Anda di halaman 1dari 22

Manajeme

n
Sedatif
dalam

ICU
2

TUJUAN / LUARAN TATA CARA


PENGGUNAAN OBAT
- Pasien mendapatkan sedasi
terarah dan analgesik di ICU dengan
Introduction penggunaan yang tepat dari skor
sedasi dan nyeri.

RESIKO TINGGI PASIEN


- Patient Safety (Keamanan
Pasien).
- Patient Comfort
(Kenyamanan Pasien).
3

Kebijakan
Penggunaan Obat Sedatif
Analgesik
1.
Obat-obatan harus
diresepkan dan ditangani
oleh petugas medis,
kecuali diperlukan
selama ada keadaan
darurat.
2.
Obat-obatan harus
diberikan pada
waktu yang
ditentukan dan
harus ditangani oleh
perawat profesional
3.
Resep obat parenteral
dan obat lain harus
melewati double
check oleh perawat
atau pemberi obat
4.
Seluruh Obat yang diberikan
selama keadaan darurat
(dibawah pengawasan
petugas medis) harus di
dokumentasikan kemudian
diresepkan dan ditanda
tangani
5.
Reaksi obat yang
berlebihan harus di
dokumentasikan dan
dilaporkan kepada
petugas medis dan
dilaporkan
menggunakan sistem
pelaporan RS.
9

Guidlines
Pengkajian nyeri, Pengkajian sedatif
○ Kenyamanan pasien adalah tujuan utama 10

pada ruang ICU termasuk kontrol nyeri


yang adekuat, anxiolisis, dan pencegahan
pengobatan delirium.
BACKGROUND
○ Pengobatan sedatif dan analgesik pada
ICU dapat menyebabkan resiko tinggi
delirium dan perpanjangan rawat inap di
ICU.

○ Pencapaian tujuan akan lebih maksimal


bila diukur oleh skor sedatif yang
membantu tenaga kesehatan untuk
menentukan level pasien.
11
Pain Assessment Sedation Assessment
Skala nyeri yang
tersedia : Tujuan:
- NRS (Numeric)
- Memungkinkan
- FPS (Face) pasien kooperatif
Mulai dari skala 1-10 dalam pengobatan
untuk pasien yang dengan perawatan
dapat melaporkan ventilasi.
nyeri.
- Menghasilkan
- BPS (Behavioural)
amnesia yang
Untuk menilai diinginkan pada
perubahan kebiasaan lingkungan ICU.
pada pasien tidak sadar.
12
○ - dokumentasikan pengobatan apapun yang di
konsumsi pasien yang menyebabkan efek sedatif.
○ Nilai skor sedasi dengan GCS setidaknya dinilai
Sedatif setiap 2 jam yang ditunjukkan secara klinis
Assessment (beberapa pasien memerlukan penilaian GCS setiap
1 jam).
○ Ketika pasien oversedated dan skor sedasi >-2 maka
bukan menjadi tujuan terapi. Hentikan agen obat
penenang dan analgesik dan mulai kembali infus ½
atau sebelumnya.
13

Non- Menetapkan 1. Reposisi yang sering Pastikan Pencahayaan


Farmakologikal komunikasi non verbal 2. Memperhatikan yang kuat dan jauh
misalkan :
Manajement kebutuhan hygiene dari keributan
1. Berkedip dasar
2. Menganggukan
kepala
14

Farmakologi
Analgesik / Pengkajian analgesik
sedasi protokol jika nyeri diberikan
fentanyl 20-50
mikrogram/jam atau
morfin 2-5mg/jam. Jika
tidak nyeri maka
dilakukan pemeriksaan
rutin selama 2-4 jam
sekali.
15
RASS tidak sesuai target (-1 sampai 0) :
1. Over sedatif Hentikan agen obat
penenang dan analgesik dan mulai
Sedation kembali infus ½ atau sebelumnya.
assesment 2. Under sedatif :
- propofol 5-10 ml/jam
- dexmedetomidine 0,2-0,7
mcg/kg/jam (penggunaan ventilasi)
- midazolam 1-3mg/jam (pasien
dengan alkohol dan delirium)
16

RASS sesuai dengan target :


Kaji dan dokumentasikan setiap 2 jam sekali
Lanjutan
dan spontannitas bernafas .
Delirium
- Negatif (-) : kaji setiap 12 jam
- Positif (+) : penatalaksanaan farmako dan
nonfarmakologi menggunakan delirium
guide line.
17

Pasien sadar dan dapat berbicara


Paint menggunakan skala FPS dan NPS kaji nyeri
Assesment selama 4 jam sekali dan di dokumentasikan
pada grafik .
Pasien yang tidak sadar dan tidak merespon
BPS :
- Ekspresi wajah (4)
- Pergerakan bagian tubuh atas (4)
- Komplikasi dengan ventilasi (4)
18

Alat Pengukuran

- Audit grafik ICU dan komplikasi pengkajian sedasi


dan skoring menilai kepatuhan terhadap pedoman
yang ada.
19
1. Pasien diamati saat istirahat selama 1
menit untuk menilai awal CPOT.
CPOT (critical 2. Pasien diamati selama tindakan misal :
care pain reposisi atau perawatan luka
observations
3. Pasien harus dievaluasi sebelum dan
tool)
pada efek puncak analgesik untuk
pengobatan efektif
4. Peningkatan CPOT tingkatkan dengan
skor tertinggi selama pengamatan.
5. Pasien harus dikaitkan skor pada setiap
perilaku.
20

Memberikan skor setiap menit kecuali pada


Observasi ketegangan otot. Diakhir periode 1 menit
Pasien saat perawat memegang kedua tangan pasien dan
istirahat satu disiku kemudian melakukan gerakan
fleksi dan ekstensi pasif lihat perubahan
pasien :
- 0 : melakukan gerakan tanpa perlawanan
- 1 : resistensi terhadap gerakan
- 2 : tanpa gerakan
21

Melihat sisi wajah pasien misal : meringgis


Observasi atau menggerutkan kening. Ia dapat mencari
Pasien gerakan pelindung tempat nyeri secara
spontan. Skor 2 untuk gerakan meraih
punggung. Dan 0 tidak ada gerakan.
22

RASS

Anda mungkin juga menyukai