Anda di halaman 1dari 4

• Simple Random Sampling

Simple Random Sampling adalah sistem pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan
undian atau tabel angka random. Tabel angka random merupakan tabel yang dibuat dalam
komputer berisi angka-angka yang terdiri dari kolom dan baris, dan cara pemilihannya dilalukan
secara bebas tanpa memperhatikan tingkatan yang ada di dalam populasi tersebut.

Contoh :

Jumlah siswa di sebuah kelas di SMA tertentu di Jakarta yang akan diberikan bantuan. Simple
random sampling ini bisa dilakukan melalui undian, tabel bilangan random atau dengan acak
sistematis.

Teknik ini dapat dipergunakan bilamana jumlah unit sampling di dalam suatu populasi tidak terlalu
besar. Misal, populasi terdiri dari 100 orang siswa IPA. Untuk memperoleh sampel sebanyak 30
orang dari populasi tersebut, digunakan teknik ini, baik dengan cara undian, ordinal, maupun tabel
bilangan random.

• Convince Sampling

Convenience Sampling didefinisikan sebagai metode yang diadopsi oleh peneliti di mana mereka
mengumpulkan data riset pasar dari kumpulan responden yang tersedia. Ini adalah teknik
pengambilan sampel yang paling umum digunakan karena sangat cepat, tidak rumit, dan ekonomis.
Dalam banyak kasus, anggota mudah didekati untuk menjadi bagian dari sampel. Peneliti memilih
anggota hanya berdasarkan kedekatan dan tidak mempertimbangkan apakah mereka mewakili
seluruh populasi atau tidak. Dengan menggunakan teknik ini, mereka dapat mengamati kebiasaan,
pendapat, dan sudut pandang dengan cara yang paling mudah.

Perbedaan dengan Voluntary Sampling, convince Sampling dapat dikatakan wajib. Kalau Voluntary
Sampling dapat dikatakan pengambilan sampel nya tidak wajib & sesuai dengan keinginan sampel
tersebut

Contoh :

Misalnya, seorang mahasiswa pemasaran perlu mendapatkan masukan tentang “ruang lingkup
pemasaran konten pada tahun 2020”. Siswa dapat dengan cepat membuat survei online,
mengirimkan tautan ke semua kontak di ponsel nya, dengan cara membagikan tautan di media
sosial, dan berbicara dengan orang yang kita temui setiap hari, sambil bertatap muka.

• Systematic Sampling

Systematic Sampling adalah cara pengambilan sampel dimana sampel pertama akan di tentukan
secara acak. Setelahnya, sampel yang diambil belakang akan didasarkan pada satu interval tertentu.

Contoh :

Salah satu universitas di Jakarta melakukan survei apakah kampusnya akan mengadakan event
tahunan atau tidak, dalam survei ini hanya diminta kepada fakultas ekonomi dengan populasinya
5000 dan sampel yang akan di ambil hanya 500 saja. Lalu setiap mahasiswa mendapatkan nomor
urut dari 1-5000, maka dalam metode systematic sampling ini kita harus mengetahui berapa k (jarak
interval) dengan rumus k=N/n.

N=5000
n=500
K = N/n
K = 5000/500 = 10

Lalu misalnya kita mengambil angka 1-k (1-10) dan mengambil angka 2 pertama untuk mengambil
undian, dan angka undian selanjutnya dari angka 2,12,22,32,42,52,62,… dan seterusnya.

• Voluntary Sampling

Voluntary Sampling, juga dikenal sebagai self-selection sampling, adalah metode pengambilan
sampel dimana individu memilih sendiri untuk berpartisipasi dalam penelitian/survey.

Contoh :

Sebuah universitas di karawang ingin mensurvei kinerja dari pelayanan kampus, dan melibatkan
mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam survei pelayanan kampus mereka. Lalu peneliti
mengirimkan link survei yang dapat diakses oleh para mahasiswa dan mereka dapat memilih sendiri
apakah ingin berpartisipasi dalam mensurvei pelayanan kampus mereka, atau tidak ikut
berpartisipasi dalam survei tersebut.

• Proportionate Startified Random Sampling (Sampling Acakan Secara Proporsional)

Proportionate stratified random sampling adalah pengambilan sampel dari anggota populasi secara
acak dan berstrata secara proporsional. Cara sampling ini dilakukan apabila anggota populasinya
heterogen (tidak sejenis). Proportionate stratified random sampling ini dilakukan dengan cara
membuat lapisan-lapisan (strata), yang kemudian dari setiap lapisan diambil sejumlah subjek secara
acak. Jumlah subjek dari setiap lapisan (strata) adalah sampel penelitian (Sugiyono,2009).

Dalam teknik ini, populasi biasanya digolongkan menurut ciri-ciri tertentu dan sesuai dengan
keperluan penelitian. Biasanya penggolongan dilakukan menurut jenis kelamin, pendidikan dan lain-
lain. Setelah itu penentuan sampel ditiap kelompok akan dilakukan secara acak.

Rumus dari proportionate random sampling (Rumus Slovin) :

Keterangan :

n = sampel minimal

N = Jumlah Populasi

e = tingkat presisi yang bisa di toleransi (biasanya 0,1)

Contoh :

Sekelompok mahasiswa mata kuliah statistika jurusan Akuntansi Horizon University Indonesia ingin
melakukan survey terhadap pengguna Jalan Tol Karawang. Seberapa sering para pengendara
melewati jalan tol tersebut. Diketahui rata-rata kendaraan yang melewati Jalan Tol Karawang dalam
sehari sebanyak 6000 kendaraan. Terdapat 2250 kendaraan golongan 1; 1500 kendaraan golongan 2;
1000 kendaraan golongan 3; 750 kendaraan golongan 4 dan 500 kendaraan golongan 5. Karena tidak
memungkinkan untuk melakukan survey terhadap keseluruhan pengguna kendaraan, maka
hitunglah sampelnya!

Jawab :

= 6000 /1 + 6000 (0,1)²


= 6000 / 1 + 60

= 6000 / 61 = 98,36 ≈ 98

Kemudian, hitung masing-masing strata / claster nya :

 Purposive Sampling
Menurut Sugiyono (2006,85) Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Teknik penarikan sampel ini merujuk pada pemilihan sampel secara sengaja.
Biasanya teknik ini digunakan untuk populasi yang sifatnya homogen dan lingkup nya lebih kecil.
Pengambilan sampel ini biasanya dilakukan sesuai dengan berdasarkan keinginan peneliti dengan
tujuan dan anggota sampel yang di sesuaikan dengan tujuan penelitian nya.

Cara ini membutuhkan kemampuan dan pengetahuan yang baik dari peneliti terhadap populasi
penelitian. Untuk menentukan siapa yang menjadi anggota sampel, maka peneliti harus benar-benar
mengetahui dan beranggapan bahwa orang yang dipilihnya dapat memberikan informasi yang
diinginkan sesuai dengan permasalahan penelitian.

Contoh :
Seorang peneliti ingin melakukan penelitian tentang budaya suku Badui. Maka, peneliti tersebut
langsung menentukan bahwa sampel dari penelitian nya adalah orang Badui.

 Cluster Sampling

Cluster sampling menurut ridwan (2004:60) area sampling (cluster sampling) dalam teknik sampling
yang dilakukan dengan cara mengambil waktu dari setiap wilayah atau kelompok yang ada.

Contoh :
Seorang petugas KPU ingin mengetahui hasil dari pemilihan umum di satu Kecamatan Pebayuran
Kabupaten Bekasi.
Jawaban :
Maka dari itu, KPU membagi tempat pemilihan suara di berbagai Desa untuk mendapatkan hasil
suara terbanyak dari masing-masing desa tersebut

 Snowball Sampling
Snowball sampling atau pengambilan sampel rujukan berantai didefinisikan sebagai teknik
pengambilan sampel non probabilitas di mana sampel memiliki sifat yang jarang ditemukan. Ini
adalah teknik pengambilan sampel, di mana subjek yang ada memberikan rujukan untuk merekrut
sampel yang diperlukan untuk studi penelitian.

Contoh :
Seorang peneliti utusan dari bupati Karawang ingin mengetahui seberapa banyak warga yang
terkena COVID 19.
Jawaban :
Maka peneliti tersebut turun ke lapangan langsung untuk melakukan wawancara mengenai gejala
COVID 19 kepada salah satu pasien yang terkena COVID 19. Kemudian peneliti meminta informasi
lagi tentang siapa saja warga yang memiliki gejala yang sama seperti pasien tersebut.

Anda mungkin juga menyukai