Anda di halaman 1dari 41

Nibras Noor Fitri G99162101

Lisana Shidqi G99162098


Devi Ratna Sari G991610 04
Adhe Marlin Sanyoto G99161009
Mahira Bayu Adifta G99161059

ENDOMETRIOSIS PRESENTASI
Pembimbing:
KASUS
dr. Hermawan Udiyanto, Sp.OG (K)
DEFINISI
Keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi
terdapat di luar kavum uteri.

Jaringan yang terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma, terdapat


di dalam miometrium atau pun di luar uterus.

Bila jaringan endometrium terdapat di dalam miometrium


disebut adenomiosis dan bila di luar uterus disebut
endometriosis
POSSIBLE SITE
OF ENDOMETRIOSIS
EPIDEMIOLOGI


5-10% usia reproduktif
>50% menopause
> tidak kawin pada umur muda, tidak punya
banyak anak.
PATOFISIOLOGI

Hingga kini penyebab endometriosis belum diketahui secara


pasti. Banyak teori yang disebut ikut berperan dalam
patogenesis endometriosis, sehingga penyakit ini disebut juga
‘penyakit penuh teori’. Tetapi tidak satupun dari teori-teori
tersebut yang benar-benar dapat menjelaskan kenapa jaringan
endometrium sampai berada di luar kavum uteri.
THE TEORY
OF ENDOMETRIOSIS
FAKTOR RESIKO
 Wanita yang ibu atau saudara perempuanya menderita
endometriosis
 Memiliki siklus menstruasi kurang atau lebih dari 27 hari
 Menarke terjadi pada usia relatif muda (< 11thn)
 Masa menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih
 Orgasme saat menstruasi
 usia,
 peningkatan jumlah lemak tubuh perifer,
 gangguan haid (polimenore, menoragia, dan
berkurangnya paritas
Dysmenorrhea
Menorrhagia

GEJALA
KLINIS
Infertile
Dyspareunia,
Painful bowel
movements
KLASIFIKASI
 Peritoneal endometriosis
Terjadi vaskularisasi pada lesi peritoneum sehingga menimbulkan perdarahan
saat menstruasi dan perdarahan kronik rekuren, serta reaksi inflamasi
membentuk jaringan fibrosis.

Ovarian Endometrial Cysts (Endometrioma)


Terbentuk akibat invaginasi dari korteks ovarium setelah penimbunan debris
menstruasi dari perdarahan jaringan endometriosis. Dapat ditemukan kista coklat
karena penimbunan darah dan debris ke dalam rongga kista.

Deep Nodular Endometriosis


Jaringan ektopik menginfiltrasi septum rektovaginal atau struktur fibromuskuler
pelvis seperti uterosakral dan ligamentum utero-ovarium.Nodul-nodul dibentuk
oleh hiperplasia otot polos dan jaringan fibrosis di sekitar jaringan yang
menginfiltrasi.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS + PEMERIKSAAN FISIK

MRI

PEMERIKSAAN DALAM

USG TRANSVAGINAL
GOLD
STANDARD

LAPAROSKOPI
PENATALAKSANAAN

Bila diagnosis endometriosis sudah ditegakkan, pilihan terapi diambil


berdasarkan luasnya endometriosis dan kebutuhan pasien. Regimen
pengobatan oral dan pembedahan ditentukan berdasarkan usia,
status fertilitas, beratnya penyakit, pengobatan sebelumnya, biaya,
risiko pengobatan, dan lama pengobatan. Penatalaksanaan untuk
endometriosis antara lain pemberian analgetik, pengobatan
hormonal, dan pembedahan.
PENATALAKSANAAN
 Pemberian analgetik
Pengobatan hormonal
 Pil Kontrasepsi
 Danazol
 Progestin

Pembedahan
 Pembedahan konservatif
 Pembedahan Definitif
ANALGETIK

Analgesik merupakan terapi nonspesifik, tetapi


merupakan bagian terapi medis yang penting dan satu-
satunya modalitas terapi yang tepat untuk wanita yang
menginginkan kehamilan

Anti inflamasi non-steroid (AINS) biasanya efektif, karena


implan endometriosis mengeluarkan prostaglandin dan
sitokin, yang mana produksinya diturunkan oleh AINS.
PENGOBATAN HORMONAL

Sebagai dasar pengobatan hormonal endometriosis ialah


pertumbuhan dan fungsi jaringan endometriosis, seperti jaringan
endomterium yang normal, dikontrol oleh hormone-hormon
steroid.
Prinsip pengobatan hormonal :
 Menciptakan lingkungan hormone rendah estrogen dan asiklik
 Menciptakan lingkungna hormone tinggi androgen atau tinggi
progesterone
PENGOBATAN HORMONAL

Pil Kontrasepsi
Menurunkan beratnya menstruasi dan lama menstruasi, sehingga menurunkan
jumlah produk menstruasi yang retrograd.
Memberikan efek desidual pada implan-implan endometriosis yang
menghambat pertumbuhan implan lebih lanjut.
Menurunkan level estrogen sirkulasi, terutama estradiol. Dengan menghambat
fungsi ovarium dan memberikan estrogen tambahan, level estradiol darah
umumnya lebih rendah daripada sebelum mengkonsumsi pil kontrasepsi. Level
estrogen yang lebih rendah akan menurunkan stimulasi hormonal pada implan
Endometriosis.
PENGOBATAN HORMONAL

Bila dikonsumsi terus, pil kontrasepsi akan menghentikan perdarahan


withdrawal episodik yang terjadi baik pada endometrium normal maupun
implan endometrium.

Pil kontrasepsi dapat diberikan 6-9 bulan. Bahkan ada yang menganjurkan
minimal 1 tahun dan bila perlu dilanjutkan sampai 2-3 tahun.
PENGOBATAN HORMONAL

Danazol
Danazol merupakan turunan isoksazol dari 17 alfa etiniltestosteron. Danazol
menimbulkan keadaan asiklik, androgen tinggi dan estrogen rendah. Kadar
androgen meningkat disebabkan oleh :

 Danazol pada dasarnya bersifat androgenik (agonis androgen)

 Danazol mendesak testosteron sehingga terlepas dari ikatannya dengan


SHGB, sehingga kadar testosteron bebas meningkat.
PENGOBATAN HORMONAL
Kadar estrogen rendah disebabkan oleh :
 Danazol menekan sekresi GnRH, LH, dan FSH sehingga dapat menghambat
pertumbuhan folikel.

 Danazol menghambat kerja enzim-enzim steroidogenesis di folikel ovarium


sehingga produksi estrogen menurun.

Dosis yang dianjurkan untuk endometriosis ringan (stadium II) atau sedang
(stadium III) adalah 400 mg per hari, sedangkan untuk endometriosis berat
(stadium IV) dapat diberikan sampai dengan 800 mg per hari. Lama
pemberian minimal 6 bulan, dapat pula diberikan selama 12 minggu sebelum
terapi pembedahan konservatif.
PENGOBATAN HORMONAL
Progestin
Progestin menghambat pelepasan gonadotropin hipofisis, memblokade fungsi
ovarium dan mempunyai efek desidualisasi pada implan endometrium, yang
menghambat pertumbuhannya. Progestin sama efektifnya dengan pil
kontrasepsi dalam terapi endometriosis, tetapi lebih banyak efek samping
terutama pertambahan berat badan dan perdarahan breakthrough.
PEMBEDAHAN
Pembedahan konservatif

 Pembedahan konservatif berarti mengambil sebanyak mungkin lesi


endometriosis, tetapi dengan batasan untuk mempertahankan fungsi
reproduksi.

 Ini berarti mempertahankan uterus, tuba Fallopi dan ovarium. Pembedahan


konservatif adalah pilihan terbaik untuk pasien infertil karena tidak ada
terapi tanpa pembedahan yang dapat memperbaiki fertilitas pasien.

 Sebaliknya, pembedahan konservatif mencapai 40-60% angka kehamilan


post-pembedahan, tergantung dari derajat endometriosisnya.
PEMBEDAHAN

Pembedahan Definitif

 Pembedahan definitif melibatkan histerektomi, dengan atau tanpa


mengambil tuba, ovarium dan tempat lain endometriosis.

 Pembedahan definitif memberikan kemungkinan terbesar untuk


secara permanen menghilangkan nyeri endometriosis, tetapi
menghilangkan fungsi reproduksinya.
KASUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Ny. AL
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama :Islam
Pekerjaan : Guru
Alamat : Sundeng, Surakarta
Tanggal periksa : 13 Januari 2018
No. RM : 0137xxx
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri saat menstruasi

Riwayat penyakit sekarang


Seorang pasien perempuan, P0A0, 26 tahun datang rujukan dari
RSUD Pacitan dengan keterangan development ovarian cyst. Pasien
mengeluh nyeri setiap menstruasi. Riwayat menstruasi normal, 1x
per bulan, 3-4x ganti pembalut. Benjolan di perut disangkal, nyeri
koitus (-), keluar darah di luar menstruasi (-), penurunan berat
badan (-), makan/minum dalam batas normal, BAB dan BAK normal.
Pasien menikah 1x dengan usia pernikahan 2 tahun, tidak
menggunakan KB.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat jantung : disangkal
RIWAYAT PEMERIKSAAN SEBELUMNYA
05/12/2017
Pengantar Dr. Abdul Laqif, dr., Sp.OG(K)
Diagnose : kista coklat bilateral pro laparoskopi
Hasil USG :
Patensi tuba falopii bilateral
Uterus antefleksi normo size

28/12/2017
Analisa sperma: normozoospermia
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluhan serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat kencing manis : disangkal
Riwayat as ma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat jantung : disangkal

Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali, selama 2 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum: Baik, compos mentis, gizi kesan cukup
 Tanda Vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36.60C
 Kepala : Normocephal
 Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 THT : Discharge (-/-)
 Leher : Kelenjar getah bening tidak membesar
 Thorax :
 Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak


Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (-)
 Pulmo

Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri


Palpasi : fremitus raba dada kanan = kiri
Perkusi : sonor// sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), suara napas
tambahan (-/-), wheezing (-)
 Abdomen
 Inspeksi : Dinding perut sejajar dinding dada
 Palpasi : supel, nyeri tekan (-), tidak teraba massa
 Perkusi : timpani
Inspekulo : Vesika urinaria tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio utuh, OUE tertutup, darah (-), discharge (-), sonde 4 cm.

PEMERIKSAAN DALAM
Vaginal Touche : Vesika urinaria tenang,
dinding vagina dalam batasnormal, portio
lunak, OUE tertutup, cavum uterus sebesar
telur ayam anterior/posterior kanan/kiri
dalam batas normal, darah (-), discharge (-)

Inspekulo : Vesika urinaria tenang, dinding


vagina dalam batas normal, portio utuh, OUE
tertutup, darah (-), discharge (-), sonde 4 cm.
USG (14 DESEMBER 2017)
USG (9 JANUARI 2018)
DIAGNOSIS
Endometrioma Bilateral

Prognosis
Dubia

Terapi dan Planning


 Mondok bangsal
 Pro kistektomi per laparaskopi
OPERASI (11 JANUARI 2018)

ADHESIOLISIS KISTEKTOMI BILATERAL KURETASE ENDOMETRIUM


FOLLOW UP (13 JANUARI 2018)
Keluhan : tidak ada
Keadaan umum : baik, compos mentis
Vital sign : Tekanan darah : 120/90 mmHg; RR : 20x/mnt
Nadi : 80x/mnt; Suhu : 36,50C
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Thorax : Cor/ Pulmo dalam batas normal
Abdomen : supel, nyeri tekan (-)
Genital : darah (-), discharge (-)
FOLLOW UP
Diagnosis : Post kistektomi bilateral, kuretase endometrium, tes
patensi tubo perlaparaskopi a.i. kista coklat bilateral, hiperplasia
endometrium dengan adhesi DPH-2
Terapi :
Cefadroxil 2x500mg
Asam Mefenamat 3x500mg
Vitamin C 2x50mg
Diet TKTP
Medikasi luka
BLPL
MATUR NUWUN Dr. Hermawan Udiyanto,
SpOG(K)

Anda mungkin juga menyukai