Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN

ENDOMETRIOSIS

DISUSUN OLEH KEL. 2:


NOVITA PUTRI WULANDARI 1903001
ABU RIZAL BAKERYE 1903003
AGUSTINA NOOR AINI 1903005
DIAN AYU PUSPITASARI 1903021
NIKMATUN NAZILA 1903041
NURUL ITA ANGGIYANTI 1903045
UTAMI MARDIANINGSIH 1903063
Definisi Endometriosis

Endometriosis adalah kelainan ginekologis yang ditandai dengan


adanya pertumbuhan lapisan endometrium secara ektopik yang
ditemukan di luar uterus. Secara lebih spesifik lagi dijelaskan sebagai
suatu keadaan dengan jaringan yang mengandung unsur – unsur
stroma dan unsur granular endometrium khas terdapat secara
abnormal pada berbagai tempat di dalam rongga panggul atau daerah
lain pada tubuh (RAHMAWATI, 2016).
Endometriosis merupakan gangguan ginekologi yang ditandai
dengan adanya jaringan endometrium diluar kavum uteri yang dapat
memicu terjadinya reaksi inflamasi (Prasetyani, 2020). Lokalisasi
sebaran endometrium dapat terjadi di ovarium (dalam bentuk kista
cokelat), peritoneum (sekitar uterus yang menyebabkan infertilitas),
septum rektovaginalis, umbilicus, appendiks, bekas luka (episiotomy,
laparotomi / seksio sesaria) (RAHMAWATI, 2016).
Penyebab Endometriosis

1. Menarche lebih dini meningkatkan endometriosis.


2. Gangguan outflow darah menstruasi.
 Regurgitasi darah menuju perineum.
 Reinplantasi sel endometrium menimbulkan manifestasi
klinis lainnya.
3. Kemungkinan faktor heriditer
 Dalam keluarga dijumpai sejumlah kejadian endometriosis.
 Endometriosis dihubungkan dengan human leukosit antigen
(HLA).
Klasifikasi Endometriosis

Endometriosis ringan
Endometriosis sedang
Endometriosis berat
Patofisiologi Endometriosis

Untuk memahami problem endometriosis ini, kita perlu memahami siklus menstruasi. Dalam
setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal dengan tumbuhnya pembuluh darah
dan jaringan, untuk mempersiapkan diri mendapatkan sel telur yang akan dilepaskan oleh
indung telur yang terhubungkan dengan rahim oleh terusan yang disebut tuba falopii atau
terusan telur. Apabila, telur yang sudah matang tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka
lapisan dinding rahim tadi luruh pada simpulan siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim inilah
yang disebut dengan insiden menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan
biasanya memerlukan waktu 28 hingga 30 hari hingga kembali lagi ke awal proses. Salah satu
teori menyampaikan bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa
jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar
rahim. Teori lain menyampaikan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di lokasi baru.
Namun, ada pula teori yang menyampaikan bahwa beberapa perempuan memang terlahir
dengan sel-sel yang "salah letak", dan sanggup tumbuh menjadi endometrial implant kelak.
Berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk memahami endometriosis ini dengan baik
sehingga sanggup memilih cara yang sempurna untuk mengobatinya. Dalam masalah
endometriosis, walaupun jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi "imigran
gelap" di rongga perut menyerupai sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan pembuluh
darahnya juga sama dengan endometrium yang berada di dalam rahim.
Lanjutan

Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut endometrial implant) ini juga akan
merespons perubahan hormon dalam siklus menstruasi. Namun, bila endometrium
sanggup luruh dan melepaskan diri dari rahim dan ke luar menjadi darah menstruasi,
endometrial implant ini tidak punya jalan ke luar.
Sehingga, mereka membesar pada setiap siklus, dan tanda-tanda endometriosis (yaitu
rasa sakit hebat di kawasan perut) cenderung makin usang makin parah. Intensitas
rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini sangat tergantung pada letak dan
banyaknya endometrial implant yang ada pada kita. Walaupun demikian, endometrial
implant yang sangat kecil pun sanggup mengakibatkan kita kesakitan luar biasa
apabila terletak di saraf. Setiap bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam
rahim dan membentuk satu lapisan menyerupai dinding. Lapisan ini akan menebal
pada awal siklus haid sebagai persediaan mendapatkan telur tersenyawa (embrio).
Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses sama menyerupai
dalam rahim dan berdarah setiap bulan. Pada masa sama, selaput ini akan
menghasilkan materi kimia yang akan mengganggu selaput lain dan mengakibatkan
rasa sakit. Lama kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin tebal dan membentuk
benjolan atau kista (kantung berisi cecair) dalam ovari.
Pathways Endometriosis
Asuhan Keperawatan
Endometriosis
Pengkajian

Identitas Pasien
 Nama : Ny. N

 Usia : 29 thn
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam

 Suku/ bahasa : Jawa


 Status perkawinan : Menikah
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga

 Alamat : Tembalang
 No Registrasi : 070754

 Tanggal masuk : 12 juni 2021


 Jam : 08.00
Identitas penanggung jawab
 Nama : Tn.E
 Usia : 35 thn
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pendidikan terakhir : SMA
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat: Tembalang
Riwayat Kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang


 Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan panggul,
sakit saat buang air kecil, serta merasa mual dan dan muntah
yang disertai dengan diare.
 Pasien mengatakan volume darah saat menstruasi sangat
berlebihan.
Riwayat kesehatan dahulu
 Pasien mengatakan belum pernah sakit seperti sekarang.
Riwayat kesehatan keluarga
 Pasien mengatakan tidak mempunyai Riwayat penyakit
turunan di dalam keluarganya
Pemeriksaan Fisik

Kesadaran umum
 Kesadaran umum : composmentis
 BB / TB : 45 cm / 157 kg
Tanda-tanda vital

No. Tanggal Tanda-tanda vital

TD Nadi RR Suhu

1 12 Juni 2021 100/70 120x/me 21x/men 38C


mmHg nit it
Pemeriksaan head to toe

Kepala
 Berbentuk simetris
 Kulit kepala bersih
 Rambut berwarna coklat kehitaman dan tampak kusut

Mata
 Tidak ada benjolan di area mata
 Konjungtiva Anemis (pucat)

Hidung
 Hidung pasien bersih, tidak ada benjolan atau pembengkakan

Mulut dan tenggorokan


 Bibir pasien terlihat kering dan pucat
 Ada karies pada gigi

Telinga
 Telinga bersih dan tidak ada serumen
Lanjutan

Leher
 Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
 Tidak ada benjolan
Dada (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Inspeksi : Gerakan dada simetris, tidak ada luka
 Palpasi: adanya nyeri tekan
 Perkusi : bunyi redup
 Auskultasi : bunyi ronchi

Jantung (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)


 Inspeksi : tidak terlihat pembesaran jantung
 Palpasi: IC tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : suara lupdup
Abdomen (inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi)
 Inspeksi : terlihat simetris
 Auskultasi : bising usus normal (10x/menit)
 Palpasi: adanya nyeri tekan
 Perkusi :timpani
Lanjutan

Genital :
 Area genital tapak bersih
 Tidak ada luka
Integument
 Terdapat kotoran dikulit
 Adanya ruam merah dan panu disekujur tubuh
Ekstrimitas (pemeriksaan kekuatan otot, ektrimitas
atas dan bawah)
 Tidak ada luka
 Tampah bersih
Pola Pengkajian Fungsional

Pola persepsi kesehatan


 Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya, karena pasien belum pernah merasakan
keluhan seperti penyakitnya sekarang.
Pola pemenuhan nutrisi metabolik
 Klien mengatakan nafsu makan menurun sejak sakit dan sering mual muntah.
Pola eliminasi
 Klien mengatakan sebelum masuk RS biasa BAK dengan lancar. Setelah sakit setiap BAK terasa
nyeri. Daan akhir-akhir ini mengalami diare. Dan saat mentruasi volume darah yang di keluarkan
cukup banyak.
Pola aktivitas dan Latihan
 Klien mengatakan sebelum sakit klien dapat beraktivitas dengan normal akan tetapi setelah sakit
aktivitas klien menjadi terbatas karena saat beraktivitas bertambah sakit dan seperti tertusuk-tusuk
area perut bawah dan panggul.
Pola tidur dan istirahat
 Klien mengatakan sebelum sakit biasa tidur di rumah normal dengan kualitas tidur nyenyak. Klien
mengatakan tidak pernah menggunakan obat tidur, klien juga mengatakan bila ada waktu luang pada
siang hari digunakan untuk istirahat tidur. Pada saat di rumah sakit klien mengatakan sedikit
mengalami perubahan istirahat dan tidur karena nyeri di area perut bawah dan panggul.
Lanjutan

Pola persepsi
 Klien mengatakan merasa cemas atau takut akan penyakitnya ini. Klien mengatakan
ingin cepat sembuh dan pulang.
Pola peran dan hubungan
 Klien mengatakan perannya adalah sebagai seorang istri. Hubungan klien dan
keluarga sangat harmonis
Pola Seksualitas dan Reproduksi
 Klien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah.
Pola koping dan toleransi stress
 Klien mengatakan tidak pernah memiliki masalah yang berat, bila ia mempunyai
masalah cenderung akan dibicarakan dengan suami dan musyawarah sampai
menemukan solusi.
Pola nilai dan kepercayaan
 Klien adalah seorang yang beragama Islam, dan menjalankan ibadah sholat lima
waktu. Saat sakit pasien menjalankan ibadah dengan berbaring atau tiduran.
Pemeriksaan Penunjang

Endoskopi : dapat dilaksanakan untuk mengetahui


luasnya endometriosis
Biopsi : untuk mengetaui apakah ada keganasan
Analisa Data

N Data Etiologi Masalah


o
.

1 DO : Agen pencedera fisiologis : Nyeri akut


. - Tampak wajah pasien pucat dan lemas. Inflamasi
- Pasien tampak meringis kesakitan.
- BB/TB : 45 / 157
DS :
- Pasien mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah dan panggul.
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen pencedera


fisiologis : Inflamasi dibuktikan dengan Pasien
tampak meringis kesakitan.
Rencana Keperawatan
No. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan TTD
DP (PPNI, 2018) (PPNI, 2018)

1 Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen nyeri : Kelompo


selama 5x24 jam(T) diharapkan Nyeri akut menurun - Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, k2
dibuktikan dengan : frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Tingkat nyeri membaik dengan kriteria hasil : - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi factor yang memperberat dan
- Meringis menurun memperingan nyeri.
- Mual menurun - Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas
- Muntah menurun hidup
- Frekuensi nadi membaik - Monitor efek samping penggunaan analgetik
- Tekanan darah membaik - Berikan terapi nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
- Fasilitasi istirahat tidur
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetic.
Implementasi Keperawatan

Tahap ini perawat mencari inisiatif dari rencana


tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun
dan ditunjukan pada nursing orders untuk membantu
pasien mencapai tujuan yang telahditetapkan.
Evaluasi Keperawatan

Tahap ini perawat melakukan tindakan intelektual


untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,
rencana keperawatan, dan pelaksanaanya sudah
berhasil dicapai.
Kesimpulan

Endometriosis adalah terdapatnya jaringan yang peka


ekstrogen di luar uterus yang memiliki struktur histologi
dan fungsi mukosa uterus. Jaringan ini paling sering
ditemukan di dalam ovarium, ligamen posterior,
uterosarkum, dan kul de sak anterior dan posterior.
Penyebab terjadinya endometriosis sampai saat ini masih
belum diketahui secara pasti. Beberapa peneliti
memperkirakan bahwa endometriosis dapat disebabkan
oleh penurunan respons imun selular terhadap antigen-
antigen endometrium. Menurunnya sistem sel immunitas
disebabkan oleh terjadinya peningkatan makrofag
(Manuaba, 2010).

Anda mungkin juga menyukai