dengan Gastrostomi
Ika Nur Pratiwi
• Gastrostomi adalah prosedur pembedahan
yang dilakukan untuk membuat lubang
kedalam lambung dengan tujuan utama
pemberian makanan dan minuman.
Indikasi
• Dekompresi usus karena keganasan abdominal
yang menyebabkan gastric outlet atau obstruksi
usus halus atau ileus.
• Pasien yang tidak dapat memfasilitasi makanan
melalui mulut ke lambung karena stroke, cerebral
palsy, cedera kepala, amyotropiclateral schlerosis
dan kesulitan menelan
• Pasien yang memiliki trauma, kanker atau operasi
GITatas atau traktus respiratorius dilakukan untuk
mempertahankan asupan nutrisi
Metode pembedahan
• Gastrostomi Stamm (temporer atau
permanen)
• Gastrostomi Janeway (permanen)
• Gastrostomi endoskopi perkutan (PEG)
Gastrostomi Stamm (temporer atau
permanen)
• memerlukan jahitan purse-string konsentik untuk
mengamankan selang pada dinding lambung anterior
• Jalan keluar luka tikam dibuat di abdomen atas kiri untuk
membuat gastrostomi
Gastrostomi Janeway (permanen)
• pembuaatan terowongan (yang disebut selang
lambung) menembus abdomen untuk
membentuk stoma permanen
Gastrostomi endoskopi perkutan (PEG)
• Dokter pertama memasang kanula kedalam
lambung melalui insisi abdomen
• Dokter kedua, melihat melalui endoskop yang
telah dimasukkan ke dalam saluran GI atas,
senar endoskopi untuk menggenggam ujung
jahitan
Proses Keperawatan
A. Praoperatif
• Fokus pengkajian: kemampuan untuk
memahami dan menerima pengalaman
pembedahan yang dilakukan, menyesuaikan
dengan perubahan gambaran diri,
berpartisipasi dalam perawatan diri
terevaluasi.
A. Praoperatif
• Intervensi Keperawatan:
1. Jelaskan prosedur operasi dengan tujuan
membuat pintasan esofagus, cairan langsung
masuk ke lambung dengan selang plastik/
karet/ prostesis.
2. Jelaskan program pasca operatif yang
diharapkan.
3. Evaluasi kondisi kulit dan antisipasi gangguan
sistemik (misalnya diabetes)
B. Pascaoperatif
Pengkajian
1. Kebutuhan cairan dan nutrisi
2. Observasi kondisi selang dan sekitarnya
3. Kaji psikologis: perubahan gambaran tubuh
dan pemahaman tentang prosedur
pemberian makan
Diagnosa keperawatan
• Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
• Resiko infeksi
• Kerusakan integritas kulit
• Kopig tidak efektif
• Gangguan citra tubuh
• Kurang pengetahuan
Intervensi keperawatan
• Pemenuhan kebutuhan Nutrisi
1. Cairan nutrisi diberikan segera setelah
pembedahan (air hangat dan glukosa 10%);
pertama 30-60ml, kedua 180-240ml sesuai
toleransi.
2. Cairan tinggi kalori ditambahkan bertahap.
Pemberian bolus makan 300-500 ml biasanya
memerlukan 10-15 menit.
3. Kaji toleransi klien terhadap nutrisi
4. Ajarkan teknik pemberian nutrisi yang tepat
bagi klien
Mempertahankan posisi fowler atau semi fowler
sedikitnya setengah jam setelah pemberian makan
untuk memudahkan pencernaan dan menurunkan
resiko aspirasi.
• Perawatan selang dan pencegahan infeksi
1. Pertahankan patensi selang, kateter ditutup
dengan kassa steril dan buat balutan
montgomery untuk mencegah kebocoran
2. Perawatan kulit sekitar dengan salep lunak
(zink oksida) atau wafer stomahesif
3. Ganti balutan setiap 2-3 hari, ajari keluarga.
Asuhan Keperawatan Klien
dengan Colostomi
Ika Nur Pratiwi
Definisi
• Kolostomi adalah pembuatan stoma atau
lubang pada kolon atau usus besar
• Akhir atau ujung dari usus besar yang
dikeluarkan pada abdomen disebut stoma.
• Stoma bersifat basah, mengkilat dan
permukaannya berwarna merah, seperti
membran mukosa pada oral.
• Indonesian Ostomy Association (INOA)
mengatakan bahwa jumlah kasus yang
menggunakan stoma terus meningkat, dan
penyebab tersering di Indonesia sendiri adalah
karena keganasan (Indonesian Ostomy
Association, 2010).
Indikasi Kolostomi
1. Atresia Ani : tertutupnya anus secara
abnormal meliputi anus, rektum atau
keduanya
2. Penyakit Hirschprung atau megakolon
aganglionik bawaan
3. Malforasi Anorektum : Fistula Rektovesika
(saluran kencing pada setinggi leher vesika
urinaria ), Fistula Rektouretra (bagian bawah
uretra atau bagian atas uretra )
• Kurnia (2012) memaparkan, sekitar 100.00
orang yang dilakukan indikasi pemasangan
stoma pada umumnya disebabkan oleh kanker
kolorektal, kanker kandung kemih, kolitis
ulseratif, penyait Crohn, diverticulitis,
obstruksi, inkontinensia urin dan fekal, dan
trauma.
• Lukong, Jabo, dan Mfuh (2012) melakukan
penelitian terhadap 38 neonatus, dan indikasi
pemasangan kolostomi yang ditemukan
adalah karena malformasi anorektal (97,4%)
dan atresia kolon (2,6%).
Jenis Stoma Kolostomi
Berdasarkan lokasinya, ada 3 jenis kolostomi
menurut American Cancer Society (2011) :
1. Kolostomi Asendens : terletak di sisi kanan
perut. keluarannya berbentuk cair dan
mengandung banyak enzim pencernaan
2. Kolostomi Transversal : terletak di perut
bagian atas
3. Kolostomi Desenden/Sigmoid : ditempatkan
di sisi kiri bawah perut. Feses yang keluar
berbentuk padat
Menurut Potter & Perry (2006), ada 3 jenis
bentuk stoma kolostomi, yaitu:
1. Loop Colostomy : dilakukan dalam keadaan darurat.
Mempunyai stoma yang berukuran besar, dibentuk di
kolon transversal dan bersifat sementara. Lengkung
ostomi memiliki dua buah lubang pada stoma. Ujung
proksimal mengeluarkan feses sedangkan bagian
distal mengeluarkan lendir.
2. End colostomy : memotong usus dan
mengeluarkan ujung usus proksimal ke
permukaan abdomen sebagai stoma tunggal.
bagian distal saluran pencernaan dapat
dibuang atau dijahit tertutup dan dibiarkan di
dalam rongga abdomen.
3. Double-Barrel colostomy terdiri dari dua
stoma yang berbeda stoma: stoma proksimal
yang berfungsi dan stoma stoma distal yang
tidak berfungsi. Biasanya bersifat sementara
(temporer).
Komplikasi Stoma