Anda di halaman 1dari 11

Muhammad Umar Al Faruq

H0222084
Resume Buku “Negara Paripurna” karya Yudi Latif
Pancasila adalah warisan dari jenius Nusantara. Sesuai dengan karakteristik
lingkungan alamnya, sebagai negeri lautan yang ditaburi pulau-pulau. Jenius Nusantara juga
merefleksikan sifat lautan. Sifat lautan adalah menyerap dan membersihkan , menyerap
tanpa mengotori lingkungannya. Sifat lautan juga dalam keluasannya, mampu menampung
segala keragaman jenis dan ukuran.
Penindasan ekonomi-politik oleh kolonialisme-kapitalisme memang banyak
menggerus sifat-sifat kemakmuran, kosmopolitan, religius, toleransi dan kekeluargaan dari
tanah air ini. Maka ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku ketua BPUPKI, pada tanggal
29 Mei 1945 meminta kepada sidang untuk mengemukakan dasar negara Indonesia
merdeka, permintaan itu menimbulkan rangsangan anamnesis yang memutar kembali
ingatan para pendiri bangsa ke belakang, hal ini mendorong mereka untuk menggali
kekayaan kerohanian, kepribadian dan wawasan kebangsaan yang terpendam dalam lumpur
sejarah.
FASE “PEMBUAHAN”
Sejak 1924 Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda mulai merumuskan konsepsi
ideologi politiknya bahwa tujuan kemerdekaan politik haruslah didasarkan pada empat
prinsip : persatuan nasional, solidaritas, non-kooperasi, dan kemandirian (self-help).
Persatuan Nasional berarti keharusan untuk melakukan pengikatan bersama dari ragam
ideologi dan identitas (etnis, agama, dan kelas) ke dalam front perjuangan bersama
melawan kolonial. Solidaritas berarti menghapuskan perbedaan-perbedaan di antara rakyat
indonesia dan lebih menghiraukan konflik-konflik kepentingan antara pihak penjajah dan
rakyat yang terjajah.
Konsepsi ideologis PI ini pada kenyataannya merupakan sebuah sintesis dari
ideologi-ideologi terdahulu. Persatuan nasional merupakan tema utama dari Indische Partij,
non-kooperasi yang merupakan platform politik kaum komunis, dan kemandirian
merupakan tema dari Sarekat Islam. Sementara solidaritas merupakan simpul yang
menyatukan ketiga tema tersebut.
Sekitar tahun yang sama, tokoh pejuang yang lain Tan Malaka mulai menulis buku
Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia). Dia percaya bahwa paham
kedaulatan rakyat (demokrasi) memiliki akar yang kuat dalam tradisi masyarakat nusantara.
Keterlibatannya dengan organisasi komunis internasional tidak melupakan kepekaannya
untuk memperhitungkan kenyataan-kenyataan nasional dengan kesediaannya untuk
menjalin kerjasama dengan unsur-unsur revolusioner lainnya.
Hampir bersamaan dengan itu, Tjokroaminoto mulai mengidealisasikan suatu
sintesis antara islam, sosialisme dan demokrasi. Pada tahun 1926 Soekarno menulis esai
dalam majalah Indonesia Moeda, dengan judul “Nasionalistis, Islamistis dan Marxistis” yang
mengidealkan sintesis dari ideologi-ideologi dasar tersebut demi terciptanya konstruksi
kebangsaan dan kemerdekaan Indonesia.
Dalam perkembangannya, rintisan gagasan-gagasan yang disemai diruang publik itu
memiliki kakinya tersendiri, mempengaruhi pemikirian-pemikiran semasanya dan
meninggalkan jejak pada generasi selanjutnya. Dalam proses pertukaran pemikiran, baik
secara horizontal antar ideologi semasa maupun secara vertikal antargenerasi, setiap tesis
tidak hanya melahirkan antitesis melainkan juga sintesis. Oleh karena itu, kategorisasi yang
bersifat mutual exclusive (saling mengucilkan) antara “golongan kebangsaan” dan “golongan
Islam”, dengan identifikasi turunannya bahwa yang satu disebut pro-pancasila dan yang lain
kontra-pancasila.
FASE “PERUMUSAN”
Perumusan dasar negara Indonesia merdeka mulai dibicarakan pada masa
persidangan pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945). BPUPKI didirikan pada 29 April 1945,
menyusul pernyataan perdana mentri jepang yang menjanjikan historisnya bahwa Indonesia
pasti akan diberi kemerdekaan “pada masa depan”. Tugas BPUPKI hanyalah melakukan
usaha-usaha penyelidikan kemerdekaan, sementara tugas penyusunan dan penetapan UUD
menjadi kewenangan PPKI. Jumlah anggota BPUPKI semula 63 orang, lalu bertambah
menjadi 69 orang. Jepang membagi anggota BPUPKI menjadi lima golongan : golongan
pergerakan, golongan Islam, golongan birokrat, wakil kerajaan, pangreh praja, dan golongan
peranakan.
Tugas BPUPKI adalah hanyalah melakukan usaha-usaha penyelidikan kemerdekaan,
sementara tugas penyusunan rancangan dan penetapan UUD menjadi kewenangan PPKI.
Dalam merespon permintaan Radjiman mengenai dasar negara Indonesia, sebelum pidato
Soekarno pada 1 Juni, anggota anggota BPUPKI lainnya telah mengemukakan
pandangannya. Meski demikian prinsip-prinsip yang diajukan itu, masih bersifat serabutan,
belum ada yang merumuskan secara sistematis dan holistik sebagai suatu dasar negara yang
koheren. Mohammad Yamin dan Soepomo barang kali agak mendekati apa yang diinginkan
oleh Radjiman. Betapapun juga pandangan-pandangan tersebut memberikan masukan
penting bagi Soekarno dalam merumuskam konsepsinya. Masukan masukan ini
dikombinasikan dengan gagasan gagasan ideologisnya yang telah dikembangkan sejak
1920an.
Kelima Prinsip yang menjadI titik persetujuan (common denonimator) segenap
elemen bangsa itu dalam pandangan Bung Karno meliputi :
1. Kebangsaan indonesia,
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan,
3. Mufakat atau demokrasi,
4. Kesejahteraan sosial,
5. Dan ketuhanan yang berkebudayaan.
Pertama : Kebangsaan Indonesia
Kita hendak mendirikan suatu negara “semua untuk semua”. Bukan untuk satu
orang,bukan buat satu golongan, -tetapi “semua buat semua” dasar pertama, yang baik
dijadikan dasar buat negara indonesia, ialah dasar kebangsaan.
Kedua : Internasionalisme atau Perikemanusiaan
Kebangsaan yang kita anjurkan bukan kebangsaan yang menyendiri, bukan Chauvinisme.
Kita harus menuju persatuan dunia, persaudaraan dunia. Kita bukan saja harus
mendirikan negara indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada
kekeluargaan bangsa-bangsa.
Ketiga : Mufakat atau Demokrasi
Dasar itu ialah dasar mufakat, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan. Kita
mendirikan negara “semua buat semua”, satu buat semua, semua buat satu. Segala
sesuatu yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan.
Keempat : Kesejahteraan Sosial
Kalau kita mencari demokrasi, hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi
permusyawaratan yang memberi hidup. Maka oleh karena itu, jikalau kita memang
betul-betul mengerti, mengingat, mencintai rakyat indonesia, kita terima prinsip hal
sociale rechtvaardigheid, yaitu bukan saja persamaan politik, tetapi diatas lapangan
ekonomi, kita harus mengadakan persamaan, artinya kesejahteraan bersama yang
sebaik baiknya.
Kelima : Ketuhanan yang berkebudayaan
Prinsip indonesia merdeka dengan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa. Bahwa
prinsip kelima daripada negara kita ialah ketuhanan yang berkebudayaan, ketuhanan
yang berbudi luhur, ketuhanan yang hormat-menghormati satu sama lain.
Kelima prinsip itu disebut Soekarno dengan Panca Sila. Sila artinya asas atau dasar dan
diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Urutan-urutan
kelima sila itu disebutkan Soekarno sebagi urutan sequential, bukan urutan prioritas.
Dengan kata lain dasar dari semua sila pancasila adalah gotong royong.
Selain itu betapapun hebatnya hasil penggalian dan uraian Spekarno itu, eksposisinya
masih merupakan pandangan pribadi. Untuk diterima sebagai (rancangan) dasar negara
harus disepakati oleh konsensus bersama setidaknya pada fase ini melalui persetujuan
anggota-anggota BPUPKI. Pada proses mendapatkan konsensus bersama inilah, prinsip-
prinsip pancasila dari pidato soekarno itu mengalami proses reposisi dan penyempurnaan.
Proses ini berlangsung segera setelah masa persidangan pertam BPUPKI berakhir. Diakhir
pertmuan tersebut Soekarno juga mengambil inisiatif informal lainnya, dengan membentuk
panitia kecil (tidak resmi) yang beranggotakan 9 orang, yang kemudian dikenal sebagai
panitia sembilan, panitia ini bertugas untuk menyusun rancangan Pembukaan Undang
Undang Dasar Republik Indonesia yang didalamnya termuat dasar negara. Panitia ini
berhasil merumuskan dan menyetujui rancangan pembukuan UUD itu, yang kemudian
ditandatangani oleh setiap anggota panitia sembilan pada 22 Juni. Oleh Soekarno rancangan
pembukaan UUD ini diberi nama “Mukaddimah”, oleh M.Yamin dinamakan “Piagam
Jakarta”, dan Sukiman Wirjosanjoyo disebut “ gentlemen’s Agreement”.
Pada hari kedua masa persidangan kedua BPUPK (11 Juli), Radjiman Wediodiningrat
selaku ketua BPUPK membentuk tiga kelompok panitia : (1) panitia perancang hukum dasar
(2) panitia perancang keuangan dan ekonomi (3) panitia perancang pembelaan tanah air.
Batang tubuh UUD kemudian dirancang dengan dijiwai oleh nilai-nilai pancasila yang
terkandung dalam pokok-pokok pikiran pembukaan UUD tersebut. pemenuhan atas prinsip
ketuhanan yang berkebudayaan terkandung terutama pada pasal 29 (1,2) dalam rancangan
akhir UUD. Pemenuhan atas prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab terkandung
terutama dalam pasal-pasal yang menyangkut hubungan luar negeri, pasal 11 dan 13: serta
pasal-pasal yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, pasal 27 (1,2) 28, 29, 30, 31, 34.
Pemenuhan atas prinsip kebangsaan/ persatuan terkandung terutama dalam pasal 1, 2, 3
18, 26, 32, 35, 36. Pemenuhan prinsip demokrasi permusyawaratan terkandung dalam
pasal-pasal tentang sistem pemerintahan negara terutama pada pasal 1-28. Prinsip keadilan
sosial terkandung terutama pada pasal 23, 27 (2) 31, 33, dan 34.

FASE “PENGESAHAN”
Pertemuan pertama PPKI dilaksanakan pada 18 Agustus 1945. Pada tanggal itu PPKI
memilih Soekarno dan Moh Hata sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.
Pada saat yang sama PPKI, menyetujui naskah piagam Jakarta sebagai Pembukaan UUD
1945, kecuali tujuh kata (dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya) dibelakang sila ketuhanan. Tujuh kata itu dicoret lantas diganti dengan kata
kata Yang Maha Esa sehingga selengkapnya menjadi ketuhanan yang Maha Esa. Meskipun
pencoretan tujuh kata itu menimbulkan kekecewaan sebagian golongan islam karena
dianggap kompromi sebelumnya, secara de facto dan de jure pencoretan yujuh kata itu
mencerminkan realitas politik yang ada dan memiliki keabsahan. Dalam penjelasan
pembukaan UUD 1945, setelah disahkan pada 18 Agustus tidak ada lagi pokok pikiran
kelima yang memberikan keistimewaan kepada penduduk yang beragama islam. Seperti
sebelumnya dinyatakan oleh panitia kecil perancang hukum dasar pancasila sebagai karya
bersama.

PANCASILA SEBAGAI KARYA BERSAMA


Setiap fase konseptualisasi pancasila itu melibatkan partisipasi berbagai unsur dan
golongan. Oleh karena itu pancasila benar benar merupakan karya bersama milik bangsa.
Dalam lintasan panjang prose konseptualisasi pancasila itu dapat dikatakan bahwa 1 Juni
merupakan hari kelahiran Pancasila. Pada hari itulah 5 prinsip dasar negara dikemukakan
dengan diberi nama panca sila dan sejak itu jumlahnya tidak berubah.

HISTORISITAS, RASIONALITAS DAN AKTUALITAS PANCASILA


Negara Indonesia memiliki landasan moralitas dan haluan kebangsaan yang jelas dan
visioner. Suatu pangkal tolak dan tujuan pengharapan yang penting bagi keberlangsungan
dan kejayaan bangsa. Sebagai basis moralitas dan haluan kebangsaan kenegaraan, Pancasila
memiliki landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang kuat. Setiap sila memiliki
justifikasi historisitas, rasionalitas, dan aktualitasnya, yang jika dipahami, dihayati,
dipercayai, dan diamalkan secara konsisten dapat menopang pencapaian-pencapaian agung
peradaban bangsa. Pokok-pokok moralitas dan haluan kebangsaan kenegaraan menurut
alam Pancasila dapat dilukiskan sebagai berikut:
1. Menurut alam pemikiran Pancasila, nilai-nilai ketuhanan (religiositas) sebagai sumber
etika dan spiritualitas (yang bersifat vertikal transendental) dianggap penting sebagai
fundamentik kehidupan bernegara.
2. Menurut alam pemikiran Pancasila, nilai-nilai kemanusiaan universal yang bersumber
dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat-sifat sosial manusia (yang bersifat horisontal)
dianggap penting sebagai fundament etika politik kehidupan bernegara dalam pergaulan
dunia.
3. Menurut alam pemikiran Pancasila, aktualisasi nilai-nilai etis kemanusiaan itu terlebih
dahulu harus mengakar kuat dalam llingkungan pergaulan kebangsaan yang lebih dekat
sebelum menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh.
4. Menurut alam pemikiran Pancasila, nilai-nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, dan nilai
serta cita-cita kebangsaan itu dalam aktualisasinya harus menjunjung tinggi kedaulatan
rakyat dalam semangat permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
5. Menurut alam pemikiran Pancasila, niali ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai dan cita
kebangsaan, serta demokrasi permusyawaratan itu memperoleh kepenuhan artinya sejauh
dapat mewujudkan keadilan sosial.
STUDI KASUS BAB 2

Terorisme adalah suatu kegiatan terror dimana biasanya pelaku terror ini ingin
mengganti ideologi suatu negara atau konstitusional. Contoh kasus terorisme di Indonesia
adalah pengeboman gereja di Surabaya yang terjadi tanggal 13 – 14 mei 2018. Bom itu
diledakkan di tiga gereja yaitu, kantor polisi, dan rumah susun di Surabaya dan Sidoarjo.
Bom itu diledakkan oleh satu keluarga yang mana bapak ibu dan 4 orang anaknya. Pada hari
Minggu tanggal 13 Mei bom diledakkan di gereja Katholik santa maria, gereja Kristen
Indonesia, dan gereja Pantekosta di pusat Surabaya. Pada Senin 14 Mei bom diledakkan di
polrestabes Surabaya. Hingga 24 Mei 2018 sudah ada sekitar 74 terduga teroris yang
ditangkap densus 88 usai tragedy terorisme di Surabaya.

Analisis :

Terorisme melanggar sila pertama karena diajaran agama manapun tidak ada yang
membenarkan terorisme maupun radikaslisme, walaupun kebanyakan aksi terorime mengatas
namakan agama tetapi tidak ada agama yang mengajarkan terorisme. Jika kita memiliki tuhan
maka kita tidak akan melakukan aksi terorisme yang membunuh orang lain karena kita
sesame makhluk ciptaan Tuhan.

Solusi :

menurut saya sousi untuk menghadapi terorisme adalah edukasi kepada masyarakat
untuk memberikan pengetahuan bahwa terorisme merupakan tindak kejahatan yang
melanggar hukum dan tidak ada agama yang membernarkan terorisme, walapun biasanya
terorisme berawal dari manusia yang mabuk terhadap agamanya kita harus menyadarkannya
bahwa toleransi kepada agama lain.
STUDI KASUS BAB 3

Pelanggaran HAM atau hak asasi manusia adalah kasus dimana sekelompok atau
seseorang yang melakukan tindak kejahatan kepada orang lain yang melanggar hak asasi
orang itu yaitu untuk hidup yang biasanya pelanggaran ini berupa pembunuhan. Contoh kasus
pelanggaran HAM di Indonesia adalah tragedi trisakti yang terjadi tanggal 12 Mei 1998 yang
korbannya adalah mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi yang menuntut untuk
Soeharto mundur. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta.
Mereka tewas tertembak tertembak di dalam kampus terkena peluru tajam di tempat vital
seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

Analisis :

Penembakan terhadap empat mahasiswa trikasi ini tergolong kedalam pelanggaran


HAM berat yang juga melanggar nilai Pancasila khususnya sila ke 2, yang seharusnya
manusia memiliki hak untuk hidup tapi malah direnggut nyawanya hanya karna melakukan
demonstrasi yang tidak seharusnya dilakukan oleh pembuat kebijakan. Jika kita memiliki rasa
kemanusiaan kita tidak akan melakukan hal yang myang tidak berperikemanusiaan.

Solusi :

Solusi untuk pelanggaran HAM menurut saya adalah kita sebagai manusia harus
diajarkan cara untuk menghargai sesame manusia walaupun kita kadang tidak suka atau harus
menjalankan tugas setidaknya kita punya empati bahwa sesama manusia memiliki hak untuk
bhidup dan keadilan untuk meimliki kehidupan. Solusi yang lain adalah hukum yang ada di
indonesia harus lebih tegas dalam menghadapi pelanggaran HAM dan jangan pandang bulu
dalam menegakkan hukum.
STUDI KASUS BAB 4

Konfik antar suku adalah keadaan dimana satu suku dengan suku lain memiliki
permasalahan yang mengakibatkan efek perpecahan di dalam persatuan dam kesatuan di
suatu negara. Contoh konflik antar suku di Indonesia adalah konflik antara suku Dayak dan
suku Madura yang orang biasa menyebut dengan tragedi Sampit. Tragedi Sampit adalah
sebuah peritiwa kerusuhan antar etnis yang terjadi di sepanjang tahun 2001 yang terjadi di
kota Sampit di Kalimantan Tengah sebelum meluas ke seluruh kota di provinsi termasuk
Palangkaraya. Konflik ini terjadi antara masyarakat asli suku Dayak dan imigran suku
Madura. Konflik pecah pada 18 februari 2001 yang mengakibatkan lebih dari 500 kematian
dan 100.000 warga madura kehilangan tempat tinggalnya di Kalimantan.

Analisis :

Tragedi Sampit ini merupakan tragedi yang meninggalkan luka bagi seluruh
masyarakat Indonesia karena terjadi antar suku yang bisa menyebabkan perpecahan di
Indonesia. Konflik ini melanggar nilai Pancasila khususnya sila ke 3 karena konflik ini bisa
menyebabkan hancurnya NKRI. Selain itu, konflik ini juga menyadarkan kita betapa pentinya
rasa cinta tanah air dan jangan mementingakan kepentinagn golongan diatas kepentingan
negara, walapun kita tidak boleh diam saat suku atau golongan kita dihina.

Solusi :

Solusi untuk menghadapi konflik khusunya konflik antar suku di Indonesia adalah
menanamkan rasa cinta tanah air yang tinggi kepada seluruh warga negara Indonesia diatas
kepentingan golongan walapun kita juga harus melestarikan kebudayaan masyarakat
tradisional tapi kita tidak boleh menyebabkan perpecahan di NKRI hanya karena perbedaan
suku. Kita juga harus menghindari kegiatan yang menyebabkan konflik antar suku misalnya
jangan melakukan perbuatan yang merendahkan suku lain dengan meninggikan suku kita
sendiri.
STUDI KASUS BAB 5

Musyawarah merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk


menyelesaikan masalah yang ada. Pembuat kebijakan seharusnya juga melibatkan masyarakat
dalam membuat kebijakan yang nantinya masyarakat itu sendiri yang akan merasakan
dampak dari kebijakan itu. Contoh kebijakan yang kontorversi yang tidak melibatkan
masyarakat adalah omnibus law cipta kerja yang diprotes karena dirasa merugikan terhadap
buruh kecil. Undang undang cipta kerja juga meningkatkan deforestasi sebab akan banyak
investasi asing masuk ke Indonesia. Akhirnya demonstrasi dimana mana menolak UU cipta
kerja ini karena pemerintah mengesahkan tiba tiba tanpa berdiskusi dengan masyarakat
terleih dahulu.

Analisis :

Keputusan pemerintah dalam mengesahkan omnibus law cipta kerja tanpa berdiskusi
dengan masyarakat terlebih dahulu menimbulkan penolakan dari masyarakat yang berujung
demonstrasi. Menurut saya keputusan pemerintah ini melanggar nilai Pancasila khususnya
sila ke 4. Masyarakat seharusnya dilibatkan walaupun sudah ada wakil rakyat yang mewakili
tetapi rakyat tidak puas dengan kinerja wakilnya yang malah membuat rakyat marah dan
melakukan demontrasi.

Solusi :
Menurut saya solusi untuk mengahadapi permasalahan tentang kinerja wakil rakyat
yang kurang baik adalah dengan menggantinya dengan yang lebih kompeten walaupun
banyak yang tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya. cara lainnya adalah dengan
melibatkan masyarakat secara langsung dalam mengambil keputusan jika suatu saat ingin
membuat kebijakan yang baru. Kita sebagai masyarakat juga harus turut serta dalam
membuat kebijakan dengan berperan aktif memberikan kritik kepada pembuat kebijakan jika
dirasa kurang baik.
STUDI KASUS BAB 6

Korupsi merupakan Tindakan pencurian yang dilakukan oleh satu atau banyak orang
untuk mengambil yang bukan miliknya terutama milik negara. Kasus korupsi di Indonesia
sangat banyak dan pelakunya kebanyakan dari kalangan elit yang tidak pernah kapok karena
hukum Indonesia yang tumpul keatas tajam kebawah. Contoh kasus mega korupsi di indoesia
adalah kasus megaproyek wisma atlet hambalang yang dikorupsi dananya dan bangunanya
mangrak sampai sekarang karna jumlah dana yang dikorupsi mecapai triliunan. Pelaku atau
dalang utama megakorupsi ini masih belum diketahui hingga sekarang karena para pelaku
yang tertangkap tidak berani buka suara karena memiliki resiko yang besar.

Analisis :

Menurut saya dalang dibalik kasus megakorupsi ini tidak memiliki rasa malu dan rasa
kemanusiaan dan tidak memiliki rasa cinta tanah air karena dia mengambil uang negara dan
mengambil uang rakyat untuk kesejahteraan dirinya sendiri. Ringannya hukuman untuk kasus
megakorupsi ini menurut saya melanggar nilai Pancasila khususnya sila ke 5 karena hukum
di Indonesia tidak adil untuk kalangan bawah yang artinya tumpul ketas tajam kebawah.

Solusi :

Solusi agar hukum di Indonesia bisa adil menurut saya adalah dari aparat penegak
hukum itu harus memiki rasa keadilan yang tinngi dan tidak mudah tergoyah oleh uang dan
itu bisa terlaksana jika kita memiliki system hukum yang baik dan sumber daya manusia yang
baik pula karena bangsa kita tidak kekurangan orang pintar tapi kekurangan orang jujur. Kita
sebagai anak bangsa juga harus sadar betapa pentingnya kejujuran karena tanpa kejujuran
sebuah bangsa akan hancur dengan sendirinya. Solusi lainnya adalah dengan mengubah
hukuman bagi para koruptor dengan seberat beratnya.

Anda mungkin juga menyukai