Anda di halaman 1dari 63

Meig Syndrome

Ghiffary Alif Miraza, S.Ked


NIM : 712019014

Pembimbing:
dr. Ratih Pratiwi, Sp. OG

BAGIAN ILMU OBSTETRI GYNEKOLOGI


RS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Pada tahun 1954, Meigs


Sindrom Meigs merupakan
mengajukan batasan-batasan
gejala yang terdiri dari
dari Sindrom Meigs tentang
tumor ovarium benigna
tumor ovarium yang jinak dan
dengan ascites dan efusi
solid yang diikuti dengan
pleura yang menghilang
ascites dan efusi pleura, di
setelah reaksi tumor.
mana setelah pengangkatan
Tumor ovarium pada
tumor, pasien tidak
Sindrom Meigs adalah
mengalami kekambuhan.1,3
jenis fibroma
LATAR BELAKANG

Di AS tumor ovarium
banyak pada Ascites ditemukan pada 10- Insiden dari tumor
masyarakat sosio 15 % dan fibroma ovarium ovarium meningkat
ekonomi rendah. dan hidrotoraks pada 1 % pada dekade
Fibroma ovarium pasien terutama dengan lesi
didapatkan pada 2-5
ketiga dan
yang besar. 40 % dari meningkat secara
% tumor ovarium dan kasus-kasus fibroma
Meigs Sindrom progresif hingga
ovarium ditemukan ascites
ditemukan jumlah 1 dan hidrotoraks puncaknya pada
%. dekade ketujuh.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Ovarium
Indung telur pada seorang dewasa kira-kira sebesar ibu jari tangan,
terletak di kiri dan kanan uterus, dekat pada dinding pelvis di fossa
ovarika. Ovarium dihubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii
propium. Arteri ovarika berjalan menuju ovarium melalui ligamentum
suspensorium ovarii (ligamentum infundibulopelvikum
Anatomi Ovarium
Anatomi Ovarium
Bagian ovarium yang berada didalam kavum peritonei dilapisi oleh epitel
selapis kubik-silindrik, disebut epitelium germinativum. Dibawah epitel ini
terdapat tunika albuginea dan dibawahnya lagi baru ditemukan lapisan
tempat folikel-folikel primordial
Anatomi Ovarium
• Tiap bulan satu folikel, kadang-kadang dua folikel,
berkembang menjadi folikel de graaf.
• Folikel-folikel ini merupakan bagian ovarium terpenting
dan dapat ditemukan di korteks ovarii dalam letak yang
beraneka ragam, dan juga dalam tingkat-tingkat
perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu
lapisan sel saja sampai folikel de Graaf matang.
• Folikel yang matang ini terisi dengan likour follikuli yang
mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi
Anatomi Ovarium
Anatomi Ovarium
• Pada waktu dilahirkan bayi perempuan mempunyai
sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini
berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-
folikel. Pada umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada
16-25 tahun 159.000, antara 26-35 tahun menurun
sampai 59.000, dan antara 34-45 hanya 34.000. Pada
masa menopause semua folikel sudah menghilang
Perkembangan Folikel Ovarium
• Setelah terjadi menarch dan ovarium mulai berfungsi
secara teratur terbentuklah aksis Hypothalamic-pituitary-
ovarian yang terintegrasi dan berfungsi baik. Sel teka dan
sel granulosa ovarium mulai memproduksi estrogen,
progesterone dan androgen
Perkembangan Folikel Ovarium
• Perkembangan morfologis awal sel granulosa dari folikel
primer dipengaruhi oleh follicle-stimulating hormone
(FSH). Dengan perkembangan folikel primer menjadi
folikel sekunder atau tersier awal, sel granulosa dan sel
teka mensintesis reseptor untuk berbagai hormone lainya
Perkembangan Folikel Ovarium
• FSH juga menginduksi system enzim aromatase yang
mendorong konversi androgen menjadi estrogen.
Akhirnya hormone ini menginduksi terbentuknya reseptor
Luteinizing hormone (LH). Hormon LH penting dalam
diferensiasi sel granulosa menjadi korpus luteum setelah
terjadinya ovulasi
Perkembangan Folikel Ovarium
DEFINISI MEIG SYNDROME
• Sindrom Meigs didefinisikan sebagai trias fibroma
ovarium, asites, dan efusi pleura yang membaik secara
spontan setelah reseksi fibroma.6
TERMINOLOGI MEIG SYNDROME
• Classic Meigs’ Syndrome
• Nonclassic Meigs’ Syndrome
• Pseudo-Meigs’ Syndrome
• Pseudo-Pseudo Meigs’ Syndrome (Tjalma Syndrome)
• Atypical atau Incomplete Meigs’ Syndrome
EPIDEMIOLOGI
• Sindrom Meigs menyumbang sekitar 1% dari tumor
ovarium, dan fibroma ovarium dan ada pada 2-5% tumor
ovarium yang diangkat secara operasi
• Sekitar 10-15% wanita dengan fibroma ovarium memiliki
asites, dan 1% nya memiliki hydrothorax
EPIDEMIOLOGI
• Dengan manajemen yang tepat , ekspektansi hidup
pasien pasca pengangkatan tumor akan sama dengan
populasi umum.
• Sangat jarang ditemukan sebelum dekade ke 3 dan mulai
meningkat secara progresif hingga memuncak di dekade
ke 7.3
DIAGNOSIS
• ANAMNESIS pemeriksaan Fisik
Keluhan utama biasanya samar dan Tanda vital  takipnea, takipkardi.
bermaninfestasi dalam waktu yang Paru-paru  tactile fremitus berkurang,
lama. Pasien dapat mengeluhkan resonansi suara berkurang, suara nafas
sesak nafas, mudah lelah, lingkar berkurang. Berkurangnya suara nafas
mengindikasikan efusi pleura.
perut membesar, batuk kering, Abdomen  kebanyakan pasien datang
kembung, amenore pada wanita dengan masa pelvis yang asimtomatik, solid,
premenopause, haid tidak teratur, dan unilateral. Masa umumnnya berukuran
dan ada nya riwayat keluarga dengan besar, tetapi kadang tidak teraba masa.
kanker ovarium.9 Asites ditandai dengan pekak alih dan/atau
fluid thrill
Pelvis  masa pada pelvis
DIAGNOSIS
• pemeriksaan Fisik

Tanda vital  takipnea, takipkardi.


Paru-paru  tactile fremitus berkurang, resonansi suara berkurang, suara
nafas berkurang. Berkurangnya suara nafas mengindikasikan efusi pleura.
Abdomen  kebanyakan pasien datang dengan masa pelvis yang
asimtomatik, solid, dan unilateral. Masa umumnnya berukuran besar, tetapi
kadang tidak teraba masa. Asites ditandai dengan pekak alih dan/atau fluid
thrill
Pelvis  masa pada pelvis
DIAGNOSIS
• USG Pelvis

MASSA PADA PELVIS ASITES


• Chest X-ray. Dapat digunakan untuk mengkonfirmasi
adanya efusi pleura
• MRI atau CT scan dapat dipertimbangkan untuk
meniadakan diagnosis banding berupa penyakit
metastatik sebelum pengobatan
• CA 125 & biomarker keganasan lainnya. CA 125 dapat
meningkat pada sindrom Meigs, tetapi derajat
peningkatannya tidak berhubungan dengan keganasan
• Hasil pemeriksaan hanya bersifat sugestif tetapi tidak
dapat mengkonfirmasi sindrom Meigs, sedangkan,
diagnosis pasti sindrom Meigs adalah masa pasca
operasi dengan hasil resolusi asites dan efusi pleura serta
konfirmasi tumor secara histologis. 9
DIAGNOSIS BANDING
• Malignant ovarian tumor
• Hypoalbuminemia
• Nephrotic syndrome
• Congestie cardiac failure
• Liver cirrhosis
MANAGEMEN
– Perawatan Medis
– Konsultasi
– Manajemen Bedah
– Perawatan Rawat Jalan
PROGNOSIS
– Sindrom Meigs adalah suatu penyakit jinak,
jika dirawat dengan benar. Tidak ada
laporan kekambuhan setelah operasi
pengangkatan massa
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTIFIKASI PASIEN
Nama : Ny. A
No.Rekmed : 614587
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 49 tahun
Status Nikah : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Palembang/Indonesia
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat :
MRS : 24 Oktober 2019
IDENTIFIKASI SUAMI
Nama :
Umur :
Status Nikah : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Palembang/Indonesia
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
KELUHAN UTAMA
• Perut Membesar
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
• 2 bulan yang lalu pasien mengeluh pakaian yang dia
kenakan menyempit dan sebulan kemudian pasien
merasa perutnya terus membesar diiringi dengan
kenaikan berat badan, dan pada bulan September pasien
merasa sesak dan pasien merasa kakinya membengkak
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Hipertensi (-)
• Diabetes Melitus (-)
• Asma (-)
• Hipertiroid (-)
• Jantung (-)
• Hipertensi dalam kehamilan (-)
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
–Hipertensi (-)
–Diabetes Melitus (-)
–Asma (-)
–Hipertiroid (-)
–Jantung (-)
–Hipertensi dalam kehamilan (-)
RIWAYAT MENSTRUASI
Usia Menarche : 15 Tahun
Lama Haid : 3 Hari
Ganti Pembalut : 2x/ hari
• Riwayat Perkawinan
– Lama Menikah : Tahun
– Usia saat menikah : Tahun
RIWAYAT KONTRASEPSI
RIWAYAT PERSALINAN

ANAK TAHUN JENIS CARA LAHIR BERAT PENOLONG


LAHIR KELAMIN LAHIR
1

3
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 110 x/menit
Respirasi : 30 x/menit
Suhu tubuh aksila : 36,5 °C
• Kepala : Mata : anemis -/-, ikterik -/-
• Thoraks : Jantung : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
• Paru : stemfremitus menurun, perkusi redup, vesikuler +/+
menurun,
• Abdomen : Shifting dullness (+)
• Ekstremitas : Akral hangat
ekstremitas atas +/+, ekstremitas bawah +/+
• Oedem : ekstremitas atas -/-, ekstremitas bawah -/-
laboratorium
• Tanggal 7 Maret 2017 jam 15:00 diperiksa
• Tanggal 7 Maret 2017 jam 16:00 selesai

• Hb :13,9 (12-14 g/dl)


• Jumlah Leukosit :13.600 (5000-10.000 /UL)
• Trombosit : 371.000 (150.000-400.000/ul)
• Hematokrit : 43 % (37-43%)
laboratorium
Tanggal 24 Oktober 2019 jam 14:02 diperiksa
Tanggal 24 Oktober 2019 jam 15:49 hasil diterima

• Hb :11,3 (12-16 g/dl)


• Hematokrit : 33,7 % (37-47%)
• LED : 80 (< 20 mm/jam)
laboratorium
Tanggal 26 Oktober 2019 jam 15:05 diperiksa
Tanggal 26 Oktober 2019 jam 15:47 hasil diterima

• SGOT :7 (0-35)
• SGPT :2 (0-35)
• Imuno Serologi
• HBsAg : Negatif (Negatif)
• Anti HCV : Non Reaktif (Non Reaktif)
laboratorium
• Tanggal 29 Oktober 2019 Jam 10:52 diperiksa
• Tanggal 29 Oktober 2019 Jam 12:49 hasil diterima

• Ca 125 : 170,94 (0-35)


USG
RONTGEN THORAX
• Cor tidak membesar
• Corakan bronkovascular normal
• Tidak tampak infiltrate
• Diafragma kanan dan kiri licin
• Sinus kostofrenikus kanan dan kiri tertutup perselubungan
• Tulang intak
• Soft tissue baik
• Kesan : Efusi Pleura Bilateral
DIAGNOSIS

Meig Syndrome
PENATALAKSANAAN

 Oksigen dengan menggunakan face mask


8L/menit
 IVFD Asering gtt 10x/menit (mikro)
 Inj Furosemid 1x1
 Spironolactone 3x100mg
 Konsul Dokter Spesialis Penyakit dalam masalah
Asites dan Efusi Pleura
 Konsul Dokter Spesialis Obstetri Gynekologi
FOLLOW UP
PEMBAHASAN
• Pada laporan kasus berikut diajukan suatu kasus seorang wanita
berusia 49 Tahun dengan diagnosa meig sindrom.

• Dari hasil anamnesis didapatkan adanya keluhan perut semakin


membesar, kemudian pasien juga mengeluh sesak yang semakin
memberat, dari hasil pemeriksaan fisik pasien tampak sesak, dan
dari pemeriksaan paru didapatkan stemfremitus menurun,
perkusi redup, vesikuler +/+ menurun, abdomen : Shifting
dullness (+)
PEMBAHASAN
• Dari hasil pemeriksaan penunjang berupa rontgen thorax
dan USG abdomen didapatkan efusi pleura bilateral dan
didapatkan cairan di rongga abdomen, sehingga untuk
penegakan diagnosis pada kasus ini sudah benar,
berdasarkan teori
PEMBAHASAN
• Classic Meigs’ Syndrome yaitu terdapat 4 kriteria yang
harus dipenuhi untuk mengklasifikasikan suatu kasus
sebagai Classic Meigs’ Syndrome yaitu;
• fibroma jinak atau sejenis fibroma (fibroeithelial tumor,
thecoma, tumor sel granulosa, atau Brenner tumor)
• asites,
• efusi pleura
• resolusi asites dan efusi pleura setelah pengangkatan
tumor
PEMBAHASAN
• Asites terjadi karena iritasi pada permukaan peritoneal yang
disebabkan oleh tumor ovarium yang keras dan padat dapat
merangsang produksi cairan peritoneal.

• Mekanisme lain yang diperkirakan adalah tekanan langsung pada


limfatik atau pembuluh darah di sekitarnya, stimulasi hormonal, dan
torsi tumor. Perkembangan asites mungkin disebabkan oleh
pelepasan mediator (komplemen teraktivasi, histamin, produk
degradasi fibrin, VEGF) dari tumor, yang menyebabkan
permeabilitas kapiler meningkat
PEMBAHASAN
Patofisiologi dari efusi pleura juga masih belum jelas. Cairan
asites dan cairan pleura pada sindrom Meigs bisa berupa
transudatif atau eksudatif. Hal ini mungkin disebabkan karna
cairan pleura pada kasus tumor ovarium, biasanya berasal
dari rongga peritoneal dan bergerak ke rongga pleura
melalui defek diafragma atau saluran limfatik.6,12
PEMBAHASAN
• Pasien mengalami sesak nafas didapatkan RR pasien ini 30x/menit
sehingga diberikan oksigen dengan menggunakan face mask
8L/menit, diberikan juga inj Furosemid dan spironolactone 3x100mg
karena pasien mengalami efusi pleura dan terdapat asites yang
diketahui melalui pemeriksaan paru didapatkan stemfremitus
menurun, perkusi redup, vesikuler +/+ menurun, abdomen : Shifting
dullness (+)
PEMBAHASAN
• sehingga pemberian diuretik diindikasikan untuk
mengurangi cairan yang ada di pleura dan rongga
abdomen, dikonsultasikan ke dokter spesialis penyakit
dalam agar bisa dilakukan thoracosintesis
PEMBAHASAN
Menurut Teori Perawatan medis pada pasien dengan sindrom Meigs
bertujuan untuk mengobati secara simtomatik melalui terapi
parasentesis dan thoracentesis untuk gejala asites dan efusi pleura

berdasarkan teori Konsultasikan dengan dokter spesialis bedah


ginekologi untuk manajemen bedah pada pasien. Laparotomi
eksplorasi dengan stadium bedah adalah pengobatan pilihan, Jika
laporan patologi menunjukkan tidak adanya ciri-ciri keganasan, ahli
bedah dapat melanjutkan dengan operasi konservatif (salpingo-
ooforektomi atau ooforektomi).
PEMBAHASAN
• Diagnosis banding pada pasien adalah Hypoalbuminemia,
Nephrotic syndrome, Congestie cardiac failure, Liver cirrhosis.
• Hipoalbumin dapat menyebabkan asites, efusi pleura dan edema
anasarka dikarena fungsi albumin sendiri adalah menyeimbangkan
tekanan onkotik didalam tubuh, sehingga bila pada pasien-pasien
dengan hipoalbumin dapat menyebabkan gejala yang mirip dengan
pasien meig sindrom, namun pada pasien ini kadar albumin nya
normal
PEMBAHASAN
Untuk diagnosis Nefrotik syndrome dapat disingkirkan berdasarkan
umur, biasanya nefrotik syndrome sudah ditemukan sejak anak-
anak, namun pasien ini mengatakan belum pernah mengalami
keluhan seperti ini, kemudian untuk nefrotik syndrome tidak
memenuhi 3 kriteria yaitu, hipoalbumin, edema anasarkan dan
hiperkolesteronemia
PEMBAHASAN
• Pada hasil laboratorium pasien ini terjadi peningkatan CA
125, CA 125 adalah biomarker yang diproduksi oleh epitel
tuba falopii, endometrium, endocervix, ovrium dan sel
mesotel pleura, perikardium dan peritoneum.Umumnya
peningkatan CA 125 terlihat pada 80 % pasien dengan
kanker ovarium. Namun, dapat meningkat pada kasus
jinak seperti Sindroma Meigs’, endometriosis, pelvic
inflammatory disease dan leimyoma uterus
PEMBAHASAN
perlu digaris bawahi bahwa masa ovarium dengan efusi
pleura dan peritoneal tidak selalu merepresentasikan
keganasan, bahkan jika terdapat peningkatan level CA
125.7
PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan hanya bersifat sugestif tetapi tidak dapat
mengkonfirmasi sindrom Meigs, sedangkan, diagnosis pasti
sindrom Meigs adalah masa pasca operasi dengan hasil
resolusi asites dan efusi pleura serta konfirmasi tumor
secara histologis. 9

Anda mungkin juga menyukai