Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIKAN PANCASILA

• MAHASISWA WAJIB MEMILIKI Buku Undang-Undang Dasar Negara


Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 dan PANCASILA;
• Penentuan nilai akhir dibagi dalam 4 kategori yakni : Soft skills,
Tugas, UTS dan UAS;
• Tugas terdiri dari Tugas mandiri-kelompok;
• Tugas kelompok dilampirkan dalam bentuk softcopy dan hardcopy;
• Mahasiswa dibebaskan “MENGGUNAKAN” literatur tertentu yang
bersesuaian dengan materi kuliah;
• Aturan “KETERLAMBATAN” dibicarakan sesuai musyawarah kelas;
• Sistem kerja UTS dan UAS dibicarakan sesuai musyawarah kelas;
• SETIAP KEGADUHAN DALAM KELAS SANGAT TIDAK
DIPERKENANKAN, JIKA DITEGUR DAN MASIH TERJADI MAKA
AKAN DILANJUTKAN DENGAN TINDAKAN PENGUSIRAN (Soft
Skill);
• ALPA-IJIN-SAKIT LEBIH DARI 3X maka MAHASISWA/I tsb
2
PROGRAM ULANG/TIDAK LULUS (Soft Skill);

Rule Of The Game • Siapkan 1 email untuk distribusi materi kuliah dari dosen.
• LATAR BELAKANG
• Landasan Pendidikan Pancasila
• Visi dan Misi Kelompok Mata Kuliah Pengembangan
Keperibadian
• Kompetensi dasar
• Pendidikan Pancasila sebagai Dasar Nilai dan Berkarya
• Materi Kajian Pendidikan Kewarganegaraan

PENDAHULUAN 3
Latar belakang dan Dasar pemikiran pentingnya pendidikan
Pancasila, antara lain:
1) Nilai-nilai perjuangan bangsa (semangat kebangsaan)
telah mengalami pasang surut sesuai dengan dinamika
kehidupan dan telah mengalami penurunan sampai pada
titik kritis;
2) Pengaruh globalisasi, pengaruh negara maju, dan
Latar Belakang dan pengaruh kekuatan lembaga-lembaga internasional yang
Dasar Pemikiran telah sering menimbulkan berbagai konflik kepentingan
di kalangan Bangsa Indonesia;
Pendidikan Pancasila
3) Pengaruh perkembangan IPTEKS, khususnya teknologi
informasi, komunikasi, dan transportasi yang membuat
dunia menjadi semakin transparan;
4) Pengaruh isu-isu/persoalan/permasalahan global
(demokratisasi, HAM, dan lingkungan hidup) yang sering
dan telah mempengaruhi kondisi nasional.
Berdasarkan pemikiran ini, nilai-nilai Pancasila perlu mendapat
perhatian serius agar berbagai pengaruh negatif dari keempat
kondisi ini dapat diantisipasi. Masalah-masalah yang dihadapi
Bangsa Indonesia sekarang menunjukkan bahwa nilai-nilai
Pancasila belum dilaksanakan dengan baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Diantara masalah
yang dihadapai Bangsa Indonesia saat ini, yakni: Masalah
Korupsi-Kolusi-Nepotisme, Masalah Disintegrasi Bangsa,
Masalah Dekadensi Moral, Narkoba, Masalah Penegakan
Hukum, dan Terorisme.
Masalah Korupsi
• Korupsi merupakan salah satu dari sekian banyak
hambatan yang menyebabkan rendahnya
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu
contoh adalah krisis ekonomi Indonesia tahun
1998. Masalah korupsi sampai sekarang masih
terjadi, baik di pusat maupun di daerah. Indonesia
termasuk peringkat 18 dari 177 urutan negara
paling korup di dunia tahun 2018 (Transparansi
Internasional tahun 2018). Hal ini menunjukkan
bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila sebagai dasar negara belum dilaksanakan
oleh pejabat publik dengan baik dan benar.
Masalah Disintegrasi Bangsa
• Setelah terjadinya reformasi di Indonesia sejak tahun 1998
bermunculan masalah-masalah. Salah satu masalah
dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah disintegrasi
bangsa. Reformasi di Indonesia disamping menghasilkan
perbaikan-perbaikan dalam tatanan kenegaraan Republik
Indonesia juga memunculkan dampak negatif yaitu
berkurangnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Akibatnya banyak bermunculan kerusuhan misalnya kasus
Aceh, Ambon, Dayak, Sampit, Papua dan lain-lain. Selain
itu otonomi daerah yang digulirkan untuk menjalankan
pemerintahan di daerah, segelintir elit politik di daerah
menganggap daerah hanya boleh dipimpin dan dikuasai
oleh putra daerah. Konflik-konflik yang terjadi akibat
disintegrasi bangsa tidak lain adalah karena kurang
pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasil sebagai
dasar negara.
Masalah Dekadensi Moral
• Akhir-akhir ini fenomena materialisme dan
hedonisme telah mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat. Paham-paham tersebut telah
mengikis moralitas dan akhlak masyarakat
khususnya generasi muda Indonesia. Fenomena
dekasensi moral tersebut banyak kita ketahui
melalui berbagai media baik media cetak maupun
media elektronik dan alat komunikasi lain yang
telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Akibat
dekadensi moral tersebut bermunculan perilaku
tidak bermoral, tidak senonoh, pelecehan seksual,
pembunuhan secara sadis, pemerkosaan dan lain
sebagainya. Hal ini terjadi karena tidak menghayati
dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan seharai-hari.
Masalah Narkoba

• Masalah narkoba di Indonesia sekarang ini sangat menyedihkan karena

telah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat, anak-anak,

remaja pejabat negara seniman yang mengakibatkan dampak negatif

bagi keselamatan hidup bangsa Indonesia. Bagi generasi muda

masalah ini mengakibatkan masa depannya menjadi suram dan akan

menjadi beban pemerintah. Berdasarkan data yang dirilis oleh

Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) tahun 2018 POLRI telah

menangani sekitar 115.425 kasus narkoba, baik narkoba yang berjenis

narkotika, narkoba yang berjenis psikotropika maupun narkoba jenis

bahan berbahaya lainnya. Angka ini meningkat 11.703 kasus dari tahun

sebelumnya. Terjadinya penggunaan bahan Narkoba itu jelas-jelas

bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dasar negara yang melarang

mengkonsumsi makanan yang haram.


Masalah penegakan Hukum yang berkeadilan
• Kualitas penegakan hukum di Indonesia saat ini menjadi sorotan
yang sangat tajam. Tujuan hukum adalah untuk menegakkan
keadilan, kepastian dan kemanfaatan begai seluruh rakyat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu tujuan
dan gerakan reformasi adalah mereformasi sistem hukum dan
sekaligus meningkatkan kualitas penegakan hukum. Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap efektifitas penegakan hukum
akan tetapi faktor dominan ialah manusianya. Penegakan
hukum yang baik sangat ditentukan oleh kesadaran hukum
masyarakat dan profesionalitas aparat penegak hukum. Di
sinilah perlunya mata kuliah Pendidikan Pancasila yaitu
meningkatkan kesadaran hukum para mahasiswa sebagai calon
pemimpin bangsa.

Masalah Terorisme
• Salah satu masalah besar yang dihadapi manusia sekarang ini
adalah terorisme yaitu kelompok ekstrim yang melakukan
kekerasan kepada orang lain dengan melawan hukum dan
• TAP MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila;
• Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional :“Kurikulum Pendidikan Tinggi wajib memuat Pendidikan Agama,

Landasan •
Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa“;
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Yuridis :”Kurikulum tingkat satuan Pendidikan Tinggi wajib memuat mata kuliah
Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Bahasa
Inggris; dan kurikulum satuan pendidikan tinggi program diploma dan sarjana

Pendidikan wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan, serta mata
kuliah statistika dan atau Matematika“;

Pancasila • Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum


Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Kepmendiknas No.
045U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi:“PendidikanAgama,
Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kelompok
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian yang wajib diberikan dalam kurikulum
setiap program studi/kelompok program studi”;
• SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi; 11
• Surat Edran Dirjen Dikti No.2393/D/T/2009 tentang Penyelenggaraan
Perkuliahan Pancasila di Perguruan Tinggi.
 Visi kelompok MPK di perguruan tinggi
merupakan sumber nilai dan pedoman
dalam pengembangan dan
penyelenggaraan program studi guna
mengantar mahasiswa memantapkan
keperibadiannya sebagai mansuia indonesia
seutuhnya.
 Misi kelompok MPK di perguruan tinggi
membantu mahasiswa memantapkan
keperibadiannya agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
Visi dan Misi keagamaan dan kebudayaan, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang
PPKn hayat dalam menguasai, menerapkan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, 12

teknologi dan seni yang dimilikinya dengan


rasa tanggung jawab.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional yang termuat
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pendidikan Tinggi, Pancasila mengandung
makna sebagai berikut, antara lain :
1. Secara filosofis sistem pendidikan nasional
merupakan keniscayaan dari sistem nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Artinya bahwa
Kompetensi sistem pendidikan nasional bertolak dari dan

Dasar bermuara pada konsepsi sistemik kehidupan


ber-Ketuhanan yang Maha Esa,
Pendidikan berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa
persatuan Indonesia, berkerakyatan yang
Pancasila dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam 13
permusyawaratan, dan berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
2. Secara substantif-edukatif sistem pendidikan
nasional harus bertujuan menghasilkan manusia
Indonesia yang “beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berkahlak mulia, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
dan bertanggung jawab” sebagaimana yang
diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
3. Secara sosio-politik, manusia Indonesia yang
“beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berkahlak mulia, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab” itu harus menjadi individu anggota
masyarakat, individu anak bangsa, dan individu yang
kolektif-nasional mau dan mampu membangun watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat.
4. Secara praksis-pedagogis dan andragogis, sistem nilai yang terkandung dalam
Pancasila itu harus diwujudkan sebagai proses belajar anak dan orang dewasa
sepanjang hayat melalui proses belajar yang bersifat konsentris tentang Pancasila
(knowing Pancasila), belajar melalui proses yang mencerminkan jiwa dan aktualisasi
nilai-nilai Pancasila (doing Pancasila) dan belajar untuk membangun tatanan
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia yang religius, beradab,
bersatu, demokratis dan berkeadilan (bulding Pancasila).
Kompetensi pendidikan Pancasila secara umum dapat dikelompokkan menjadi
tiga macam yaitu:
a. Pertama untuk memunculkan civic knowledge yaitu mengetahui Pancasila yang
benar, yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya baik secara yuridis
konstitusional maupun secara objektif ilmiah. Secara yuridis konstitusional
maksudnya Pancasila adalah sebagai dasar negara dalam mengatur
penyelenggaraan pemerintahan negara. Secara objektif ilmiah maksudnya
adalah bahwa Pancasila itu merupakan salah satu paham filsafat (philosopical
way of thinking) maka uraiannya harus logis, jelas dan tepat serta dapat
diterima oleh akal sehat;
b. Kedua civic disposition yaitu setiap orang Indonesia dapat menerapkan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara;
c. Ketiga civic skills yaitu kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam membuat kebijakan publik seperti membuat undang-undang atau
peraturan-peraturan oleh pejabat yang berwenang.
Secara etimologis (pengertian kata), istilah
Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta
dari India yang mengandung dua arti yakni.
Pancasyila: “panca” artinya lima sedangkan
“syila” vocal i pendek artinya batu sendi atau
dasar. “syiila” vokal i panjang artinya
peraturan tingkah laku yang baik, yang
Pengertian penting. Oleh karena itu secara etimologis,

Pancasila kata “Pancasila” berarti lima aturan tingkah


laku yang baik, penting, dan tidak senonoh.
Tujuan Pendidikan Pancasila tidak dapat dilepaskan
dari tujuan nasional Bangsa Indonesia dan tujuan
pendidikan nasional. Tujuan nasional Bangsa Indonesia
telah ditetapkan dalam pembukaan UUD NKRI Tahun
1945, alinea ke-4 yakni :

1. Melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh


tumpah darah Indonesia;
Tujuan 2. Memajukan kesejahteraan umum;
Pendidikan 3. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan

Pancasila 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang 17

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan


keadilan sosial.
Sumber Historis

• Pendidikan Pancasila melalui pendekatan historis ini,


mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran
atau hikmah dari berbagai sejarah, baik sejarah
nasional maupun sejarah bangsa-bangsa lain di dunia.
Dengan pendekatan historis, mahasiswa diharapkan
akan memperoleh inspirasi untuk berpartisipasi dalam
Sumber Historis,
pembangunan bangsa sesuai dengan program studi
Filosofis, Yuridis dan
masing-masing, sekaligus dapat berperan serta secara
Politis Pendidikan
aktif dan arif dalam berbagai kehidupan berbangsa
Pancasila
dan bernegara, serta berusaha menghindari perilaku
yang bernuansa mengulangi kesalahan sejarah.
Sumber Sosiologis
• Sosiologi berarti kehidupan antar individu dalam
masyarakat. Melalui pendekatan sosiologis diharapkan
dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk
perubahan-perubahan sosial dan masalah-masalah sosial
yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan
standar nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
• Nilai-nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila berasal dari
kehidupan sosiologis bangsa Indonesia. Dengan demikian
materi mata kuliah Pancasila jelas berasal dari kenyataan
hidup masyarakat Indonesia bukan diadopsi dari budaya
lain sehingga masyarakat Indonesia adalah Causa Prima
Pancasila dasar negara.
Sumber Yuridis
• Negara Indonesia adalah negara hukum (rechstaat), artinya
penyelenggaraan pemerintahan negara harus berdasarkan
hukum (rule of law). Pancasila sebagai dasar negara merupakan
landasan dan sumber dalam membentuk dan
menyelenggarakan negara hukum tersebut. Ini berarti
pendekatan yuridis merupakan salah satu pendekatan dalam
pengembangan atau pengayaan materi mata kuliah pendidikan
Pancasila.
• Adapun yang menjadi pendekatan yuridis materi mata kuliah
pendidikan Pancasila ialah UUD 1945, Undang-undang (UU),
Peraturan Pemerintah dan produk hukum lain sebagai
implementasi Pancasila yang merupakan dasar negara Republik
Indonesia. Terwujudnya negara hukum yang merupakan
implementasi dari nilai-nilai Pancasila yang dipelajari di
perguruan tinggi akan bermuara kepada terwujudnya
kesejahteraan rakyat yang telah dicita-citakan oleh pendiri
bangsa Indonesia.
Sumber Politik
• Salah satu sumber materi Pendidikan Pancasila berasal
dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia.
Melalui pendekatan politik ini mahasiswa diharapkan,
mampu menafsirkan fenomena politik dalam rangka
menemukan pedoman bersifat moral yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan politik yang sehat
sehingga bisa memberikan kontribusi yang konstruktif
dalam menciptakan struktur politik yang stabil dan
dinamis. Kegiatan politik yang dilaksanakan oleh negara
Indonesia yang bisa dijadikan sumber materi pendidikan
Pancasila adalah yang sesuai dengan budaya bangsa dan
dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia seperti
pemilihan presiden secara langsung.
1. Pendahuluan
2. Pancasila dan Sejarah Perjuangan Bangsa
Indonesia
Materi Kajian 3. Pancasila dan dasar negara
MKU 4. Pancasila dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia
Pendidikan 5. Pancasila dan sistem filsafat
Pancasila 6. Pancasila, ideologi dan etika politik
7. Pancasila sebagai paradigma nasional dan
politik
8. Pancasila sebagai paradigma hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
9. Pancasila dan dasar nilai pengembangan ilmu
TERIMA
KASIH

*INGAT DAFTAR KRS ONLINE


DENGAN TELITI

Anda mungkin juga menyukai