PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Vertigo merupakan suatu istilah yang berasal dari Bahasa latin vertere
yang berarti memutar. Vertigo sering kali dinyatakan sebagai rasa pusing,
daerah muka dan peluh dingin. Gejala ini selalu mendahului munculnya
suatu kumpulan gejala atau satu sindrom yang terdiri dari gejala
pada orang tua sekitar 75 tahun, 50% dating ke dokter dengan keluhan pusing
dan atrofi pada system vestibular, visual dan proprio septif dengan akibat
orang yang berusia lebih dari 65 tahun sering lebih banyak berada dirumah
b) Stress berat : Tekanan stress yang terlampau besar hingga melampaui daya
gampang marah, dan tidak bias tidur. Salah satu respons yang muncul dari
sementara karena berkurangnya aliran darah kesalah satu bagian otak) pada
arteri vertebral dan arteri basiler.
f) Kelainan ditelinga:
a. Pusing
b. Kulit pucat
d. Hilang keseimbangan
4. Patofisiologi Vertigo
Menurut Putri & Sidharta, (2016) Rasa pusing atau vertigo disebabkan
antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan
saraf pusat.
Patofisiologi vertigo sangat berkaitan dengan sistem keseimbangan tubuh.
Organ-organ yang berperan dalam proses orientasi arah antara lain organ
organ-organ ini dan diteruskan ke sistem saraf pusat. Pada organ keseimbangan
di dalam telinga, yaitu aparatus vestibular, terdapat cairan endolimfe yang akan
sensasi bergerak berputar dari kepala atau tubuh ketika tidak terjadi pergerakan
Menurut Putri & Sidharta, (2016) ada beberapa teori yang dapat menerangkan
sensorik yang berasal dari berbagai reseptor sensorik perifer yaitu antara
sensasi kortikal).
c. Teori neuralmismatch
sehingga jika pada suatu saat dirasakan gerakan yang aneh/tidak sesuai
dengan pola gerakan yang telah tersimpan, timbul reaksi dari susunan saraf
timbul gejala.
d.Teori Otonomik
usaha adaptasi gerakan atau perubahan posisi gejala klinis timbul jika sistim
berperan.
e.Teori Sinap
gejala mual, muntah dan hipersalivasi setelah beberapa saat akibat dominasi
5. Penatalaksanaan Vertigo
dua yaitu:
supresif pada pusat muntah sehingga dapat mengurangi mual dan muntah
stimulus yang lain, Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat
keotak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien) (Tamsuri, 2017).