukanya. Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang
memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik dan pemakaian
obat-obatan. Insomnia dapat mempengaruhi tidak hanya tingkat energi dan suasana hati
tetapi juga kesehatan, kinerja dan kualitas hidup.
Ada tiga jenis insomnia diataranya :
- insomia inisial : ketidak mampuan seseorang untuk dapat memulai tidur
- insomnia intemtten : ketidak mampuan untuk mepertahankan tidur atau keadaan
sering terjaga tidur
- insomnia terminal : bangun secara dini dan tidak dapt tidur lagi
b. etiolog insomnia
1. sres. Kehawatiran tentang pekerjaan, kesehatan sekolah, atau keluarga dapat
membuat pikiran menjadi aktif dimalam hari, sehingga sulit untuk tidur. peristiwa
kehidpan yang penuh stres, seperti kematian atau penyakit dari orang yang dicintai,
perceraian atau kehilangan pekerjaan, dapat menyebabkan insomnia.
2. Kecemasan dan depresi. Hal ini mungkin disebabkan ketidakseimbanagn kimia
dalam otak atau karena kekhawatiran yang meyertai depresi
3. Obat-obatan. beberapa resep obat dapat mepengaruhi proses tidur. termasuk
beberapa antidepresan, obat jantung dan tekanan darah, obat alergi, stimulan,
(seperti ritalin) dan kortikosteroid.
4. Kafein. Nikotin dan alkohol, kopi, teh, cola dan minuman yang mengandung kafein.
Nikotin merupakan stimulan dapat menyebabkan insomnia. Alkohol adlah obat
penenang yang dapat membantu seseorang jatuh tertidur, tetapi mencegah tahap
lebih dalam tidur dan sering menyebabkan terbangun ditengah malam.
5. Kondisi medis. Jika seseorang memiliki gejala nyeri krinis, kesulitan bernapas dan
sering buang air kecil, kemungkinan mereka untuk mengalami insomnia lebih besar
dibandingkan mereka yang tanpa gejala tersebut. Kondisi ini dikaitkan dengan
insomnia akibat artritis, kanker, gagal jantung, penyakit paru-paru,
gastroesophageal reflux disease (GERD), stroke, penyakit parkinson, dan penyakit
alzheimer.
6. Peruban lingkungan atau jadwal kerja. Kelelahan akibat perjalanan jauh atau
pergeseran waktu kerja dapat menyebabkan terganggunya irama sirkadian tubuh,
sehingga sulit untuk tidur. ritme sirkadian bertindak sebagai jam internal, mengatur
siklus tidur-bangun, metabolisme, suhu tubuh.
7. Belajar. Insomnia. Hal ini dapat terjadi ketika anda khawatir berlebihan tentang
tidak bisa tidur dengan baik dan berusaha terlalu keras untuk jatuh tertidur.
Kebanyakan orang dengan kondisi ini tidur lebih baik ketika mereka berada jauh
dari lingkungan tidur yang biasa atau ketika mereka tidak mencoba untuk tidur,
seperti ketika mereka menonton tv atau membaca
c. Klasifikasi insomnia
1. Insomnia primer
Insomnia primer ini mempunyai faktor penyebab yang jelas. Insomnia atau
susah tidur ini dapat mempengaruhi sekitar 3 dari 10 orang yang menderita insomnia.
Pola tidur kebiasaan sebelum tidur dan lingkungan tempat tidur seringkali mnjadi
penyebab dari jenis insomnia primer ini,
2. Insomnia sekunder
Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat efek dari hal lain. Misalnya kondisi medis,
masalah psikologi seperti perasaan bersedih, depresi dan dementia dapat
menyebabkan terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari 10 orang.
d. Tanda dan gejala insomnia
1. Kesulitan untuk memulai tidur pada malam hari
2. Sering terbangun pada malam hari
3. Bangun tidur terlalu awal
4. Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
5. Iritabilitas, depresi atau kecemasan
6. Konsentrasi dan perhatian berkurang
7. Peningkatan kesalahan dan kecelakaan
8. Ketegangan dan sakit kepala
9. Gejala gastrointestinal
e. Faktor resiko insomnia
1. Wanita. Perempuan lebih mungkin mengalami insomnia. Perubahan hormon
selama siklus menstruasi dan menopause mungkin memainkan peran, selama
menopause, sering berkeringat pada malam hari dan hot flashes sering
mengganggu tidur
2. Usia.lebih dari 60 tahun. Karena terjadi perubahandalam pola tidur, insomnia
meningkat sejalan dengan usia.
3. Memiliki gangguan kesehatan mental. Banyak gangguan, termasuk depresi,
kecemasan, gangguan bipolar dan post-traumatic stres disorder, mengganggu tidur
4. Stres. Stres dapat menyebabkan insomnia sementara, stres jangka panjang seperti
kematian orang yang dikasih atau perceraian, dapat menyebabkan insomnia kronis.
Menjadi miskin atau pengangguran juga meningkatkan risiko terjadinya insomnia.
5. Perjalanan jauh (jet lag) dan perubahan jadwal kerja. Bekerja di malam hari sering
meningkatkan resiko insomnia.
f. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia yaitu :
1. Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu
2. Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama
3. Hindari tidur pada waktu siang atau sore hari
4. Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada
waktu kesadaran penuh
5. Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur
6. Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang tidur
7. Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk
tidur
g. Tatalaksana
1. Farmakologi
Pengobatan insomnia secara farmakologi dibagi menjad dua golongan yaitu
benzodiazepine dan non benzodiazepine.
a. Benzodiazepine (nitrazepam, trizolam, dan estazolam )
b. Non benzodiazepine ( chloral-hydrate, phenonarbita)
Pemilihan obat, ditinjau dari sifat gangguan tidur
 Initial insomnia (sulit masuk ke dalam proses tidur) obat yang dibutuhkan adalah
bersifat “sleep inducing anti-insomnia” yaitu golongna benzodiazepine (short acting)
misalnya gangguan anxietas
 Delayed insomnia (proses tidur terlalu cepat berakhir dan sulit masuk kembali ke
proses selanjutnya ) obat yang dibutuhkan adalah bersifat “prolong latent phase anti-
insomnia”, yaitu golongan heterosiklik antidepresan (trisiklik dan tertrasiklik) misalnya
pada gangguan depresi
 Broken insomnia (siklus proses tidur yang normal tidak utuh dan terpecah-pecah
menjadi beberapa bagian (multiple awakening) obat yang dibutuhkan adalah bersifat
“sleep mainting anti-insomnia” yaitu golongan phenobarbital atau golongan
benzodiazepine (long acting) misalnya pada gangguan stres psikososial
Pengaturan dosis
 Pemberian tunggal dosis anjuran 15 sampai 30 menit sebelum pergi tidur
 Dosis awal dapat dinaikan sampai mencapai dosis efektif dan dipertahankan sampai
1-2 minggu, kemudian secepatnya tapering off (untuk mencegah timbulnya rebound
dan toleransi obat)
 Pada usia lanjut, dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis lebih perlahan-lahan,
untuk menghindari oversedation dan intoksikasi
 Ada laporan yang menggunakan antidepsan sedatif dosis kecil 2-3 kali seminggu
(tidak setiap hari) untuk mengatasi insomnia pada usia lanjut
2. Non farmako terapi
a. Terapi tingkah laku
Terapi tingkah laku bertujuan untuk mengatur pola tidur yang baru dan mengajarkan
cara untuk menyamankan suasan tidur. terapi tingkah laku ini umumnya
direkomendasikan sebagai terapi tahap pertama untuk penderita insomnia. Terpi tingkah
laku meliputi :
1) Edukasi tentang kebiasaan tidur yang baik
2) Teknik relaksasi
3) Meliputi merelaksasikan otot secara progresif, membuat biofeedback, dan latihan
pernapasan. Cara ini dapat membantu mengurangi kecemasan saat tidur. strategi ini
dapat membantu anda mengontrol pernapasan, nadi, tonus otot, dan mood.
3) Terapi kognitif
Meliputi merubah pola pikir dan kekhawatiran tidak tidur dengan pemikiran yang
positif. Terapi kognitif dapat dilakukan pada konseling tatap muka atau dalam grup
4) Restraksi tidur
Terapi ini dimaksdkan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan ditempat tidur yang
dapat membuat lelah pada malam berikutnya.
5) Kontrol stimulus
Terapi ini dimaksudkan untuk membatasi waktu yang dihabiskan untuk beraktivitas
Instruksi dalam terapi stimulasi kontrol :
1. Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur, tidak untuk membaca, menonton televisi,
makan atau bekerja
2. Pergi ketempat tidur hanya bila sudah mengantuk. Bila dalam waktu 20 menit di
tempat tidur seseorang tidak juga bisa tidur, tinggalkan tempat tidur dan pergi
keruangan lain dan melakukan hal-hal yang membuat santai. Hindari menonton
televisi. Bila sudah merasa mengantuk kembali ketempat tidur, namun bila dalam
20 menit ditempat tidur tidak juga tepat tidur, kembali lakukan hal yang membuat
santai, dapat berulang dilakukan seseorang dapat tidur
3. Bangun dipagi hari pada jam yang sama tanpa meninggalkan berapa lama tidur
pada malam sebelumnya. Hal ini dapat memperbaiki jadwal tidur bangun (kontrol waktu)
4. Tidur siang harus dihindari
a. Gaya hidup dan pengobata dirumah
Beberap hal yang dilakukan untuk mengatasi insomnia
 Mengatur jadwal tidur yang konsisten termasuk pada hari libur
 Tidak berada ditempat tidur ketika tidak tidur
 Tidak memakasakan diri untuk tidur jika tidak bisa
 Hanya menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur
 Relaksasi sebelum tidur, seperti mandi air hangat, membaca, latihan pernapasan
atau beribadah
 Mengindari atau mebatasi tidur siang karena akan menyulitkan tidur pada malam hari
 Menyiapkan suasana yang nyaman pada kamar untuk tidur
Seperti menghindari kebisingan
 Olhraga dan tetap aktif, seperti olahraga selama 20-30 menit setiap hari hingga
enam jam sebelum tidur
 Menghindari kafein, alkohol, dan nikotin
 Menghindari makan besar sebelum tidur
 Cek kesehatan secara rutin
 Jika terdapat nyeri dapat digunakan analgesik
h. Komplikasi
 Gangguan dalam pekerjaan atau diselolah
 Saat berkendara, reaksi refleks akan lebih lambat. Sehingga meningkatkan reaksi
kecelakaan
 Masalah kejiwaan, seperti kecemasan atau depresi
 Kelebihan berat badan atau kegemukan
 Daya tahan tubuh yang rendah
 Meningkatkan resiko dan keparahan penyakit jangka panjang, contohnya tekanan
darah yang tinggi, sakit jantung, dan diabetes
BAB III
Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
I. biodata
Identitas pasien : nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, golongan darah, tanggal pengkajian, diagnosa medis.
II. keluhan utama
III. riwayat kesehatan sekarang
a. provokative/polliative
1. apa penyebabnya:
2. hal-hal yang memperbaiki keadaan:
b. Quality
1. bagaimana dirasakan :
2. bagaimana dilihat :
c. regional
d. severity
e. time
IV. riwayat kesehatan masa lalu
a. penyakit yang pernah dialami
b. pengobatan atau tindakan yang dilakukan
c. pernah dirawat/dioperasi
d. lama rawat
e. alergi
f. imunisasi
V. riwayat kesehatan keluarga
Orang tua, saudara kandung, penyakit keturunan yang ada, anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa,anggota keluarga yang meninggal, penyebab meninggal.
VI. riwayat keadaan psikososial
a. persepsi pasien terhadap penyaitnya
gambaran diri, ideal diri, harga diri, peran diri, identitas
b. riwayat psikologi
c. riwayat sosial
d. spiritual
VII. pola kebiasaan sehari-hari
a. pola makan dan minum
frekuensi makan/hari, nafsu/selera makan, nyeri ulu hati, alergi, mual dan muntah, waktu
pemberian makan,jumlah dan jenis makan, waktu pemberian cairan/minum, masalah
makan dan minum
b. perawatan diri/ personal hygine
kebiasaan tubuh, ebersihan gigi dan mulut, kebersihan kuku kaki dan tangan,
c. pola kegiatan/ aktivitas
a. uraian aktivitas pasien mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara
mandiri, sebagian atau total, pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri,
seperti mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian,
b. uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/ sakit
1. pola eliminasi
a. BAB
pola bab, karakter feses, riwayat pendarahan, bab terakhir, diare, penggunaan
laksatif
b. BAK
pola bak, karakter urine, nyeri/rasa terbakar/kesulitan bak, riwayat penyakit
ginjal/kandung kemih, penggunaan diuretic, upaya mengatasi masalah.
2. kebiasaan olahraga
3. kemampuan melakukan aktivitas
c. rekreasi
VIII. status mental
Tingkat kesadaran, penampilan, pembicaraan, alam perasaan, afek,interaksi selama
wawancara, persepsi,proses pikir, isi pikir, memori
IX. pemeriksaan fisik
a. kaeadaan umum:
b. ttv
suhu, TD, Nadi, pernafasan, skala nyeri, tinngi, berat badan.
c. pemeriksaan head to toe
kepala dan rambut
bentuk, ubun, ubun, kulit kepala,
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut, bau, kulit kepala
Wajah
Warnah kulit, struktur wajah
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan, palpebra, konjungtiva dan sklera, pupil, cornea dan iris,
visus, tekanan bola mata,
Hidung
Tulang hidung dan septumnasi, lubang hidung, cuping hidung
Telinga
Bentul telinga,ukuran telinga kiri, lubang telinga,ketajaman pendengaran
Mulut dan faring
Keadaan bibir, keadaan gusi dan gigi, keadaan lidah, orofaring
Leher
Posisi trachea, thyroid, suara, kelenjar limfe, vena jugularis, denyut nadi kronis
Pemeriksaan integumen
Kebersihan, kehangatan, warna, turgor, kelembaban, kelainan pada kulit
Pemeriksaan thoraks/ dada
Inspeksi thoraks/dada, pernafasan( frekuensi, irama), tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan paru
Palpasi getaran suara, perkusi, auskultasi, suara
Pemeriksaan muskuloskeletal/ekstremitas
Normal, berfungsi dengan baik, tidak ada edem
Pemeriksaan fungsi sensorik
Pasien dapat merasakan sentuhan, getaran panas,dingin, dan tajam tumpu.
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
2. ansietas b.d kebutuhan tidak terpenuhi
3. keletihan b.d gangguan tidur
4. gangguan rasa nyaman b.d gangguan stimulus lingkungan

1. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan


penyebab
1. kurang kontrol tidur,
2. kurang privasi,
3. restrain fisik,
4. ketiadaan teman tidur,
5. tidak famliar dengan peralatan tidu
6. hambatan lingkungan
d.d Gejala dan tanda mayor
Subjekstif objektif

1. mengeluh sulit tidur (tidak tersedia)


2. mengeluh sering terjagas
3. mengeluh tidak puas tidur
4. mengeluh pola tidur berubah
5. mengeluh istrahat tidak cukup
Gejala dan tanda Minor
Subjektif objektif

1. mengeluh kemampuan beraktivitas menurun (tidak tersedia)


Kondisi Klinis Terkait
1. nyeri/kronik
2. hipertiroidisme
3. kecemasan
4. penyakit paru obstruktif kronis
5. kehamilan
6. periode pasca paertum
7. kondisi pasca operasi

2.. ansietas b.d kebetuhan tidak terpenuhi


penyebab
1. krisis situasional
2. krisis maturasional
3. ancaman terhadap konsep diri
4. ancaman terhadap kematian
5. kekhawatiran mengalami kegagalan
6. disfungsi sistem keluarga
7. hubungan orang tua-anak tidak memuaskan
8. faktor keturanan( temperamen mudah tergitasi sejaak lahir)
9. penyalahgunaan zat
10. terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan, dan lain-lain)
11. kurang terpapar informasi
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1. merasa bingung 1. Tampak gelisah
2. merasa khawatie dengan 2. Tampak tegang
Akibat dari kondisi yang dihadapi 3. Sulit tidur
3. sulit berkosentrasi
Gejala dan tanda Minor
Subjektif objektif
1. mengeluh pusing 1. Frekuensi nafas meningkat
2. anoreksia 2. Frekuensi nadi meningkat
3. palpitasi 3. Tekanan darah meningkat
4. merasa tidak berdaya 4. Diaforesis
5. tremor
6. muka tampak pucat
7. suara bergetar
8. kontak mata buruk
9. sering berkemih
10. berorientasi pada masa lalu

Kondisi klinis terkait


1. penyakit kronis progresif (mis. Kanker, penyakit autoimun)
2. penyakit akut
3. hospitalisasi
4. rencana operasi
5. kondisi diagnosis penyakit belum jelas
6. penyakit neurologis
7. tahap tumbuh kembang

3. keletihan b.d gangguan tidur


penyebab
1. gangguan tidur
2. gaya hidup monoton
3. kondisi fisiologis (mis. Penyakit kronis, penyakit terminal, anemia, malnutrisi,
kehamilan)
4. program perawatan/pengobatan jangka panjang
5. peristiwa hidup negatif
6. stres berlebihan
7. depresi
d.d
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif objektif
1. merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur 1.Tidakmampu memperta
Aktivitas rutin
2. merasa kurang tenaga 2. Tampak lesuh
3. mengeluh lelah
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif objektif
1. merasa bersalah akibat tidak mampu 1. Kebutuhan istirahat meningkat
menjalankan tanggung jawab
2. libido menurun
Kondisi klinis terkait
1. Anemia
2. Kanker
3. hipotiroidisme/hipertiroidisme
4. AIDS
5. Depresi
6. Menopause
4. gangguan rasa nyaman b.d gangguan stimulus lingkungan
penyebab
1. gejala penyakit
2. kurang pengendalian situasional/lingkungan
3. ketidakadekuatan sumber daya (mis. Dukungan finansial, sosial dan pengetahuan)
4. kurangnya privasi
5. gangguan stimulus lingkungan
6. efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
7. gangguan adaptasi kehamilan
d.d
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif objektif
1. mengeluh tidak nyaman 1. Gelisah
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif objektif
1. mengeluh sulit tidur 1. Menunjukan gejala distres
2. tidak mampu rileks 2. Tampak merintih/menangis
3. mengeluh kedinginan/kepanasan 3. Pola eliminasi berubah
4. merasa gatal 4. Postur tubuh berubah
5. mengeluh mual 5. Iritabilitas
6. mengeluh lelah
Kondisi Klinis Terkait
1. penyakit kronis
2. keganasan
3. distres psikologis
4. kehamilan
C. perencanaan

NO Diagnosa paraf
Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Gangguan NOC NIC
pola tidur b.d  Tidur  Peningkatan tidur
hambatan Setelah dilakukan a.tentukan pola tidur/aktivitas
lingkungan tindakan keperawatan pasien
selama 2x24 jam b. jelaskan pentingnya tidur
diharapkan masalah yang cukup selama
gangguan pola tidur kehamilan, penyakit, tekanan
dapat teratasi dengan psikososial, dan lain-lain
kriteria hasil : c.tentukan efek dari obat (yang
a. jam tidur tidak dikonsumsi) pasien terhadap
terganggu pola tidur
b. pola tidur tidak d.monitor/catat pola tidur pasien
terganggu dan jumlah jam tidur pasien
c. kualits tidur tidak e.anjurkan pasien untuk
terganggu menghindari makanan
d. tempat tidur yang sebelum tidur dan minum yang
nyaman tidak terganggu ganggu tidur
e. suhu ruangan yang f. ajarkan pasien bagaimana
nyaman tidak terganggu melakukan relaksasi otot
f. kesulitan memulai tidur aotogenik atau bentuk non-
tidak terganggu farmakologi lainya untuk
g. ketergantungan pada memancing tidur
bantuan tidur tidak g. kelompokan kegiatan
terganggu perawatan untuk
h. nyeri tidak ada meminimalkan jumlah (jam)
terbangun memungkinkan
untuk siklus tidur minimal 90
menit
h. diskusikan dengan pasien
dan keluarga mengenai teknik
untuk meningkatkan tidur

2. Ansietas b.d NOC : NIC :


kebutuhan  Tingkat kecemasan  Terapi relaksasi
tidak Setelah dilakukan a. ciptakan lingkungan yang
terpenuhi tindakan keperawatan tenang dan tanpa distraksi
selama 2x24 jam dengan lampu yang redup
diharapkan masalah dan suhu lingkungan yang
ansietas dapat teratasi nyaman, jika memungkinkan
dengan kriteria hasil : b. dorong klien untuk
a. gangguan tidur tidak mengambil posisi yang
ada nyaman dengan pakian
b. pusing tidak ada longgar dan mata tertutup
c. tidak dapat beristirahat c. minta klien untuk rileks
tidak ada dan merasakan sensasi yang
d. kesulitan terjadi
berkosentrasi tidak ada d. gunakan suara yang
e. wajah tegang tidak lembut dengan irama yang
ada lambat untuk setiap kata
f. otot tegang tidak ada e. berikan informasi tertulis
h. perasaan gelisah tidak mengenai persiapan dan
ada keterlibatan di dalam teknik
relaksasi
f. dorong kontrol sendiri
ketika relaksasi dilakukan
g. gunakan relaksasi sebagai
strategi hambatan dengan
(penggunaan) obat-obatan
nyeri atau sejalan dengan
terapi lainya dengan tepat
h. evaluasi dan
dokumnetasikan respon
terhadap terapi relaksasi

3. Keletihan b.d NOC NIC


gangguan  Tingkat kelelahan  Manajemen Energi
tidur Setelah dilakukan a. kurangi ketidaknyamanan
tindakan keperawatan fisik yang dialami pasien
selama 2x24 jam yang bisa mempengaruhi
diharapkan masalah fungsi kognitif, pemantauan
keletihan dapat teratasi diri dan pengaturan aktivitas
dengan kriteria hasil : pasien
a.kualitas tidur tidak b. bantu pasien untuk
terganggu membatasi tidur siang
b. kualitas istirahat tidak dengan menyediakan
terganggu kegiatan yang mendorong
c. metabolisme tidak pasien untuk terjaga, dengan
terganggu cara yang tepat
d. keseimbangan antara c. batasi stimuli lingkungan
kegiatan dan istirahat (yang mengganggu)
tidak terganggu misalnya cahaya atau bising
e. kelelahan tidak ada untuk memfasilitasi relaksasi
f. kelesuan tidak ada d. batasi jumlah dan
g. kehilangan selera gangguan pengunjung,
makan tidak ada dengan tepat
h. sakit kepala tidak ada e. tingkatkan tirah baring/
pembatasan kegiatan
(misalnya meningkatkan
jumlah waktu istirahat
pasien) dengan cukupnya
yaitu pada waktu istirahat
yang dipilih
f. lakukan ROM aktif/pasif
untuk menghilangkan
ketegangan otot
g. konsulkan dengan ahli gizi
mengenai cara
meningkatkan asupan energi
dari makanan
h. evaluasi secara bertahap
kenaikan level aktivitas
pasien
4 Gangguan NOC NIC
rasa nyaman  Status kenyamanan  Manejemen lingkungan
b.d lingkungan kenyamanan
gangguan Setelah dilakukan a. hindari gangguan yang tidak
stimulus tindakan keperawatan perlu dan berikan untuk waktu
lingkungan selama 2x24 jam istirahat
diharapkan masalah rasa b. ciptakan lingkungan yang
nyaman dapat teratasi tenang dan mendukung
dengan kriteria hasil : c. hindari paparan dan aliran
a. suhu ruangan tidak udara yang tidak perlu, terlalu
terganggu panas, maupun terlalu dingin
b. lingkungan yang d. tentukan tujuan pasien dan
kondusif untuk tidur tidak keluarga dalam mengelola
terganggu lingkungan dan kenyamanan
c. kontrol terhadap suara yang optimal
ribut tidak terganggu
d. kebersihan lingkungan
tidak terganggu

D. implementasi

No diagnosa Hari /tanggal/jam Implementasi


keperawatan
1. Senin/1/ 08.00 a. menententukan pola tidur/aktivitas pasien
hasil :
b. menjelaskan pentingnya tidur yang cukup
selama kehamilan, penyakit, tekanan
psikososial, dan lain-lain
hasil
c. menentukan efek dari obat (yang dikonsumsi)
pasien terhadap pola tidur
hasil :
d.memonitor/catat pola tidur pasien dan jumlah
jam tidur pasien
hasil :
e. menganjurkan pasien untuk menghindari
makanan sebelum tidur dan minum yang ganggu
tidur
hasil :
f. mengajarkan pasien bagaimana melakukan
relaksasi otot aotogenik atau bentuk non-
farmakologi lainya untuk memancing tidur
g. mengelompokan kegiatan perawatan untuk
meminimalkan jumlah (jam) terbangun
memungkinkan untuk siklus tidur minimal 90
menit
hasil :
h. mendiskusikan dengan pasien dan keluarga
mengenai teknik untuk meningkatkan tidur
hasil :
2. Selasa/2/ 10.00 a. menciptakan lingkungan yang tenang dan
tanpa distraksi dengan lampu yang redup dan
suhu lingkungan yang nyaman, jika
memungkinkan
hasil :
b.mendorong klien untuk mengambil posisi yang
nyaman dengan paakian longgar dan mata
tertutup
hasil :
c.meminta klien untuk rileks dan merasakan
sensasi yang terjadi
hasil :
d. menggunakan suara yang lembut dengan
irama yang lambat untuk setiap kata
hasil :
e. memberikan informasi tertulis mengenai
persiapan dan keterlibatan di dalam teknik
relaksasi
hasil :
f.mendorong kontrol sendiri ketika relaksasi
dilakukan
hasil :
g. menggunakan relaksasi sebagai strategi
hambatan dengan (penggunaan) obat-obatan
nyeri atau sejalan dengan terapi lainya dengan
tepa
hasil :
h. mengevaluasi dan dokumnetasikan respon
terhadap terapi relaksasi
hasil :

3. Rabu/ 3/ 12.00 a. mengurangi ketidaknyamanan fisik yang


dialami pasien yang bisa mempengaruhi fungsi
kognitif, pemantauan diri dan pengaturan aktivitas
pasien
hasil :
b.membantu pasien untuk membatasi tidur siang
dengan menyediakan kegiatan yang mendorong
pasien untuk terjaga, dengan cara yang tepat
hasil :
c.membatasi stimuli lingkungan (yang
mengganggu) misalnya cahaya atau bising untuk
memfasilitasi relaksasi
hasil :
d. membatasi jumlah dan gangguan pengunjung,
dengan tepat
hasil :
e.meningkatkan tirah baring/ pembatasan
kegiatan (misalnya meningkatkan jumlah waktu
istirahat pasien) dengan cukupnya yaitu pada
waktu istirahat yang dipilih
hasil :
f. melakukan ROM aktif/pasif untuk
menghilangkan ketegangan otot
hasil :
g. mengonsulkan dengan ahli gizi mengenai cara
meningkatkan asupan energi dari makanan
hasil :
h. . mengevaluasi secara bertahap kenaikan level
aktivitas pasien
hasil :
4. Kamis/ 4/ 02.00 a. menghindari gangguan yang tidak perlu dan
berikan untuk waktu istirahat
hasil :
b. menciptakan lingkungan yang tenang dan
mendukung
c. menghindari paparan dan aliran udara yang
tidak perlu, terlalu panas, maupun terlalu dingin
hasil :
d. menentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
mengelola lingkungan dan kenyamanan yang
optimal
hasil :

E. Evaluasi
Hari / tgl/ jam Diagnosa keperawatan Evaluasi Nama / TTD
Kamis /5/ 08.00 Gangguan pola tidur b.d S:
hambatan lingkungan O:
A:
P:
Kamis/5/ 09.00 Ansietas b.d kebutuhan S:
tidak terpenuhi O:
A:
P:
Kamis/5/ 10.00 Keletihan b.d gangguan S:
tidur O:
A:
P:
Kamis/5/ 11.00 rasa nyaman b.d S:
gangguan stimulus O:
lingkungan A:
P:
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Insomnia merupakan kesulitan untuk masuk tidur. kesulitan dalam
mempertahankan tidur, atau tidak cukup tidur. insomnia bisa di sebabkan beberapa
faktor diantaranya stres, kecemasan berlebihan, pengaruh makanan dan obat-
obatan, alkohol, atau obat terlarang, tingkatan stres psikis, riwayat medis, aktivitas
visik, dan kebutuhan tidur secara individual. Insomnia dapat dapat di tatalaksana
dengan famakologi dan nonfarmakologi.
B. saran
Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat dan fit. Kita harus menjaga
kebutuhan istrahat dan tidur kita sesuai kebutuhan agar kita dapat melakukan
berbagai kegiatan.
Daftar pustaka

Cynthia M, Taylor , 2011 . Diagnosis keperawatan dengan rencana asuhan . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai