FASE “PEMBUAHAN”
Sekitar tahun yang sama, tokoh pejuang yang lain Tan Malaka mulai
menulis bukuNaar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia). Hampir
bersamaan dengan itu, Tjokroaminoto mulai mengidealisasikan suatu sintesis
antara islam, sosialisme dan demokrasi. Pada tahun 1926 Soekarno menulis esai
dalam majalah Indonesia Moeda, dengan judul “Nasionalisme, Islamisme dan
Marxisme” yang mengidealkan sintesis dari ideologi-ideologi dasar tersebut demi
terciptanya konstruksi kebangsaan dan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu betapapun hebatnya hasil penggalian dan uraian Soekarno itu,
eksposisinya masih merupakan pandangan pribadi. Pada proses mendapatkan
konsensus bersama inilah, prinsip-prinsip pancasila dari pidato soekarno itu
mengalami proses reposisi dan penyempurnaan. Proses ini berlangsung segera
setelah masa persidangan pertam BPUPK berakhir. Diakhir pertmuan tersebut
Soekarno juga mengambil inisiatif informal lainnya, dengan membentuk panitia
kecil (tidak resmi) yang beranggotakan 9 orang, yang kemudian dikenal sebagai
panitia sembilan, panitia ini bertugas untuk menyusun rancangan Pembukaan
Undang Undang Dasar Republik Indonesia yang didalamnya termuat dasar negara.
Pada hari kedua masa persidangan kedua BPUPK (11 Juli), Radjiman
Wediodiningrat selaku ketua BPUPK membentuk tiga kelompok panitia :
(1) panitia perancang hukum dasar
(2) panitia perancang keuangan dan ekonomi
(3) panitia perancang pembelaan tanah air.
FASE “PENGESAHAN”
Generasi Muda saat ini dianggap tidak peduli dengan budaya sendiri. Cari
informasi untuk membahas ini, dan kenali mengapa hal ini terjadi dan juga
presentasikan pertimbangan kelompok Anda terhadap kasus ini melalui nilai-
nilai Pancasila.
Menurut pendapat saya generasi muda pada zaman sekarang sudah berada
pada era globalisasi yang sangat kental berbagai informasi termasuk
kebudayaan luar negri dapat dengan mudah masuk dan meracuni generasi
muda , dalam kegiatan sehari-hari mereka tidak akan lepas dari adanya
teknologi contohnya smarthphone, gadget, dll. Mereka lebih mencari jalan
yang instan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Dampak
negatif globalisasi inilah yang membuat generasi muda saat ini mulai
meninggalkan ataupun tidak peduli dengan budaya nya sendiri karena
menganggap budaya sendiri tidak kekinian (tertinggal oleh zaman) dan lebih
suka dengan budaya asing yang lebih modern (up to date).