Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN PERSONAL HYGINE

OLEH

NI LUH PUTU DEWI YULIANTARI


NIM. 2014901068

FAKULTAS KESEHATAN
PRORAM STUDI SARJAN KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGINE

A. Konsep Teori Kebutuhan


1. Definisi
Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka secara fisik dan keadaan emosional.
Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Ketika memberikan perawatan kebersihan diri
pada pasien, perawat dapat mengkaji status fisik dan emosional pasien,
dan dapat mengimplementasikan proses perawatan bagi kesehatan total
pasien (Potter & Perry, 2012).
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene
merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah
salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan
kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2016).

2. Fisiologi Personal Hygine


1) Kulit

Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari

pengaruh lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan

sinar matahari. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis

yang tersusun dari stratum korneurn, stratum lusidurn,

stratum granulosus. Dermis yang terdiri dari kelenjar keringat (Potter

&Perry,2012).Jaringan lemak,ujung saraf dan kapiler darah.Pada kulit

terdapat ujung-ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a.       Rasa Dingin   : Organ dari krause

b.      Rasa Panas : Organ dari ruffini

c.       Rasa Raba : Benda-benda dari meissners

d.      Rasa Tekan : Benda-benda dari pacini

e.       Rasa Nyeri  : Ujung saraf bebas

Fungsi Kulit yaitu:

a.       Melindungi tubuh

b.      Pengaturan suhu tubuh

c.       Indera peraba

d.      Sebagai alat ekresi

e.       Pengatur keseimbangan

Masalah-masalah pada kulit

a.       Kulit Kering

b.      Acne

c.       Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)

d.      Luka lecet

e.       Skin rushes

2) Mata

Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang

dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui

apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih

komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata

memiliki berbagai organ seperti

a) Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang

berfungsi menggerakan mata kita keatas.


b) Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih

di bagian luar bola mata.

c)  Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat

atau hitam atau warna biru jika orang Eropa.

d) Lensa adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.

e) Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat

kita. Kornea tidak ada pembuluh darah dan mempunyai

kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang masuk

ke mata.

f ) Arterior Chambers adalah bilik mata depan.

f) Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.

g) Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang

menghubungkan sklea dan kornea.

h) Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.

i) Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap

seperti gel yang mengisi bola mata kita.

j) Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di

terima oleh mata kita.

k) Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi

resolusinya untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata.

m) Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke

otak untuk di terjemahkan sebagai penglihatan yang kita

lihat saat ini.


3) Telinga

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi atau

mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan

dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu

a) Telinga Luar

1)      Daun telinga (pinna), dan

2)      Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).

b) Telinga Tengah

1)      Tulang landasan (incus),

2)      Gendang telinga (membran timpani),

3)      Malleus (tulang martil),

4)      Tulang sanggurdi (stapes), dan

5)      Saluran eustachius

c) Telinga Dalam

1)       Skala timpani,

2)      Tingkap oval,

3)      Tingkap bulat,

4)      Rumah siput (koklea), dan

5)      Labirin osea.

 4) Hidung

Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi

sebagai indra pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang

terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir

bagian atas. Fungsi Hidung:

a.       Menghangatkan udara

b.      Sebagai penyaring udara yang masuk


c.       Sebagai saluran udara pernapasan

d.      Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang pada selaput

lendir

5) Mulut dan gigi

Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam

proses perncernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk

menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk

dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan

karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya gigi,

manusia akan sulit memakan makanan yang dimakannya. Gigi

tumbuh di dalam lesung pada rahang memiliki jari ngan seperti

pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari

kerangka. Bagian-bagian gigi yaitu:

a. Mahkota gigi adalah bagian gigi tampak dari luar rahang,

b. Akar gigi adalah bagian gigitertanam di dalam procesusal 

veolaris,

c. Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi

yang ditutupi oleh gusi,

d.  Email : merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi

mahkota,

e.  Dentin : lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang,

f.   Sementum : lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan

g.  Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah.

Fungsi gigi yaitu:

a.  Mengunyah  : Biasany agigi molar dan geraham

b.  Memotong   : Gigi Insisivus(seri)


c. Merobek     : Gigi taring ( Caninus 1 premolar)

6) Genetalia

Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari

organisme sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara,

yaitu dengan reproduksi aseksual atau vegetatif yang individunya

terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan dengan

reproduksi seksual atau generatif yang individunya terbentuk

karena melibatkan persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu

yang berbeda jenis kelaminnya:

a) Pria

Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran

kelamin, kelenjar tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin

yang berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon

testosteron.Saluran kelamin

1) Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung

sperma untuk disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 – 20

buah.

2)  Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan

panjang antara 5-6 meter. Saluran ini berfungsi menyimpan

sperma untuk sementara (minimal selama 3 minggu).

3)   Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar

40 cm. Saluran ini berfungsi menghubungan epididimis dengan

uretra pada penis dan bagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi.


b.   Kelenjar tambahan

1) Vesika seminaris merupakan  kantong semen (mani) yang

dindingnya menyekresi cairan lendir yang banyak mengandung

fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam amino.

2) Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang

mengelilingi bagian pangkal saluran uretra.

3) Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar

berukuran sebesar butir kacang yang terletak di bagian proksimal

atau pangkal uretra.

c)  Wanita

Alat reproduksi ada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung

telur) yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba

falopi), uterus atau rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar.

a.  Organ kelamin luar

1)  Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,

2)   Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,

3)   Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia

minor (bibir kecil),

4)   Uretra merupakan saluran kemih,

5)    Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygine


Menurut Uliyah dan Hidayat (2015), personal hygiene dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain; budaya, nilai sosial pada individu atau
keluarga, pengetahuan terhadap perawatan diri, serta persepsi terhadap
perawatan diri. Sedangkan menurut Perry dan Potter (2012), terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan personal
hygine:

1. Citra tubuh yaitu penampilan umum pasien dapat menggambarkan


pentingnya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan
konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh
ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat adanya
pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha
ekstra untuk meningkatkan hygiene. 
2. Praktik sosial yaitu kelompok-kelompok sosial wadah seseorang
pasien berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi.
Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene
dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan
ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.
3. Status sosio ekonomi yaitu sumber daya ekonomi seseorang
mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang dilakukan.
Apakah dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti
deodoran, sampo, pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu
dalam memelihara hygiene dalam lingkungan rumah). 
4. Pengetahuan yaitu pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan
implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati
demikian, pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus termotivasi untuk
memelihara perawatan diri.
5. Kebudayaan yaitu kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi
mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang
berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda. 
6. Pilihan pribadi yaitu kebebasan individu untuk memilih waktu untuk
perawatan diri, memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih
bagaimana cara melakukan hygiene. 
7. Kondisi fisik yaitu pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk
merawat diri berkurang sehingga perlu bantuan untuk melakukan
perawatan diri.
4. Gangguan Pada Personal Hygine
Beberapa gangguan yang dapat dialami dalam pemenuhan kebersihan
tubuh (personal hygine) sebagai berikut :
a. Pemenuhan kebersihan diri kurang dalam keadaan sakit dapat
mennyebabkan gangguan pada tubuh baik gangguan fisik dan
gangguan psikologi. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan  mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga serta gangguan fisik pada kuku sedangkan gangguan pada
psikologi yaitu Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial.
a) Gangguan Integritas Kulit
b) Gangguan mukosa mulut
c) Gangguan infeksi mata dan telinga
d) Gangguan fisik pada kuku
e) Gangguan psikologi
b.  Epidemiologi/Insiden Kasus Gangguan Personal Hygiene
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan. Bentuk persalinan ada dua
yaitu, persalinan spontan dan buatan. Sectio caesarea merupakan salah
satu persalinan buatan yang dilakukan jika kelahiran pervaginal
mungkin akan menyebabkan risiko pada ibu ataupun pada janin.
Masalah yang ditemukan pada post sectio caesarea salah satunya yaitu
defisit perawatan diri. Masalah defisit perawatan diri pada klien post
sectio caesarea disebabkan karena kelemahan fisik dan nyeri pasca
operatif. Adanya kelemahan fisik akan menyebabkan klien membatasi
pergerakan pada tubuhnya dan tidak mampu melakukan aktivitas
perawatan diri secara mandiri. Pada post sectio caesarea, seorang ibu
sangat rentan terhadap infeksi pasca partum. Infeksi bisa timbul akibat
bakteri yang sering ditemukan di dalam vagina (endogen) atau akibat
pemaparan pada agen pathogen di luar vagina (eksogen). Oleh karena
itu, kebersihan diri terutama perineum penting untuk mencegah
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, perineum, pakaian, dan tempat
tidur sangat penting untuk tetap dijaga.
Defisit personal hygiene dapat terjadi pada setiap orang mulai
dari lahir sampai mati karena ketidakmampuan melakukan aktivitas
sendiri, kurangnya pengetahuan dan banyak faktor lain yang
mempengaruhi.
c. Etiologi/Penyebab Defisit Gangguan Personal Hygiene
Adapun penyebab terjadinya defisit gangguan personal
hygiene adalah:
a.       Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
b.      Kurangnya pengetahuan dan informasi
c.       Keterbatasan biaya
d.      Lingkungan yang tidak mendukung
e.       Tidak adanya fasilitas yang memadai
d. Manifestasi Klinis
Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
b. Hidung kotor dan telinga juga kotor
c.  Gigi kotor disertai mulut bau
d.  Kulit panjang dan tidak terawatt
e.   Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
f.    Badan kotor dan pakaian kotor 
g.   Penampilan tidak rapi
e. Komplikasi
1. Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan diri dengan baik. Gangguan yang sering
timbul adalah kerusakan integritas kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi yang disebabkan oleh luka akibat kuman atau
bakteri yang menempel ditubuh.
2. Gangguan Psikososial
Masalah sosial yang dapat dialami seseorang yaitu gangguan
kebutuhan rasa nyaman, harga diri rendah, aktualisasi diri dapat
terganggu dan gangguan interaksi sosial karena lebih menarik diri.

5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang
dapat menyebabkan timbulnya deficit perawatan diri diantaranya :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium
b. Melakukan pemeriksaan radiologi
c. Pemeriksaan Fisik ( Parameter yang diperiksa, hasil temuan tidak
normal, interpretasi hasil)
a.  Rambut
1)Amati kondisi rambut.
2)Keadan rambut yang mudah rontok.
3)Keadaan rambut yang kusam.
4)Tekstur rambut.
b.  Kepala
1)Amati dengan benar kebersihan kulit kepala
2)Ketombe
3)Berkutu
4)Kebersihan
5)Apakah ada nyeri tekan
c.   Mata
1) Apakah mata kanan dan kiri simetris
2) Konjungtiva ananemis
3) Sclera aninterik
4) Seklera pada kelopak mata.
d.  Hidung
1)Apakah pilek
2)Apakah ada perubahan penciuman
3)Kebersihan hidung
4)Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi         
e.  Mulut
1)  Keadaan mukosa mulut
2)  Kelembapan
3)  Adanya lesi
4)  Kebersihan
f.  Gigi
1)  Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut
2)  Apakah ada karang gigi
3)  Apakah ada carries
4)  Kebersihan.
g.  Telinga
1)  Amati telinga kanan kiri apa simetris
2)  Apakah ada lesi
3)  Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h.  Kulit
1)Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban)
2)Apakah ada lesi
3)Apakah ada luka.
i.   Kuku, Tangan, dan Kaki
1)Amati kebersihan kuku
2)Perhatikan adanya luka
j.   Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.

6. Penatalaksanaan Medis
a. Keperawatan
a. Membantu memfasilitasi pasien mandi diatas tempat tidur
b. Memfasilitasi pemeliharaan kebersihan rutin
c. Memantau integritas kulit
d. Menyediakan lingkungan yang nyaman dan aman
e. Mendorong keluarga untuk ikut serta dalam memberikan
pemenuhan kebutuhan kebersihan diri untuk kemandirian
f. Berikan penjelasan tentang penyebab gangguan pemenuhan
kebersihan diri
g. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.
b. Medis
a. Farmakologi

B. Tinjauan Teori Askep Kebutuhan Dasar


a. Pengkajian
a) Defisit Perawatan Diri : Mandi
1) Data Subjektif
a. Pasien mengatakan malas mandi
b. Pasien mengatakan kulitnya kemerahan dan gatal
2) Data Objektif
a.Pasien tampak tidak rapi atau acak-acakan
b. Pasien tampak lemah
c. Kulit pasien tampak kotor, kusam dan kemerahan
d. Timbul bau keringat
e. Kuku pasien tampak panjang dan kotor
b) Defisit Perawatan Diri : Berpakaian
1) Data Subjektif
a. Pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas secara
mandiri termasuk mengenakan pakaian sendiri
b. Pasien mengatakan tidak ada mengganti atau tidak ada
pakaian ganti setelah mandi.
2) Data Objektif
a. Pasien tampak belum mengganti pakaian yang kotor
b. Pasien tampak tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri
c) Defisit Perawatan Diri : Eliminasi
1) Data Subjektif
a. Pasien mengatakan belum mampu untuk pergi kekamar mandi
melakukan bab dan bak
b. Pasien mengatakan jika bak dan bab hanya diatas tempat tidur
dibantu oleh suami dan keluarganya
2) Data Objektif
a. Pasien tampak terpasang kateter
b. Kebutuhan ADL pasien dibantu keluarga dan suami
d) Defisit Perawatan Diri : Makan
1) Data Subjektif
a. Pasien mengatakan masih lemah
b. Pasien mengatakan dibantu untuk makan dan minum oleh
suaminya
c. Pasien mengatakan belum mampu untuk memegang cangkir saat
minum dibantu oleh suami dan minum dengan pipet
2) Data Objektif
a. Pasien tampak dibantu untuk makan
Pasien tampak dibantu untuk minum dengan pipet
b. Diagnosa Keperawatan.
1) Defisit perawatan diri : mandi
Definisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri
(Nanda 2015).
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
d. Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
e. Ketidakmampuan merasakan hubungan spasial
f. Gangguan musculoskeletal
g. Gangguan neuro muscular
h. Nyeri
i. Gangguan persepsi
j. Ansietas berat
2) Defisit perawatan diri: berpakaian
Definisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri.
Faktor yang behubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Ketidaknyamanan
d. Kendala lingkungan
e. Keletihan dan kelemahan
f. Gangguan musculoskeletal
g. Nyeri
h. Gangguan persepsi
i. Ansietas berat
3) Defisit perawatan diri: eliminasi
Definisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
d. Keletihan
e. Hambatan mobilitas
f. Hambatan kemampuan berpindah
g. Gangguan musculoskeletal
h. Gangguan neuromuscular
i. Nyeri
j. Gangguan persepsi
k. Ansietas berat
l. Kelemahan
4) Defisit perawatan diri: makan
Definisi : Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas makan sendiri
Faktor yang berhubungan :
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Ketidaknyamanan
d. Kendala lingkungan
e. Keletihan
f. Gangguan musculoskeletal
g. Gangguan neuromuscular
h. Nyeri
i. Gangguan persepsi
j. Ansietas berat
k. Kelemahan
c. Perencanaan
1. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1) Defisit perawatan diri: mandi berhubungan dengan nyeri terhadap
luka insisi post op dengan respon ketidakmampuan melakukan
gerak atau aktivitas secara mandiri.
2) Defisit perawatan diri: berpakaian berhubungan dengan penurunan
motivasi.
3) Defisit perawatan diri: eliminasi berhubungan dengan hambatan
kemampuan berpindah.
4) Defisit perawatan diri: makan berhubungan dengan nyeri
2. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Dx Keperawatan
1 Defisit perawatan diri: Tujuan : 1. Pertimbangkan budaya 1. Untuk meningkatkan
mandi berhubungan Pasien merasa nyaman dan bersih pasien ketika kemampuan dalam
dengan nyeri terhadap Kriteria hasil : mempromosikan memberikan keperawatan
aktivitas perawatan diri personal hygine pada
luka insisi post op a. Perawatan diri hygine : mampu
pasien yang memiliki
dengan respon mempertahankan kebersihan dan kepercayaan yang berbeda
ketidakmampuan penampilan yang rapi secara 2. Memfasilitasi diri dalam 2. Agar pasien merasa lebih
melakukan gerak atau mandiri dengan atau tanpa alat membantu pasien untuk nyaman dan merasa
mandi terpenuhi kebutuhan
aktivitas secara bantu.
kebersihan dirinya selama
mandiri. b. Perawatan diri hygine oral : dirawat dan mempercepat
mampu merawat mulut dan gigi proses penyembuhan
secara mandiri dengan atau tanpa pasien
3. Berikan pendidikan 3. Menambah wawasan
alat bantu.
kesehatan tentang pasien dan keluarga
c. Mengungkapkan secara verbal perawatan diri tentang pentingnya
kepuasan tentang kebersihan perawatan kebersihan diri
tubuh dan hygine oral serta kuku
tidak panjang dan kotor. 4. Libatkan keluarga
4.  Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
membantu pasien dan
melatih keluarga dan
pasien dalam pemenuhan
ADL secara mandiri
5. Pertahankan jadwal
kebersihan diri 5. Mempertahankan jadwal
perawatan diri pasien
dapat membantu pasien
dalam memenuhi
kebutuhan kebersihannya
untuk dilakukan secara
mandi dan mempercepat
proses penyembuhan
2 Tujuan : 1. Pertimbangkan budaya 1. Untuk meningkatkan
Defisit perawatan diri:
Mampu mempertahankan pasien ketika kemampuan dalam
berpakaian mempromosikan aktivitas memberikan keperawatan
kebersihan dan kerapian diri
berhubungan dengan perawatan diri personal hygine pada
Kriteria hasil :
penurunan motivasi pasien yang memiliki
a. Mampu untuk mengenakan kepercayaan yang berbeda
pakaian dan berhias sendiri secara 2. Kaji hambatan partisipasi 2. Menyiapkan untuk
dalam perawatan diri. meningkatkan
mandiri atau tanpa bantuan kemandirian
b. Mampu mempertahankan 3. Sediakan pakaian pasien 3. Mengurangi resiko cidera
kebersihan pribadi dan ditempat yang mudah pada pasien dalam
untuk dijangkau memenuhi perawatan diri
penampilan yang rapi secara
karena
mandiri atau tanpa bantuan hambatan  Memberikan
c. Mengungkapkan kepuasan dalam kesempatan kepada
berpakaian atau menyisir rambut keluarga untuk membantu
pasien dan memberikan
d. Menggunakan pakaian secara
4. Beri bantuan dalam motivasi
rapid an bersih 4. Membantu pasien untuk
berpakaian jika diperlukan
mandiri
5. Pertahankan Privasi dan 5. Menjaga rasa nyaman dan
libatkan keluarga aman pasien selama
diberikan bantuan atau
tindakan tanpa
mengurangi rasa saling
menghargai dan
menghormati dan
mengajarkan keluarga
untuk ikut terlibat dalam
pemenuhan kebutuhan
kebersihan diri dan
menjaga kebersihan diri
dengan baik.
Tujuan : 1. Mengkaji budaya pasien 1. Mengetahui kebiasaan px
3 Defisit perawatan diri:
Mampu melakukan aktivitas ketika mempromosikan dalam toileting
eliminasi berhubungan aktivitas perawatan diri
eliminasi secara tepat
dengan hambatan 2. Bantu pasien dalam 2. Hambatan mobilitas
Kriteria hasil :
kemampuan pemenuhan eliminasi baik menyebabkan px tidak
a. Mampu mengenali dan diatas tempat tidur atau ke mampu melakukan
berpindah.
mengetahui pemahaman yang toilet perawatan diri secara
ditunjukan dalam pemenuhan mandiri

eliminasi 3. Menjaga rasa nyaman dan


3. Menjaga Privasi Pasien
b. Mampu duduk dan turun dari aman pasien selama
kloset diberikan bantuan atau
tindakan tanpa mengurangi
c. Mampu untuk melakukan
rasa saling menghargai dan
aktivitas eliminasi secara mandiri menghormati
atau dengan bantuan
4. Berikan pengetahuan 4. Mengetahui pentingnya
tentang personal hygiene. personal hygiene bagi pasien

5.  Libatkan keluarga 5. Memberikan kesempatan


kepada keluarga untuk
membantu pasien
Defisit perawatan diri: Tujuan : 1. Identifikasi diet yang 1. Makanan disesuaikan
4.
makan berhubungan Mampu makan secara mandiri diresepkan. dengan kondisi klien
dengan nyeri Kriteria hasil : 2. Bantu pasien 2. Pasien mungkin kesulitan
menyiapkan makanan mengambil makanan sendiri
a. Mampu makan secara mandiri
yang lunak
b. Mengungkapkan kepuasan makan 3. Jelaskan tentang 3. Menambah wawasan pasien
dan terhadap kemampuan untuk personal hygiene tentang dan keluarga tentang persoal
makan sendiri pola makan hygiene: makan
4. Kolaborasikan pada ahli
c. Menerima suapan dari pemberi
gizi mengenai diet 4.  Memberikan dukungan
kepada pasien dalam
mengkonsumsi makanan
yang sehat dan melatih
pasien secara mandiri dalam
pemenuhan makan dengan
mandiri
d. Pelaksanaan
Dokumentasi intervensi merupakan catatan tentang tindakan yang
diberikan oleh perawat. Dokumentasi intervensi mencatat pelaksanaan
rencana perawatan, pemenuhan kriteria hasil dari tindakan keperawatan
mandiri dan tindakan kolaboratif. Implementasi disesuaikan dengan
intervensi yang telah disusun.
a. Tindakan mandiri : aktivitas perawat yang didasarkan pada
kemampuan sendiri dan bukan merupakan petunjuk/perintah dari
petugas kesehatan.
b. Tindakan delegatif : tindakan keperawatan atas instruksi yang
diberikan oleh petugas kesehatan yang berwenang.
c. Tindakan kolaboratif : tindakan perawat dan petugas kesehatan lain
dimana didasarkan atas keputusan bersama.
e. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal
hygiene berdasarkan kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a.       Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
b.      Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c.       Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan
d. Untuk ke kamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi
e.   Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Widiarti. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.
Tarwoto, Wartona. 2002. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya :
Health-Books Publishing.
Nanda Internasional 2013. Diagnosa keperawatan Definisi dan klasifikasi 2012-
2014. Jakarta ; EGC
Nanda 2015. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis edisi revisi jilid
3. Jogyakarta
Potter & Perry. 2012. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC
Uliyah dan Hidayat, 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jurnal
Keperawatan, 2:28
PATHWAY

Indikasi Post Op Caesaria

Terputusnya Kontinunitas Jaringan

Merangsang Area Sensorik

Timbul rasa nyeri


Nyeri Insisi saat bergerak

Aktivitas terganggu terhadap respon ketidakmampuan melakukan aktivitas

atau kurangnya kemampuan pasien untuk melakukan pemenuhan ADL secara


mandiri

Tanda dan Gejala

Fiisiologis

Badan bau Rambut dan kulit kotor kuku panjang kotor gigi kotor dan

dan lengket mulut bau


Psikologi

Malas, tidak ada inisiatif menarik diri merasa rendah diri

DEFISIT KEPERAWATAN DIRI

( Defisit perawatan diri mencakup : Defisit perawatan diri


mandi, defisit perawatan diri berpakaian, defisit perawatan
diri eliminasi dan defisit perawatan diri makan)
LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing Ruangan Mahasiswa

( ) (Ni Luh Putu Dewi Yuliantari)

Pembimbing Akademik

(Ns. Sarah Kartika Wulandari, S.Kep., MNS)

Anda mungkin juga menyukai