ENDOMETRIOSIS
Endometriosis ringan
Endometriosis sedang
Endometriosis berat
Patofisiologi Endometriosis
Untuk memahami problem endometriosis ini, kita perlu memahami siklus menstruasi. Dalam
setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal dengan tumbuhnya pembuluh darah
dan jaringan, untuk mempersiapkan diri mendapatkan sel telur yang akan dilepaskan oleh
indung telur yang terhubungkan dengan rahim oleh terusan yang disebut tuba falopii atau
terusan telur. Apabila, telur yang sudah matang tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka
lapisan dinding rahim tadi luruh pada simpulan siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim inilah
yang disebut dengan insiden menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh hormon, dan
biasanya memerlukan waktu 28 hingga 30 hari hingga kembali lagi ke awal proses. Salah satu
teori menyampaikan bahwa darah menstruasi masuk kembali ke tuba falopii dengan membawa
jaringan dari lapisan dinding rahim, sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar
rahim. Teori lain menyampaikan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di lokasi baru.
Namun, ada pula teori yang menyampaikan bahwa beberapa perempuan memang terlahir
dengan sel-sel yang "salah letak", dan sanggup tumbuh menjadi endometrial implant kelak.
Berbagai penelitian masih terus dilakukan untuk memahami endometriosis ini dengan baik
sehingga sanggup memilih cara yang sempurna untuk mengobatinya. Dalam masalah
endometriosis, walaupun jaringan endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi "imigran
gelap" di rongga perut menyerupai sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan pembuluh
darahnya juga sama dengan endometrium yang berada di dalam rahim.
Lanjutan
Si imigran gelap (yang selanjutnya akan kita sebut endometrial implant) ini juga akan
merespons perubahan hormon dalam siklus menstruasi. Namun, bila endometrium
sanggup luruh dan melepaskan diri dari rahim dan ke luar menjadi darah menstruasi,
endometrial implant ini tidak punya jalan ke luar.
Sehingga, mereka membesar pada setiap siklus, dan tanda-tanda endometriosis (yaitu
rasa sakit hebat di kawasan perut) cenderung makin usang makin parah. Intensitas
rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis ini sangat tergantung pada letak dan
banyaknya endometrial implant yang ada pada kita. Walaupun demikian, endometrial
implant yang sangat kecil pun sanggup mengakibatkan kita kesakitan luar biasa
apabila terletak di saraf. Setiap bulan, selaput endometrium akan berkembang dalam
rahim dan membentuk satu lapisan menyerupai dinding. Lapisan ini akan menebal
pada awal siklus haid sebagai persediaan mendapatkan telur tersenyawa (embrio).
Endometriosis yang ada di luar rahim juga akan mengalami proses sama menyerupai
dalam rahim dan berdarah setiap bulan. Pada masa sama, selaput ini akan
menghasilkan materi kimia yang akan mengganggu selaput lain dan mengakibatkan
rasa sakit. Lama kelamaan, lapisan endometriosis ini semakin tebal dan membentuk
benjolan atau kista (kantung berisi cecair) dalam ovari.
Pathways Endometriosis
Asuhan Keperawatan
Endometriosis
Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Usia : 29 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Tembalang
No Registrasi : 070754
Kesadaran umum
Kesadaran umum : composmentis
BB / TB : 45 cm / 157 kg
Tanda-tanda vital
TD Nadi RR Suhu
Kepala
Berbentuk simetris
Kulit kepala bersih
Rambut berwarna coklat kehitaman dan tampak kusut
Mata
Tidak ada benjolan di area mata
Konjungtiva Anemis (pucat)
Hidung
Hidung pasien bersih, tidak ada benjolan atau pembengkakan
Telinga
Telinga bersih dan tidak ada serumen
Lanjutan
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Tidak ada benjolan
Dada (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
Inspeksi : Gerakan dada simetris, tidak ada luka
Palpasi: adanya nyeri tekan
Perkusi : bunyi redup
Auskultasi : bunyi ronchi
Genital :
Area genital tapak bersih
Tidak ada luka
Integument
Terdapat kotoran dikulit
Adanya ruam merah dan panu disekujur tubuh
Ekstrimitas (pemeriksaan kekuatan otot, ektrimitas
atas dan bawah)
Tidak ada luka
Tampah bersih
Pola Pengkajian Fungsional
Pola persepsi
Klien mengatakan merasa cemas atau takut akan penyakitnya ini. Klien mengatakan
ingin cepat sembuh dan pulang.
Pola peran dan hubungan
Klien mengatakan perannya adalah sebagai seorang istri. Hubungan klien dan
keluarga sangat harmonis
Pola Seksualitas dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah.
Pola koping dan toleransi stress
Klien mengatakan tidak pernah memiliki masalah yang berat, bila ia mempunyai
masalah cenderung akan dibicarakan dengan suami dan musyawarah sampai
menemukan solusi.
Pola nilai dan kepercayaan
Klien adalah seorang yang beragama Islam, dan menjalankan ibadah sholat lima
waktu. Saat sakit pasien menjalankan ibadah dengan berbaring atau tiduran.
Pemeriksaan Penunjang