KELOMPOK VI
MAXIMUS MARE (1910078)
ELZA OCTAVIANY (1910081)
YOVITA STEVANI (1910083)
FRISCHA ADELIA (1910084)
FEBY SEMUEL (1910087)
A. Pengertian Kanker Paru-paru
Kanker paru adalah jenis kanker yang tumbuh di jaringan paru-paru yang berperan penting
dalam proses pernapasan. Kanker paru-paru berasal dari jaringan tipis paru-paru, pada umumnya berupa
lapisan sel yang terletak pada saluran udara. Dua tipe utama kanker ini adalah kanker paru-paru sel kecil
(SCLC) dan kanker paru-paru non-sel kecil (NSCLC).
Tipe-tipe ini didiagnosa berdasarkan bentuk sel yang terlihat di bawah mikroskop. Lebih dari
80% kanker paru-paru merupakan tipe kanker paru-paru non-sel kecil. Kanker paru adalah jenis kanker
yang tumbuh di jaringan paru-paru yang berperan penting dalam proses pernapasan. Kanker paru-paru
berasal dari jaringan tipis paru-paru, pada umumnya berupa lapisan sel yang terletak pada saluran udara.
Dua tipe utama kanker ini adalah kanker paru-paru sel kecil (SCLC) dan kanker paru-paru non-sel kecil
(NSCLC). Tipe-tipe ini didiagnosa berdasarkan bentuk sel yang terlihat di bawah mikroskop. Lebih dari
80% kanker paru-paru merupakan tipe kanker paru-paru non-sel kecil.
B. Eidemiologi Kanker Paru
Kanker paru masih menjadi salah satu keganasan yang paling sering, berkisar 20% dari seluruh kasus
kanker pada laki-laki dengan risiko terkena 1 dari 13 orang dan 12% dari semua kasus kanker pada perempuan
dengan risiko terkena 1 dari 23 orang. Di Inggris rata-rata 40.000 kasus baru dilaporkan setiap tahun. Perkiraan
insidensi kanker paru pada laki-laki tahun 2005 di Amerika Serikat adalah 92.305 dengan rata-rata 91.537
orang meninggal karena kanker. American Cancer Society mengestimasikan kanker paru di Amerika
Serikat pada tahun
2010 sebagai berikut :
- Sekitar 222.520 kasus baru kanker paru akan terdiagnosa (116.750 orang laki-laki dan 105.770 orang
perempuan).
- Estimasi kematian karena kanker paru sekitar 157.300 kasus (86.220 pada laki-laki dan 71.080 pada
perempuan), berkisar 28% dari semua kasus kematian karena kanker.
Risiko terjadinya kanker paru sekitar 4 kali lebih besar pada laki-laki dibandingkan perempuan dan risiko
meningkat sesuai dengan usia: di Eropa insidensi kanker paru 7 dari 100.000 laki-laki dan 3 dari 100.000
perempuan pada usia 35 tahun, tetapi pada pasien >75 tahun, insidensi 440 pada laki-laki dan 72 pada
perempuan.
Di Indonesia data epidemiologi belum ada. Di Rumah Sakit Persahabatan pada 2004 mencatat total pasien
keganasan rongga torak mencapai 448 orang. Dari angka sebesar itu, pasien dengan riwayat merokok aktif
mencapai 63,7%. Kekerapan kanker paru di rumah sakit itu merupakan 0.06% dari jumlah seluruh penderita
rawat jalan dan 1.6% dari seluruh penderita rawat inap.
Faktor yang menjadi penyebab kanker paru-paru
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker paru-paru antara lain:
1. Perokok aktif
2. Perokok pasif
3. Terkena gas radon dengan kadar tinggi (Radon adalah gas yang digunakan untuk terapi di beberapa
rumahsakit dengan memompanya dari sumber radium dan memberinya segel pada” tabung menit”, yang
disebut “bibit” atau “jarum”, untuk diberikan kepada pasien. Radon biasa ditemukan pada sumber air
panas)
b. Stadium II
Pada stadium ini, kanker masih berada di dalam paru-paru, tetapi telah menyebar ke kelenjar
getah bening di sekitarnya.
c. Stadium III
Pada stadium ini, kanker telag menyebar ke kelenjar getah bening yang letaknya jauh dari
paru-paru atau bagian tubuh lainnya. Seperti batang tenggorokan (trakea), kerongkongan, dan
pembuluh darah utama jantung.
d. Stadium IV
Pada stadium ini kanker telah menyebar di kedua paru-paru dan organ lain yang letaknya
jauh dari paru-paru, seperti otak dan hati. Kanker juga telah menyebabkan penumpukkan cairan di
dalam selaput paru-paru (efusi pleura)
F. Komplikasi Kanker Paru-paru
1. Rasa Sakit
Komplikasi kanker paru yang pertama adalah rasa sakit pada dada. Pengidap mengalami nyeri pada tulang rusuk
atau otot dada.
2. Sesak Napas
Pengidap kanker paru dapat mengalami sesak napas jika kanker tumbuh di saluran udara. Akibatnya kanker akan
memblokir udara saat bernapas.
3. Efusi pleura
Kanker paru memicupenyumbatan di rong pleura, sehingga menyebabkan penumpukkan cairan disekitar
paru-paru (disebut efusi pleura).
4. Pneumonia
Efusi pleura berpotensi menekan paru-paru, menurunkan fungsi paru- paru, dan meningkatkan risiko pneumonia.
5. Batuk Berdarah
Pengidap kanker paru bisa mengalami hemoptisis (batuk berdarah) akibat pendarahan di saluran udara.
6. Neuropati
Adalah kelainan yang mempengaruhi syaraf, terutama ditangan atau kaki.
7. Komplikasi Jantung
Tumor yang tumbuh di dekat jantung bisa menekan atau menyumbat pembuluh darah dan arteri, sehinga
memicu pembengkakan diatas tubuh, seperti dada, leher, dan wajah.
8. Komplikasi Esofagus
Kanker tumbuh dan menyebar di dekat kerongkongan, gejalanya berupa kesulitan menelan dan nyeri ketika
makan melewati kerongkongan menuju perut.
Kanker paru bisa menyebar ke bagian lain dari tubuh, khususnya otak, hati,tulang, dan kelenjar, dikenal sebagai
fase metastasis.
G. Cara Mencegah Kanker Paru-paru
1. Pencegahan Primordial (Pencegahan Tingkat Pertama)
Pencegahan terhadap etiologi (penyebab) penyakit. Pencegahan primer dilakukan pada orang yang sehat (bebas kanker).
Langkah nyata yang dapat dilakukan adalah memberikan informasi kepada masyarakat tentang pencegahan kanker.
Upaya yang dapat dilakukan adalah Upaya Promosi Kesehatan, upaya untuk memberikan kondisi pada masyarakat
yang memungkinkan penyakit kanker paru tidak dapat berkembang karena tidak adanya peluang dan dukungan dari
kebiasaan, gaya hidup maupun kondisi lain yang merupakan faktor resiko untuk munculnya penyakit kanker paru.
Misalnya : menciptakan prakondisi dimana masyarakat merasa bahwa merokok itu merupakan kebiasaan yang tidak
baik dan masyarakat mampu bersikap positif untuk tidak merokok. Seseorang perokok yang telah berhasil berhenti 10
tahun lamanya berarti telah dapat menurunkan risiko 30 -50 persen untuk terkena kanker paru.
Selain itu, senantiasa menjaga daya tahan tubuh melalui pola hidup sehat (olahraga teratur, tidur cukup, hidup bebas
stress serta pola makan sehat), dan makan suplemen secara teratur.
2. Pencegahan Tingkat Kedua
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan pada orang yang sudah sakit. Tujuannya adalah
untuk mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut dari penyakit serta membatasi terjadinya kecacatan. Upaya
yang dilakukan adalah :