KARYAWAN
JENIS KARYAWAN
BERDASAR PERATURAN DIRJEN PAJAK
PER-16/PJ/2016
2/24/2020
2
JENIS PENGHASILAN
1. Penghasilan teratur adalah penghasilan bagi pegawai tetap
berupa gaji/upah, segala macam tunjangan, dan imbalan dgn
nama dan bentuk apapun yang diberikan secara periodik.
2. Penghasilan tidak teratur adalah penghasilan bagi pegawai
tetap yang diterima secara tidak teratur, yang diterima sekali
dalam setahun atau periode lainnya, misal THR, bonus, jasa
produksi, tantiem, gratifikasi
3. Penghasilan tidak tetap: upah harian lepas, upah borongan,
upah mingguan, upah satuan
4. Imbalan kepada Bukan Pegawai: honorarium, fee, komisi
dan imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
5. Imbalan kepada peserta kegiatan: uang saku, uang rapat,
uang representasi, honorarium, penghargaan, dan imbalan
dengan nama apapun
2/24/2020
3
TIDAK TERMASUK PENGHASILAN
YANG DIPOTONG PPH PASAL 21
1. Santunan asuransi dari persh asuransi: asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa
2. Penerimaan dalam bentuk natura dalam bentuk apapun
dari WP atau pemerintah, kecuali penghasilan natura
yang diberikan oleh:
• WP yang kena pajak penghasilan bersifat final
• WP yang memakai NPPN
3. Pembayaran iuran pensiun, iuran tunjangan hari tua,
iuran jaminan hari tua, iuran BPJS yg dibayar oleh
pemberi kerja
4. Zakat yang diterima orang pribadi, sumbangan
keagamaan yang diterima orang pribadi,
5. Uang bea siswa
PEMOTONG PPH PASAL 21
1. Pemberi kerja: Orang pribadi, badan, dan
cabang/perwakilan/unit usaha
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah
3. Dana Pensiun, BPJS Ketenagakerjaan, dan badan
yang membayarkan dana pensiun
4. Orang pribadi yang melakukan usaha bebas atau
pekerjaan bebas
5. Penyelenggara kegiatan: pemerintah, organisasi
nasional/internasional, perkumpulan, orang pribadi
atau lembaga penyelenggara kegiatan.
2/24/2020
5
TIDAK TERMASUK PEMBERI KERJA
1. Kantor perwakilan negara asing
2. Kantor perwakilan organisasi internasional
3. Kantor perwakilan organisasi internasional yang
PPh nya diatur berdasar perjanjian internasional
4. Pemberi kerja orang pribadi yang mempekerjakan
pekerja rumah tangga
2/24/2020
6
DASAR PENGENAAN PAJAK - PKP
Pegawai tetap: gaji, tunjangan, honorarium dll
Penerima Uang pensiun
Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayarkan
melebihi Rp 4.500.000 per bulan
Pegawai tidak tetap atau tenaga lepas dengan
penghasilan melebihi Rp 450.000/hari sepanjang
penghasilan kumulatif tidak melebihi Rp 4.500.000 per
bulan
50% dari penghasilan yang diterima Bukan Pegawai:
artis, tenaga ahli, olahragawan, pengarang, peneliti,
pengajar, pelatih, penasehat dsb
2/24/2020
7
BEBAN YANG
DIPERKENANKAN
Iuran pensiun
Iuran BPJS yg dibayar oleh karyawan
Biaya jabatan 5% dari gaji, maksimum Rp
6.000.000 per tahun
PTKP
1. Untuk Karyawan
Wajib pajak pribadi Rp 54.000.000
Kawin Rp 4.500.000
Tambahan isteri yg penghasilannya digabungkan dgn
suami Rp 54.000.000
Tambahan untuk anak/tanggungan – Rp 4.500.000 per
anak (maksimum 3 orang)
2. Besarnya PTKP ditentukan pada awal tahun kalender
3. Untuk karyawan baru, PTKP ditentukan di awal bulan
dalam tahun kalender yang bersangkutan.
4. Bagi karyawati kawin yang suaminya tidak
berpenghasilan, harus menunjukkan keterangan tertulis
dari Kecamatan. Besarnya PTKP karyawati ini adalah
PTKP untuk dirinya sendiri plus status kawin plus
jumlah tanggungan.
TARIP PAJAK
1. Bagi WPOP yang memiliki NPWP dikenakan tarip
sesuai pasal 17 ay 1 a
2. Bagi WPOP yang tidak memiliki NPWP dikenakan
tarip lebih tinggi 20%
CONTOH 1
Gatotkaca bekerja pada perusahaan garmen CV. ”Adi
Busana” sebagai perancang mode. Ia telah berpengalaman
merancang busana selama 4 tahun dan bekerja di perusahaan
tersebut secara part-timer. Ia belum menikah serta belum
memiliki NPWP dan ia menerima upah secara mingguan
sebesar Rp 1.850.000,- termasuk uang transport & uang
makan. Tiap bulan ia membayar iuran pensiun Rp 65.000. dan
iuran BPJS Rp 85.000
Diminta:
1. Berapa pajak penghasilan yang dipungut oleh
perusahaan?
2. Jika Gatotkaca memiliki NPWP, berapa PPh yang akan
dikenakannya?
JAWAB
Penghasilan gaji = 4 x Rp 1.850.000 = 7,400,000
Beban yg diperkenankan:
Biaya jabatan = 5% x Rp 7.400.000 = 370,000
Iuran pensiun 65,000
Iuran BPJS 85,000
Jumlah beban yang diperkenankan 520,000
Penghasilan bersih/bulan 6,880,000
Penghasilan bersih setahun 82,560,000
PTKP 54,000,000
Penghasilan kena pajak 28,560,000
Pajak yang terhutang = 5% x Rp 28.560.000 = 1,428,000
Tanpa NPWP = 120% x Rp 1,428,000 = 1,713,600
2. Di atas Rp 50.000.000,- 5%
WANITA BEKERJA DAN MENIKAH
Berdasar UU PPh pasal 8:
Penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah
apabila:
a. suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan
putusan hakim;
b. dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan; atau
c. dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
sendiri.
NPWP BAGI WANITA KAWIN
1.Wanita kawin yang wajib mendaftarkan NPWP jika
memenuhi ketentuan:
• Hidup terpisah dengan suami berdasarkan keputusan
hakim. Tidak termasuk dalam pengertian hidup terpisah
adalah suami istri yang hidup terpisah antara lain karena
tugas, pekerjaan, atau usaha.
• Dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian
pemisahan penghasilan dan harta.
• Punya keinginan untuk melaksanakan hak dan
memenuhi kewajiban perpajakan terpisah dari hak dan
kewajiban perpajakan suami.
2. Wanita kawin yang sudah memiliki NPWP
sebelumnya.
WANITA KAWIN YANG TIDAK WAJIB
MENDAFTAR NPWP
27
JAWAB
Gaji Welasianto = 12 x Rp 9.500.000 = Rp 114.000.000
Gaji isteri = 12 x Rp 8.750.000 = 105.000.000
Penghasilan dari praktek = 50% x (67.500.000 + 38.000.000) = 52.750.000
Jumlah penghasilan Rp 271.750.000
Potongan:
Biaya jabatan Welasianto = 5% x Rp 114.000.000 = 5.700.000
Biaya jabatan isteri = 5% x 105.000.000 = 5.250.000
Iuran BPJS Welasianto = 12 x Rp 105.000 = 560.000
Iuran BPJS isteri = 12 x Rp 105.000 = 560.000 +
Jumlah potongan yang diperkenankan Rp 12.070.000 -
Penghasilan bersih Rp 259.680.000
PTKP:
Welasianto Rp 54.000.000
Isteri 54.000.000
Status kawin 4.500.000
2 anak @ 4.500.000 9.000.000
Jumlah PTKP Rp 121.500.000 -
Penghasilan kena pajak Rp 138.180.000
28
Pajak penghasilan yang terhutang:
* 5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
* 15% x Rp 88.180.000 = 13.227.000
Jumlah PPh terhutang Rp 15.727.000
29
3. WANITA YANG PISAH HARTA
Pisah harta adalah suatu perjanjian mengenai harta
benda suami istri selama perkawinan mereka, yang
menyimpang dari asas atau pola yang ditetapkan oleh
undang-undang.
Pisah harta yang lazim disepakati antara lain berisi:
Harta bawaan, baik harta yang diperoleh dari usaha masing-
masing maupun dari hibah, warisan ataupun cuma-cuma
yang diperoleh masing-masing selama perkawinan.
Semua utang yang dibawa oleh suami atau istri dalam
perkawinan mereka yang dibuat oleh mereka selama
perkawinan.
PAJAK JIKA PISAH HARTA
Wanita kawin dengan pisah harta harus dibedakan
dengan hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim.
Penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah
apabila:
a. suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan
putusan hakim;
b. dikehendaki secara tertulis oleh suami-isteri
berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan; atau
c. dikehendaki oleh isteri yang memilih untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya
sendiri.
CONTOH 7
Ganteng Mulyanto bekerja sebagai arsitek di
perusahaan property dengan penghasilan bersih Rp
197.500.000 per tahun. Ia menikah dengan Rupawati
yang berprofesi sebagai dokter hewan dengan
penghasilan neto Rp 164.750.000 per tahun. Walau telah
dikaruniai 2 anak remaja, mereka telah membuat
keputusan untuk pisah harta.
Bagaimana perlakuan perpajakan mereka?
Berapa jumlah pajak penghasilan bagi Bagus dan
Rupawati?
JAWAB
Penghasilan neto Bagus Mulyanto 197,500,000
Penghasilan neto Rupawati 164,750,000
Penghasilan neto bersama 362,250,000
Penghasilan Tidak Kena Pajak:
Untuk wajib pajak 54,000,000
Istri yang bekerja 54,000,000
Status kawin 4,500,000
2 anak 9,000,000
Jumlah PTKP 121,500,000
Penghasilan kena pajak 240,750,000
Pajak yang terutang :
5% xRp 50.000.000 = 2,500,000
15% x Rp 190.750.000 = 28,612,500
Jumlah pajak terutang 31,112,500