Anda di halaman 1dari 20

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

PANCASILA WARISAN JENIUS NUSANTARA

Negeri lautan, Sifat lautan dalam Daerah pertanian yang subur yang
keluasan nya, mampu menampung melahirkan etos pertanian masyarakat
segala keragaman jenis dan ukuran. Nusantara menumbuhkan sifat religius
dan gotong royong
Sebagai negara kepulauan, Maka jadilah Nusantara sebagai pusat
persemaian dan penyerbukan silang
Indonesia sejak lama menjadi titik budaya, yang mengembangkan pelbagai
persinggahan titik temu penjelajahan corak kebudayaan yang lebih banyak
bahari yang membawa pelbagai arus dibandingkan kawasan Asia manapun.
peradaban.
Oppenheimer (2010),
Maka, jadilah Nusantara sebagai
tamansari peradaban dunia.

(Yudi Latif PhD)


WARISAN JENIUS NUSANTARA
menjadi nilai-nilai yang tergali secara artikulatif
oleh founding fathers bangsa
dalam kerangka menegaskan identitas
kebangsaan sebagai ideologi negara

Yudi Latif (2011) membagi tahapan lahirnya Pancasila menjadi 3 (tiga) tahap, yaitu:
Fase Pembuahan, Fase Perumusan dan Fase Pengesahan.
FASE PEMBUAHAN
1924, Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda melahirkan 4 (empat ) prinsip, yaitu :

1. Persatuan nasional, keharusan untuk melakukan pengikatan bersama dalam ragam ideolgi dan identitas (etnis, agama
dan kelas) ke dalam front perjuangan bersama untuk melawan kolonial;
2. Solidaritas, menghapuskan perbedaan-perbedaan di antara rakyat .
3. Non-Koorporasi, keharusan untuk mencapai kemerdekaan melalui upaya-upaya bangsa sendiri
4. Kemandirian (Self-help), keharusan untuk membangun struktur nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum
alternatif yang berakar kuat dalam masyarakat pribumi.

“Soempah Pemoeda” tahun 1928.


sintesis dari ideologi-ideologi terdahulu.yaitu :
Melalui Sumpah Pemuda kaum muda menerobos batas-
1. Persatuan nasional merupakan tema utama dari batas sentimen etno-religius dengan menawarkan fantasi
gerak an Indische Partij, inkorporasi baru berdasarkan konsepsi kewargaan yang
2. Non-Koorporasi merupakan platform politik menjalin solidaritas atas kesamaan tumpah darah,
komunism e, bangsa, dan bahasa persatuan (civic-nationalism).
3. Kemandirian (Self-help) merupakan tema dari
gerakan Sarikat Islam.
4. Solidaritas merupakan simpul yang menyatukan Perbedaan pandangan ideologis ini tetap ada dalam titik
ketiga tema di atas temu yang mempersatukan mereka dalam persamaan
nasib dan impian kemerdekaan dalam kesatuan
geo-politik yang sama sebagai bangsa Indonesia.
FASE PERUMUSAN
PEMBENTUKAN BPUPKI

Tanggal 1 Maret 1945, ‘Kumakici Harada’ mengumumkan dibentuknya BPUPKI


(DOKURITSU ZYUNBI TYOSHAKAI).

Pada tanggal 29 April 1945 anggota BPUPKI dibentuk beranggotakan 63


orang, dengan ketua Dr. Rajiman Wedyiningrat dan wakil ketua
Icibangase dari Negara Jepang dan sekretarisnya, R.P. Soeroso.
Anggota BPUPKI setelah itu ditambahkan 7 orang. Anggota BPUPKI
resmi diumumkan pada tanggal 28 Mei 1945 dan upacaranya
dilaksanakan
di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta.
FASE PERUMUSAN
SIDANG BPUPKI
29 MEI - 1 JUNI 1945.
MEMBAHAS RUMUSAN DASAR NEGARA UNTUK INDONESIA MERDEKA
DISAMPAIKAN OLEH : MOH. YAMIN, MR. SUPOMO, DAN IR. SUKARNO.
PENDAPAT-PENDAPAT YANG DISAMPAIKAN

Prof. Moh. Yamin SH. (29 Mei 1945)


Secara Lisan : 1. Peri kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. Peri ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5.
Keseja hteraan Rakyat
Secara Tulisan : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia 3. Rasa
Kemanusi aan Yang Adil dan bberadab 4. Kerayatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusaya waratan/Perwakilan 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia

Prof. Mr. Dr. Supomo SH. (31 Mei 1945)


1. Paham negara kesatuan 2. Perhubungan negara dengan agama 3. Sistem badan permusyawaratan
4. Sosialisasi negara 5. Hubungan antarbangsa

Ir. Sukarno ( 1 Juni 1945 ) Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan 3. Mufak
at atau demokrasi 4. Kesejahteraan sosial 5. Keutuhan yang berkebudayaan. Kelima pendapat ini
diberi nya nama ‘Pancasila’, maka tanggal 1 Juni 1945 ini diperingati sebagai hari lahirnya pancasila.
MEMBENTUK PANITIA 9
(1 JUNI 1945) Rumusan pancasila pada tanggal 22
1. Ir. Sukarno (ketua), dan diberi nama Jakarta Charter atau
Piagam Jakarta oleh
2. Abdulkahar Muzakir, Prof. Moh. Yamin SH.
3. Drs.Moh. Hatta,
4. K.H. Abdul Wachid Hasyim
5. Mr. Moh. Yamin,
6. H. Agus Salim,
7. Ahmad Subarjo,
8. Abikusno Cokrosuryo,
9. A. A. Maramis.
PIAGAM JAKARTA
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at
Islam bagi pemeluk-pemeluknya

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan


dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


PIAGAM JAKARTA
Piagam Jakarta (22 Juni 1945) yang berisi
“tujuh kata”: “…dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”
diganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Peniadaan tujuh kata itu dilakukan dengan


cepat dan legowo demi kepentingan nasional
oleh elit Muslim: Moh. Hatta; Ki Bagus Hadikusu
mo, Teuku Moh. Hasan dan tokoh muslim
lainnya.

Jadi elit Muslim sendiri tidak ingin republik yang


dibentuk ini merupakan negara berbasis agama
PANCASILA ERA KEMERDEKAAN

Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota


Hiroshi ma oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral
semangat tentara Jepang

Sehari kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI


menegask an keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia

Untuk merealisasikan tekad kemerdekaan, pada 16 Agustus 1945


terjadi perundingan antara golongan muda dan golongan tua dala
m penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai
p ukul 02.00-04.00.
PANCASILA ERA KEMERDEKAAN
Teks proklamasi sendiri disusun oleh
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan
Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan
Laksamana Tadashi Maeda tepatnya
di jalan Imam Bonjol No 1.

Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soe


karno. Sukarni (dari golongan muda)
mengusulkan agar yang menandatan
gani teks proklamasi itu adalah Ir. So
ekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nam
a bangsa Indonesia. Kemudian teks
p roklamasi Indonesia tersebut diketik
o leh Sayuti Melik
10 – 16 JULI 1945

MEMBAHAS RANCANGAN UUD

Rancangan Pembukaan UUD NRI ini oleh Soekarno disebut “


Mukadimah”, Oleh M Yamin disebut “Piagam Jakarta” dan oleh
Sukiman Wirjosandjojo disebut “Gentlemen’s Agreement”

Rancangan Pembukaan UUD NRI mencerminkan kompromi


antara golongan Islam dan kebangsaan. Titik temu itu
tercermin pada alinea ketiga “"Atas berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.“
PEMBENTUKAN PPKI
DIBENTUK 7 AGUSTUS 1945

Dipimpin oleh Ir. Sukarno,


wakilnya Drs. Moh. Hatta,
penasihatnya Ahmad Subarjo
Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan
oleh Jepang. Kemudian Jepang membentuk
PPKI (DOKURITSU ZYUNBI IINKAI) oleh
Jendral Terauchi untuk melanjutkan hasil kerja BPUPKI.

PPKI dibentuk dengan beranggotakan 21 orang yang


setelah itu ditambahkan 6 orang anggota lagi dan
diketuai oleh Ir. Sukarno.

Tugas PPKI pada awalnya adalah untuk


mempersiapkan kemerdekaan yang telah dijanjikan
Jepang pada tanggal 24 Agustus 1945.
Fase Pengesahan
Pada tanggal 18 Agustus 1945, menyusul setelah diproklamasikan kemerdekaan
Indo nesia sehari sebelumnya, PPKI menyetujui naskah “Piagam Jakarta” sebagai
pembuk aan UUD 1945 kecuali tujuh kata (“dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”) dibelakang sila Ketuhanan. Tujuh kata itu dicoret
dan diganti d engan “Ketuhanan yang Maha Esa”.

Dalam lintasan panjang proses konseptualisasi Pancasila itu, dapat dikatakan bahwa
1 Juni merupakan hari kelahiran Pancasila. Pada hari itulah, lima prinsip dasar
negara dikemukakan dengan nama Panca Sila dan tidak pernah berubah jumlahnya.

Meskipun demikian, untuk diterima sebagai dasar negara Pancasila perlu


persetujuan kolektif melalui perumusan Piagam Jakarta (22 Juni), dan akhirnya
mengalami perum usan final melalui pengesahan konstitusional pada tanggal 18
Agustus 1945.

Oleh karena itu, rumusan Pancasila sebagai dasar negara yang secara
konstitusional mengikat kehidupan berbangsa dan bernegara bukanlah rumusan
versi 1 Juni dan 22 Juni, melainkan versi 18 Agustus 1945.
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
1945
PEMBUKAAN (Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka pen
jajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan per
i-keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang be
rbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang ke
merdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhu r, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan i ni kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melin
dungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban du
nia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesi
a, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Per
satuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyaw
aratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indon
esia.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai