PENDAHULUAN
1
menyebabkan penggunaan kontrasepsi terasa canggung bagi wanita.
Pendapat suami mengenai Keluarga Berencana cukup kuat pengaruhnya
untuk menentukan penggunaan metode keluarga berencana oleh istri.
Berbagai budaya mendukung kepercayaan bahwa pria mempunyai hak
akan fertilitas istri mereka. Di Papua Nugini dan Nigeria, wanita tidak
dapat membeli kontrasepsi tanpa persetujuan suami.(Klobinsky,.1997).
1.4 Manfaat
Mahasiswa mampu memahami tentang konsep keperawatan pada
komunitas kelompok pasangan usia subur serta mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada pada komunitas pasangan usia subur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan
metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat
diperhitungkan untuk miningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang
akan datang.
Adapun ruang lingkup kelompok pasangan usia subur menurut BKKBN (2011)
yaitu :
a. Peserta KB
Adalah pasangan usia subur yang suami/isterinya sedang memakai
atau menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi modern pada tahun
pelaksanaan pendataan keluarga/pemutakhiran data keluarga. Dalam
pengertian ini tidak termasuk cara cara kontrasepsi tradisional, seperti pijat
urut, jamu dan juga tidak termasuk cara cara KB alamiah seperti pantang
berkala, senggama terputus dan sebagainya.
3
Adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan keluarga/
pemutakhiran data keluarga, sedang tidak menggunakan salah satu
alat/cara kontrasepsi, dan tidak sedang hamil, karena menginginkan anak
segera (batas waktu kurang dari dua tahun).
"Ingin Anak Tunda"
Adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan keluarga/
pemutakhiran data keluarga, sedang tidak menggunakan salah satu
alat/cara kontrasepsi, tetapi ingin menunda (batas waktu dua tahun atau
lebih) untuk kelahiran anak berikutnya.
"Tidak Ingin Anak Lagi"
Adalah pasangan usia subur yang pada saat pendataan keluarga/
pemutakhiran data keluarga, sedang tidak menggunakan salah satu
alat/cara kontrasepsi, tetapi juga tidak menginginkan anak lagi.
4
reproduksi dan pemenuhan hak-hak reproduksi bagi remaja secara
terpadu dengan memperlihatkan keadilan seluruh gender.
Keterangan :
1. Infertilitas
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk
mencapai kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung
(Keperawatan Medikal Bedah)
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang
telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual
5
tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak,
(Sarwono,2000).
Infertilitas berarti melaksanakan tugas dan upaya selama setahun
belum berhasil hamil dengan situasi rumah tangga normal (Manuaba,
2001).
Klasifikasi infertilitas terdiri dari 2 macam :
1. Infertilitas primer : jika perempuan belum berhasil hamil walaupun
koitus teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama
12 bulan berturut-turut.
2. Infertilitas sekunder : jika perempuan pernah hamil namun tidak
berhasil untuk hamil lagi walaupun koitus teratur dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut
2. Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput
(membran) yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh
manusia. Terdapat berbagai macam jenis kista dan pengaruhnya yang
berbeda terhadap kesuburan. Hal penting lainnya adalah mengenai ukuran
kista. Tidak semua kista harus dioperasi mengingat ukuran juga menjadi
standar untuk tindakan operasi. Jenis kista yang paling sering
menyebabkan infertilitas adalah sindrom ovarium polikistik.
6
dan ssikap dari PUS tentang PMS tersebut. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara umur dengan sikap wanita usia subur
tentang penyakit menular seksual, begitu juga antara umur dengan
pengetahuan PUS tentang PMS.
Kontrasepsi
7
Kontrasepsi berawal dari kata kontrol berarti mencegah atau melawan
sedangkan kontasepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan
sel sperma yang mengakibatkan kehamilan . jadi, kontasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma (Fitria,2008)
Syarat-syarat kontrasepsi (Hartanto,2007)
a. Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
b. Lama kerja dapat diatur menurut keinginan
c. Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal
d. Harganya dapat dijangkau masyarakat
e. Cara penggunaan sedehana
f. Tidak menganggu hubungan suami istri
g. Tidak memerlukan kontrol yang ketat selama pemakaian
Macam metode atau cara kontrasepsi
a. Metode kontrasepsi sederhana
1. Tanpa alat atau obat, antara lain
a) Metode kalender (pantangan berkala)
b) Metode lender servik
c) Metode suhu basal
d) Coitus interutus (senggama terputus)
e) Metode simpto-therma
2. Dengan alat atau obat, antara lain
a) Mekanisme (barrier)
b) Kondom
c) Intovagina wanita antara lain : diafragma, spons dan
kap sevix
d) Kimiawi dengan spermisid antara lain : vaginal
cream, vaginal foam, vagina jelly, vagina
suppositoria, vaginal tablet
b. Metode kontrasepsi efektif
1. Kontrasepsi hormonal (KB pil dan suntik)
2. Implan
8
3. Alat kontrasepsi dalam rahim
c. Metode kontrasepsi (Hartanto,2007:42)
1. Metode operatif pria (MOP/Vasektomi)
2. Metode operatif wanita (MOW/Tubektomi)
a. Vasektomi
Vasektomi adalah metode operasi pria (MOP) dengan jalan
memotong vas deferen sehingga tidak terdapat spermatozoa
9
dalam cairan sperma. Setelah menjalani vasektomi tidak segera
akan steril, tetapi memerlukan sekitar 12 kali ejakulasi, baru
sama sekali bebas dari spermatozoa. Oleh karena itu,
diperlukan penggunaan kondom selama 12 kali sehingga bebas
untuk melakukan hubungan seksual.
b. Tubektomi
Tubektomi adalah tindakan yang dilakukan pada kedua
tuba fallopi wanita. Keuntungan dari tindakan ini adalah :
a. Motivasi hanya dilakukan sekali saja
b. Efektivitas hampr 100%
c. Tidak mempengaruhi libiduo seksualis
d. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada.
10
BAB III
STUDI KASUS
11
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1Pengkajian
a. Data inti
Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri :
Jumlah penduduk : 162 jiwa.
1) Umur : 0 5 th : 25
6 12 th : 34
13 19 th : 32
20 45 th : 43
> 45 th : 28
2) Pendidikan : Tingkat pendidikan pasangan usia subur masih
cukup rendah 65% merupakan tamatan SD maupun SMP.
3) Jenis kelamin :Pada kelompok usia 20-45 tahun :
Perempuan : 38 orang
Laki-laki : 25 orang
4) Pekerjaan : Petani dan peternak
5) Agama : Mayoritas penduduk Islam (Islam (72%), Kristen (24%)
dan Hindu (4%).
6) Nilai nilai : 7 dari 10 pasangan subur beranggapan bahwa
penyuluhan KB di puskesmas tidak penting, daripada berkerja untuk
mencari nafkah untuk keluarga.
b. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas
1. Lingkungan Fisik
Menurut hasi observasi lingkungan RT 02 RW 01 Kelurahan A sudah
baik, kebersihan lingkungan sangat terjaga karena sering diadakan kerja
bakti rutin penduduk.
2. Pelayanan kesehatan dan social
3. Terdapat fasilitas pelayanan kesehatan berupa puskesmas akan tetapi
pelayanan masih kurang baik. Lokasi puskesmas masih cukup jauh
dengan persebaran penduduk kelompok pasangan usia subur yang ada
sehingga dari total kelompok penduduk pasangan usia subur yang ada
12
(10 pasang) hanya sekitar 3 pasangan yang mengetahui dan aktif
mengikuti kegiatan puskesmas. Sedangkan 7 pasangan usia subur sudah
mengetahui tapi tidak aktif mengikuti kegiatan puskesmas. Salah satu
program puskesmas yaitu program KB. Penyebab yang paling banyak
pasangan usia subur tidak aktif mengikuti program KB dikarenakan
adanya anggapan tidak penting dan fokus untuk mencari nafkah untuk
keluarganya ditambah juga tidak adanya asuransi yang mennaggung
untuk program. Keparahan bertambah akibat kurang aktifnya tenaga
puskesmas yang kurang aktif dalam penyebaran informasi terhadap
pasangan usia subur yang tidak mengikuti program puskesmas tersebut.
4. Ekonomi
Status ekonomi pasanganusia subur yang ada diRT 02 RW 01
Kelurahan Amenurut hasil wawancara dengan ketua RT 73% kelompok
usia 20-45 tahun aktif bekerja baik sebagai petani maupun peternak
dengan penghasilan rata-rata Rp 1.000.000 yang kiranya cukup kurang
untuk menghidupi 4-7 orang per KK.
5. Keamanan
Lingkungan RT.02 dapat dikatakan cukup aman. Hal ini
dikarenakan tingkat kebersamaan antar warga juga erat, sarana dan
prasarana kurang memadai.
6. Politik dan kebijakan pemerintah
Upaya pemerintah yang ada di kawasan tersebut adalah
penempatan puskesmas yang cukup jauh dari penyebaran rumah warga.
Ditambah lagi program-program puskesmas belum berjalan
maksimaldikarenakan sosialisasi dari pihak puskesmas masih kurang.
7. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi dan sosialisasi petugas kesehatan puskesmas
masih kurang baik terkait dengan masih adanya penduduk yang tidak
menghimbau adanya program puskesmas untuk pasangan usia subur.
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan pasangan usia subur masih cukup rendah 65%
penduduk kelompok usia 20-45 tahun adalah lulusan SD maupun SMP.
13
Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan pasnagan usia subur
akan pentingnya mengikuti program puskesmas dan program-progran
lain yang berkaitan untuk menunjang kesehatan dan kesejahteraan
pasangan usia subur.
9. Rekreasi
Penduduk pasangan usia subur RT.02 jarang melakukan rekreasi
karena tidak terdapat area rekreasi yang dekat dengan wilayah mereka.
4.2 Analisa Data
14
mengikuti kegiatan
puskesmas. Sedangkan
7 pasangan usia subur
sudah mengetahui tapi
tidak aktif mengikuti
kegiatan puskesmas.
4. tidak adanya asuransi
yang menaggung untuk
program puskesmas
tersebut.
5. kurang aktifnya tenaga
puskesmas yang kurang
aktif dalam penyebaran
informasi terhadap
pasangan usia subur
yang tidak mengikuti
program puskesmas
tersebut.
DS : Lokasi puskesmas Masalah Aktual :
Masyarakat beranggapan tidak masih cukup jauh perilaku kesehatan
penting untuk mengikuti cenderung beresiko
penyuluhan KB di puskesmas Adanya program (D0099)
dan lebih fokus mencari nafkah KB dari puskesmas
untuk keluarganya.
DO : tidak adanya
1. Sudah terdapat fasilitas asuransi yang
pelayanan kesehatan menaggung untuk
berupa puskesmas akan program tersebut.
tetapi pelayanan masih
kurang baik. Kurangnya minat
2. Lokasi puskesmas dan penghasilan
masih cukup jauh
15
dengan persebaran Ketidakpatuhan
penduduk kelompok
pasangan usia subur.
3. kelompok penduduk perilaku kesehatan
pasangan usia subur cenderung beresiko
yang ada (10 pasang)
hanya sekitar 3
pasangan yang
mengetahui dan aktif
mengikuti kegiatan
puskesmas. Sedangkan
7 pasangan usia subur
sudah mengetahui tapi
tidak aktif mengikuti
kegiatan puskesmas.
4. tidak adanya asuransi
yang mennaggung
untuk program
puskesmas tersebut.
5. kurang aktifnya tenaga
puskesmas yang kurang
aktif dalam penyebaran
informasi terhadap
pasangan usia subur
yang tidak mengikuti
program puskesmas
tersebut.
16
4.3 Intervensi
Kategori : Perilaku
NOC NIC
17
1. Merasakan pentingnya 4. Bantu pasien untuk
mengambil tindakan merumuskan rencana yang
2. Merasakan ancaman jika tidak sistematis terhadap perubahan
bertindak perilaku
3. Merasakan manfaat (dari
bertindak) Fasilitas Pembelajaran (5520)
1. Sesuaikan instruksi dengan
tingkat pendidikan dan
kemampuan memahami klien
2. Sesuaikan informasi dengan
gaya hidup dan rutinitas pasien
3. Hubungan informasi dengan
kebutuhan dan keinginan klien
4. Dorong klien berpartisipasi
aktif.
Kategori : Psikologis
18
Subkategori : Integritas Ego
NOC NIC
19
harapan antara pasien, P : intervensi diberhentikan
keluarga, dan tenaga
kerja
3. Mengurangi perbedaan
harapan antara pasien,
keluarga dan tenaga
kesehatan
4. Membantu pasien untuk
mengidentifikasi tujuan
spesifik untuk berubah
5. Membantu pasien untuk
mengdentifikasi perilaku-
perilaku sasaran yang
perlu dirubah, serta untuk
mencapai tujuan yang
diinginkan
6. Membantu pasien dalam
mengidentifikasi tahapan
perubahan-perubahan
7. Membantu pasien untuk
merumuskan rencana
yang sistematis terhadap
perubahan perilaku
8. Menyesuaikan instruksi
dengan tingkat
pendidikan dan
kemampuan memahami
klien
9. Menyesuaikan informasi
dengan gaya hidup dan
rutinitas pasien
10. Menghubungan informasi
20
dengan kebutuhan dan
keinginan klien
11. Mendorong klien
berpartisipasi aktif.
12. Membantu kelompok
atau masyarakat dalam
mengidentifikasi
kebutuhan atau masalah
kesehatan yang signifikan
13. Mengembangkan tujuan
dan sasaran untuk
mengatasi kebutuhan
21
Implementasi dan Evaluasi
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pasangan usia subur (PUS) berkisar antara usia 20-45 tahun dimana
pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal
terlebih organ reproduksinya.Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat
menjaga dan memanfaatkan kesehatan reproduksinya.
5.2 Saran
Sebagai pasangan usia subur memang seharusnya menjaga dan
memanfaatkan organ reproduksinya sebaik mungkin untuk masa depan. Dan
sebagai tenaga kesehatan, perawat juga bertugas untuk mengedukasi
pengetahuan tentang organ reproduksi kepada masyarakat dan memberikan
layanan konsultasi untuk masalah keseatan reproduksi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
Benson, Ralph.2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:Arcan
Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: ECG
Burner and suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8
volume 2. Jakarta : ECG
Manuaba. IBG. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi
dan KB. Jakarta:ECG
Reeder, Sharon J .2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi dan
Keluarga. Edisi 18. Jakarta: ECG
Wiknjosastro.Hanifa.2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP
24