Anda di halaman 1dari 18

2.

6 Instrumen Teknik Bedah Neurology

Bedah Neurologi adalah bedah pada otak, urat tulang belakang, dan saraf,
secara umum dapat diuraikan sebagai bedah saraf, atau bedah neurological. Kondisi
yang memerlukan bedah saraf, termasuk trauma kepala, yang dapat timbul akibat
keretakan tengkorak. Tumor otak dan tumor tulang belakang, urat tulang belakang dan
saraf periferal mungkin juga memerlukan pengangkatan melalui bedah oleh dokter
bedah saraf yang terlatih.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


INTRUMEN TEKNIK
BEDAH NEUROLOGI
Laminectomy
VP Shunt
Trepanasi

75
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
LAMINECTOMY Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian Laminektomi adalah pengangkatan sebagian dari diskus lamina dan
memperbaiki satu atau lebih vertebra, osteophytis dan Hernia nodus
pulposus. (Brunner and Suddarth 2013)
Indikasi Pasien dengan
 Fraktur vertebrae
 Skoliosis.
LAMINEKTOMI Ada 3 macam :
1. Degenerasi diskus
Degenerasi diskus merupakan tahap awal yang paling sering terjadi
pada proses degenerasi spinal, walaupun artritis pada sendi facet
juga bisa mencetuskan suatu keadaan patologis pada diskus.
2. Instabilitas Segmental
Konfigurasi tripod pada spina dengan diskus, sendi facet dan
ligamen yang normal membuat segmen dapat melakukan gerakan
rotasi dan angulasi dengan halus dan simetris tanpa perubahan
ruang dimensi pada kanal dan foramen. Degenerasi sendi facet bisa
terjadi sebagai akibat dari instabilitas segmental, biasanya pada
pergerakan segmental yang abnormal misalnya gerakan translasi
atau angulasi.
3. Hiperekstensi segmental
Gerakan ekstensi normal dibatasi oleh serat anterior annulus dan
otot-otot abdomen. Perubahan degeneratif pada annulus dan
kelemahan otot abdominal menghasilkan hiperekstensi lumbar yang
menetap. Sendi facet posterior merenggang secara kronis kemudian
mengalami subluksasi ke arah posterior sehingga menghasilkan
nyeri pinggang.
Tujuan 1. Untuk mengatur alat secara sistematis di meja instrument / mayo
2. Memperlancar handling instrument
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama operasi
berlangsung
Petugas 1. Perawat perioperative
2. Mahasiswa perawat perioperatif
Pengkajian 1. Identitas pasien
2. Kondisi luka operasi
3. Kondisi fisik dan psikis
4. Kelengkapan dari instrumen
76
Persiapan Klien 1. Surat Persetujuan Operasi (Informed consent)
2. Pasien Puasa
3. Menanggalkan perhiasan dari pasien
4. Pasien kondisi bersih
5. Site mark
6. Antibiotik profilaksis
7. Skiren k/p
8. Foto rontgen
9. CT – SCAN / MRI
Persiapan alat A. Instrumentasi Dasar
dan bahan - Dressing forceps : 1 buah
operasi - Towel klem : 4 buah
- Mayo scissors : 1 buah
- Metzembaum Scissors : 1buah
- Deseting forceps : 2 buah
- Tissu forceps : 2 buah
- Handle mess no 4 : 1 buah
- Handle mess no 3 : 1 buah
- Handvast mess No. 7 : 1 buah
- Mosquito haemostatic forceps : 1 buah
- Desecting haemostatic forceps : 1 buah
- Dellicate haemostatic forceps : 2 buah
- Needleholder kecil dan sedang : 1 & 1 buah
- Wound retractor : 2 buah
- Adson : 2 buah
- Kop raspatorium : 1 buah
- Bone rogeur : 1 buah
- Canul suction kecil : 2 buah
- Desector mikro : 1 buah
- Bone currets : 2 buah
- Retractor otomatis : 2 buah

B. Instrument Tambahan
- Gelpy : 2 buah
- Kidney tray : 1 buah
- Cucing : 2 buah
- Couter bipolar / monopolar : 1 / 1 buah
- Bor preforator :1 buah
- Washes : secukupnya
- Final titan : 1 buah
- Root holder : 1 buah
- Pedicle / screw driver : 1 buah
- Inner driver : 1 buah
- Carrison no 2 : 1 buah
- Carrison no 3 : 1 buah
77
- Carisson no 4 : 1 buah
- Gunting mikro : 1 buah
- Bone Cutter : 1 buah

STABILISASI
- Owl : 1 buah
- Filler : 1 buah
- Pedicle finder : 1 buah
- Pedicle Screw : 1 buah

C. Bahan Habis Pakai


- Handscoen on steril / steril / maxitex : sesuai kebutuhan
- U-pad on / steril : sesuai kebutuhan
- Mess no 22 : 1 buah
- Mess no 10 : 1 buah
- Mess no 15 : 1 buah
- Spongostan : 1 buah
- Surgicel : 2 buah
- Bone wax : 1 buah
- Betadhine : secukupnya
- Kassa sedang : 30 biji
- Deppers : 10 biji
- Opsite 45 x 28 cm : 1 buah
- Pz Twist off 1 liter : 3 botol
- Cathteter no 16 cabang 2 : 1 buah
- Urobag : 1 buah
- Spuit 10 cc : 3 buah
- WFI 25 ml : 1 buah
- Adrenalin : 1 amp
- Plat diatermi : 1 buah
- Hibiscrub / povidone iodine 7,5% : secukupnya
- Sufratul : 1 biji
- Polivac Drain no 14 : 1 buah
- Polypropelene monofilament 6 – 0 : 4 buah
- Polyglicolic acid 0/ 2 - 0 : 1 / 1 buah
- Polypropelene monofilament 3 – 0 : 1 buah

SET LINEN
1. Skort Operasi : 6 buah
2. Doek besar : 4 buah
3. Doek Sedang : 4 buah
4. Doek kecil : 4 buah
5. Sarung meja mayo : 1 buah
6. Handuk steril : 4 buah
78
Prosedur Instek 1. Perawat instrumen menyiapkan alat, linen dan bahan habis pakai
yang akan di gunakan.
2. Perawat instrumen scrubing, gowning, dan gloving
3. Mengeluarkan dan memberikan korentang steril pada perawat
sirkuler
4. Perawat instrumen menyiapkan meja instrumen yang meliputi
memasang perlak steril, duk besar dan tebal kemudian duk
sedang.
5. Menata linen di meja instrumen yang meliputi skoret, duk besar,
duk sedang, handuk tangan dll.
6. Menyiapkan meja mayo meliputi sarung meja mayo, perlak steril,
duk sedang.
7. Perawat instrumen menyiapkan alat di meja mayo dan di meja
instrumen sesuai kebutuhan, kemudian menutupi dengan duk
sedang. Sign In
8. Setelah dilakukan induksi, perawat sirkuler membantu
memaasang catheter, plat diatermi, dan memposisikan pasien
proune di beri perlak on steril di bagian punggung posisi yang
perlu di perhatikan “ difragma dan perut harus rileks, tidak ada
penekanan pada anggota tubuh termasuk nervous ulnaris dan
penempatan bantal pada sias, kemudian perawat sirculer cuci area
operasi dengan menggunakan larutan desinfektan.
9. Perawat instrumen melakukan scrubing, gowning dan gloving.
10. Perawat instrumen memakaikan gaun operasi dan sarung tangan
steril kepada tim operasi.
11. Perawat instrumen memberikan desinfeksi klem dan cucing yang
berisi deppers, betadine untuk desinfeksi area operasi.
12. Operator melakukan antisepsis dengan povidone iodine 10% pada
area punggung atas sampai kebatas sias.
13. Kemudian perwat instrument dan asisten melakukan draping
dengan polang duk besar untuk bagian bawah dan atas duk
panjang atau duk sedang untuk samping kanan dan kiri kemudia
perwat insturment memberikan opsite untuk menutup area.
14. Memasang slang suction, couter monopolar, bipolar, high speed
bor dan di ikat dengan kasa dan fiksasi pada draping dengan duk
klem.
15. Dekatkan meja mayo dan meja instrument
16. Lakukan time out dan berdoa di pimpin oleh dokter operator.
17. Perawat instrument memberikan handvat mess no 22 untuk
melakukan insisi kulit kepada operator dan pinset chiruggis
kemudian asisten di berikan pinset chiruggis untuk membantu
operator.
18. Kemudian operator melakukan insisi lapis demi lapis dengan
couter monopolar bila ada perdarahan asissten merawat perdarah
menggunkan couter bipolar / haemostatic forceps.
19. Perawat instrumen menyiapkan gelpy untuk membuka lapang
79
pandang operator bila ada perdarah di rawat menggunakan couter
bipolar
20. Setelah insisi sampai pada lemak kemudian perawat instrument
memberikan kop respatorium kepada operator dan asisten di
berikan pean manis dan kasa kering.
21. Perawat instruen menyiapkan kasa kering di bentuk seperti
silinder (lemper) untuk menghentikan perdarahan dan asisten di
berikan couter bipolar
22. Dilakukan pada kedua sisi
23. Kemudian perawat instrumen meminta adrenalin 1 ampul untuk
di campur menggunakan NS 200ml sebagai penghambat
perdarahan dan perawat instrument memberikan kasa basah
kepada asisten dan operator untuk menghambat perdarahan serta
couter bipolar
24. Setelah sampai pada tulang vertebre perawat instrumen
menyiapkan sprider untuk mengganti gelpy agar lapang pandang
operator lebih luar kemudian perawat instrumen menyiapkan high
speed boor dengan mata boor roser.
25. Perawat instrument menyiapkan high speed boor dengan mata
boor roseN dan di berkan kepada operator kemudian asisten di
berikan spuit 10 cc berisi NS untuk spoul dan canul suction kecil
pada waktu operator melakukan laminotomy pada dura kemudian
perawat inistrument menyiapkan bone wax
26. Setelah lamina kiri telah terdekompresi berikan operator bone
roguer kerison dan perawat instrumen menyiapkan kassa basah
untuk mengambil sisa – sisa bone dan discuss kemudian
memberikan bone wax untuk menghentikan perdarahan setelah
pengambilan dari bone roguer kerison asisten di berikan pean
manis untuk merawat perdarahan dengan menggunakan couter
bipolar.
27. Tidak ada masalah pada epidura ternyata masalah pada epidura
28. Operator melakukan durotomy
29. Perawat insrtrument menyiapkan bone couter dan di berikan
kepada operator untuk melakukan pemotongan pada tulang
vertebre dan asisten di berikan suction, pean dan kasa untuk
merawat perdarahan
30. Perawat instrument memberikan kenabble kepada operator unutk
mengambil sisa – sisa potongan setelah tulang terpotong dan
memberikan canul suction kepada asisten
31. Perawat instrument memberikan handvet mess no 15 dan
Desecting forceps kepada operator dan dilakukan durotomy
memberikan canul suction kepada asisten unutk membantu
operator expose dura
32. menyiapkan benang premilen no 6 – 0 di gunakan sebagai tegel
kanan dan kiri dura untuk memudahkan expose dura

80
33. Kemudian perawat instrument memberikan desector kecil kepada
operator dan memberikan desector kepada asisten, operator
membebaskan tumor dengan mengunakan desector
34. Perawat instrument memberikan handvat mess no 15 dan
desector kepada operator untuk insisi dan meluksir tumor dan
asisten di berikan desector unutk menutup dura
35. Perawat instrument memberikan jahitan kepada operator dan
memberikan pean kepada asisten sebagai fiksasi kemudian
menyiapkan gunting mikro uunutk memotong benang
36. Setelah semua terfiksasi dan tumor terangkat sebagian karena ada
pelengketan antara tumor dengan indura operator tidak
mengambil semua tumor
37. Operator mengambil sebagian fasia di bagian punggung sebagai
graft dan perawat instrument menyiapkan guntuing dan Desecting
forceps kepada operator kemudian asisten di berikan desecting
forceps
38. Perawat instrument menyiapkan spongostan dan surgicel
kemudian memberikan kepada operator karena ada perdarahan di
rongga indura setelah tumor terangkat
39. Perawat iinstrument memberikan spongostan dan surgicel kepada
operator dan Desecting forceps asisten di berikan Deseting
forceps
40. Operator menutup luka perdaraham pada intradura menggunakan
sponostan dan surgicel kemudian di observasi apa masih ada
perdahan atau tidak setelah tidak ada perdarahan kemudian
operator menutup intradura menggunakan sebagian fasia dan di
jahit dengan benang premilene 6 – 0 yang telah di fiksasi
41. Perawat instrument menyiapkan owl, filler dan pedical finder
unutk pemasangan pedical screw
42. Perawat instrumen memberikan owl kepada operator unutk
membuat lubang kemudian di lanjutkan dengan killer stelah itu di
berikan pedical screw untuk membuat lubang lebih lebar agar
pedical screw masuk tepat pada lubang
43. Perawat instrument menyiapkan pedical screw Ø 5,5 x 40 mm
dan di berikan kepada operator asisten di berikan langen beck
untuk membuka lapang pandang operator
44. Perawat instrument menyiapkan root untuk stabilisasi posterior
45. setelah pedical screw masuk kedalam pedicle semua atas dan
bawah kedua sisi kanan dan kiri
46. Setelah root terpasang kemudian perawat instrumen menyiapkan
pedicle inner untuk fiksasi pedical screw agar tidak bergeser dan
tetap sesuai unutk stabilisasi
47. Setelah semua root terpasang kemudian perwat instrument
menyiapkan surgicel untuk menutup bagian atas dura dan
menghentikan perdarah setelah dura tertutup
48. Perawat instrument memberikan cuci NS 0,9% + POVIDONE
81
IODINE 10% Kemudian menutup lapis demi lapis
49. Perawat instrument memberikan benang safil 0 kepada operator
dan asisten di berikan pean manis dan gunting benang
50. Perawat instrument menyiapkan sufratul, polivac drain untuk
menutup luka setelah semua tertutup lapis demi lapis
51. Perawat instrument memberikan safill 0 – 2 kepada operator
untuk menjahit fasia dan memberikan kassa kering kepada asisten
52. Perawat instrument memberikan benang safill 0 – 3 kepada
oeprator unutk menjahit lemak dan menyiapkan benang
premilene 3 – 0 untuk menjahit bagian kulit secara subkutis
53. Perawat instrument memberikan benang premilen 3 – 0 kepada
operator dan memberikan pean manis, gunting, dan kassa kering
kepada asisten
54. Perawat instrumen membersihkan area operasi dengan kasa basah
bercampur NACL 0.9%, lalu keringkan dengan kasa kering.
55. Setelah kulit tertutup kemudian perawat instrument dan asisten
menutup kulit dengan sufratul dan kassa di fiksasi dengan
hipavix.
56. Melepas op site dan linen yang telah di pakai pasien.
57. Operasi selesai perawat instrumen membersihkan dan merapikan
pasien.
58. Perawat instrument mencuci alat dengan dekontaminasi
menggunaka 4 tablet presep 2,5gr di campur air 5 liter
59. Perawat instrumen menginventaris alat alat dan bahan habis pakai
pada depo farmasi, kemudian mencuci dan menata kembali alat
alat pada instrumen serta merapikan ruangan.
NB: safil 1 untuk heacting fasia dan lamina
Plain atau safil 1 untuk heacting fat
Safil 2 – 0 atau 3 – 0 untuk heacting subcutan
Premilene 3 – 0 untuk heacting intracutan
Evaluasi 1. Kelengkapan instrument
2. Proses operasi
3. Bahan untuk pemeriksaan
Penutupan Dekontaminasi Alat dan Pengepakan
1. Alat yang sudah dipergunakan dirapikan dan dibawa semua ke
ruang pencucian alat
2. Alat-alat yang kotor (terkontaminasi cairan tubuh pasien) direndam
dengan larutan precept dengan komposisi 9 tablet 2,5 gr didalam 5
liter air selama 10-15 menit, kemudian rendam dalam larutan
Enzimatic Detergen selama 1 menit
3. Cuci alat dengan cara menyikat alat hingga bersih, lakukan
penyemprotan untuk alat berongga
4. Bilas alat dengan air mengalir kemudian di keringkan
5. Lakukan pengepakan alat kemudian diberi indicator dan
keterangan isi dari alat
6. Lakukan sterilisasi
7. Dokumentasi atau inventaris alat dan bahan habis pakai pada depo
82
farmasi.

POLTEKKES KEMENKES MALANG


Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
VP SHUNT Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian  Suatu cara melakukan pengelolaan instrumen pada operasi VP
Shunt
 VP shunt adalah tindakan pemasangan kateter silikon yang
dipasang dari ventrikel otak ke peritoneum dimana kateter
dilengkapi klep pengatur tekanan dan mengalirkan CSS satu arah
yang kemudian diserap oleh peritonium dan masuk ke aliran darah
(Maliawan, 2007)
Indikasi  Pasien dengan
 Megaensefali
 Hydrocephalus
 Hidranensefali
83
 Tumor otak
 Cairan subdural (subdural effusion)
 Brainstem Gliomas
 Childhood Migraine Variants
 Craniopharyngioma
 Epidural Hematoma
 Frontal and Temporal Lobe Dementia
 Frontal Lobe Epilepsi
 Frontal Lobe Syndromes
VENTRICULO- Ada 2 macam :
PERITONEAL 1. Eksternal
SHUNT CSS dialirkan dari ventrikel ke luar tubuh, dan bersifat hanya
sementara. Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk
terapi hidrosefalus tekanan normal.
2. Internal
a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain.
 Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-
Kjeldsen)
 Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke atrium kanan.
 Ventrikulo-Sinus, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior
 Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronkhus
 Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum
 Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum
b. Lumbo Peritoneal Shunt
CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga
peritoneum dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy
secara perkutan.
Tujuan 4. Untuk mengatur alat secara sistematis di meja instrument / mayo
5. Memperlancar handling instrument
6. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama operasi
berlangsung
Petugas 3. Perawat perioperative
4. Mahasiswa perawat perioperatif
Pengkajian 1. Identitas pasien
2. Kondisi luka operasi
3. Kondisi fisik dan psikis
4. Kelengkapan dari instrumen
Persiapan Klien 10. Persetujuan operasi
11. Persiapan alat dan obat-obatan
12. Puasa
Prosedur Instek 60. Menulis identitas pasien di buku register
61. Bantu memindahkan pasien ke meja operasi yang sudah diberi
under pad on dibawah kepala.

84
62. Posisikan pasien supine
63. Tim anasthesi melakukan induksi (general anesthesi).
64. Tim mengatur posisi pasien dengan posisi supinasi dengan leher
diganjal dengan ganjalan (doek besar dilipat ataupun yang lainnya)
kepala di fiksasi bantal cincin,berikan under pad di bawah kepala
pasien.
65. Perawat Sirkular melakukan pembersihan pada area kepala dengan
kassa alkohol kemudian dilakukan marker oleh asisten operasi.
66. Perawat Sirkular melakukan pencucian dengan menggunakan
savlon/ cairan anti bakteri.
67. Perawat instrument melakukan Scrubing yang diselesaikan dengan
kassa alkohol, Gowning, Gloving kemudian membantu operator
dan asisten operator gowning dan gloving.
68. Siapkan oplosan adrenalin : ns (1 ampul adrenalin yaitu 1cc + 9cc
Ns jadi oplosan menjadi 10 cc, ambil 1 cc. Kemudian tambah
lidocain 2 ampul ,jadi totalnya 5 cc, oplos lagi dengan Ns 15 cc.
Jadikan oplosan tsb dalam 2 spuit 10 cc).
69. Berikan desinfeksi klem, deppers dan betadhine dalam cucing pada
operator untuk melakukan desinfeksi pada area operasi.
70. Lakukan drapping dengan menggunakan:
- Underpad steril 1 buah ditambah duk kecil 2 buah di selipkan di
bawah kepala. Duk kecil yang paling atas di bentuk sedemikian
rupa hingga menutup sebagian kepala dan di fiksasi dengan duk
klem.
- Duk kecil untuk menutup sisi kiri dan kanan pasien, kemudian
duk kecil 1 lagi untuk menutup daerah pusar sampai bawah
kemudian fiksasi dengan duk klem
- Duk besar dilingkarkan pada daerah kepala sampai bawah
- Duk besar untuk menutup daerah dari leher sampai ekstrimitas
bawah
- Duk besar 1 lagi melintang sampai menutup mesin anasthesi dan
mesin couter.
71. Dekat kan meja mayo dan linen lalu pasang selang suction dan
Couter bipolar kemudian fiksasi dengan duk klem. Cek kelayakan
fungsi suction dan couter.
72. Perawat sirkuler melakukan time out
73. Operator melakukan insisi area operasi. Berikan mess I (hanvad
mess no.3, paragon mess no. 10), insisi diperdalam dengan mess II
(handvad mess no.3, paragon mess no.15) dan pinset chirugis.
74. Berikan mosquito dan kassa kering pada asisten untuk rawat
perdarahan. Berikan couter bipolar pada operator untuk rawat
perdarahan. Disaat operator melakukan cess (couter) lakukan
spooling sedikit pada daerah tersebut dengan menggunakan NS
dalam spuit 10 cc yang ujungnya sudah diganti dengan Venflon
yang sudah diambil jarumnya.
75. Operator membersihkan jaringan periosterom, berikan raspatorium.
85
76. Operator melakukan pengeboran, berikan bor listrik pada operator.
Pada saat dilakukan pengeboran lakukan spolling (NS 0.9%) pada
daerah pengeboran.
77. Berikan desektor dan mosquito untuk mengambil serpihan tulang
(lamella). Ambil serpihan tulang dengan kassa kering. Berikan
operator bonewax dan dirapikan dengan disektor tampak
duramater, berikan couter bipolar untuk rawat perdarahan, tutup
dengan kassa basah.
78. Pindah abdomen → insisi abdomen dengan mess I diperdalam
sampai lemak hingga tampak fasia dengan mess II.
79. Berikan spreider abdomen untuk memperluas lapang pandang
operasi.
80. Berikan Spaner kepada operator untuk dimasukkan antara lemak -
fasia dari abdomen ke arah cranial. Setelah tampak menonjol di
kranial berikan mess 2 pada operator untuk membuat lubang pada
spanner.
81. Kemudian Catheter peritoneal dimasukkan melalui ujung spaner,
pangkal spaner ditarik perlahan melalui lemak - fasia di abdomen.
Setelah sampai di abdomen Catheter peritoneal ditutup kassa
basah, taruh di atas bengkok.
82. Pindah ke cranial → berikan mess III (spit mess) → handvat mess
no.7, paragon mess no.11 untuk membuka duramater.
83. Siapkan catheter ventrikel diperkuat dengan mandrin, masukkan ke
dalam lubang duramater kemudian klem ventrikel catheter dengan
ruber klem.
84. Operator mengukur panjang ventrikel catheter, berikan penggaris
steril dan gunting mayo.
85. Pasang konektor dan flashing device pada ujung catheter ventrikel.
Cek liquor yang keluar. Fiksasi konektor dengan zeide 3-0.
86. Operator melakukan penutupan, jahit periosteom → berikan vicryl
3-0 jarum atraumatik round + pinset anatomis. Jahit kulit dengan
premiline 4-0 jarum atraumatik cutting + pinset chirugis.
87. Pindah ke mini laparatomi, berikan double mosquito untuk jepit
fasia + gunting metzemboum. Gunting fasia sampai tampak
peritoneum. Setelah tampak peritoneum, jepit peritoneum dengan
mosquito 2 buah, jahit tobacosack dengan benang vicryl 3.0.
88. Bersihkan catheter peritoneal dengan kassa basah, berikan double
pinset anatomis untuk membantu memasukkan catheter peritoneal
ke dalam rongga peritoneum.
89. Sign out
90. Berikan Jahitan otot dan facia vicryl 3.0,lemak + subkutis vicryl
2.0 jarum atraumatik round.
91. Jahit kulit dengan premiline 4-0 jarum atraumatik cutting + pinset
chirugis.
92. Bersihkan area operassi dengan kassa basah kemudian keringkan
dengan kassa kering. Tutup luka insisi dengan tulle dressing +
86
kassa kering kemudian hipafix.
93. Operasi selesai, alat – alat dirapikan, pasien dibersihkan, inventaris
alat dan bahan (catat dilembar depo farmasi).
Evaluasi 4. Kelengkapan instrument
5. Proses operasi
6. Bahan untuk pemeriksaan
Penutupan Dekontaminasi Alat dan Pengepakan
8. Alat yang sudah dipergunakan dirapikan dan dibawa semua ke ruang
pencucian alat
9. Alat-alat yang kotor (terkontaminasi cairan tubuh pasien) direndam
dengan larutan precept dengan komposisi 9 tablet 2,5 gr didalam 5
liter air selama 10-15 menit, kemudian rendam dalam larutan
Enzimatic Detergen selama 1 menit
10. Cuci alat dengan cara menyikat alat hingga bersih, lakukan
penyemprotan untuk alat berongga
11. Bilas alat dengan air mengalir kemudian di keringkan
12. Lakukan pengepakan alat kemudian diberi indicator dan
keterangan isi dari alat
13. Lakukan sterilisasi
14. Dokumentasi atau inventaris alat dan bahan habis pakai pada
depo farmasi.

87
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
TREPANASI Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian Trepanasi/ kraniotomi adalah suatu tindakan membuka tulang
kepala yang bertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan
definitif.
Epidural Hematoma (EDH) adalah suatu perdarahan yang terjadi di
antara tulang dan lapisan duramater.
Subdural hematoma (SDH) adalah suatu perdarahan yang
terdapat pada rongga diantara lapisan duramater dengan araknoidea
Indikasi  Penurunan kesadaran tiba-tiba di depan mata
 Adanya tanda herniasi/ lateralisasi
 Adanya cedera sistemik yang memerlukan operasi emergensi,
dimana CT Scan Kepala tidak bisa dilakukan
Kontraindikasi Tidak ada.
Tujuan 1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat – alat instrumen
3. Dapat mengatur alat – alat secara sistematis dimeja mayo
4. Mengerti langkah tehnik instrument Treapanasi
Persiapan alat Alat Steril
 Desinfeksi Klem
 Duk Klem
 Handvat Mesz No ¾
 Handvat Mesz Panjang
 Pinset Chirrurgies
88
 Pinset Anatomis
 Arteri Klem Van Pean Bengkok Mosquito
 Arteri Klem Van Kocher
 Nald Voeder
 Wound Haak Tajam
 Langen Back
 Gunting Metzenbaum
 Gunting Kasar/Prepare
 Gunting Benang Lurus
Set Tambahan
 Cauter Bipolar/Monopolar
 Raspatorium
 Desektor
 Dendy Klem
 Boor Set
 Knable Tang/Bone
 Rongeours B/S/K
 Metal Scalp Haemostasis Clips
 Separator Dura
 Pinset Dura Chirrurgies
 Galea / Spring Haak
 Brain Spatula/Maliable,
 Caliber
 Dura Haak
 Dura Sonde
 Elevator
 Gigli Saw
 Gunting Dura
Bahan Habis Pakai
 Larutan Desinfektan
 Kassa Steril
 Watches
 Bon Wax
 Surgicel
 Spongostan/Lyostip
 Spuitt 10 Cc
 Ventrikel Katheter
 Adrenalin 1: 200.000 (Gr/Ml)
 Sufratul
 Hypafic
 Mess No 24, 10,11
89
 Sterile Drapes
 Redon Drain
 NS
 Selang Suction/CS
 Side 2,0: untuk fiksasi v katheter
 Benang absorbable 2,0: untuk jahit soft tissue
 Benang non absorbable no 3,0: untuk jahit kulit
 Benang non absorbable atraumatic no 3,0: untuk hit steach
 Side 3,0 untuk fiksasi drain
Persiapan Pasien a. Posisi supine bawah kepala diganjal dg bantal bulat(donat)
b. Posisi sedikit head up (15-30)
c. Pasang body strapping
d. Ganjal punggung dg bantal kecil bl posisi kepala miring
Persiapan 1.Siapkan meja mayo dan meja instrumen
Lingkungan 2.Mengatur dan mengecek suction, meja mayo, meja instrument, meja
operasi, lampu operasi, dan plat diatermi.
3. Menempatkan suction dan tempat sampah yang sesuai agar mudah
dijangkau
4. Memberi perlak diatas meja operasi dan underped on steril
5. Memasang duk steril dimeja mayo dan meja instrument.
Prosedur Sign In
Pelaksanaan 1. Cuci tangan (Hand scrubbing) lalu di keringkan dengan waslap
2. Mengenakan gaun bedah(gawning) dan handschoen steril
(gloving)
3. Menutup meja mayo dengan sarung meja mayo lalu di lapisi
dengan perlak steril kemudian duk steril
4. Menata instrument di meja mayo.
5. Mengenakan gaun bedah dan handschoen steril kepada operator
atau assisten.
6. Berikan desinfeksi klem +larutan desinfektan kepada operator/
asisten untuk desinfeksi lapangan operasi.
7. Melakukan drapping yaitu menutup lapangan operasi letakkan u
pad dilapisi dg doek kecil 2 lapis, doek yg paling atas ditutupkan
pada kepala bag atas, fiksasi dg doek klem, kmd psg doek kcl bag
bwh kpl, kmd psg doek besar lubang, pasang sterile drape (opsite).
8. Berikan spuit 10 cc yang telah berisi campuran adrenalin
1/200.000 dan lidocaine kepada operator /assisten.
9. Berikan desinfeksi klem +larutan desinfektan kepada operator/
asisten untuk desinfeksi lapangan operasi.
10. Melakukan drapping yaitu menutup lapangan operasi letakkan u
pad dilapisi dg doek kecil 2 lapis, doek yg paling atas ditutupkan
pada kepala bag atas, fiksasi dg doek klem, kmd psg doek kcl bag
bwh kpl, kmd psg doek besar lubang, pasang sterile drape (opsite).

90
11. Berikan spuit 10 cc yang telah berisi campuran adrenalin
1/200.000 dan lidocaine kepada operator /assisten.
12. Siapkan alat-alat penunjang seperti kabel diatermi dan slang
penghisap di tambah kanula yang di Bantu dengan perawat
sirkulasi,
13. Dekatkan meja mayo di lapangan operasi
14. Berikan informasi kepada operator bahwa instrument siap
Time Out
15. Berikan mesz 1 dan pinset chirrurgies kepada operator untuk
incisi kulit , sub cutis.
16. Berikan couter/ monopolar untuk rawat perdarahan
17. Berikan mesz 2 kepada operator untuk incise pada fasia dan
otot,
18. Berikan dandy klem untuk mengontrol perdarahan
19. Berikan mesz 2, pinset chirrurgie kepada operator dan wound
haak tajam kepada assisten.
20. Berikan raspatorium / cauter monopolar untuk membebaskan
periosteum dan kasa basah untuk membungkus SCALP.
21. Berikan spring haak atau doek kecil untuk mempertahankan
scalp terbuka.
22. Berikan boor kepada operator dan langen back, spull (spuit 10
cc berisi NS) kepada assisten.
23. Berikan adson/desector kepada operator dan masquito bengkok
untuk mengambil tulang pada daerah yang diboor
24. Berikan pengantar dura/pelindung gigli, masukkan gigli dan
pasang handle gigli,spull NS, kemudian siap dilakukan
pemotongan cranium
25. Berikan knabel tang untuk meratakan tulang ( bila perlu )
Berikan benang non absorbable 3.0 untuk menggantung dura ( heat
sticth )
26. Berikan separator dura untuk membersihkan tolsel/hematom
pada epidural ( bila perdarahan epidural )
27. Berikan speed mess ( mess no 11 ) untuk membuka dura( bila
ada kelainan intracerebral).
28. Berikan gunting dura u perlebar dura
Evakuasi cloth B perdarahan sub dural hematom
29. Bila ICH/Tumor otak, maka berikan bipolar u evakuasi cloth/
tumor pada lokasi hematom/tumor
30. Rawat perdarahan dg bipolar + wathes
31. Berikan surgicel s/ ukuran u homeostasis perdarahan.
32. Rawat perdarahan dengan menggunakan cauter bipolar dan
tutup dengan waches basah dengan NS
Sign Out
33. Berikan benang absorbable 3/0, nald voeder dan pinset dura
91
kepada operator untuk menjahit dura.
34. Berikan benang absorbable 2-0, nald voeder dan pinset
chirrurgies kepada operator untuk menjahit fasia / fat.
35. Berikan benang non absorbable 3/0 untuk kulit.
36. Membersihkan luka operasi dengan kasa basah lalu kasa kering
37. Kemudian Berikan desinfektan dan tutup dengan kassa steril.
38. Tutup luka operasi dengan hipafix
39. Lepaskan semua duk dari pasien, lepaskan gaun operasi.
40. Inventarisasi alat

92

Anda mungkin juga menyukai