Mk: KMB II
DISUSUN OLEH
Kelompok 2
Tingkat : 2C
1. Indah lestari
2. Akbar silawane
3. Nurahma aoatuan
4. Maya sari matdoan
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLTEKES KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN MASOHI
T.A 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, hidayah,
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyususn
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I pendahuluan
A. Latar belakang
B. tujuan
C. Rumusan masalah
BAB II pembahasan
BAB IV penutup
a. kesimpulan
b. saran
daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Istrahat dan tidur merupakan kebutuha dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istrahat dan tidur
yang cukup. Paada kondisi istrahat dantidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk
mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istrahat dan tidur yang berbeda. Pola istrahat
dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan.
Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasanya terganggu, sehingga
perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istrhat dan tidur
pasien.
Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur
atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut
biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun dan beraktivitas disiang hari. Sekitar
sepertiga orang dewasa mengalami kesulitan memulai tidur dan atau mempertahankan
tidur dalam setahun, dengan 17% diantaranya mengakibatkan gangguan kualitas
hidup.
Insomnia umunya merupakan kondisi sementara atau jamgka pendek. Dalam
beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut sebagai
gangguan penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam konteks situasional
stres akut. Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor hilang atau individu telah
beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara sering berukang ketika
tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien
Insomnia jangka pendek berlangsung selama 1-6 bulan. Hal ini biasanya
behubungan dengan faktor-faktor stres yang persisten, dapat situasional (seperti
kematian/penyakit) atau lingkungan (seperti kebisingan). Insomnia kronis adalah setiap
insomnia yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai
kondisi medis dan psikiatri biasnya pada pasien dengan predisposisi yang mendasari
untuk insomnia.
Meskipun kurang tidur, banyak pasien dengan insomnia tidak mengeluh mengantuk
disiang hari. Namun, mereka mengeluh rasa lelah dan letih, dengan kosentrasi yang
buruk. Hal ini mungkin berkaitan dengan keadaan fisiologi hyperarousal. Bahkan,
meskipun tidak mendapatkan tidur cukup, pasien dengan insomnia seringkali
mengalami kesilitan tidur bahkan untuk tidur siang hari.
Insomnia merupalkan salah satu faktor risiko depresi dan gejala dari sejumlah
gangguan medis, psikiatris, dan tidur. Bahkan , insomnia tampaknya menjadi prediksi
sejumlah gangguan, termasuk depresi, kecemasan, ketergantungan alkohol,
ketergantungan obat, dan bunuh diri.
B. Rumusan masalah
A. Konsep istrahat dan tidur
B. pola tidur berdasarkan perkembangan
C. faktor-faktor yang mempengaruhi istrahat tidur
D. gangguan-gangguan tidur
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep istrahat dan tidur
1. Istrahat
Kata ‘istrahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai
menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan
diri dari apapun yang membesankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan
demikia dapat dikatakan bahwa istrahat merupakan keadaan yang tenang, rileks,
tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas)
2. Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi
individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali
dengan indera atau rangsangan yang cukup.
B. fisiologi tidur
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol di batang otak : reticular activating system
(RAS) dan bulbar synchronizing region (BSR). Ras di bag atas batang otak diyakini
memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran
memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi danproses
berfikir. Pada saat tidur RAS melepaskan katekolamin, pada saat sadar BSR
melepaskan serotonin
C. Jenis-jenis tidur
a. Tidur REM
Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal
tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan
kedua bola matanya bersifatsangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot
kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung bergerak
bolak-balik), gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernapasan tidak
teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.apabila seseorang
mengalami kehilangan tidur REM, maka akan menunjukan gejala-gejala sebagai
berikut :
- Cenderung pasif
- Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil)
- Nafsu makan bertambah
- Bingung dan curiga
b. Tidur NREM
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM
gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur.
Tanda-tanda tidur NREM anatara lain : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekana
darah turun, kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola
mata lambat.
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap ditandai dengan pola
perubahan aktivitas gelombang otak yang terlihat pada EEG (Electroenchepalogram)
Keempat tahap tersebut yaitu :
- Tahap I
Tahap I merupakan transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi
tidur. Pada tahap I ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh
otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak kekiri
dan ke kanan, kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara jelas.
Seseorang yabg tidur pada tahap I dapat dibangunkan dengan mudah.
- Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini
ditadai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot
perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan
jelas. Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit.
- Tahap III
Merupakan tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap seluruh
menyeluruh. Kecepatan jantung, penafasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami
penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur pada
tahap ini sulit untuk dibangunkan
- Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks,
jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah, lunglai, dan sulit
dibangunkan. Denyut jantung dan pernafasan menuru sekitar 20-30% pada tahap ini.
Dapat terjadi mimpi. Selain itu tahap IV ini dapt memulihkan keadaan tubuh.
Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi yakni tahap V.
- Tahap kelima ini merupakan tidue REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk
ke tahap V. Hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata
yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Tahap V ini
berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.
NO Diagnosa paraf
Keperawatan Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Gangguan NOC NIC
pola tidur b.d Tidur Peningkatan tidur
hambatan Setelah dilakukan a.tentukan pola tidur/aktivitas
lingkungan tindakan keperawatan pasien
selama 2x24 jam b. jelaskan pentingnya tidur
diharapkan masalah yang cukup selama
gangguan pola tidur kehamilan, penyakit, tekanan
dapat teratasi dengan psikososial, dan lain-lain
kriteria hasil : c.tentukan efek dari obat (yang
a. jam tidur tidak dikonsumsi) pasien terhadap
terganggu pola tidur
b. pola tidur tidak d.monitor/catat pola tidur pasien
terganggu dan jumlah jam tidur pasien
c. kualits tidur tidak e.anjurkan pasien untuk
terganggu menghindari makanan
d. tempat tidur yang sebelum tidur dan minum yang
nyaman tidak terganggu ganggu tidur
e. suhu ruangan yang f. ajarkan pasien bagaimana
nyaman tidak terganggu melakukan relaksasi otot
f. kesulitan memulai tidur aotogenik atau bentuk non-
tidak terganggu farmakologi lainya untuk
g. ketergantungan pada memancing tidur
bantuan tidur tidak g. kelompokan kegiatan
terganggu perawatan untuk
h. nyeri tidak ada meminimalkan jumlah (jam)
terbangun memungkinkan
untuk siklus tidur minimal 90
menit
h. diskusikan dengan pasien
dan keluarga mengenai teknik
untuk meningkatkan tidur
D. implementasi
E. Evaluasi
Hari / tgl/ jam Diagnosa keperawatan Evaluasi Nama / TTD
Kamis /5/ 08.00 Gangguan pola tidur b.d S:
hambatan lingkungan O:
A:
P:
Kamis/5/ 09.00 Ansietas b.d kebutuhan S:
tidak terpenuhi O:
A:
P:
Kamis/5/ 10.00 Keletihan b.d gangguan S:
tidur O:
A:
P:
Kamis/5/ 11.00 rasa nyaman b.d S:
gangguan stimulus O:
lingkungan A:
P:
BAB IV
Penutup
A. Kesimpulan
Insomnia merupakan kesulitan untuk masuk tidur. kesulitan dalam
mempertahankan tidur, atau tidak cukup tidur. insomnia bisa di sebabkan beberapa
faktor diantaranya stres, kecemasan berlebihan, pengaruh makanan dan obat-
obatan, alkohol, atau obat terlarang, tingkatan stres psikis, riwayat medis, aktivitas
visik, dan kebutuhan tidur secara individual. Insomnia dapat dapat di tatalaksana
dengan famakologi dan nonfarmakologi.
B. saran
Untuk menjaga keadaan kita tetap sehat dan fit. Kita harus menjaga
kebutuhan istrahat dan tidur kita sesuai kebutuhan agar kita dapat melakukan
berbagai kegiatan.
Daftar pustaka
Cynthia M, Taylor , 2011 . Diagnosis keperawatan dengan rencana asuhan . Jakarta : EGC