Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

COLOSTOMY

A. Definisi

Kolostomi adalah lubang yang dibuat melalui dinding abdomen kedalam kolon iliaka
(assenden) sebagai tempat mengeluarkan feses (Pearce, 2009 dalam Nainggolan & Asrizal,
2013). Pembentukan kolostomi dapat dilakukan secara permanen atau sementara tergantung
tujuan dilakukan operasi dan 10% diantaranya adalah kolostomi permanen (Vonk-Klassen, et
al, 2015). Lubang kolostomi yang muncul di permukaan/dinding abdomen yang berwarna
kemerahan disebut stoma.

Colostomy adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon
dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau
menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD, 1983). Sebuah lubang buatan
yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M.
Bouwhuizen, 1991).

Colostomi dapat berupa secostomy, colostomy transversum, colostomy sigmoid,


sedangkan colon accendens dan descendens sangat jarang dipergunakan untuk membuat
colostomy karena kedua bagian tersebut terfixir retroperitoneal. Colostomy pada bayi dan
anak hampir selalu merupakan tindakan gawat darurat, sedang pada orang dewasa merupakan
keadaan yang pathologis. Colostomy pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.

B. Jenis-jenis Kolostomi

A. Kolostomi dibuat berdasarkan indikasi dan tujuan tertentu, sehingga jenisnya ada beberapa
macam tergantung dari kebutuhan pasien. Kolostomi dapat dibuat secara permanen maupun
sementara.

1. Kolostomi Permanen Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien


sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan,
perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan
feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan
satu ujung lubang).
2. Kolostomi temporer/ sementara Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi
kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan
seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung
lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel.

B. Jenis Kolostomy berdasarkan tempatnya

Jenis kolostomi berdasarkan lokasinya;

- transversokolostomi merupakan kolostomi di kolon transversum,


- sigmoidostomi yaitu kolostomi di sigmoid,
- kolostomi desenden yaitu kolostomi di kolon desenden
- kolostomi asenden, adalah kolostomi di asenden (Suriadi, 2006)

C. Berdasarkan lubang colostomy, dibagi menjadi 3 :

1. Single barreled stoma,

Yaitu dibuat dari bagian proksimal usus. Segmen distal dapat dibuang atau ditutup.

2. Double barreled,

Biasanya meliputi kolon transversum. Kedua ujung kolon yang direksesi dikeluarkan
melalui dinding abdominal mengakibatkan dua stoma.Stoma distal hanya mengalirkan
mukus dan stoma proksimal mengalirkan feses.

3. Kolostomi lop-lop,

Yaitu kolon transversum dikeluarkan melalui dinding abdomen dan diikat ditempat
dengan glass rod.Kemudian 5-10 hari usus membentuk adesi pada dinding abdomen,
lubang dibuat dipermukaan terpajan dari usus dengan menggunakan pemotong.

C. Indikasi
Indikasi colostomy yang permanent. Pada penyakit usus yang ganas seperti carsinoma
pada usus. Kondisi infeksi tertentu pada colon:

- Trauma kolon dan sigmoid


- Diversi pada anus malformasi
- Diversi pada penyakit Hirschsprung
- Diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid anal kanal

D. Komplikasi
a. Prolaps, merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan kulit.

Prolaps dapat dibagi 3 tingkatan:

- Penonjolan seluruh dinding colon termasuk peritonium kadang-kadang sampat loop


ilium.
- Adanya strangulasi dan nekrosis pada usus yang mengalami penonjolan.
- Prolaps dapat terjadi oleh adanya faktor-faktor peristaltik usus meningkat, fixasi usus
tidak sempurna, mesocolon yang panjang, tekanan intra abdominal tinggi, dinding
abdomen tipis dan tonusnya yang lemah serta kemungkinan omentum yang pendek
dan tipis.

b. lritasi Kulit

Hal ini terutama pada colostomy sebelah kanan karena feces yang keluar mengandung
enzim pencernaan yang bersifat iritatif. Juga terjadi karena cara membersihkan kulit yang
kasar, salah memasang kantong dan tidak tahan akan plaster.

c. Diare

Makin ke proksimal colostominya makin encer feces yang keluar. Pada sigmoid biasanya
normal.

d. Stenosis Stoma

Kontraktur lumen terjadi penyempitan dari celahnya yang akan mengganggu pasase
normal feses.

e. Eviserasi

Dinding stoma terlepas dari dinding abdomen sehingga organ intra abdomen keluar
melalui celah.

f. Obstruksi/ penyumbatan

Penyumbatan dapat disebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya pengerasan
feses yang sulit dikeluarkan. Untuk menghindari terjadinya sumbatan, pasien perlu
dilakukan irigasi kolostomi secara teratur. Pada pasien dengan kolostomi permanen
tindakan irigasi ini perlu diajarkan agar pasien dapat melakukannya sendiri di kamar
mandi.
g. Infeksi

Kontaminasi feses merupakan factor yang paling sering menjadi penyebab terjadinya
infeksi pada luka sekitar stoma. Oleh karena itu pemantauan yang terus menerus sangat
diperlukan dan tindakan segera mengganti balutan luka dan mengganti kantong kolstomi
sangat bermakna untuk mencegah infeksi.

h. Retraksi stoma/ mengkerut

Stoma mengalami pengikatan karena kantong kolostomi yang terlalu sempit dan juga
karena adanya jaringan scar yang terbentuk disekitar stoma yang mengalami pengkerutan.

i. Prolaps pada stoma

Prolaps merupakan penonjolan mukosa colon 6 cm atau lebih dari permukaan


kulit.Stenosis

Penyempitan dari lumen stoma.

j. Perdarahan stoma

k. Hernia Paracolostomy

l. Pendarahan Stoma

m. lnfeksi luka operasi

n. Retraksi : karena fixasi yang kurang sempurna

o.Sepsis dan kematian

E. Patofisiologi

Klien yang mengalami kelainan pada usus seperti: obstruksi usus, kanker kolon,kolitis
ulceratif, penyakit Divertikuler akan dilakukan pembedahan yang disebut dengan kolostomi
yaitu lubang dibuat dari segmen kolon ( asecenden, tranversum dan sigmoid ). Lubang
tersebut ada yang bersifat sementara dan permanen.Kolostomi asenden dan transversum
bersifat sementara,sedangkan kolostomi sigmoid bersifat permanen. Kolostomi yang bersifat
sementara akan dilakukan penutupan.

F. Pemeriksaan Penunjang
- Foto polos abdomen 3 posisi

- Colon inloop

- Colonoscopy

- USG abdomen

G. Pendidikan pada Pasien/ Keluarga


Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan baik sebelum maupun
setelah operasi terutama tentang perawatan kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan
kolostomi permanen. Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien/ keluarga adalah:
1. Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan benar. Teknik
perawatan stoma dan kulit sekitar stoma. Waktu penggantian kantong kolostomi.
Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien.
2. Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk menyesuaikan.
Pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas pasien. Berbagai jenis makanan
bergizi yang harus dikonsumsi. Makanan yang tinggi serat.
3. Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien. Berbagi hal/
keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter (jika pasien sudah dirawat
dirumah). Berobat/ control ke dokter secara teratur.

F. Asuhan Keperawatan Colostomy

1. Pengkajian

a. Keadaan stoma :

- Warna stoma (normal warna kemerahan).

- Tanda-tanda perdarahan (perdarahan luka operasi).

- Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor, color, dolor, fungsi laese).

- Posisi stoma.

b. Apakah ada perubahan eliminasi tinja :

- Konsistensi, bau, warna feces.

- Apakah ada konstipasi / diare ?


- Apakah feces tertampung dengan baik ?

- Apakah pasien/ keluarga dapat mengurus feces sendiri ?

c. Apakah ada gangguan rasa nyeri :

- Keluhan nyeri ada/ tidak.

- Hal-hal yang menyebabkan nyeri.

- Kualitas nyeri.

- Kapan nyeri timbul (terus menerus / berulang).

- Apakah pasien gelisah atau tidak.

d. Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi

- Tidur nyenyak/ tidak.

- Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.

- Adakah faktor lingkungan mempersulit tidur.

- Adakah faktor psikologis mempersulit tidur

e. Bagaimana konsep diri pasien

f. Bagaimana persepsi pasien terhadap: identitas diri, harga diri, ideal diri, gambaran diri,
& peran.

g. Apakah ada gangguan nutrisi :

- Bagaimana nafsu makan klien.

- BB normal atau tidak.

- Bagaimana kebiasaan makan pasien.

- Makanan yang menyebabkan diare.

- Makanan yang menyebabkan konstipasi.

h. Apakah pasien seorang yang terbuka


- Maukah pasien mengungkapkan masalahnya.

- Dapatkah pasien beradaptasi dgn lingkungan setelah tahu bagian tubuhnya diangkat.

i. Prioritas Perawatan Ditujukan Kepada:

- Pengkajian mengenai penyesuaian psikologis.

- Pencegahan terhadap komplikasi.

- Pemberian dukungan untuk rnerawat anak.

- Menyediakan informasi bagi keluarga.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan trauma jaringan

2. Kerusakan intregitas kulit berhubungan dengan pemasangan kolostomi

3. Gangguan konsep diri / citra diri berhubungan dengan perubahan anatomis

4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan luka insisi akibat tindakan colostomy

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya luka pasca bedah di abdomen

6. Nutrisi kuarang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi tidak adekuat

Anda mungkin juga menyukai