Anda di halaman 1dari 32

REFLEKSI KASUS

“MIOMA GEBURT”

Oleh : JEINUN GEMINI JAMADI S.Ked


Pembimbing Klinik : dr. DJEMI, Sp.OG, MARS
PENDAHULUAN
 Korpus uteri dan endometriumnya merupakan
tempat utama penyakit saluran reproduksi
perempuan. Banyak gangguan yang terjadi pada
organ ini merupakan penyakit yang sering
ditemukan, sering kronik dan rekuren, serta
kadang-kadang membahayakan.
 Mioma uteri merupakan tumor jinak terbanyak
pada wanita dan merupakan indikasi
histerektomi tersering di Amerika Serikat. Salah
satu masalah pada kesehatan reproduksi wanita
adalah ditemukannya mioma uteri yang
insidensinya terus mengalami peningkatan.
Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang
terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan
ikat fibroid dan kolagen
DEFINISI
Mioma geburt adalah mioma submukosa
bertangkai yang dilahirkan. Mioma tersebut
dapat muncul di serviks atau vagina, dan dapat
terjadi perputaran pada tangkainya
ETIOLOGI

Peningkatan reseptor
estrogen-progesteron
pada jaringan mioma
uteri

Faktor predisposisi yang


bersifat herediter dan
faktor hormone
pertumbuhan dan
Human Placental
Lactogen
EPIDEMIOLOGI
 Mioma uteri merupakan tumor pelvis paling
sering pada wanita dengan prevalensi seitar
80%.Persentase mioma submukosa adalah
sekitar 15 – 20 persen dari semua mioma namun
tidak ada data yang jelas mengenai angka
kejadian mioma geburt.

PATOGENESIS
 Secara umum, pertumbuhan mioma merupakan
akibat stimulasi estrogen, yang ada hingga
menopause. Seiring berjalannya waktu, mioma
yang awalnya asimtomatik dapat tumbuh dan
menjadi bergejala. Sebaliknya, banyak mioma
yang menyusut seiring menopause dimana
stimulasi estrogen menghilang dan banyak
gejala yang berkaitan dengan mioma hilang
segera setelah menopause.
KLASIFIKASI
MANEFESTASI KLINIS

Tanda
dan
Gejala
Perdarahan abnormal yaitu
dapat berupa hipermenore,
menoragia dan dapat juga
terjadi metroragia
merupakan yang paling
banyak terjadi.

Rasa nyeri yang mungkin


timbul karena gangguan
sirkulasi darah pada sarang
mioma, yang disertai
nekrosis setempat dan
peradangan.

Gejala dan tanda penekanan


yang tergantung pada besar
dan tempat mioma uteri.
Gejala yang timbul dapat
berupa poliuri, retensio
urine, obstipasi serta edema
tungkai dan nyeri panggul.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN TEMUAN PENUNJANG
ANAMNESIS
FISIK LABORATORIUM -USG
-Hiteroskopi
PENATALAKSANAAN
•Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6
bulan
•Bila anemi (Hb < 8gr/dl) transfusi PRC
KONSERVATIF •Pemberian zat besi
•Pemberian agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRHa) yaitu
Leuprolid asetat 3,75 mg intramuscular setiap bulan selama 3 –
6 bulan

•Preparat yang selalu digunakan untuk terapi medikamentosa


adalah analog GnRH, progesteron, danazol, gestrinon,

TERAPI tamoksifen, goserelin, antiprostaglandin, agen-agen lain


(gossipol, amantadine).

MEDIKAMENTOSA

•Miomektomi
•Histerektomi
PENGOBATAN
OPERATIF
LAPORAN KASUS
Tanggal Pemeriksaan : 20-04-2017
Ruangan:RS.UNDATA

IDENTITAS
Nama : Ny.F Nama Suami
: Tn. A
Umur : 48 tahun Umur : 41 tahun
Alamat : Jln.Trans sulawesi Alamat: Jln.Trns
Slwesi

Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan :


Wiraswata
Agama : Islam Agama
: Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan
ANAMNESISS
 Keluhan Utama : Perdarahan dari jalan lahir
 Riwayat Penyakit Sekarang : P2A1, 48
tahun datang ke IGD kebidanan Rumah Sakit
Undata Palu dengan keluhan perdarahan dari
jalan lahir, dialami sejak 2 bulan terakhir, darah
yang keluar banyak, kadang bergumpal
berwarna merah kehitaman. Pasien dapat ganti
pembalut 3-4 kali. Pasien mengatakan bahwa
keluhan ini sudah dirasakan sejak tahun 2008
namun sempat berhenti setelah dikuret dan
timbul kembali 2 bulan yang lalu.Pasien juga
mengeluh nyeri perut bagian bawah (+) terutama
jika duduk.Demam (-), Pusing (+), sakit kepala (-
), mual (-), muntah (-), BAK biasa dan BAB
lancar.
Riwayat yang serupa : Pada tahun 2008 pasien
dirawat dengan keluhan yang sama dan
didiagnosis dengan penebalan dinding rahim
sehingga dilakukan kuretase.
Riwayat asma (-)
Diabetes melitus (-)
Penyakit jantung (-)
Hipertensi (-)
 Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat asma (-)
Diabetes melitus (-)
Penyakit jantung (-)
Hipertensi (-)
RIWAYAT OBSTETRI
 Hamil pertama : Tahun 1997, aterm, SC, Hidup,
BBL 3,1 Kg
 Hamil kedua : Tahun 2004, abortus. Tidak di
kuret
 Hamil Ke Tiga : Tahun 2007, aterm, SC, Hidup,
BBL 3,2 Kg

 Riwayat menstruasi :
menarche : usia 14 tahun
siklus : 28 hari
durasi : 5 - 6 hari
banyak : 2 - 3x ganti pembalut dalam sehari
dismenore : Kadang-kadang
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Sedang
Kesadaran :Composmentis
Tekanan Darah :140/80mmHg
Nadi :102 x/menit
Respirasi :22x/menit
Suhu : 36,8ºC
Berat Badan :60kg
Tinngi badan : 155cm
 Kepala – Leher :
Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterus (-/-),
edema palpebra (-/-), pembesaran KGB (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-). Mata cekung (-),
 Thorax :
I : Pergerakan thoraks simetris, retraksi (-),
sikatrik (-)
P : Vocal fremitus kanan-kiri
P : Sonor p ada kedua lapang paru, pekak pada
jantung, batas paru-hepar SIC VII linea mid-
clavicula dextra, batas jantung dalam batas
normal.
A : Bunyi pernapasan vesikular +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-. Bunyi jantung I/II murni Reguler
 Abdomen :
I : Tampak cembung
P : Timpani
P: Nyeri tekan (+)
A: Peristaltik (+)kesan normal
STATUS GINEKOLOGI
Pemeriksaan Dalam : In speculo:
- Tampak massabulat sebesar telur ayam keluar
dari serviks uteri
- Tampak perdarahan keluar dari kanalis
servikalis
- Dinding vagina tidak terdapat kelainan
Vaginal Toucher :
-Teraba massa bertangkai (pedunculated) sebesar
telur ayam, perabaan kenyal, permukaan rata,
mudah digerakan.
Pemeriksaan Ekstremitas :
Superior : deformitas (-), akral dingin (-/-)
Inferior : deformitas (-), akral dingin (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG

Tampak massa kompleks batas tegas ukuran 3,95 x 4,62 cm pada ostium uteri eksterna.
Kesan : Mioma geburt
RESUME
 P2A1, 48 tahun datang ke IGD Kebidanan RS Undata dengan
keluhan perdarahan pervaginam, dialami sejak 2 bulan terakhir,
darah yang keluar banyak, kadang bergumpal berwarna merah
kehitaman. Pasien dapat ganti pembalut 3-4 kali. Keluhan yang
sama sudah dirasakan sejak tahun 2008 namun sempat berhenti
setelah dikuret dan timbul kembali 2 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluh nyeri perut bagian bawah (+) terutama jika duduk.Pasien
merasa pusing. Pada tahun 2008 pasien dirawat dengan keluhan
yang sama dan didiagnosis dengan penebalan dinding rahim
sehingga dilakukan kuretase.
 Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum sakit sedang,
composmentis.Tanda vital; TD 140/90 mmHg, N 102 x/menit, R 20
x/menit, S 36,8oC. Konjungtiva:anemis +/+.
 Pemeriksaan dalam dengan in speculodidapatkantampak
massa bulat sebesar telur ayam keluar dari serviks uteri,tampak
perdarahan keluar dari kanalis servikalis, dinding vagina tidak
terdapat kelainan. Pemeriksaan vaginal toucher teraba massa
bertangkai (pedunculated) sebesar telur ayam, perabaan kenyal,
permukaan rata, mudah digerakan.
 Pemeriksaan laboratorium;leukosit 10,49 x103/μL, eritrosit
2,46 x106/μL, hemoglobin 6 g/dL, platelet 402 x103/μL,. USG kesan
mioma geburt.

 DIAGNOSIS
P2A1+ Mioma Geburt + Anemia

 DIAGNOSIS BANDING
Polip serviks
Kanker serviks

 PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
 IVFD RL 28 tpm
 Inj. Asam traneksamat 1 amp/8jam
 Sulfas Ferous 1 x 1 tablet

Non Medikamentosa
 Transfusi PRC 2 kantong
 dilanjutkan 1 kantong per hari hingga HB 12 mg/dl

 Operatif
 Rencana ekstirpasi
FOLLOW UP
 FOLLOW UP (21 April 2017)
S: Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (-), sakit kepala (+), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
‘Kesadaran : komposmentis
TD: 100/70 mmHg
N: 92 x/m
P: 20 x/m
S : 36,5 °C
Konjungtiva anemis+/+
A :P2A1 + Mioma Geburt + anemia
P : IVFD RL 20 tpm
SF 1 x 1 tab
Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
Transfusi PRC labu 1
Jika Hb 12 mg/dl rencana ekstirpasi

 FOLLOW UP (22 April 2017)


S: Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (-), sakit kepala (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang
Kesadaran : komposmentis
TD: 110/70 mmHg N: 80 x/m
P: 22 x/m S : 36,6 °C
Konjungtiva anemis +/+
A :P2A1 + Mioma Geburt + anemia
P : IVFD RL 20 tpm
Lasix 1amp/extra
SF 1 x 1 tab
Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
Transfusi PRC labu 2
Jika Hb 12 mg/dl rencana ekstirpasi
 FOLLOW UP (23 April 2017)
S : Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (-), sakit kepala (-), pusing (-), mual (-
), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang Kesadaran : komposmentis
TD: 110/70 mmHg N: 87 x/m
P: 20 x/m S : 36 °C Konjungtiva anemis+/+
Lab : Hb = 10,4 g/dl
WBC = 21,97 ribu/uL
A :P2A1 + Mioma Geburt + anemia
P : IVFD RL 20 tpm
Lasix 1amp/extra
SF 1 x 1 tab
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
Asam traneksamat 1 amp/8jam/IV
Transfusi PRC labu 3
Jika Hb 12 mg/dl rencana ekstirpasi
 FOLLOW UP (24 April 2017)
S :Nyeri perut bagian bawah (-), perdarahan pervaginam (+), bergumpal (+), Sakit kepala (+), pusing (+), demam
(+), mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang Kesadaran : komposmentis
TD: 110/60 mmHg N: 86x/m
P: 20 x/m S : 39 °C Konjungtiva anemis+/+
A :P2A1 + Mioma Geburt + anemia
P : Paracetamol 3 x 500mg (Kp)
Biosanbe 1 x 1
Ceftriaxone 1 gr/12 jam
EKG Konsul jantung
Tampon vagina bila berdarah banyak
Transfusi PRC labu 4
Jika Hb 12 mg/dl rencana ekstirpasi
LAPORAN OPERASI
 Laporan Operasi
1. Memposisikan pasien dalam posisi litotomi dibawah pengaruh anastesi SAB
2. Melakukan disinfeksi area operasi dengan betadine dan kasa steril
3. Memasang doek steril
4. Melakukan pemasangan spekulum sims dan tenakulum
5. Tampak massa pada OUE ukuran uk. 5 x 3 cm
6. Dilakukan ekstirpasi massa dengan cunam ovum
7. Massa uteri ukuran 5 x 4 x 3 cm, konsistensi kenyal, dikirim ke Lab PA.
8. Dilakukan kuretase, kontrol perdarahan
9. Lepaskan tenakulum dan spekulum
10. Desinfeksi portio
11. Pasangan tampon vagina 1 buah
12. Bersihkan area operasi
13. Operasi selesai

Instruksi post op :
 IVFD RL 20 tpm
 Drips oxytocin 1 amp/kolf (2 kolf)
 Ceftriaxone 1 gr/12j/IV
 Asam Mefenamat 3 x 500mg
 SF 1 x 1
 Cek Hb 2 jam post op
 Aff tampon vagina jam 17.00 Wita
 FOLLOW UP (06 Mei 2017)
S : Nyeri perut (-), perdarahan pervaginam berkurang, sakit kepala (-), pusing (-), demam (-),
mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang Kesadaran : komposmentis
TD: 100/70 mmHg N: 85x/m
P: 22 x/m S : 36,3 °C
Konjungtiva anemis+/+
A : Mioma Geburt post ekstirpasi – Kuretase H-1
P : IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12j/IV
Asam mefenamat 3 x 500mg
Hemafort 1 x 1

 FOLLOW UP (07 Mei 2017)


S : Nyeri perut (-), perdarahan pervaginam berkurang, sakit kepala (-), pusing (-), demam (-),
mual (-), muntah (-), BAK biasa, BAB lancar
O :Ku : sedang Kesadaran : komposmentis
TD: 110/80 mmHg N: 88x/m
P: 22 x/m S : 36,5 °C
Konjungtiva anemis +/+
A : Mioma Geburt post ekstirpasi – kuretase H-2
P : Cefadroxil 2 x 500mg
Asam mefenamat 3 x 500mg
Hemafort 1 x 1
Boleh pulang
HASIL PA
oDeskripsi Makroskopik
Diterima 1 potongan jaringan, berat < 5 gram,
ukuran 5 x 4,1 x 3,4 cm, konsistensi padat
kenyal. Pada irisan tampak massa putih
homogen, diproses sebagai 1 kaset.

 Mikroskopik
Menunjukkan potongan jaringan yang terdiri dari
proliferasi sel-sel berinti spindel yang tersusun
saling berpotongan membentuk gambaran
pusaran air. Tidak tampak tanda-tanda
keganasan.
 Kesan/ Diagnosis : Leiomioma Uteri
DOKUMENTASI OPERASI
PEMBAHASAN
•Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan •Pada mioma geburt gejala yang menonjol berupa •Pada kasus ini pasien berusia 48 tahun, hal ini
pemeriksaan penunjang pasien pada kasus ini perdarahan per vaginam di antara siklus haid seusai dengan teori dimana mioma uteri
didiagnosis sebagai mioma geburt. yang bervariasi mulai dari perdarahan bercak ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih
•Mioma geburtadalahmioma submukosa yang hingga perdarahan yang bergumpal-gumpal. dari 40 tahun. Tumor ini paling sering
bertangkai panjang sehingga dapat keluar Darah yang keluar berupa darah segar dan memberikan gejala klinis antara 35-45 tahun,
melalui ostium serviks.1 kadang disertai nyeri sehingga dapat diduga jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun
sebagai haid yang memanjang

•Pengobatan operatif meliputi miomektomi dan •Secara umum, penanganan mioma uteri terbagi •Komplikasi yang sering terjadi adalah degenerasi
histerektomi. Miomektomi adalah pengambilan atas penanganan konservatif dan operatif. menjadi keganasan, torsio pada tangkai, anemia,
sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Penanganan konservatif dilakukan bila mioma infertilitas dan infeksi.
Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada berukuran kecil pada pra dan post menopause •Pada kasus ini komplikasi yang terjadi adalah
mioma submukosum pada myoma geburt dengan tanpa gejala. Tetapi harus diawasi anemia dan infeksi. Kadar hemoglobin pasien
cara ekstirpasi lewat vagina. Pengambilan perkembangan tumornya saat masuk rumah sakit adalah 6 gr/dL akibat
sarang mioma subserosum dapat mudah hipermenoragi, dan pada hari ke empat sebelum
dilaksanakan apabila tumor bertangkai. dilakukan ekstirpasi leukosit 21,97 ribu/uL.
•Hal ini sesuai dengna teori diamna mioma
geburt atau mioma yang dilahirkan, mudah
mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada
beberapa kasus, penderita akan mengalami
anemia dan sepsis karena proses di atas.1-3
BAB V
PENUTUP
 kesimpulan
 Mioma geburt adalah mioma submukosa
bertangkai yang dilahirkan. Mioma tersebut
dapat muncul di serviks atau vagina, dan dapat
terjadi perputaran pada tangkainya.
 Kasus ini di diagnosis dengan mioma geburt
 Penatalaksanaan yang dapat dilakukan dapat
berupa penanganan secara konservatif dan
operatif
REFERENSI
 Prawiroharjo, Sarwono, 2010. Ilmu Kandungan ;
Myoma uteri. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Hal :
275
 Parker, W, 2013. Prolapsed uterine leiomyoma.
Literature review recurrent. Diambil pada tanggal 06
Maret 2017. http
 Smith, Roger, 2008. Netter’s Obstetrics and gynecology
second edition ; Uterine leiomyoma. Kanssas : Elsevier.
Hal 303.
 Gibbs, R., 2008. Danforth’s obstettrics and gynecology,
10 th edition ; Leiomyoma. Colorado : Lippincott
williams. Hal. 917.
 Callahan,T, 2013. Blueprint obstetrics and gynecology.
Uterine lyomioma. Philadelhia: lippincott williams. Hal.
188
 Konar, H, 2008. DC Dutta’s textbook of gynecology,
Benign lesion of the uterus. India : Jaypee brother
medical publishers.
 Decherney, 2008. Current diagnosis and treatment in
obstetrics and gynecology. England : McGraw-hill.

Anda mungkin juga menyukai