KOLOSTOMI
DI RUANG 21 RSUD. Saiful Anwar Malang
Disusun Oleh:
BADRIYANTI
201710300511051
4. Klasifikasi Kolostomi
a. Jenis Kolostomi Berdasarkan Bentuk Kolostomi
1) Loop Colostomy
Biasanya dilakukan dalam kondisi kedaruratan medis yang nantinya
kolostomi tersebut akan ditutup. Jenis kolostomi ini biasanya mempunyai stoma
yang berukuran besar, dibentuk di kolon transversal, dan bersifat sementara.
2) End Colostomy
Terdiri dari satu stoma, yang dibentuk dari ujung proksimal usus dengan
bagian distal saluran GI dapat dibuang atau dijahit tertutup (disebut Kantong
Hartman) dan dibiarkan didalam rongga abdomen, end colostomy merupakan
hasil terapi bedah pada kanker kolorektal.
3) Double-Barrel Colostomy
Terdiri dari dua stoma yang berbeda yaitu stoma proksimal yang berfungsi
dan stoma distal yang tidak berfungsi.
b. Jenis Kolostomi berdasarkan sifat kolostomi
1) Kolostomi sementara dibuat misalnya pada penderita gawat perut dengan peritoritis
yang telah dilakukan reseksi sebagian kolon.
2) Kolostomi tetap dibuat pada reseksi rektoanal abdominoperineal menurut quenu-milles
berupa anus preternaturalis
F. Penatalaksanaan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
G. Pathway
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KOLOSTOMI
1. Pengkajian
a. Keadaan stoma :
1) Warna stoma (normal warna kemerahan).
2) Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).
3) Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).
4) Posisi stoma.
b. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :
1) Konsistensi, bau, warna feces.
2) Apakah ada konstipasi / diare ?
3) Apakah feces tertampung dengan baik ?
4) Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?
c. Apakah ada gangguan rasa nyeri :
1) Keluhan nyeri ada/ tidak.
2) Hal-hal yang menyebabkan nyeri.
3) Kualitas nyeri.
4) Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).
5) Apakah pasien gelisah atau tidak.
d. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
1) Tidur nyenyak/ tidak.
2) Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
3) Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.
4) Adakah faktor psikologis mempersulit tidur ?
e. Bagaimana konsep diri pasien ?
1) Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran diri, &
peran.
f. Apakah ada gangguan nutrisi :
1) Bagaimana nafsu makan klien.
2) BB normal atau tidak.
3) Bagaimana kebiasaan makan pasien.
4) Makanan yang menyebabkan diare.
5) Makanan yang menyebabkan konstipasi.
g. Apakah pasien seorang yang terbuka ?
1) Maukah pasien mengungkapkan masalahnya.
2) Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya diangkat.
F. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan
2) Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi
3) Gangguan konsep diri/citra diri berhubungan dengan perubahan anatomis
4) Gangguan istirahat tidur berhubungna dengan luka insisi akibat tindakan colostomy
5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya luka pasca bedah di abdomen
6) Nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat
G. Intervensi keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN/KH INTERVENSI RASIONAL
H. Evaluasi
hasil yang diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Informasi kesehatan terpenuhi
2. Tidak mengalami injuri pascaprosedur bedah reseksi kolon
3. Nyeri berkurang atau teradaptasi
4. Intake nutrisi optimal sesuai tingkat toleransi individu
5. Infeksi luka operasi tidak terjadi
6. Kecemasan berkurang
7. Peningkatan konsep diri atai gambaran diri
8. Peningkatan aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
Nama : BADRIYANTI
NIM : 201710300511051
2020
FORMAT PENGUMPULAN DATA UMUM KEPERAWATAN
Tgl Pengkajian : 25 Maret 2020 No.Register : 8126xxx
Jam pengkajian : - Tgl Mrs : 24 Maret 2020
Ruang : 21 RSSA Kelompok : 21
I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D Nama : Ny. Y
Umur : 45 Thn Umur : 28 Thn
Jenis Kelamin : L Jenis Kelamin : P
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SDN Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Guru SD Alamat : Merjosari
Gol. Darah : O Hubungan dengan Klien :
Anak
Alamat : Merjosari
Post sc kolostomi
IV. RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Klien mengatakan ± 2 bulan SMRS merasakan ada benjolan (polip) pada area bokong dan
anus, kemudian atas saran orang tua, dioleskan benjolan tersebut dengan kentang, akhirnya
benjolan tersebut pecah.Penyakit penyerta HT, DM, Asma disangkal. Tidak ada keluarga
yang menderita sakit tumor atau sejenisnya. Klien sebelum masuk rumah sakit tidak begitu
suka mengkonsumsi sayuran dan buah. Klien merasa dulu sering mengalami susah BAB
atau konsistensi feses yang terlalu padat, namun tidak sampai nyeri atau tegang pada
abdomen. Klien suka mengkonsumsi aneka olahan daging. Klien tidak ada kegemaran
terhadap olahraga.
1. Aktivitas/Istirahat
Klien bekerja sebagai guru SD. Klien senang bercakap-cakap. Akktivitas di waktu
senggang neliputi membaca, mengobrol dengan orang sekitar. Waktu tidur tidak tentu,
klien merasa cukup dengan tidurnya, dan tidak merasa sulit tidur. Namun akhir-akhir ini
klien tidak dapat tidur kurang lebih sejak pukul 2 dini hari hingga subuh karena sakit pada
area selangkangan. Klien terlihat sedikit lemas, dan sering merasa bosan karena sudah
berada di RS sejak lama. Keadaan umum baik, kesadaran compus mentis, rentang gerak
baik, deformitas (-), tremor (-), postur saat berdiri kaki agak mengangkang, kekuatan otot
5555 | 5555 5555 | 5555
2. Sirkulasi
Tidak ada riwayat hipertensi / sakit jantung pada klien. Edema periorbital (-), edema
ekstremitas (-), kesemutan (-), kebas (-). TD: 100/70 mmHg, MAP: 80 mmHg, Frekuensi
nadi: 80x/menit, Suhu: 36◦C. Bunyi jantung S1 & S2, murmur (-), gallop (-). Warna kulit
pada telapak tangan pink kemerahan, pengisian kapiler <2detik, konjungtiva an anemis,
membran mukosa oral pink, sklera an ikterik.
2. Eliminasi
Pola BAB 4-5x sehari, tertampung dalam kantong kolostomi pada kuadran kiri bawah
abdomen, flatus (+). Karakter feses coklat muda, konsistensi (saat pengkajian) lunak,
namun klien mengatakan konsistensi kadang tidak tentu, kadang cair, kadang lunak.
Kantong kolostomi diganti hampir setiap ada feses karena klien merasa tidak nyaman.
Klien merasa masih belum terbiasa dengan pola BAB saat ini, klien ingin frekuensi BAB
seperti orang normal, 1-2x sehari. Klien mengatakan malu terkadang flatusnya keluar tiba-
tiba.Kantong kolostomi yang dimiliki klien terdapat 3 jenis, salah satunya adalah buatan
klien sendiri dengan menggunakan plastik bening, dibuat lubang sesuai ukuran stoma (40-
45mm), kemudian diberi double-tip untuk merekatkan ke abdomen. Kondisi stoma: pink
kemerahan, lembab, stoma menonjol ±0,5 cm, tidak terjadi iritasi pada kulit sekitar stoma.
Kulit peristomal tampak kering sedikit kehitaman, tidak ada kemerahan, tidak ada benjolan,
tidak ada bentukan jaringan scar. Luka pada kulit di pinggir stoma ± 0,3 cm, pus (-), darah
(-). Pola BAK 5-6x/hari, dilakukan secara mandiri di kamar mandi. Urin berwarna kuning
jernih. Klien mendapat pantangan untuk membasuhkan air di area selangkangan karena
klien sedang mendapat terapi radiasi (mengenai area tersebut), namun sering dilanggar
karena klien merasa tidak bersih hanya dengan tissue yang dibasahkan.
4. Makanan/Cairan
Diet yang diberikan adalah diet Makan Biasa (MB) pantang pedas 1700 kkal/hari. Klien
mengatakan jika tidak sedang mual ia dapat menghabiskan seluruh porsi makanannya,
namun jika mualnya kambuh, ia bisa tidak makan sama sekali di pagi hari, hanya habis
setengah porsi di siang hari, dan 3/4 porsi pada malam hari. Klien mengatakan tidak suka
makan yang manis-manis saat ini karena merasa mual. Klien mengatakan dalam satu hari
dapat minum ± 1800 hingga 2640 cc air putih (hitungan 1 botol air minum). Berat badan
klien SMRS 51 kg, 1 minggu sebelum pengkajian 44 kg, berat saat ini 41 kg. TB: 160 cm.
IMT: 16,20kg/m2 LILA: 20 cm. Klien sedang mendapat terapi radiasi, hari ke 20.
5. Hygiene
Klien mandi 2x sehari di kamar mandi, namun hanya mengelap badan (karena area
selangkangan dan lateral kanan abdomen tidak boleh dibasuh air). Klien menggunakan
pembalut karena terkadang keluar cairan dan lendir dari anusnya. Klien menggosok gigi
setiap mandi pagi dan sebelum tidur, serta mengganti pakaiannya setiap hari.
6. Neurosensori
Klien tidak mengeluhkan sakit kepala, status mental baik, kesadaran compus mentis,
orientasi waktu, tempat dan orang: baik, klien kooperatif, memori saat ini dan masa lalu
baik, penggunaan alat bantu baca (-), lensa kontak (-), alat bantu dengar (-), pupil isokor,
reaksi pupil 2mm/2mm.
7. Nyeri
Klien mengeluhkan nyeri pada area selangkangan, dengan skala 2-3. Biasanya terasa lebih
sakit di malam hari, menyebabkan klien terbangun dini hari. Klien terlihat mengerutkan
muka saat nyeri datang. Klien tampak berjalan perlahan dan mengangkang, dan melindungi
area yang sakit saat berbaring di tempat tidur.
8. Pernapasan
Klien tidak mengeluhkan sesak, tidak ada riwayat merokok. Klien tidak sedang batuk,
bunyi napas vesikuler, wheezing (-), ronki (-), krekels (-), RR:18x/menit, tidak ada
penggunaan otot bantu napas, klien asianosis.
9. Keamanan
Klien tidak memiliki riwayat alergi, suhu badan 36◦C, integritas kulit baik, hanya pada
bokong, perut dan selangkangan tampak kering, dan kehitaman. Kulit pada area
selangkangan tampak mengelupas dan kemerahan.
10. Interaksi Sosial
Klien berinteraksi dengan sesama pasien di kamar rawat dengan baik. Pada saat maghrib
(setelah sholat) klien memandu pasien yang ada di kamar untuk mengaji. Pasien yang ada
di sebelah Tn. D merasa senang dengan keberadaan Tn.D yang dapat dijadikan teman
ngobrol, berbagi cerita serta memberikan support.
Pemeriksaan penunjang pada Tn.D meliputi: 1. Pemeriksaan Laboratorium Hasil
Pemeriksaan Laboratoriom Tn. D
A. DARAH LENGKAP
Leukosit : .............................. ( N : 3.500 – 10.000 / µL
) Eritrosit : .............................. ( N : 1.2 juta – 1.5 juta
µL ) Trombosit : .............................. ( N : 150.000 –
350.000 / µL ) Haemoglobin : 7 ( N : 11.0 –
16.3 gr/dl ) Haematokrit : ............................... ( N : 35.0 –
50 gr / dl )
B. KIMIA
DARAH
Ureum : ............................. ( N : 10 – 50 mg /
dl ) Creatinin : ............................. ( N : 07 – 1.5
mg / dl ) SGOT : ............................. (N:2–
17 )
SGPT : ............................. ( N : 3 – 19 )
BUN : ............................. ( N : 20 – 40 / 10 – 20 mg /
dl ) Bilirubin : ............................. ( N : 1,0 mg / dl )
Total Protein : ............................. ( N : 6.7 – 8.7 mg
/dl ) GD puasa : ............................ ( N : 100
mg/dl )
GD 2 jpp : ............................. ( N : 140 – 180 mg / dl )
C.ANALISA
ELEKTROLIT
Natrium : ............................. ( N : 136 – 145 mmol
/ l ) Kalium : ............................. ( N ; 3,5 – 5,0
mmol / l ) Clorida : ............................. ( N : 98 –
106 mmol / l ) Calsium : ............................. (N:
7.6 – 11.0 mg / dl ) Phospor : .............................
( N : 2.5 – 7.07 mg / dl )
2. Pemeriksaan Histopatologi
Hasil: Rektosigmoid adenocarcinoma poorly differentiated
3. Pemeriksaan MSCT-Scan abdomen (22 Maret 2013)
Hasil: Massa isodens inhomogen daerah rectosigmoid yang berbatasan
langsung dengan uterus dan memberikan enchancement inhomogen,
hepatomegali ringan, suspek metastase ke lien, gambaran ileus obstruktif
partial, MSCT-scan gallbladder, pancreas, ginjal dan vesica urinaria dalam
batas normal.
Terapi Obat :
Rantin Oral 2x1 18.00, & 06.00
Tramadol Oral 3x1 12.00, 18.00, & 06.00
Neurobion Oral 2x1 18.00, & 06.00
Sangobiad Oral 2x1 18.00, & 06.00
Meloderm Topikal 2x1 18.00, & 06.00
Radiocare Topikal 1x1 06.00
Xeloda Oral 2x2 20.00 & 07.00
A. Analisa data
4. Inkontinensia Alvi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam klien
menunjukkan tanda-tanda:
- Pengeluaran feses dapat dikendalikan, 1-2x sehari
- Terbentuknya kebiasaan defekasi rutin yang teratur
Intervensi mandiri:
- Kaji pola BAB klien setiap hari. Rasional: mengetahui pola eleminasi
klien serta respon klien
- Edukasi dan demonstrasi cara irigasi kolostomi sederhana. Rasional:
mengajarkan cara melakukan irigasi sederhana, agar klien dapat melakukan
irigasi meskipun tidak berada di RS
- Evaluasi respon klien setelah dilakukannya irigasi sederhana. Rasional:
mengetahui perasaan klien terhadap proses irigasi dan tindak lanjut
selanjutnya yang diinginkan klien
- Bantu lakukan irigasi kolostomi teratur setiap hari jika memungkinkan.
Rasional: membantu klien dalam membiasakan diri melakukan irigasi
kolostomi sebelum dirinya mampu secara mandiri
5. Gangguan Eliminasi Urin
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam klien
menunjukkan tanda-tanda:
- Klien tidak mengeluhkan terkait frekuensi BAKnya
- Kebutuhan cairan klien terpenuhi dengan baik
Intervensi mandiri:
- Monitor intake dan output cairan. Rasional: deteksi dini
ketidakseimbangan cairan tubuh akibat peningkatan frekuensi BAK
- Monitor frekuensi, jumlah dan karakteristik urin saat BAK. Rasional:
membantu mengidentifikasi status keseimbangan cairan tubuh klien.
- Motivasi klien untuk menekan atau menahan urinasi semampu klien.
Rasional: Mempertahankan kemampuan kandung kemih dan sfingter uretra
untuk menahan urin
- Edukasi klien untuk minimalkan minum sebelum tidur di malam hari.
Rasional: Meminimalkan gangguan untuk tidur
- Edukasi klien terkait penyebab gangguan pola eliminasi BAK. Rasional:
Memberikan ketenangan pada klien, agar klien tidak merasa terganggu
dengan kondisi saat ini.
B. Implementasi
1. Integritas kulit
25 Maret 2020 pkl 15.30 26 Maret 2020 pkl 09.00 27 Maret 2020 pkl 21.00
Implementasi Implementasi Implementasi
a. Mengkaji asupan makanan a. Mengkaji asupan makanan a. Mengkaji asupan makanan
hari ini hari ini hari ini
b. Mengkaji adanya b. Mengkaji adanya b. Memotivasi klien
mual/muntah mual/muntah meningkatkan asupan
c. Memotivasi klien c. Memotivasi klien makanan
meningkatkan asupan meningkatkan asupan c. Menimbang BB &
makanan, makanan menghutung IMT
dengan menambah lauk yang d. Memotivasi keluarga d. Memberi reinforcement
klien sukai di luar (suami klien) untuk positif atas penambahan
pantangan diet klien membantu klien meningkatkan BB klien
d. Menimbang BB & asupan makanan Evaluasi:
menghutung IMT dengan menyediakan makanan S: klien mengatakan tidak
e. Kolaborasi ahli gizi yang disukai klien mual hari ini, sarapan dan
Evaluasi: dan menemani klien saat makan siang habis satu porsi,
S: klien mengatakan tidak makan klien minum susu
mual hari ini, sarapan dan Evaluasi: yang diberikan ahli gizi tadi
makan siang habis satu porsi, S: klien mengatakan tidak pagi. Klien
plus jeruk satu buah mual dan muntah hari ini, mengatakan senang BBnya
O: klien tempak kurus, lemas sarapan habis satu porsi bertambah (setelah
(-), lemah (-). BB: 43kg, O: klien tempak kurus, lemas dilakukan pengukuran)
TB: 160cm, IMT: 16,80kg/m2 (-), lemah (-). IMT O: klien tempak kurus, lemas
. Diet makan hari ini terakhir (20 Mei 2013): (-), lemah (-). BB:
dinaikkan oleh ahli gizi 16,80kg/m2 44kg, TB: 160cm, IMT: 17,19
menjadi dari 1700 kkal A: Ketidakseimbangan nutrisi kg/m2
menjadi 2100 kkal ditambah kurang dari kebutuhan A: Ketidakseimbangan nutrisi
susu protein 26 masih terjadi: IMT belum kurang dari
g/hari mencapai target (17,0 kebutuhan teratasi: IMT sudah
A: Ketidakseimbangan nutrisi kg/m2) mencapai target
kurang dari kebutuhan P: Motivasi asupan makanan (17,0 kg/m2)
masih terjadi: IMT belum cemilan, kamis timbang BB P: Motivasi asupan makanan
mencapai target (17,0 dan hitung IMT, cemilan, timbang BB kembali,
kg/m2) motivasi meningkatkan BB di
P: Motivasi asupan makanan rumah hingga 48- 56 kg (IMT
cemilan, kamis timbang BB 18,75-21,88 kg/m2)
dan hitung IMT, kolaborasi
anti emetik
2. Inkontinensia Alvi
25 Maret 2020 pkl 09.00 26 Maret 2020 pkl 15.00 27 Maret 2020 pkl 18.00
Implementasi Implementasi Implementasi:
a. Mengkaji pola BAB klien hari a. Mengkaji pola BAB 24 jam a Mengkaji pola BAB klien hari
ini terakhir, mendengarkan BU ini
b. Menanyakan kembali perasaan dalam 1 menit b Mengevaluasi kembali
dan keinginan klien terhadap c. Menjelaskan tentang tujuan perasaan klien
pola BAB irigasi kolostomi, prosedur secara terkait pola BABnya
c. Menghitung BU dalam satu singkat serta c Menghitung BU dalam satu
menit efek yang dirasakan, menit
d. Membuat kontrak & menanyakan kembali kesediaan d Menjelaskan tindak lanjut
menjelaskan tentang tujuan dan klien terapi irigasi
prosedur irigasi kolostomi e. Menyiapkan klien dan kolostomi
sederhana mendekatkan alat, memasang Evaluasi:
Evaluasi: pengalas S: klien mengatakan ingin
S: Klien mengatakan ingin BAB f. Menggunakan sarung tangan & melanjutkan
hanya 1-2x/hari, klien melakukan stoma tuse irigasi kolostomi kemarin karena
mengatakan BAB hari ini baru g. Melakukan proses irigasi merasa lebih enak setelahnya,
1x dengan konsistensi lunak, kolostomi sederhana, alat: plabot hari ini
klien setuju untuk irigasi hari NaCl 500cc berisi klien sudah BAB 1x, BAB sudah
rabu pagi air hangat, kateter folley, selang lancar, konsistensi lunak
O: tidak ada feses pada kantong infus, bengkok, alas, tiang infus, O: tidak ada feses pada kantong
kolostomi, BU:4x/menit, klien spuit 50cc kolostomi, BU:5x/menit, kondisi
tampak antusias mendengar i. Mengkaji kondisi klien 30 stoma pink kemerahan, tidak
tentang irigasi kolostomi menit setelah irigasi dilakukan mengerut, hanya seperti mundur
A: Inkontinensia alvi masih Evaluasi: dari
terjadi S: Klien mengatakan belum BAB sebelumnya (menonjol <0,3 cm).
P: Irigasi kolostomi sederhana dari kemarin malam. Klien A: Inkontinensia alvi masih
mengatakan ingin terjadi,
sekali pola BABnya teratur, 1-2x intervensi irigasi kolostomi tidak
sehari. Klien mengatakan tidak dilanjutkan
nyaman P: Cek kondisi stoma, laporkan
dengan posisi duduk. Klien dokter
mengatakan agak nyeri pada saat terkait kondisi stoma yang sedikit
dilakukan stoma tertarik ke dalam
tuse. Klien mengatakan merasa
nyaman saat air hangat
dimasukkan ke dalam
stoma. 30 menit setelah proses
selesai, klien mengatakan ingin
lagi dilakukan
irigasi kolostomi, karena feses
padat telah berhasil keluar dari
stoma dan
klien sudah mengganti kantong
dengan yang baru
O: BU 3x/menit (lemah), terdapat
tahanan saat dilakukan stoma
tuse dengan
kelingking ±4cm, air langsung
mengalir keluar saat dialirkan
melalui kateter
folley, air juga mengalir kembali
saat dimasukkan dengan spuit
50cc, feses (-
), lendir (-), flatus (-). 20 menit
kemudian tampak ada feses padat
keluar dari
stoma, tertampung di kantong
yang baru diganti. Klien terlihat
senang dan
antusias.
A: Inkontinensia alvi masih
terjadi: pola BAB klien belum
normal
P: Tunda irigasi kolon
selanjutnya, kolaborasi dokter
terkait respon klien dan
rencana tindak lanjut. Motivasi
klien banyak konsumsi buah dan
sayur