V DENGAN GANGGUAN
TERMOREGULASI: THYPOID
“Diajukan untuk melengkapi tugas Keperawatan Anak”
DI SUSUN OLEH:
2. Etiologi
Penyebab demam typhoid adalah Salmonella Typhi 90% dan
Salmonella Paratyphi (A, B dan C). Bakteri ini berbentuk batang, gram
negatif, mempunyai flagela dapat hidup dalam air, sampah dan debu.
Namun bakteri ini dapat mati dengan pemanasan suhu 60º selama 15-20
menit. Akibat infeksi oleh Salmonella Typhi, tubuh membuat antibodi atau
aglutinin, yaitu :
a. Aglutinin O (antigen somatik) yang dibuat karena rangsangan
antigen O (berasal dari tubuh kuman).
b. Aglutinin H (antigen flagela) yang dibuat karena rangsangan
antigen H (berasal dari flagel kuman).
c. Aglutinin Vi (envelope) terletak pada kapsul yang dibuat karena
rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
3. Manifestasi Klinis
a. Masa inkubasi antara 5 - 40 hari dengan rata-rata 10 - 14 hari.
b. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama.
c. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani
akan menyebabkan syok, stupor dan koma.
d. Ruam muncul pada hari ke 7 - 10 hari dan bertahan selama 2 - 3 hari.
e. Nyeri kepala, nyeri perut.
f. Kembung, mual muntah, diare, konstipasi.
g. Pusing, bradikardi, nyeri otot.
h. Batuk.
i. Epiktaksis.
j. Lidah yang berselaput.
k. Hepatomegali, splenomegali, meteorismus.
l. Gangguan mental berupa somnolen.
m. Delirium/psikosis.
n. Dapat timbul gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia
(Nurarif & Kusuma, 2015).
Tabel 1
Periode Infeksi Demam Typhoid, Gejala dan Tanda
4. Patofisiologi
Bakteri Salmonella Typhi bersama makanan atau minuman masuk
kedalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan
suasana asam (pH<2) banyak bakteri yang mati. Keadaan-keadaan seperti
aklorhidiria, gastrektomi, pengobatan dengan antagonis reseptor histamin
H2, inhibitor pompaproton dalam jumlah besar, akan mengurangi dosis
infeksi. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Pada usus
halus, bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan juga kemudian menginvasi
mukosa dan menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Sel-
sel M, sel epitel khusus yang melapisi Peyer’s patch, merupakan tempat
internalisasi Salmonella Typhi. Bakteri mencapai folikel limfe usus halus,
mengikuti aliran ke kelenjar limfe mesenterika bahkan ada yang melewati
sirkulasi sistemik sampai ke jaringan RES di organ hati dan limpa.
Salmonella Typhi mengalami multiplikasi di dalam sel fagosit
mononuklear di dalam folikel limfe, kelenjar limfe mesenterika, hati dan
limfe (Soedarmo, 2012).
Setelah melalui periode waktu tertentu (periode inkubasi) yang
lamanya ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun
pejamu maka Salmonella Typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui
duktus torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Dengan cara ini
organisme dapat mencapai organ manapun, akan tetapi tempat yang
disukai oeh Salmonella Typhi adalah hati, limpa, sumsum tulang belakang,
kandung empedu dan Peyer’s patch dari ileum terminal. Invasi kandung
empedu dapat terjadi baik secara langsung dari darah/ penyebaran
retrograd dari empedu. Ekskresi organisme di empedu dapat menginvasi
ulang dinding usus dan dikeluarkan melalui tinja. Peran endotoksin dalam
patogenesis demam tifoid tidak jelas, hal tersebut terbukti dengan tidak
terdeteksinya endotoksin dalam sirkulasi penderita melalui pemeriksaan
limulus. Diduga endotoksin dari Salmonella Typhi menstimulasi makrofag
di dalam hati, limpa, folikel limfoma usus halus dan juga kelenjar limfe
mesenterika untuk memproduksi sitokin dan zat- zat lain. Produk dari
makrofag inilah yang dapat menimbulkan nekrosis sel, sistem vaskular
yang tidak stabil, demam, depresi sumsum tulang belakang, kelainan pada
darah dan juga menstimulasi sistem imunologik (Soedarmo, 2012).
5. Pathway
Bakteri Salmonella Typhi
Usus halus
Jaringan limfoid
Aliran darah
Nyeri Akut
Hipertermia Nyeri akut Konstipasi Diare
SSP
Dehidrasi
Defisit Nutrisi
7. Penatalaksanaan
a. Medis
1) Antibiotik (Membunuh Kuman) :
a) Klorampenicol.
b) Amoxicillin.
c) Kotrimoxasol.
d) Ceftriaxon.
e) Cefixim.
2) Antipiretik (Menurunkan Panas) :
a) Paracetamol.
b. Keperawatan
1) Observasi dan pengobatan.
2) Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam
atau kurang lebih dari selam 14 hari. Maksud tirah baring adalah
untuk mencegah terjadinya komplikasi perforasi usus.
3) Mobilisasi bertahap bila tidak demam, sesuai dengan pulihnya
kekuatan pasien.
4) Pasien dengan kesadarannya yang menurun, posisi tubuhnya
harus diubah pada waktu-waktu tertentu untuk menghindari
komplikasi pneumonia dan juga dekubitus.
5) Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena kadang-
kadang terjadi konstipasi dan diare.
6) Diet
a) Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein.
b) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
c) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu
nasi tim.
d) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari
demam selama 7 hari (Smeltzer & Bare, 2013).
8. Komplikasi
a. Pendarahan usus.
Jika perdarahan sedikit, dapat ditemukan jika dilakukan pemeriksaan
tinja dengan benzidin. Jika perdarahan banyak, maka terjadi melena
yang dapat disertai nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan.
b. Perforasi usus.
Timbul biasanya pada minggu ketiga setelahnya dan terjadi pada
bagian distal ileum.
c. Peritonitis.
Biasanya menyertai perforasi, tetapi dapat terjadi
tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut,
yaitu nyeri perut hebat, dinding abdomen tegang dan
nyeri tekan.
d. Komplikasi di luar usus.
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis,
yaitumeningitis, kolesistisis, ensefalopati, dan lain-
lain (Susilaningrum, 2013).
5) Riwayat Imunisasi
Kaji adanya keluarga yan menderita penyakit yang sama
(penularan).
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial (Tim Pokja
PPNI, 2017). Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang
respons manusia terhadap gangguan kesehatan atau kerentanak terhadap
respon tersebut dari seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas
(Herdman & Kamitsuru, 2018). Diagnosa keperawatan yang muncul, yaitu
:
a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrisi.
d. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan asupan cairan.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
Intervensi keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Tim Pokja PPNI, 2018)
dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja PPNI, 2019) :
Kolaborasi :
7. Kolaborasi pemberian antipiretik
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera keperawatan selama 3 x 24 Observasi :
fisiologis. jam diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
menurun kualitas dan intensitas nyeri
Batasan karakteristik : 2. Identifikasi skala
Perubahan selera makan. Kriteria Hasil : 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
Perubahan tekanan darah Keluhan nyeri menurun
Perubahan frekuensi Meringis menurun Terapeutik :
pernafasan. Gelisah menurun 4. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
Perilaku distraksi (berjalan rasa nyeri
mondar-mandir).
Mengekspresikan perilaku Edukasi :
(gelisah, meringis). 5. Jelaskan penyebab dan periode dan pemicu nyeri
Masker wajah (mata
kurang bercahaya, gerakan Kolaborasi :
mata berpencar atau tetap 6. Kolaborasi pemberian analgetik
pada satu fokus, meringis).
Sikap melindungi nyeri.
Melaporkan nyeri secara
verbal.
Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri.
3. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
dengan ketidakmampuan keperawatan selama 3 x 24 Observasi :
mengabsorbsi nutrisi jam, maka status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
membaik 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Batasan karakteristik : 3. Identifikasi makanan yang disukai
Nyeri abdomen Kriteria Hasil : 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Diare. Porsi makan yang 5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
Bising usus hiperaktif. dihabiskan meningkat 6. Monitor asupan makanan
Kurang minat pada Berat badan membaik 7. Monitor berat badan
makanan. Frekuensi makan membaik 8. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Membran mukosa pucat. Nafsu makan membaik
Cepat kenyang setelah Terapetik :
makan. 9. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
Kelemahan otot menelan. 10. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida
Kelemahan otot makanan)
11. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
mengunyah.
12. Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
13. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
14. Berikan suplemen makanan, jika perlu
15. Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik
jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
16. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
17. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
18. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan
4. Konstipasi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Konstipasi
dengan ketidakcukupan keperawatan selama 3 x 24 Observasi :
asupan cairan, penurunan jam, maka eliminasi fekal 1. Periksa tanda dan gejala konstipasi
motilitas usus. membaik 2. Periksa pergerakan usus
3. Identifikasi karakteristik feses
Batasan karakteristik : Kriteria Hasil :
Nyeri abdomen. Keluhan defekasi lama dan Terapeutik :
Anoraksia. sulit menurun 4. Anjurkan diet tinggi serat
Perubahan pada pola Distensi abdomen 5. Lakukan masase abdomen, jika perlu
defekasi. menurun 6. Berikan enema atau irigasi, jika perlu
Rasa rektal penuh. Konsistensi feses membaik
Feses keras dan berbentuk. Frekuensi defekasi Edukasi :
Masa abdomen yang dapat membaik 7. Jelaskan etiologi masalah
diraba. Peristaltik usus membaik 8. Anjurkan peningkatan asupan cairan
Perkusi pekak. 9. Latih buang air besar secara teratur
Nyeri saat defekasi.
Bising usus hipoaktif. Kolaborasi :
Mengejan pada saat 10. Kolaborasi penggunaan obat pencahar, jika perlu
defekasi.
4. Implementasi
Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan,
merupakan kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari
rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari
proses keperawatan. Namun demikian, dibanyaklingkungan perawatan
kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah
pengkajian (Potter & Perry, 2015).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak dan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
klien dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan evaluasi untuk melihat
kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria
hasil pada tahap perencanaan (Tarwoto & Wartonah, 2015). Evaluasi
dalam karya ilmiah ini dilakukan berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) yang telah ditetapkan sebelumya (Tim
Pokja PPNI, 2019). Untuk mempermudah mengevaluasi perkembangan
pasien digunakan komponen SOAP, yaitu :
S : Data Subjektif
Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah
dilakukan tindakan keperawatan.
O : Data Objektif
Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secara
langsung kepada pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan.
A : Analisa
Merupakan suatu masalah yang masih terjadi atau juga dapat
dituliskan suatu masalah baru yang terjadi akibat perubahan status
kesehatan pasien yang telah teridentifikasi datanya dalam data
subjektif dan objektif.
P : Planning
Perencanaan keperawatan yang dilanjutkan, dihentikan,
dimodifikasi atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan
yang telah ditentukan sebelumnya (Tarwoto & Wartonah, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2014, Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 12, EGC, Jakarta.
Price, S.A & Wilson, L.M. 2015, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses-
Proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Sherwood, L. 2014, Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Smeltzer, S.C & Bare, B.G. 2013, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddart, Edisi 8, EGC, Jakarta.
Soedarmo. 2012, Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis, Edisi 2, Badan Penerbit
IDAI, Jakarta.
Sudoyo, A.W. 2014, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi VI, Interna
Publishing, Jakarta.
Susilaningrum, R. 2013, Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat dan
Bidan, Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.
Syaifullah, N. 2015, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 3, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : An. V
Nama Panggilan : An. V
Tgl Lahir/Umur : 4 Oktober 2022 / 1 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
AgamaIslam : Islam
Bahasa yang dipakai : Melayu
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Jl. RA.Kartini Kel.Sekip Lama
Ruang : BC 1
No. Register : 0655xx
Nama Ayah : Tn. I
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : S1
Nama Ibu : Ny. A
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Telp :-
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
Tanggal masuk : 10 Januari 2024
Tanggal dan jam pengambilan data : 11 Januari 2024 / 08:00 wib
Diagnosis medik saat masuk : Thypoid Fever
Cara masuk : [ ] Berjalan [ ] Kursi roda [ ] Brancar [√ ] digendong
Ditemani oleh : [√ ] orang tua [ ] saudara [ ] lain-lain
Dikirim dari : [ ] Emergency [√ ] Poli [ ] Kamar operasi [ ] lain-lain
Keadaan waktu masuk :
Kesadaran : [√ ] Composmentis [ ] Apatis [ ] Somnolen [ ] Soporcoma [ ]
Coma
Pernafasan : 26 x/mnt, Suhu 38.8C, Nadi 120 x/mnt
Tekanan darah : - mmHg, BB : 8 kg, TB : 78 cm
Keluhan yang dirasakan sekarang :
Ibu pasien mengatakan anaknya tampak lemah, badan terasa hangat/panas,
pucat, muntah 3x dirumah. Deman semakin bertambah saat sore dan malam
hari, pasien juga kurang nafsu makan namun masih mau minum air susu serta
diare sejak 2 hari yang lalu.
Alergi : [ ] ya [ ] obat [ ] makanan [ ] lain-lain ..… [√ ] tidak
Alat bantu yang dipakai :
[ ] kaca mata [ ] lensa kotak [ ] prothese [ ] alat bantu
pendengaran [ ] kawat gigi [ √ ] lain-lain tidak ada
Apakah pernah sakit sebelum ini ? [ ] ya [√ ] tidak
Bila pernah sakit apa ?
Apakah sudah berobat ? [ √ ] sudah [ ] belum
Bila sudah berobat dimana ? Bidan praktek mandiri
Riwayat dalam kandungan – kelahiran : Prenatal : [√] normal
[ ] tidak normal ( spesifik )
Natal : [√ ] spontan [ ] VE [ ] SC
BB lahir 3200 Gr panjang badan lahir 50cm
Menangis saat lahir : [ √ ] ya [ ] tidak
Post natal : [ ] kejang [ ] gangguan nafas [ ] kejang demam
[√ ] lain-lain tidak ada
Minum ASI [ √] ya, sampai sekarang [ ] tidak
Riwayat Imunisasi :
[ √ ] DPT I [ √ ] DPT II [√ ] DPT III [ √ ] Polio I [ √ ] Polio II [√ ]
Polio III [ √ ] BCG [ ] Campak [ √] MMR [ V ] Hepatitis, Vaksin
ulangan [ ] ya [ √ ] tidak
Riawayat keluarga
Saudara :
Jenis
No Nama Umur Kelamin Sehat/Sakit
L/P
1 An. B 8 Tahun Laki-laki Sehat
Genogram Keluarga
Keterangan :
Laki-laki ---------------Tinggal Serumah
Perempuan Klien
3. RIWAYAT KEBUTUHAN SEHARI-HARI
1) PERNAFASAN
Spontan [√] Ya [√] Reguler [ ] Irreguler [ ] Tidak
Frekuensi nafas : 26 x/mnt SPO2 : 98%
Keadaan saat ini :
[ ] Batuk [ ] Dyspnoe [ ] Sianosis [ ] Retraksi : tidak ada [ ] Wheezing
[ ] Sakit [ ] Lendir [ ] Ronkhi
Alat bantu nafas : tidak ada
[ ] O2 nasal [ ] ETT [ ] T. Piece
Hasil analisa gas darah :
[ ] Asidosis respiratorik [ ] Asidosis metabolik [ ] Alkolosis respiratorik
[ ] Asidosis metabolik
2) SIRKULASI
Frekuensi nadi : 126 x/mnt [√] Reguler [ ] Irreguler
Tekanan darah : - mmHg
Keadaan saat ini :
[ ] Edema [ ] Nyeri kaki [ ] Nyeri dada [ ] Kelelahan [ ] Syncope
[√] Hangat [ ] Dingin [ ] Sianosis [ ] Anemia
[ ] Trombositopenia [ ] Lekositosis [ ] Hipoproteinemia
Keterangan :
5) NEUROSENSORI
a. Tingkat Kesadaran
[ √ ] Kompos mentis [ ] Apatis [ ] Somnolent
[ ] Sopor coma [ ] Coma
Orientasi
[ ] Waktu [ ] Tempat [ ] Orang [ ] Bingung
Sifat Anak
[ ] Tenang [ ] Sedih [ ] Cemas [√ ] Lain-lain : rewel
Berbicara
[ √ ] Sesuai/teratur [ ] Tak sesuai [ ] Menghina
[ ] Aphasia [ ] Kacau
Kontak mata : [√ ] Ya [ ] Tidak
Pupil mata : [√ ] Isokor [ ] An isokor [ ] Dilatasi
[ ] Bereaksi [ ] Tidak Bereaksi
Keterangan : Tidak ada keluhan
6) KEAMANAN / MOBILISASI
a. Persepsi/koordinasi
Penglihatan
[ √ ] Baik [ ] Kabar [ ] Ganda [ ] Buta warna
Pendengaran :
[√ ] Baik [ ] Tuli [ ] Nyeri
Sensori :
[ ] Baik [ √ ] Pusing [ ] Pingsan [ ] Nyeri
[ ] Sakit Kepala [ ] Mati rasa Keterangan
: Tidak ada keluhan
b. Mobilisasi
Aktifitas sehari-hari yang bisa dilakukan
[ ] Dapat menolong diri sendiri
[ √ ] Ditolong dengan bantuan
Keadaan saat ini :
[ ] Sulit berjalan [√ ] Kelelahan [ ] Nyeri
[ ] Gerakan yang terbatas [ ] kejang
[ ] Parasitis [ ] Otot lemah [ ] Riwayat jatuh
[ ] Koordinasi yang rusak [ ] Cemas
[ ] Pernafasan terganggu
[ ] Pengetahuan kurang [
] Penglihatan kurang
[ ] Gangguan Muskuloskeletal
[ ] Penurunan daya tahan tubuh
Keterangan : Pasien tampak lemah dan pucat
7) KEBERSIHAN DIRI / KULIT
Warna [ ] Normal [√ ] Pucat [ ] Kemerahan [ ]
Kuning Temperatur [ ] Normal [√ ] Hangat
[ ] Dingin [ ] Berkeringat
Turgor [ ] Baik [√ ] Sedang [ ] Buruk Integritas
kulit [ ] Baik/utuh [ √ ] Kering [ ] lesi [ ]
Pruritus [ ] Rash [ ] Kemerahan
Rambut Hitam Kuku bersih
Infus [√ ] Ya [ ] Tidak,
Drain : [ ] Ya [ √ ] Tidak
mandi 2 x/hari
Menggosok gigi 2 x/hari
Cuci rambut tiap 2 hari
sekali
Hasil laboratorium :
[ ] Lekositosis [ ] Trimbositopenia
Keterangan : Kebersihan diri klien di bantu orang tua
8) KENYAMANAN
Keadaan saat ini :
Nyeri [ ] karakteristik : -
Diaporesis [ ] Gatal [ ] Panas [] Mual [√ ] Temperatur : 38.8oC
Luka Operasi : [ ] Ya [√ ] Tidak
Keterangan: -
9) TIDUR DAN ISTIRAHAT
Tidur mulai jam berapa : 20.00 waktu bangun 06.00
Sering terbangun malam ( alasannya ): biasanya demam di malam hari
Tidur siang jam berapa : 13.00
Tidur dengan siapa : dengan ibu
Berdo’a/membaca cerita sebelum tidur: Berdoa
Alat bantu untuk tidur Tidak ada
10) BERMAIN DAN REKREASI
Jam bermain : 09.00-11.00
Jenis permainan : mobil-mobilan
Tempat bermain : di dalam rumah
11) PSIKO SOSIAL
Persepsi klien/keluarga tentang status kesehatan sekarang orang tua
tampak khawatir dan cemas
merawat : [√ ] Ibu [ √ ] Bapak [ ] Saudara
[ ] Lain-lain ……
Hubungan dalam keluarga :
[ √ ] Harmonis [ ] Tidak harmonis
Hubungan dengan teman :
[ √ ] Ramah [ ] Kerja sama [ ] Nakal [ ] Egois
[ ] Lain-lain ………
Sifat anak : [ ] Pemarah [ ] Pemalu [ ] Pendiam
[√ ] Manja [ ] Sabar [√] Pemberani [ ] Lain-lain …………………
Prestasi belajar :
[ ] Baik [ ] Sedang [ ] Kurang
Harapan klien/keluarga tentang pengobatan
Penyakitnya : Orang tua berharap semoga anaknya lekas sembuh
12) SOSIAL EKONOMI
Keadaan lingkungan tempat tinggal : [ √ ] Bersih [ ] Kotor [ ] Padat
Tempat tinggal : [√] Rumah [ ] Flat [ ] Lain-lain
Misalnya : -
Masalah biaya keperawatan : [ ] Ya [ √ ] Tidak
Keterangan : BPJS
13) AGAMA
Adakah hal-hal yang mempengaruhi agama dalam hal : Tidak ada
4. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Klien tampak lemah
Tingkat kesadaran : Composmentis
a. Antropometri :
Berat Badan : 8 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 14 cm
Lingkar Dada : - cm
Lingkar Perut : - cm
b. Tanda Vital :
Suhu : 38.80C
Nadi : 126 x/menit
Pernafasan 26 x/menit
Tekanan Darah : -
c. Pemeriksaan Umum
1. Kulit :
a. Warna Normal kebersihan: bersih
b. Lesi : tidak ada
c. Keadaan ( lembab, kering ) : kering
d. Temperatur : hangat
e. Turgor oedema : tidak ada
2. Kuku :
a. Keadaan ( utuh, bersih, panjang, pendek ) : bersih dan pendek
b. Warna ( sianosis, kronik, garis melintang berwarna ) : bewarna
merah muda
3. Bentuk kuku ( cembung,cekung) : normal
4. Rambut :
Warna : hitam Distribusi : merata
Bentuk/Sifat : rambut lurus Mudah rontok : tidak mudah rontok
4. Kepala:
Bentuk: lonjong normal kesemetrisan: simetris
5. Wajah:
Bentuk: normal warna: normal
6. Mata :
a. Bentuk dan gerak mata ( simetris/tidak ): simetris
b. Warna konjungtiva : kemerahan
c. Sclera: putih, tidak ikterik
d. Iris : kecoklatan
e. Cornea : normal
f. Pupil ( jernih, refleks, oedema ) : jernih
g. Lensa ( jernih, keruh ) : jernih
h. Kelopak mata ( pitosis, oedema ) : normal
i. Ketajaman penglihatan: baik, tidak ada kelainan
7. Hidung
a. Mukosa hidung ( warna): kemerahan
b. Bulu hidung: ada sedikit
c. Adakah akumulasi tidak ada sekret/darah : tidak ada
d. Septum : tidak ada
8. Mulut
a. Bibir (warna, kesemetrisan, kelembaban) : tampak pucat,
simetris, tampak kering
b. Mukosa (warna, lesi, kelembaban) : tampak pucat,tidak ada
lesi
c. Lidah ( lapis putih, bercak keabuan, fisura ) : tampak pucat
dan kotor
d. Uvula ( gerakan, posisi ) : normal, tidak ada kelainan
e. Gigi ( caries dentis, tidak tumbuh gigi ) : gigi lengkap, tidak ada
caries gigi
f. Pharing ( kemerahan pada dinding belakang, sekret ) : tidak ada
kelainan
g. Tonsil (kemerahan, bengkak) : tidak ada kelainan
h. Kebersihan mulut : mulut berbau
9. Telinga
a. Bentuk dan besarnya : simetris
b. Letak ( simetris ) : simetris
c. Benjolan tidak ada
d. Keadaan membran telinga : tidak ada kelainan
e. Adakah rasa nyeri, sekret, warna sekret, bau : tidak ada kelainan
f. Pendengaran : normal, tidak ada kelainan
10. Leher
a. Gerakan leher : tidak ada kelainan
b. Pembesaran getah bening : tidak ada pembesaran kelenjar getaah
beningg
c. Bendungan vena jugularis : tidak ada bendungan vena jugularis
d. Adakah tumor, oedema, lesi : tidak ada tumor dan oedema
11. Dada :
a. Lingkar dada : - cm
b. Gerakan dada : simetris
c. Bentuk dada : normal
12. Paru-paru :
a. Gerakan pernafasan : simetris
b. Pola pernafasan : reguler
c. Frekuensi : 26 x/menit
d. Suara pernafasan : vesikuler
13. Abdomen :
a. Menonjol dan gerakan : normal
b. Lembut, tegang, ada masa, cairan abnormal : perut kembung dan
timpani
c. Bising usus >20 x/menit
d. Umbilikus ( hernia, pembuluh darah ) : tidak ada kelainan
14. Hepar :
a. Adakah pembesaran : tidak ada pembesaran
b. Teraba(ada/tidak) : tidak teraba
c. Sewaktu bernafas atau bergerak(sakit/tidak) : tidak ada nyeri saat
bernafas
15. Kelenjar limpa :
a. Pembesaran ( letak, ukuran, tonjolan ) : tidak ada pembesaran
b. Konsistensi ( padat, kenyal ) : tidak ada pembesaran
c. Arah pembesaran ( medial, lateral inferior ) : tidak ada pembesaran
d. Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
16. Ginjal :
a. Dapat diraba/tidak: tidak dapat teraba
b. Pembesaran unilateral/bilateral: tidak ada pembesaran
17. Punggung
a. Bentuk ( simetris ) : simetris
b. Lessi, tumor: tidak ada
18. Ekstremitas atas dan bawah
a. Kekuatan otot kekuatan otot: normal, gerakan penuh yang normal
melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh
b. Adakah atropi otot: tidak ada
c. Adakah fraktur: tidak ada
d. Adakah kelumpuhan jenis: tidak ada
e. Oedema/lessi: tidak ada
f. Nyeri otot: tidak ada
g. Refleks lutut/siku: normal, bereaksi terhadap rangsangan
19. Genitalia
a. Adakah pembesaran penis: tidak ada kelainan
b. Lessi mukosa labia, clitoris: -
c. Deformitas ( kelainan bentuk kelamin ) : bentuk normal
20. Anus
a. Perdarahan : tidak ada
b. Hemoroid : tidak ada
c. Atresia ani tidak ada
d. Massa, tumor : tidak ada
5. PEMERIKSAAN REFLEKS
a. Berkedip : Normal
b. Moro: -
(Normal : dijumpai sampai umur 4 bulan)
c. Rooting/mencari : -
(Normal : dijumpai sampai umur 4 bulan)
d. Sucking/menghisap: -
(Refleks menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur
tanpa stimulasi)
e. Swallowing/menelan :-
f. Merangkak :-
(Normal : bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki)
g. Palmar Grasp/menggenggam :-
(Normal :dijumpai sampai umur 8 bulan)
h. Tanda Balbinski :-
(Normal : dijumpai sampai umur < 1 tahun
6. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
a. Kemandirian dan bergaul : klien mandiri dalam bergaul,
b. Motorik halus : normal
c. Bernalar dan berbahasa : normal, tidak ada kelainan
d. Motorik kasar : normal
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Diagnosis penyakit : thypoid fever
b. Pemeriksaan laboratorium :
1. Urine : tidak ada
2. Feces : tidak ada
3. Kimia darah : pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 12,5 13,2-17,3
Hematokrit 34,8 40.0-52.0
Trombosit 316 140-392
Leukosit 8,70 4.50-13.00
Led 11 <20
Salmonella thypi H (+) 1/400 <1/160
Salmonella thypi O (+) 1/400 <1/160
c. Pengobatan
Obat Dosis Cara pemakaian
IFD RL 20 tpm IV
L-Bio 1 x 1 sachet IV
Antrain 3 x 80 mg IV
Cefotaxime 3 x 200 mg IV
Zinc 1 x 20 mg Oral
Ondansentrone 3 x 0,8 mg IV (K/P)
d. Radiologi
1. Hasil photo rontgen : -
2. USG:-
3. Lumbal fungsi : -
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Data subjektif : Kuman salmonella Hipertermi
- Ibu pasien mengatakan
thypi
anaknya demam ± 4 hari,
demam semakin bertambah
Demam typoid
saat sore dan malam hari
Respon patologis
Data objektif :
− Pasien tampak lemah Makanan dengan
− Pasien tampak pucat cepat terdorong ke
− Bab cair sedikit ampas 5x anus
− Warna kuning sedikit
− Konsistensi encer dan Diare
terdapat ampas
− Bising usus > 20 x/menit
− Bising usus timpani
− Berat badan turun
− Ttv :
RR : 26 x/ menit
N : 126 x/menit
S : 38.8°C
3. Data subjektif : Kuman salmonella Hypovolemia
− Ibu pasien mengatakan thypi
anaknya demam sudah 4
hari, muntah , dan BAB Demam typoid
mencret 4-5 x/hari
− Ibu pasien mengatakan Masuk ke dalam usus
anak nya kurang nafsu
makan namun masih mau Proses inflamasi local
minum air susu didalam usus
Data objektif :
- Pasien tampak lemah Respon patologis
- Pasien tampak pucat
- Mukosa bibir kering Makanan dengan
- Turgor kulit kurang elastis cepat terdorong ke
- Berat badan turun anus
- Diare
- Ttv : Diare
RR: 26 x/ menit
N : 120 x/menit Hypovolemia
S : 38.8°C
12:00 lemah, mata tampak cekung, akral hangat, elastisitas kulit kurang
baik, dan bab mencret 5x
2. Memonitor input dan output cairan
R/ : ibu pasien mengatakan anaknya kurang nafsu makan sejak
demam, minum 1000-1200 ml, bak
5-7x ± 650-800 ml, dan bab mencret 4-5 x /hari
3. Menganjurkan ibu pasien agar memberikan cairan oral yang banyak
R/ : ibu pasien akan memberikan minum air putih dan susu
4. Menganjurkankepada ibu pasien agar menghindari
perubahan posisi secara mendadak
R/ : ibu pasien mulai paham dan akan memperhatikan anaknya
ketika melakukan perubahan
posisi.
5. Memberikan cairan yang banyak agar tidak dehidrasi
R/ : Ibu pasien paham
2. S:
11/01/2024
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah 2 hari diare, bab mencret
14:00
4-5x
O:
Pasien tampak meringis Pasien tampak pucat
Bising usus >16x/menit Bab cair sedikit ampas
4x
Warna kuning sedikit
Konsistensi encer dan terdapat ampas
Berat badan turun
Bising usus timpani
TTV :
RR : 26x/ menit
N : 124x/menit
S : 38,0°C
A:
Diare
P:
Intervensi manajemen diare dilanjutkan
3. S:
11/01/2024
14:00 • Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah 4 hari,
muntah 3 x di rumah dan diare
• Ibu pasien mengatakan anak nya kurang nafsu
makan namun masihmau minum susu
O:
Pasien tampak lemah Pasien tampak pucat
Mukosa bibir kering Turgor kulit kurang
elastis Berat badan turun
Ttv :
RR : 26 x/ menit
N : 124 x/menit S : 38,0°C
A:
hipovolemia
P:
Intervensi manajemen hipovolemia dilanjutkan
1. S:
12/01/2024
14:00 Ibu pasien mengatakan demam mulai menurun, biasanya mulai
panas lagi pada
2. 12/01/2024 S:
14:00 Ibu pasien mengatakan bab 2x/hari dengan
konsistensi encer sedikit ampas berwarna
kuning kehijauan
O:
Pasien tampak lemah
Pasien tampak pucat
Bising usus >16x/menit
Bab cair sedikit ampas 2x Warna kuning
sedikit
Konsistensi encer dan terdapat ampas Berat badan turun
Bising usus timpani TTV :
RR : 27 x/ menit N : 118 x/menit S :
37,5°C
A:
Diare
P:
Intervensi manajemen diare dilanjutkan
3. S:
12/01/2024
Ibu pasien mengatakan anaknya demam dan bab encer
14:00
berampas, namun pasien masih Mau minum air susu sekitar
1000-1200 ml O :
Pasien tampak lemah Pasien tampak pucat
Mukosa bibir kering Turgor kulit kurang
elastis Berat badan turun
Ttv :
RR : 27 x/ menit N : 118 x/menit S :
37,5°C
A:
hipovolemia
P:
Intervensi manajemen hipovolemia dilanjutkan
1 13/01/2024 S:
14:00 Ibu pasien mengatakan demam anaknya Sudah turun dan keadaan
anaknya semakin Membaik
O:
Pasien tampak lebih baik Pasien tidak
tampak pucat Takikardia menurun Suhu
tubuh membaik Suhu kulit membaik
Ttv :
RR : 26 x/ menit N : 110 x/menit S :
37,0°C
A:
Hipetermia
P:
Setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam, termoregulasi
membaik, dengan keriteria hasil : takikardia menurun,
suhu tubuh membaik, suhu kulit membaik dan pucat
menurun
2 S:
13/01/2024
Ibu pasien mengatakan BAB hanya 1 x
14:00
/hari dengan konsistensi lemek dan berwarna kuning
kehijauan serta terdapat ampas
O:
Bising usus > 16 x/menit
BAB cair (-) , ampas (+), frekuensi 1 x Warna kuning
kehijauan
Konsistensi lembek Distensi
abdomen (-) Ttv :
RR : 26 x/ menit N : 110 x/menit
S : 37,0°C
A:
Diare
P:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, eliminasi fekal membaik dengan
kriteria hasil : Kontrol pengeluaran feses meningkat,
distensi abdomen menurun, peristaltic usus membaik,
konsistensi fekal membaik , frekuensi defekasi
membaik
3 S:
13/01/2024
Ibu pasien mengatakan demam anaknya sudah turun,
14:00
keadaan umum sudah membaik, nafsu makan menurun
namun minum masih lancar (sekitar > 1500 ml sehari)
O:
Keadaan umum perbaikan Pasien tampak
tidak pucat Mukosa bibir merah muda
Turgor kulit elastis Output urine 700
cc Ttv :
RR : 26 x/ menit N : 110 x/menit
S : 37,0°C
A:
Hipovolemia
P:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, hipovolemia membaik dengan
kriteria hasil : turgor kulit meningkat, output urine
meningkat, membrane mukosa membaik, suhu tubuh
membaik dan intake cairan membaik
DOKUMENTASI
LOGBOOK HARIAN MAHASISWA
Verifikasi
Jam Kegiatan Waktu Jumlah Keterangan
Ya Tdk
- Berdoa
- Pre conference
07.00 s/d Rabu,
- Melaksanakan kegiatan dinas pagi
14.00 10/01/24
- Membuat laporan pendahuluan
- Post conference
- Berdoa
- Pre conference
- Melakukan kegiatan dinas pagi
07.00 s/d Kamis,
14.00
- Melakukan pengkajian, merumuskan 11/01/24
diagnose, melakukan implementasi dan
evaluasi kepada An.V
- Post conference
- Berdoa
- Pre conference
07.00 s/d - Melaksanakan kegiatan dinas pagi Jumat.
14.00 - Melakukan implementasi dan evaluasi 12/01/24
kepada An. V
- Post conference
- Berdoa
- Pre conference
07.00 s/d - Melaksanakan kegiatan dinas pagi Sabtu,
14.00 - Melakukan implementasi dan evaluasi 13/01/24
kepada An. V
- Post conference
- Berdoa
- Pre conference
07.00 s/d - Melakukan anamnesa pada pasien di ruang Minggu,
14.00 tindakan 14/01/24
- Post conference
- Berdoa
- Pre conference
07.00 s/d Senin,
14.00
- Melakukan anamnesa pada pasien di ruang 15/01/24
tindakan
- Post conference
- Berdoa
- Pre conference
07.00 s/d Selasa,
14.00
- Melakukan anamnesa pada pasien di ruang 16/01/24
tindakan
- Post conference
- Berdoa
07.00 s/d - Mengoreksi kembali tugas yang dikerjakan Rabu,
14.00 - Mengirim dokumen lengkap dari tugas 17/01/24
mingguan