Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 3

ANDIANITA BUNTUAN (NIM:01808010040)


DINA BABAY (NIM:01808010046)
FIRYALDIANIS I. ABUKASI (NIM:01808010051)
IKHLAS A. DATUELA (NIM:01808010053)
MUH. SABRI KOROMPOT (NIM:01808010058)
MUTIARA MOKOAGOW (NIM:01707010019)
REVILLA F. PAPUTUNGAN (NIM:01808010065)
THITA ALFITRI KADI (NIM:01808010070)
YOLANDA BULOW (NIM:01808010073)
YUMIKA T. RAHIM (NIM:01808010076)
PENYAKIT TIDAK MENULAR


Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah
kesehatan dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian
dalam dunia kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian
(Jansje & Samodra 2013).

Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai


penyakit kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki
durasi yang panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat
(Riskesdas, 2013). Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi
Penyakit Tidak Menular mengatakan bahwa yang tergolong kedalam PTM
antara lain adalah; Penyakit kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis,
hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes mellitus serta
kanker.
PREVALENSI PENYAKIT TIDAK MENULAR
Menurut data WHO, PTM merupakan penyebab kematian utama
di dunia di bandingkan penyebab lainnya. Hampir 80% kematian
akibat PTM terjadi di Negara – Negara berpenghasilan bawah
- menengah (WHO, 2010).


Penyakit Tidak Menular (PTM) di Indonesia diprediksi akan
mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2030.
Sifatnya yang kronis dan menyerang usia produktif,
menyebabkan permasalahan PTM bukan hanya masalah
kesehatan saja, akan tetapi mempengaruhi ketahanan ekonomi
Nasional jika tidak dikendalikan secara tepat, benar dan kontinyu.
HIPERTENSI


DEFINISI ETIOLOGI

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi Menurut Sagala (2009), hipertensi


abnormal dan diukur paling tidak pada 3 tergantung pada kecepatan denyut jantung,
kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009). volume sekuncup dan Total Peripheral
Sedangkan menurut Wijaya dan Putri Resistance (TPR). Peningkatan salah satu
(2013) hipertensi adalah suatu keadaan dari ketiga variabel yang tidak
dimana terjadi peningkatan tekanan darah dikompensasi dapat menyebabkan
secara abnormal dan terus menerus pada hipertensi.
beberapa kali pemeriksaan tekanan darah Peningkatan TPR yang berlangsung lama
yang disebabkan suatu atau beberapa faktor dapat terjadi pada peningkatan rangsangan
resiko yang tidak berjalan sebagaimana saraf atau hormon pada arteriol, atau
mestinya dalam mempertahankan tekanan responsivitas yang berlebihan dari arteriol
darah secara normal. terdapat rangsangan normal.
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor pada medula di otak, dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak
ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron

preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Sagala, 2009).

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon


pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi
sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi (Sagala, 2009).
LANJUTAN…
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal
juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan
vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh

darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor
tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi (Sagala, 2009).
TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI


Menurut Sagala (2009) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala
klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :
nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intrakranial, penglihatan kabur
akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang
tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia
karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus,
edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi
yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung
secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain- lain (Sagala, 2009).
FAKTOR-FAKTOR KOMPLIKASI


RESIKO HIPERTENSI
Usia
  StrokeHIPERTENSI

 Jenis kelamin  Gagal ginjal


 Riwayat keluarga  Gagal jantung
 Garam dapur
 Merokok
 Aktivitas/olahraga
 Depresi/stres
TINGKAT HIPERTENSI


PENGENDALIAN HIPERTENSI


Pengendalian hipertensi pada umumnya dilakukan oleh keluarga
dengan memperhatikan pola hidup dan menjaga psikis dari anggota
keluarga yang menderita hipertensi.Pengaturan pola hidup sehat
sangat penting pada klien hipertensi guna untuk mengurangai efek
buruk dari pada hipertensi.

Adapun cakupan pola hidup antara lain berhenti merokok,


mengurangi kelebihan berat badan, menghindari alkohol, modifikasi
diet.
KANKER PAYUDARA

DEFINISI

Carsinoma Mammae merupakan


gangguan dalam pertumbuhan sel
ETIOLOGI


normal mammae dimana sel abnormal
timbul dari sel-sel normal, berkembang
biak dan menginfiltrasi jaringan limfe Penyebab kanker payudara
dan pembuluh darah (Nurarif & belum dapat ditentukan,
Kusuma, 2015). tetapi terdapat beberapa faktor
Jadi kanker payudara (ca mammae)
adalah suatu gangguan pada sel normal resiko yang telah ditetapkan,
mammae yang tumbuh menjadi sel yaitu lingkungan atau genetik.
abnormal yang dapat berubah menjadi Kanker payudara
ganas. memperlihatkan proliferasi
keganasan sel epitel yang
membatasi duktus atau lobus
payudara.
FAKTOR RESIKO
MANISFERTASI KLINIS
KANKER PAYUDARA



Riwayat keluarga tentang kanker payudara
Usia
  Nyeri
 Lokasi geografis dan ras  Benjolan pada payudara
 Bentuk tubuh  Erosi dan eksema puting susu
 Sosial ekonomi dan status perkawinan  Timbul pembesaran kelenjar getah
 Paparan radiasi
 Kanker primer kedua bening ketiak bengkak pada lengan
 Menarke dini dan penyebaran kanker diseluruh
 Nulipara dan usia maternal lanjut saat tubuh
kelahiran anak pertama
 Menopouse
 Penglupasan papilla payudara
 Riwayat penyakit payudara jinak  Keluar cairan abnormal dari putting
 Obesitas resikp terendah diantara wanita susu berupa nanah darah, cairan
pascamenopouse encer padahal ibu tidak sedang
 kontrasepsi oral lebih dari 7 tahun
hamil ataupun menyusui
meningkatkan terjadinya ca,mammae.
 Terapi pergantian hormone
 Masukan alkohol
TIPE KANKER PAYUDARA

 Karsinoma duktal menginfiltrasi


 Karsinoma Lobular menginfiltrasi


Karsinoma medular
Kanker musinus

 Kanker duktal-tubular
 Karsinoma inflamatori
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Non Invasif  Invasif


- Mammografi - Biopsi bedah
- USG (Ultrasonografi) - Biopsi eksisional
- MRI - Tru-cut core biopsy
- Biopsi stereotaktik
- Aspirasi jarum halus
KOMPLIKASI :
Komplikasi terjadi karena kanker ini bermetastasis melalui
saluraM limfe (limfogen) ke paru-paru,tulang dan hati.


PENATALAKSANAAN :
Terapi medis: Terapi non-medis:
- Modiefied Radical Mastectomy - Lintas Metabolisme
- Total (Simple) Mastectomy - Radiasi
- Radicial Mastectomy - Kemoterapi
- Terapi anti-estrogen
- Terapi antibodi anti-HER 2/neu
PENGOBATAN


Stadium Pengobatan

I Dilakukan operasi dan kemoterapi

II Operasi dilanjutkan dengan kemoterapi, hormonal

III Operasi dilanjutkan dengan kemoterapi ditambah dengan radiasi dan


hormonal

IV Dilakukan kemoterapi dilanjutkan dengan radiasi dan hormonal

Selanjutnya Setelah diobati harapan hidup pasien paling lama adlah 4 tahun
PENCEGAHAN
 Melakukan pemeriksaan payudara secara
mandiri (SADARI).
 Memberikan ASI pada bayi bagi ibu
menyusui.
 Jika menemukan benjolan/gumpalan
segera kedokter.


 Mencari tahu riwayat keluarga mengenai
kanker payudara.
 Mengurangi konsumsi alcohol.
 Memperhatikan berat badan untuk
mencegah obesitas danmengurangi
makanan yang banyak mengandung
lemak.
 Untuk usia 50-40 dan usia lebih dari 50
tahun untuk melakukan skrinning
mammografi 1 atau 2 tahun sekali
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


 A. PENGKAJIAN
a) Geografi
b) Demografi
c) Vital Statistik
d) Kelompok Etnis
e) Nilai dan Keyakinan
Lanjut,,,

Pengkajian komunitas pada klien
Pengakajian Sub Sistem
hipertensi

a) Riwayat kesehatan
a) Lingkungan fisik
b) Riwayat kesehatan keluarga
b) Pelayanan Kesehatan
c) Makanan yang dikonsumsi
c) Keamanan & Transportasi
d) Aktivitas fisik
d) Pemerintah dan politik
e) Riwayat pengobatan
e) Pendidikan
f) Komunikasi
f) Rekreasi
g) Ekonomi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN


a) Nyeri akut berhubungan dengan agen injury
biologis
b) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan
c) Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
d) Kurang pengetahuan tentang kodisi, prognosis dan
pengobatan penyakitnya
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, A. (2011). Kanker


 Payudara. Diambil dari
http://medicastore.com/penyakit/1045/Kanker_Payudara.html. 13 Oktober 2017.
Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2.Jakarta : EGC.
Bulechek, gloria m., dkk.2015 Nursing interventions cassifiction, NIC Edisi VI Ahli Bahasa: Intrasi Nurjannah,
dk. Elesiver; Jakarta
Bustan, M.N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2 Rineka Cipta, .Jakarta.
Depkes RI., 2007. InaSH Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. Intimedia. Jakarta. Elizabeth J.
Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta : Aditya Media.
Gray, Huon H, dkk, 2002. Lucture Notes : Kardiologi (Edisi Keempat). Erlangga Medical Series. Jakarta.
Guyton AC, JE Hall. Buku Ajar Fisiologi. Ed. 9. Alih Bahasa: Setiawan I, Santoso A. Jakarta: EGC; 2006.
Harianto, Rina, M, dan Hery, S 2005. Risiko penggunaan pil kontrasepsi kombinasi terhadap kejadian kanker
payudara pada reseptor KB di Perjan RS Dr. CiptoMangun kusumo, Jakarta: Majalah Ilmu Kefarmasian,
Vol. 2, No.1, hh. 84-99.
Hayens,B,dkk. (2003). Buku pintar menaklukkan Hipertensi. Jakarta : Ladang Pustaka.
Herdman t. Heather, S.Kamitsuru. 2015. NANDA Internasional Inc. Diagnosis keperawatan :
Definisi dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Ahli Bahasa Budi Ana Keliat,dkk.Jakarta: EGC .

Anda mungkin juga menyukai