INSEMNASI BUATAN
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpahan
karunia nikmatnya. Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “insemnasi buatan”.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah fiqh kontemporer yang
dibimbing oleh bapak Rifanto bin ridwan,Lc.,Ma,.Ph.D
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis tentunya
bertujuan untuk menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai
dengan pengetahuan yangkami peroleh baik dari buku maupun sumber-sumber yang lain.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua, masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.Bila ada kesalahan tulisan
atau kata-kata di dalam makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan................................................................................................7
B. Saran..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8
BAB 1
PENDAHULUAN
inseminasi buatan atau sering disebut kawin suntik adalah suatu teknik mengawinkan
ternak secara buatan dengan memasukkan semen yang telah diencerkan dengan pengencer
tertentu ke dalam saluran alat Apa saja contoh inseminasi buatan?
Salah satu contoh inseminasi buatan yang sudah sering digunakan oleh banyak pasangan
di berbagai belahan dunia tidak lain adalah IUI (inseminasi intrauterin).
PEMBAHASAN
1
Nurjannah, “Hukum Islam Dan Bayi Tabung ( Analisis Hukum Islam Kontemporer ),” Repositori Uin Alauddin, 2017,
124, http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4008/1/NURJANNAH.pdf.
pada serviks, mungkin dapat menggunakan AI karena sperma perlu melewati serviks
untuk menghasilkan fertilisasi atau pembuahan
B. Sejarah Inseminasi Buatan
Kasus pertama yang dilaporkan dalam hal inseminasi buatan dengan donor terjadi
pada tahun 1884: seorang profesor kedokteran dari Philadelphia mengambil sperma
siswanya yang "berpenampilan terbaik" untuk menginseminasi seorang wanita yang
dibius. Wanita tersebut tidak diberitahu mengenai prosedur itu, berbeda dengan suaminya
yang infertil. Kasus tersebut dilaporkan 25 tahun kemudian dalam suatu jurnal medis.
Bank sperma dikembangkan di Iowa sejak tahun 1920-an dalam penelitian yang
dilakukan oleh Jerome Sherman dan Raymond Bunge, peneliti-peneliti dari sekolah
kedokteran Universitas Iowa.
Pada tahun 1980-an, inseminasi intraperitoneal langsung (DIPI) terkadang
digunakan, di mana dokter menyuntikkan sperma ke dalam abdomen bawah melalui
suatu insisi atau lubang bedah, dengan tujuan membiarkan mereka menemukan oosit
pada ovarium atau setelah memasuki saluran reproduksi melalui ostium tuba falopi.
C. Implikasi Sosial
Salah satu masalah utama yang timbul dari maraknya ketergantungan pada
teknologi reproduksi berbantuan (ART) adalah tekanan pada pasangan untuk hamil, "di
mana anak-anak sangat dikehendaki, menjadi orang tua merupakan keharusan secara
kultural, dan keadaan tanpa anak tidak dapat diterima secara sosial".
Medikalisasi infertilitas atau ketidaksuburan menciptakan suatu struktur bahwa
manusia di didorong untuk berpikir mengenai infertilitas secara sangat negatif. Dalam
banyak budaya, khususnya yang dengan populasi Muslim besar, inseminasi donor
dilarang secara keagamaan dan kultural, biasanya berarti bahwa ketiadaan akses pada
ART yang mahal dan "berteknologi tinggi", seperti fertilisasi in vitro, adalah satu-satunya
solusi.
Ketergantungan berlebihan pada teknologi-teknologi reproduksi dalam
penanganan infertilitas mencegah banyak orang, contohnya secara khusus di "sabuk
infertilitas" Afrika tengah dan selatan untuk mendapatkan penanganan atas banyaknya
penyebab utama infertilitas yang seharusnya dapat ditangani tanpa inseminasi buatan;
yaitu infeksi-infeksi yang dapat dicegah, pengaruh gaya hidup dan pola makan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Inseminasi buatan atau inseminasi artifisial adalah pemasukan secara sengaja sel sperma
ke dalam rahim atau serviks seorang wanita dengan tujuan memperoleh kehamilan melalui
inseminasi dengan cara selain hubungan seksual. Metode ini merupakan salah satu cara
penanganan fertilitas pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Nurjannah. “Hukum Islam Dan Bayi Tabung ( Analisis Hukum Islam Kontemporer ).”
Repositori Uin Alauddin, 2017, 124.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4008/1/NURJANNAH.pdf.