Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 2:

- Theo Siahaan
- Samuel Siringo Ringo
- Frandi Situngkir
- Michael Simbolon
- Fitriani Wulandari
- Anindia Pramudita
UNIT 2
Sinergi Antarbudaya sebagai Praktik
Gotong Royong
Sinergi dapat diartikan sebagai kolaborasi antara satu dengan yang lainnya.
Antar budaya adalah interaksi dan pemahaman antara individu atau kelompok
dari budaya yang berbeda, melibatkan penghargaan terhadap perbedaan
budaya.
Budaya merujuk pada seperangkat nilai, norma, keyakinan, bahasa, seni,
teknologi, dan praktik lainnya yang dibagikan oleh suatu kelompok manusia.
Ini membentuk cara hidup dan identitas kolektif suatu masyarakat.
Keberagaman budaya di Indonesia terbentuk karena beberapa faktor
sebagai berikut.
1. Lingkungan tempat tinggal.
2. Interaksi dengan orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
3. Keyakinan dan kepercayaan.
Budaya-budaya yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia harus berjalan beriringan
membentuk sebuah sinergi atau kolaborasi agar dapat menguatkan keutuhan bangsa.
Kolaborasi antar budaya dimungkinkan terjadi saat masyarakat yang menjalankan budaya
tersebut memiliki kelapangan hati untuk dapat menerima kebudayaan lain. Kolaborasi antar
budaya memiliki sejumlah manfaat, antara lain:
1.Pemahaman Lintas Budaya: Meningkatkan pemahaman antara individu atau kelompok
dari berbagai latar belakang budaya, memperkuat toleransi, dan mengurangi stereotip.
2.Kreativitas dan Inovasi: Gabungan ide-ide dari berbagai budaya dapat memicu
kreativitas dan inovasi baru, menciptakan solusi yang lebih beragam dan efektif.
3.Pengembangan Keterampilan Antarbudaya: Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
dan bekerja sama di lingkungan yang beragam budaya, membantu individu mengatasi
perbedaan dan mencapai tujuan bersama.
4.Pendidikan Antarbudaya: Kolaborasi dapat menjadi alat efektif untuk pendidikan
antarbudaya, mengajarkan nilai-nilai saling penghargaan dan kerjasama lintas batas.
Contoh kolaborasi antar budaya dapat mencakup berbagai bidang, di antaranya:
1.Proyek Seni Multikultural: Kolaborasi seniman dari berbagai budaya dalam
menciptakan karya seni bersama yang mencerminkan keanekaragaman latar
belakang mereka.
2.Festival Budaya: Event yang melibatkan beragam kegiatan seperti pertunjukan
musik, tarian, kuliner, dan pameran seni dari berbagai budaya di seluruh Indonesia.
3.Kolaborasi Musik Antarbudaya: Penyatuan musisi dengan latar belakang budaya
yang berbeda dalam proyek musik bersama, menciptakan perpaduan suara yang
unik.
4.Pertukaran Pelajar Internasional: Program pertukaran pelajar antar negara untuk
memungkinkan siswa mengalami dan memahami kehidupan serta budaya
masyarakat lain.
A. Makna Gotong Royong.
Gotong royong adalah ciri khas bangsa Indonesia yang membedakannya dari
bangsa-bangsa lain di Indonesia. Dalam KBBI, kata gotong royong bermakna
bekerja bersama sama. Kata gotong royong sendiri berasal dari bahasa Jawa,
yaitu gotong artinya pikul atau angkat dan royong artinya bersama-sama. Dengan
demikian, secara harfiah gotong royong dapat diartikan mengangkat beban
bersama sama agar beban menjadi ringan.
Koentjaraningrat Membagi dua jenis gotong royong yang dikenal oleh
masyarakat Indonesia, yaitu gotong royong tolong menolong dan gotong royong
kerja bakti. Gotong royong tolong-menolong adalah kolaborasi dan bantuan
antarindividu dalam masyarakat untuk saling membantu dalam kehidupan sehari-
hari. Contohnya menolong tetangga yang sedang mengadakan pesta pernikahan.
Sementara itu, gotong royong kerja bakti adalah kegiatan bersama masyarakat
dalam melakukan pekerjaan atau proyek yang bermanfaat bagi kepentingan
umum. Contohnya bersih-bersih desa.
Konsep gotong royong dapat di maknai Sebagai pemberdayaan masyarakat,
karena gotong royong dapat menjadi modal sosial (social capital) untuk
mendukung kekuatan institusional pada level komunitas, negara, dan lintas
bangsa.
Dalam gotong royong, terdapat makna Collective action to struggle, yaitu aksi
bersama untuk mengatasi suatu masalah atau kesulitan secara kolektif. Ini
melibatkan upaya bersama dalam mencapai tujuan yang dipersepsikan bersama.
Self-governing merujuk pada kemampuan atau proses mengatur dan mengelola diri
sendiri tanpa campur tangan eksternal yang signifikan. Common goal adalah
tujuan bersama yang dipersepsikan dan dikejar oleh sekelompok orang atau
entitas. Sovereignty mencakup keadaan atau hak memiliki otonomi penuh, kendali,
dan kekuasaan atas suatu wilayah atau entitas, terutama dalam konteks
pemerintahan suatu negara.
B. Bentuk-Bentuk Gotong Royong
Budaya gotong royong di Indonesia dapat dilihat dalam berbagai bentuk dan istilah
yang berbeda sesuai dengan daerah masing-masing. Berikut beberapa istilah tersebut.
1. Liliuran
Di wilayah Sukabumi, Jawa Barat ada istilah liliuran yang merupakan istilah gotong
royong dan biasa dilakukan saat menyelenggarakan acara besar, seperti pembangunan
rumah atau yang lainnya.
2. Ammosi
Di wilayah Sulawesi Selatan lebih sering mendengar istilah ammosi untuk menyebut
gotong royong. Namun bedanya, ammosi dilakukan secara sakral dan penuh dengan nilai
kebudayaan.
3. Sambatan
Di daerah Jawa, ada istilah Sambatan yang merupakan tradisi meminta pertolongan
kepada warga masyarakat untuk membantu keluarga yang sedang membutuhkan bantuan.
4. Arisan tenaga
Di daerah Toraja, ada Istilah Arisan tenaga yaitu kerja bakti bergilir untuk menggarap
sawah atau ladang milik warga.
Bentuk-bentuk kebiasaan hidup lain yang dapat dikategorikan sebagai wujud perilaku gotong royong warga negara, antara
lain sebagai berikut.
1. Membantu hajatan tetangga.
2. Gotong royong Membersihkan lingkungan tempat tinggal.
3. Memberi ide/gagasan.
4. Gotong royong membersihkan kelas.
5. Gotong royong mengatasi masalah lingkungan hidup.
6. Memberikan solusi.
7. Gemar memberi bantuan kepada orang yang sedang kesusahan.
C. Arti Penting Gotong Royong
Gotong royong dapat merekatkan dan menguatkan solidaritas sosial. Gotong
royong melahirkan sikap kebersamaan, saling tolong menolong, dan menghargai
perbedaan. Pasca Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya banyak pemuda
datang ke jalan Menteng 31 yang menjadi tempat paktivis pemuda saat itu. Para
pemuda tersebut menyebarkan stensilan teks kemerdekaan di berbagai daerah di
Indonesia.
Semangat gotong royong dengan mengesampingkan perbedaan begitu terasa di
Yogyakarta. Realitas ini, antara lain dapat dilihat dari pertemuan antara tokoh
Muhammadiyah seperti Ki Bagoes Hadikoesoemo, tokoh Nahdlatul Ulama seperti
K.H. Wahid Hasjim, tokoh persatuan Islam seperti Muhammad Natsir, dan tokoh
katolik seperti I.J. Kasimo.
Selain membantu meringankan beban orang lain, dengan gotong royong juga
dapat mengurangi kesalahan pahaman, sehingga dapat mencegah terjadinya
berbagai konflik.
D. Eksistensi Budaya di Indonesia
Eksistensi budaya dapat diartikan sebagai sebuah bentuk bertahannya budaya sehingga
tetap ada dan diketahui oleh banyak orang dan tak lekang oleh zaman. Seiring berjalannya
waktu, berubahnya zaman, dan banyaknya pengaruh dari budaya asing membuat eksistensi
budaya daerah Indonesia mulai terancam.
Masyarakat di setiap daerah memiliki kebiasaan yang berbeda-beda. Mulai dari
bagaimana masyarakat pada suatu daerah yang memiliki wilayah dekat laut, mereka
memiliki kecenderungan bekerja untuk menjadi nelayan. Sementara mereka yang tinggal
di wilayah pegunungan lebih condong berkebun, berladang, dan beternak. Kebudayaan
tersebut terbentuk karena adanya kebiasaan yang berlangsung terus menerus.
1. Eksistensi bahasa daerah
Eksistensi bahasa Indonesia merupakan jati diri bangsa Indonesia pada era
globalisasi perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh semua masyarakat Indonesia. Hal
tersebut diperlukan agar Indonesia tidak terpengaruh oleh budaya asing yang tidak
sesuai dengan bahasa dan budaya dari bangsa Indonesia.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh badan pengembangan bahasa dan perbukuan
Kemdikbud hingga tahun 2019 di Indonesia sudah 718 bahasa yang telah
diidentifikasi dan divalidasi.
2. Eksistensi Tarian Daerah
Tarian daerah adalah tarian tradisional yang mencerminkan identitas budaya dan
sejarah suatu wilayah, diwariskan dari generasi ke generasi. Tarian daerah menjadi
kekayaan budaya bagi bangsa Indonesia. Tarian daerah menjadi cermin dari
kebiasaan dan adat istiadat yang secara turun-temurun diwariskan. Biasanya setiap
daerah memiliki tarian daerahnya masing-masing dalam menyambut dan
melaksanakan setiap perayaan di daerah-Nya.
Daftar beberapa tarian daerah berdasarkan asal provinsinya
1. Tari Remo (Jawa timur )
2. Tari Indang (Sumatra Barat)
3. Tari legong (Bali)
4. Tari Bunggong jeumpa (Aceh)
5. Saman (Aceh)
6.Tor Tor (Tapanuli Utara)
7. Tari piring (Minang kabau)
8. Turuk langgai (Mentawai)
9. Tari sekapur sirih (Jambi)
10. Tari ronggeng Blantek (Betawi)
Eksistensi tarian daerah memiliki beberapa tujuan, antara lain:
1.Pelestarian Budaya: Tarian daerah sering kali merupakan ekspresi seni dan budaya yang
unik untuk suatu wilayah. Melalui tarian ini, warisan budaya dan tradisi dapat dilestarikan
dan diwariskan kepada generasi mendatang.
2.Pendidikan: Tarian daerah dapat menjadi sarana pendidikan yang efektif, mengajarkan
nilai-nilai sejarah, norma-norma sosial, dan cerita-cerita yang terkandung dalam gerakan
tarian.
3.Identitas Komunitas: Tarian daerah memperkuat identitas suatu komunitas atau wilayah.
Melalui gerakan dan kostum khas, tarian ini mencerminkan karakteristik unik dari suatu
daerah.
4.Rekreasi dan Hiburan: Tarian daerah juga berfungsi sebagai bentuk rekreasi dan hiburan.
Masyarakat dapat menikmati pertunjukan tarian sebagai cara untuk bersatu, bersosialisasi,
dan merayakan acara-acara penting.
5.Ekspresi Kreatif: Tarian daerah memberikan ruang bagi ekspresi kreatif dan inovasi.
Meskipun mengikuti tradisi tertentu, para penari sering kali dapat mengekspresikan
kreativitas mereka dalam interpretasi gerakan dan penggunaan elemen seni lainnya.
3. Eksistensi Lagu Daerah
Lagu daerah menjadi salah satu kekayaan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Lagu
daerah merupakan cerminan dari suara – suara merdu masyarakat di daerah dalam
mengekspresikan kejadian atau sesuatu hal yang patut dirayakan. Lagu daerah mengakar,
tumbuh, dan berkembang secara turun temurun dalam kehidupan masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman yang begitu cepat, keberadaan atau Eksistensi lagu daerah
menjadi sangat rentan untuk berkembang ketika tidak ada lagi perhatian nyata dalam
mengembangkan dan melestarikannya. Akibat yang lebih lanjut, lagu daerah akan menjadi lagu
yang asing bagi generasi penerus bangsa selanjutnya.
Daftar beberapa lagu daerah berdasarkan asal provinsinya
1. Bungong Jeumpa ( Aceh )
2. Butet ( Sumatera Utara )
3. Kampuang Nan Jauh Di Mato ( Sumatera Barat )
4. Soleram ( Riau )
5.Hang Tuah ( Kepulauan Riau )
6. Injit Injit Semut ( Jambi )
7. Sekundang Setungguan ( Bengkulu )
8. Dek Sangke ( Sumatera Selatan )
9. Nyok Miak ( Kepulauan Bangka Belitung )
Eksistensi lagu daerah memiliki tujuan-tujuan berikut:
1. Pelestarian Warisan Musikal: Lagu daerah merupakan bagian penting dari warisan musikal suatu
wilayah. Eksistensinya bertujuan untuk melestarikan dan mewariskan kekayaan musik tradisional
kepada generasi selanjutnya.
2. Identitas Budaya: Lagu daerah mencerminkan identitas budaya suatu komunitas atau daerah.
Dengan mempertahankan dan menyebarkan lagu-lagu ini, masyarakat dapat memperkuat rasa
kebanggaan dan identitas budayanya.
3. Pendidikan dan Cerita: Lagu daerah sering mengandung nilai-nilai moral, sejarah, dan cerita
tradisional. Eksistensinya berkontribusi pada pendidikan dan penyampaian pesan-pesan budaya melalui
liriknya.
4. Hiburan dan Perayaan: Lagu daerah juga berfungsi sebagai sarana hiburan dalam berbagai acara
dan perayaan. Masyarakat dapat merayakan kegembiraan atau mengenang tradisi dengan
menghidupkan lagu-lagu daerah.
5. Ekspresi Seni: Lagu daerah memberikan wadah ekspresi seni bagi musisi dan penyanyi lokal. Mereka
dapat mengekspresikan kreativitas mereka dalam melodi, aransemen, dan interpretasi lagu-lagu
tradisional.Eksistensi lagu daerah mencakup upaya melestarikan, menyebarkan, dan menghargai
kekayaan musik tradisional untuk menjaga keberlanjutan warisan budaya.
Kesimpulan :
Praktik gotong royong dalam sinergi antarbudaya menciptakan lingkungan inklusif
di mana masyarakat saling menghargai perbedaan. Ini bukan hanya memperkaya
warisan budaya, tetapi juga membangun fondasi kuat untuk perdamaian, kerjasama,
dan perkembangan yang berkelanjutan di tengah keberagaman global. Sinergi
antarbudaya sebagai bentuk gotong royong menguatkan jalinan sosial dan
menciptakan ruang untuk pertumbuhan bersama di tengah kompleksitas dunia yang
terus berkembang.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai