Anda di halaman 1dari 78

PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KELAS IBU HAMIL TERHADAP KECEMASAN IBU

HAMIL PRIMIGRAVIDA DALAM MASA PANDEMI COVID-19

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR 02

KOTA BATANG

Oleh :

MILA ANGGRAINI

NIM : P1337424420179

PROGAM STUDI ALIH JENJANG KEBIDANAN

DAN PROFESI BIDAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal Skripsi dengan judul “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap

Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di

Wilayah Kerja Puskesmas Bandar 02 Kota Batang Tahun 2021” telah

disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Semarang, April 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Intan Nugraheni, S.SiT, M,Kes. Sri Wahyuni M, S.Kp, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes

NIP. 19840424 2 01012 2 003 NIP. 19710217 199803 2 001

i
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi dengan judul “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap


Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar 02 Kota Batang Tahun 2021” telah
dipertahankan didepan dewan penguji pada hari dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Semarang, April 2021

Ketua Penguji

Elisa Ulfiana, SSiT, M.Kes (……………………)


NIP. 19790108 200501 2 001
Penguji I

Intan Nugraheni, S.SiT, M,Kes.


(……………............)
NIP. 196210211983031002
Penguji II

Sri Wahyuni M, S.Kp, Ns, S.Tr.Keb, M.Kes. (……………………)


NIP. 19710217 199803 2 001
Mengetahui:
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Semarang
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Ida Ariyanti, S.SiT, M.Kes.


NIP. 197005141998032001
ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, wr, wb.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul

“Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap Kecemasan Ibu Hamil Primigravida

Dalam Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar 02

Kota Batang Tahun 2020”. Proposal skripsi ini disusun untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan Program Studi Sarjana

Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang. Penyusunan proposal skripsi

ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Dr. Marsum, BE, S.Pd, MHP selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Semarang yang telah memberikan kesempatan pada

penulis untuk dapat menimba ilmu di Poltekkes Kemenkes Semarang

2. Sri Rahayu, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

yang telah memberikan izin pada penulis dalam menyusun proposal skripsi

3. Intan Nugraheni, S.SiT, M,Kes selaku dosen pembimbing yang telah dengan

sabar memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam menyusun

proposal skripsi.

4. Sri Wahyuni M, S.Kp.Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku dosen pembimbing yang

telah sabar memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam menyusun

proposal skripsi.

iii
5. Segenap dosen dan staf Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Semarang yang bersedia memberikan sarana dan

fasilitas dalam menyusun proposal skripsi.

6. Keluarga dan seluruh teman-teman dan berbagai pihak yang terlibat dan

mendukung penulis menyusun proposal skripsi. Penulis menyadari masih

banyak kekurangan dari proposal skripsi sehingga penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Semarang, April

2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………....i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v

DAFTAR TABEL……………………………………………………………....viii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………......ix

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian........................................................................................ 9

E. Ruang Lingkup Penelitian..............................................................................9

F. Keaslian Penelitian......................................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................14

A. Tinjauan Teori..............................................................................................14

1. Definisi Kecemasan………………………………………………........... 14

a. Pengertian Kecemasan….……………………………………………. 14

b. Etiologi Kecemasan………………………………………………….. 15

c. Aspek Kecemasan…………………………………………………… 19

v
d. Rentang Kecemasan…………………………………………………..18

e. Tingkat Kecemasan………………………………………………….. 20

f. Faktor Kecemasan…………………………………………………… 22

g. Gejala Kecemasan…………………………………………………… 23

h. Respon Kecemasan…………………………………………………. 25

i. Kecemasan Pada Ibu Hamil…………………………………………. 26

2. Pengukuran Kecemasan………………………………………………… 27

3. Penatalaksanaan………………………………………………………… 28

a. Pengertian Kelas Ibu Hamil…………………………………………. 28

b. Tujuan Kelas Ibu Hamil……………………………………..………. 29

c. Sasaran Kelas Ibu Hamil…………………………………….………. 29

d. Pelaksanaan………………………………………………….………. 30

e. Pendekatan Kelas Ibu Hamil………………………………...………. 31

4. Pandemi Covid-19…………………………………………………......... 31

B. Kerangka Teori…………………………………………………………… 33

BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………….. 34

A. Kerangka Konsep………………………………………………………… 34

B. Hipotesis Penelitian……………………………………………….……… 35

C. Jenis dan Desain Penelitian……………………………………….……… 35

D. Variabel Penelitian………………………………………………..……… 35

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian………………………………… 36

F. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………….……… 37

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel…………….……… 38

H. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data……………………………..……… 40

I. Instrumen Penelitian……………………………………………………… 43
vi
J. Validitas dan Reliabilitas………………………………………………… 44

K. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data……………………………… 40

L. Etika Penelitian…………………………………………..……………… 49

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 51

LAMPIRAN…………………………………………………………………... 53

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian...........................................................................................10


Tabel 3.1 Definisi Operasional.........................................................................................36

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rentang Respon Kecemasan..........................................................................37

Gambar 2.1 Kerangka Teori.............................................................................................33

Gambar 3.1 Kerangka Konsep.........................................................................................34

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian..........................................................................................62

Lampiran 2 Informed Concent.........................................................................................63

Lampiran 3 Lembar Kuesioner.........................................................................................62

Lampiran 4 SOP Kelas Ibu Hamil....................................................................................62

Lampiran 5 Lembar Observasi.........................................................................................62

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan memberi tuntutan besar pada tubuh wanita yang

menimbulkan beban psikis, somatik dan sering juga sosial. Seorang wanita

pengalaman bersifat individual dan bergantung pada sejumlah faktor dan

keadaan yang mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup ibu hingga

berbagai derajat (Mazúchova et al., 2017).

Ibu primigravida (ibu pertama kali hamil) menganggap kehamilan

merupakan pengalaman pertama kali dalam periode kehidupannya. Hal

tersebut dapat menyebabkan perubahan drastis baik pada fisik ibu maupun

psikologis (Bethsaida & Herri, 2013).

Angka kematian ibu (AKI) masih jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) target 70 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2030. Studi sebelumnya telah

mendokumentasikan bahwa tingginya AKI di Indonesia disebabkan oleh

berbagai faktor yang terkait dengan akses kesehatan, seperti rendahnya

akses kesehatan cakupan perawatan antenatal (ANC) pada trimester pertama

dan ketiga, pemanfaatan tenaga terampil yang rendah, kehadiran dan

keterlambatan mencapai fasilitas kesehatan dan menerima perawatan yang

sesuai dan / atau arahan (Badan Pusat Statistik, 2014).


1
2

Angka kejadian kecemasan di Indonesia dalam menghadapi persalinan

sebesar 107 juta orang ibu hamil ( 28,7%) dari 373 juta orang ibu hamil

yang mengalami kecemasan menghadapi persalinan. Populasi ibu hamil di

pulau Jawa pada tahun 2012 terdapat 67.976 ibu hamil, sedangkan yang

mengalami kecemasan pada saat akan menghadapi persalinan yaitu 35.587

orang (52,3 %) (Kemenkes RI 2012, 2012).

Kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan akan meningkat

pada kehamilan trimester III dan akan berpengaruh pada proses persalinan.

Kecemasan yang terjadi terus menerus juga dapat menyebabkan

kesejahteraan janin menurun. Dampak perubahan psikologi pada trimester

ketiga menyebabkan ibu hamil mengalami rasa sensitif, cenderung malas,

butuh perhatian lebih, mudah cemburu, rasa ansietas (kecemasan) dan

kadang ibu khawatir bahwa bayi akan lahir sewaktu-waktu.

Peningkatan kecemasan pada masa prenatal dan gejala depresi akan

meningkatkan risiko postpartum depresi, serta infeksi prenatal dan tingkat

penyakit lain (Dashraath et al., 2020). Kecemasan prenatal dan munculnya

gejala depresi juga dapat menyebabkan perubahan aktivitas fisik, nutrisi dan

tidur, yang pada gilirannya mempengaruhi suasana hati ibu dan

perkembangan janin (Corbett et al., 2020).

Penelitian mengenai “Effect Maternal Stress During Pregnancy on The

Risk for Preterm Birth” tahun 2016 menyebutkan kondisi ibu hamil yang

mengalami stress/kecemasan selama kehamilan beresiko terjadi kelahiran


3

premature dan BBLR.Selain itu, 20% dari kelahiran premature dalam

penelitian ini diperkirakan karena paparan stress ibu (Lilliecreutz et al.,

2016).

Tindakan skrining yang difokuskan untuk mengidentifikasi wanita

hamil yang berisiko mengalami FOC (fear of childbirth) harus lebih banyak

digunakan dalam praktik kebidanan. Pengawasan rutin dan pendidikan

psikoterapi dasar juga merupakan pilihan untuk memperkuat intervensi

efektif yang ditargetkan pada pengurangan ketakutan terkait persalinan

(Mazúchova et al., 2017).

Penelitian mengenai “Pendampingan Kelas Ibu Hamil Melalui Layanan

Bimbingan dan Konseling Islam untuk Mengurangi Kecemasan Proses

Persalinan” tahun 2017 menyebutkan setelah mendapatkan pengawasan dan

layanan bimbingan konseling Islam menunjukkan total penilaian dari 11

klien dapat diketahui ada 9 klien terjadi penurunan kecemasan termasuk

kategori ringan dan 2 klien dalam kategori kecemasan sedang (Mintarsih,

2017).

Wanita hamil dengan tingkat ketakutan yang tinggi terkait persalinan

membutuhkan dukungan yang efektif selama kehamilan dan persalinan.

Dengan menggunakan strategi yang berfokus pada sikap yang tepat, tenaga

kesehatan dapat secara signifikan berkontribusi pada pencegahan dan

pengurangan ketakutan terkait persalinan (Mazúchova et al., 2017).


4

Untuk mencegah risiko yang lebih berbahaya bagi ibu hamil dan

janinnya, maka pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan

perlu ditingkatkan. Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil

tentang tanda bahaya kehamilan yaitu melalui kegiatan kelas ibu hamil.

Kelas ibu hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang

kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang

bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas,

perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran

(Kemenkes RI, 2014).

Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan jumlah

peserta sekitar 10-15 orang. Di kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama,

diskusi, tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara

menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal,

terkoordinir dan pemantauan berkesinambungan (Nuryawati & Budiasih,

2017).

Keuntungan kelas ibu hamil diantaranya materi diberikan secara

menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman, waktu pembahasan

materi menjadi efektif karena penyajian materi terstruktur dengan baik, ada

interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan

materi dilaksanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan (Hani,

2010). Pelaksana program kelas ibu hamil adalah bidan yang bertugas di
5

poliklinik KIA sedangkan di BPM yang melaksanakan bidan dibantu dari

sponsor (Sumarni & Wahyuni, 2012).

Data cakupan puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil selama 3

tahun terakhir, secara nasional 95,33% (2016), 97,28% (2017), 97,86%

(2018). Namun, hasil penelitian menghasilkan pemanfaatan layanan

Kesehatan maternal masih rendah. Hanya sebanyak 29,3% ibu yang

melakukan ANC >=4 kali. Penggunaan ANC lebih tinggi terjadi pada

kelompok yang mengikuti program kelas ibu hamil (Handayani et al., 2019).

Survei Indikator Kesehatan Nasional melaporkan sebagian besar ibu di

Indonesia (81,8%) tidak mengikuti program KIH yang dilaksanakan

pemerintah (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Dalam situasi pandemi

COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke semua layanan rutin termasuk

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Seperti ibu hamil menjadi

enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan kesehatan lainnya karena takut

tertular, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu

hamil, serta adanya ketidaksiapan layanan dari segi tenaga dan sarana

prasarana termasuk Alat Pelindung Diri (Handayani et al., 2019).

Hal ini sejalan dengan temuan beberapa studi di berbagai negara yang

menunjukkan pengaruh pandemi terhadap layanan kesehatan. Terdapat

penurunan kunjungan antenatal dan persalinan oleh tenaga kesehatan

sebesar 50% dan 32% saat terjadi wabah Ebola di Liberia yang trennya

bahkan tidak membaik setelah wabah berakhir (Shannon et al., 2017). Di


6

Indonesia, pandemi COVID-19 berpotensi menghambat akses ibu dan anak

terhadap layanan kesehatan yang optimal (Saputri et al., 2020)

Terjadi penurunan jumlah kunjungan pertama pemeriksaan kehamilan

pada trimester I (K1), kunjungan keempat pemeriksaan kehamilan pada

trimester III (K4), dan pemberian tablet tambah darah (TTD) dalam periode

Februari–April 2020. Terlewatnya K1 dan K4 dapat mengurangi upaya

penapisan risiko kehamilan yang dapat menyebabkan komplikasi persalinan

hingga kematian ibu (Saputri et al., 2020)

Berdasarkan pedoman pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan bayi

baru lahir di era adaptasi kebiasaan baru yang disusun oleh kementerian

Kesehatan RI menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan antenatal pada

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pelaksanaan programnya

berdasarkan zona wilayah. Untuk kelas ibu hamil di daerah dengan zona

hijau (tidak terdaampak/ tidak ada kasus) dapat dilaksanakan dengan metode

tatap muka (maksimal 10 peserta) dan harus mengikuti protokol kesehatan

secara ketat. Sedangkan untuk wilayah dengan zona kuning (risiko rendah),

orange (risiko sedang) dan merah (risiko tinggi) untuk pelaksanaan kelas ibu

hamil ditunda selama masa pandemi COVID 19 atau dilaksanakan melalui

media komunikasi secara daring (video call, youtube, zoom atau media

daring lainnya)(Saputri et al., 2020).

Penelitian yang dilakukan mengenai “Kelas Ibu Hamil Mempunyai

Pengaruh Positif Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida


7

Menghadapi Persalinan”, maka dapat disusun suatu simpulan bahwa kelas

ibu hamil mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat kecemasan ibu

primigravida menghadapi persalinan, sehingga tingkat kecemasan ibu

primigravida yang mengikuti kelas ibu lebih rendah/ringan dibandingkan

ibu primigravida yang hanya ANC biasa (Eugenie et al., 2014). Penelitian

yang dilakukan pada ibu hamil primipara menyatakan ibu hamil

(eksperimen) yang telah dilakukan pre-test kuesioner Self Evaluated STAI,

diperoleh hasil terbanyak pada tingkat kecemasan sedang yaitu 33 (97,06%)

dengan nilai rata-rata 49,12 yang berarti dalam tingkat kecemasan sedang.

Sedangkan pada kelompok tersebut setelah dilakukan post-test diperoleh

hasil terbanyak pada tingkat kecemasan rendah 31 (91,18%) dengan nilai

rata-rata 38,12 yang berarti dalam tingkat kecemasan ringan (KE, 2016).

Penelitian pada ibu hamil primigravida trimester III diketahui bahwa

responden tidak ikut kelas ibu hamil yang mengalami tingkat kecemasan

ringan sebanyak 5 responden(38,5%), kecemasan sedang sebanyak 7

responden (53,8%) dan yang kecemasanya berat sebanyak 1 orang (7,7%).

Responden yang mengikuti kelas ibu hamil mayoritas mengalami tingkat

kecemasan ringan sebanyak 14 responden (82,4%) dankecemasan sedang

sebanyak 3 responden (17,6%).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Kelas Ibu Hamil Terhadap

Kecemasan Ibu Hamil Primigravida dalam Masa Pandemi COVID-19”.


8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas mengenai

gambaran kebutuhan dan perubahan ibu hamil, maka diperlukan kajian lebih

lanjut tentang pengaruh kelas ibu hamil terhadap kecemasan ibu hamil

primigravida di masa pandemi COVID-19. Apakah pengaruh kelas ibu

hamil terhadap kecemasan ibu hamil primigravida dalam masa pandemi

COVID-19?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kelas ibu hamil terhadap kecemasan ibu

hamil primigravida dalam masa pandemi COVID-19.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik ibu hamil meliputi pendidikan

ibu, pekerjaan ibu, paritas dan kecemasan ibu hamil primigravida

dalam masa pandemi COVID-19

b. Mengetahui kecemasan ibu hamil primigravida dimasa pandemi

COVID-19 pada kelompok yang mengikuti kelas ibu hamil

c. Mengetahui kecemasan ibu hamil primigravida dimasa pandemi

COVID-19 pada kelompok yang tidak mengikuti kelas ibu hamil


9

d. Menganalisa pengaruh kelas ibu hamil terhadap kecemasan ibu

hamil primigravida di masa pandemi COVID-19

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan serta pemahaman

masyarakat dalam menurunkan kecemasan ibu hamil primigravida

dalam masa pandemi COVID-19.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah informasi sebagai referensi serta memberikan kontribusi

untuk pengembangan ilmu dalam lingkup kebidanan tentang kelas ibu

hamil dimasa Pandemi COVID-19.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan peneliti tentang

pengaruh kelas ibu hamil terhadap kecemasan ibu hamil primigravida

dalam masa pandemi COVID-19.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil dari penelitian ini akan digunakan sebagai data set penelitian

mengenai pembuatan sistem forecasting, serta dapat dijadikan alternatif

bahan untuk melakukan penelitian lain yang berhubungan dengan kelas

ibu hamil.
10

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Keilmuan

Penelitian yang akan dilakukan ini termasuk dalam penelitian kesehatan

dibidang kebidanan yang terfokus pada ibu hamil.

2. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian dilakukan dengan perkiraan waktu 2 bulan, mulai bulan April

sampai dengan bulan Mei 2021.

3. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar 02.

4. Ruang Lingkup Sasaran

Sasaran dalam penelitian ini adalah ibu hamil Trimester III di Wilayah

Kerja Puskesmas Bandar 02 Kec. Bandar Kab. Batang.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Judul dan Nama Variabel Metode


No Peneliti (Tahun) Penelitian Penelitian Hasil Penelitian

Praktek Kebidanan: Variabel yang akan Penelitian


1. Analisis diteliti yaitu Deskriptif Hasil penelitian Secara
Implementasi komunikasi, sumber Kualitatif umum semua
Program Kelas daya, disposisi dan dengan desain informan mempunyai
Prenatal di Kota struktur birokrasi Fenomenology persepsi yang baik
Semarang tentang program kelas
ibu hamil, sehingga
Sri Sumarni, Sri berharap program
Wahyuni, Sri dapat berjalan dengan
Rahayu (2012) baik.
2. Faktor Yang Terkait Variabel Dependen Penelitian Hasil penelitian ini,
Dengan Anak - Ketakutan Terkait analitik dengan ibu primipara
Ketakutan Terkait Perempuan Slovak desain cross mempersepsikan
Perempuan Slovak sectional persalinan sebelumnya
11

Variabel Independen merupakan faktor


Lucia Mazúchová1, usia, paritas, dan signifikan yang
Zuzana Škodová1, riwayat persalinan mempengaruhi
Simona Kelčíková1, ketakutan melahirkan.
Alena Rabárová
(2017)
3. Pengaruh Senam Variabel Dependen Desain Hasil penelitian
Hamil Terhadap (kecemasan) penelitian ini menunjukan ada
Kecemasan Ibu Pada menggunakan adanya pengaruh dan
Kehamilan Variable Pra- perbedaan tingkat
Trimester III Dalam independent (senam Eksperimen kecemasan antara
Menghadapi ibu hamil) dengan kelompok yang
Persalinan Di Klinik rancangan One mengikuti senam
Sumiariani, SST Group Pretest hamil selama
Medan Johor Tahun Posttest kehamilannya dengan
2018 kelompok yang tidak
pernah mengikuti
Chintya Grace senam hamil selama
Simanjuntak (2018) kehamilannya
4. Pengaruh Senam Variabel Dependen Penelitian Hasil penelitian
Hamil Terhadap (kecemasan) analitik desain menunjukan ada
Tingkat Kecemasan Case Control adanya pengaruh dan
Menghadapi Proses Variable perbedaan tingkat
Persalinan independent (senam kecemasan antara
Dipuskesmas ibu hamil) kelompok yang
Kecamatan mengikuti senam
Cempaka Putih Dan hamil selama
Puskesmas kehamilannya dengan
Kecamatan kelompok yang tidak
Kemayoran pernah mengikuti
senam hamil selama
Nuristiana. Rifai’e kehamilannya
(2019)
5. Hubungan Kelas Ibu Variabel Dependen Penelitian Hasil penelitian
Hamil Dengan pengetahuan ibu Analitik cross menunjukan ada
Pengetahuan Ibu hamil tentang tanda sectional hubungan antara kelas
Hamil Tentang bahaya ibu hamil ibu hamil dengan
Tanda-Tanda pengetahuan ibu
Bahaya Kehamilan Variabel Independen tentang tanda-tanda
Di Desa Surawangi kelas ibu hamil bahaya kehamilan (U
Wilayah Kerja Uptd value = 0,023)
Puskesmas
Jatiwangi Kabupaten
Majalengka Tahun
2016

Lina Siti Nuryawati,


Suci Budiasih
(2017)
6. Penyempurnaan Variabel Dependen Penelitian Hasil penelitian
Strategi Kelas ANC ideal vs. non- analitik menunjukan bahwa
Kehamilan untuk ideal, penolong observasional Program Kelas
Meningkatkan persalinan terampil, dengan desain Kehamilan (KIH)
12

Pemanfaatan persalinan berbasis kohort sangat penting untuk


Pelayanan fasilitas Kesehatan meningkatkan
Kesehatan Ibu pengetahuan ibu hamil
Variabel Independen dan keluarga
Nariyah Handayani, Partisipasi lengkap,
Khadijah Azhar, Ika partisipasi tidak
Dharmayanti, Dwi lengkap, tidak
Hapsari T, Puti Sari partisipasi
(2019)
7. Dampak Pandemi Variabel Dependen Penelitian Hasil penelitian
Covid-19: Pada Layanan Gizi dan gabungan menggambarkan
Layanan Gizi Dan KIA kualitatif dan faktor yang
Kesehatan Ibu dan kuantitatif menghambat layanan
Anak (KIA) Studi Variabel Independen (mixed gizi dan KIA adalah
Kasus Di Lima Dampak Pandemi methods) kurangnya jumlah,
Wilayah Di Covid-19 kesenjangan akses
Indonesia terhadap internet,
ketakutan ibu terhadap
Nurmala Selly virus corona.
Saputri, Maudita
Dwi Anbarani, Nina
Toyamah, Athia
Yumna Sorotan
(2020)

8. Kecemasan dalam Variabel Dependen Metode survei Hasil penelitian


Menjelang Kecemasan analitik cross terdapat hubungan
Persalinan Ditinjau Variabel Independen sectional antara paritas, usia,
Dari Paritas, Usia Paritas, Usia ibu, pendidikan ibu hamil
dan Tingkat pendidikan ibu trimester III dengan
Pendidikan tingkat kecemasan
dalam menghadapi
Heriani (2016) masa menjelang
persalinan Di UPTD
Puskesmas Tanjung
Agung Tahun 2016.
9. Indikator Output Variabel Dependen Jenis penelitian Hasil Penelitian adalah
Kelas Ibu Hamil Indikator Output ini Cross terdapat (61%)
Di Puskesmas Poned Sectional puskesmas yang
Kabupaten Variabel Independen melibatkan kader
Banjarnegara Tahun Kelas Ibu Hamil kurang dari 10 orang
2016 pada kelas ibu hamil
dan ada (39%)
Dewie Sulistyorini puskesmas yang
(2016) melibatkan kader
kurang dari 10 orang
pada kelas ibu hamil.
13

10. Midwifery Practice: Variabel Dependen: Penelitian Hasil penelitian secara


Analisis Of Kelas Prenatal Deskriptif umum informan
Implementation Of Kualitatif mempunyai persepsi
Prenatal Education Variabel dengan desain yang baik tentang
Classes Program In Independen: fenomenology program kelas ibu
Semarang City Komunikasi, sumber hamil, sehingga
daya, disposisi dan berharap program
Sri Sumarni, Sri struktur birokrasi berjalan dengan baik.
Wahyuni, Sri
Rahayu (2012)

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya

adalah sebagai berikut.

1. Lokasi Penelitian Wilayah Kerja Puskesmas Bandar 02


2. Variabel Dependen Kecemasan Ibu Hamil Primigravida dalam

Masa Pandemi Covid-19


3. Variabel Independen Kelas Ibu Hamil
4. Subyek Penelitian Ibu Hamil Usia 16-37 minggu
5. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan kuantitatif

dengan metode quasi experimental design

dengan pendekatan non equivalent control

group design dengan teknik pengambilan

purposive sampling.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Definisi Kecemasan

a. Pengertian

Menurut Stuart dan Sundeen (2016) kecemasan adalah keadaan

emosi tanpa objek tertentu. Kecemasan dipicu oleh hal yang tidak

diketahui dan menyertai semua pengalaman baru, seperti masuk

sekolah, memulai pekerjaan baru atau melahirkan anak.

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak

didukung oleh situasi. Individu yang merasa cemas akan merasa tidak

nyaman atau takut, namun tidak mengetahui alasan kondisi tersebut

terjadi. Kecemasan tidak memiliki stimulus yang jelas yang dapat

diidentifikasi (Videbeck, 2012).

Kecemasan adalah emosi tidak menyenangkan yang ditandai

dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang timbul secara

alami dan dalam tingkat yang berbeda-beda. Masalah kesehatan jiwa

pada ibu hamil masih merupakan permasalahan yang belum teratasi

dengan baik di negara dengan tingkat pendapatan rendah. Prevalensi

gangguan kesehatan jiwa prenatal berkisar 10-15% tergantung tempat,

14
15

metode penelitian dan alat ukur yang digunakan. Tiga besar gangguan

jiwa yang sering dijumpai yaitu, gangguan mood, skizofrenia, dan

gangguan cemas (WHO, 2017)

b. Etiologi Kecemasan

Stuart (2016) membedakan faktor yang mempengaruhi kecemasan

menjadi dua yaitu:

1) Faktor predisposisi

a) Teori biologis

Teori biologis menunjukan sebagian besar kecemasan

dikarenakan disfungsi beberapa sistem, sistem ini meliputi:

(1) Sistem GABA

Gamma Amino Butyric Acid (GABA) adalah salah satu

neurotransmitter inhibitor yang terdapat dibagian neuron

otak dan merupakan sistem limbic yang dapat

memengaruhi kecemasan. Proses neurotransmitter ini

terjadi ketika sinaps menyilang dan mengikat reseptor

GABA pada membran post sinaptik yang menyebabkan

saluran reseptor terbuka dan disertai pertikaian ion. Hasil

dalam pertukaran ini akan menghambat atau mengulangi

produksi sel, sehingga akan mengakibatkan aktifitas sel

menurun. Proses-proses yang terjadi inilah yang akan

menyebabkan orang mengalami kecemasan.


16

(2) Sistem Norepinefrin

Sistem Norepinefrin merupakan respon fight-or-fight yang

difasilitasi oleh lokus seruleus yang ada dibagian otak.

Lokus seruleus akan dihubungkan oleh neurotransmitter

dengan struktur lain di otak seperti amigdala (berfikir),

hipokampus (interpretasi), dan korteks serebral (bagian

perencanaan) yang akan mengakibatkan kecemasan.

(3) Sistem Serotonin

Neurotransmitter serotonin (5-HT) juga dapat

mengakibatkan terjadinya kecemasan, hal ini dikarenakan

pengalaman seseorang terhadap hal yang tidak

menyenangkan yang dapat mengakibatkan adanya

hipersensitif pada reseptor 5-HT.

b) Teori psikoanalitik

Dalam teori psikoanalisis, kecemasan adalah konflik emosional

yang terjadi antara dua elemen kepribadian yaitu id dan

superego.Id memiliki dorongan insting, sedangkan superego

mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh

normqa budaya seseorang.fungsi kecemasan dalam ego adalah

mengingatkan ego bahwa ada bahaya yang akan datang.

c) Teori interpersonal

Teori interpersonal menjelaskan kecemasan timbul dari perasaan

takut seseorang terhadap tidak adanya penerimaan dan


17

penolakan saat berhubungan dengan interpersonal. Kecemasan

juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti

perpisahan dan kehilangan dengan orang yang dicintai.

Penolakan terhadap eksistensi diri oleh orang lain atau

masyarakat akan menyebabkan kecemasan. Individu dengan

harga diri rendah akan mudah mengalami kecemasan.

d) Teori perilaku

Teori menurut pandangan perilaku, kecemasan merupakan hasil

frustasi, ketidakmampuan atau kegagalan dalam mencapai suatu

tujuan yang diinginkan akan menimbulkan frsutasi dan

keputusasaan. Keputusasaan inilah yang menyebabkan

seseorang menjadi cemas.

e) Teori keluarga

Teori ini menjelaskan jika kecemasan akan berlangsung pada

keluarga apabila terdapat pola interaksi yang tidak efektif

didalam keluarga.

2) Faktor presipitasi

a) Ancaman terhadap integritas fisik

Pandangan kognitif mengatakan bahwa faktor penyakit fisik

dapat membuat individu mengalami kecemasan.Ancaman

terhadap integritas fisik melibatkan potensial cacat fisik atau

penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas

seharihari.Nyeri adalah indikasi pertama bahwa integritas fisik


18

sedang terancam.Ancaman berasal dari sumber internal dan

eksternal.

(1) Sumber internal

Sumber internal meliputi kegagalan sistem tubuh seperti

jantung, sistem kekebalan tubuh, atau pengaturan suhu.

(2) Sumber eksternal

Sumber eksternal berupa paparan terhadap infeksi virus dan

bakteri polusi lingkungan, bahaya keamanan, dan cedera

traumatik. Stressor eksternal yang berkepanjangan dan

berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan membuat

usaha kopingindividu menjadi lemah.

b) Ancaman terhadap sistem diri

Ancaman terhadap sistem diri seseorang melibatkan bahaya

identitas, harga diri dan fungsi social.Sumber internal dan

eksternal dapat menyebabkan ancaman terhadap harga diri.

(1) Sumber internal meliputi masalah interpersonal ketika

mendapatkan perna baru seperti menjadi orang tua, mahasiswa,

atau karyawan.

(2) Sumber eksternal

Sumber eksternal meliputi hilangnya nilai seseorang yang yang

disebabkan karena kematian, perubahan status pekerjaan,

dilemma etik, tekanan kelompok social, dan stress kerja.

c) Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)


19

Individu yang pernah mengalami trauma lebih dari satu trauma

dalam hidupnya akan beresiko mengalami ansietas. Mayoritas

individu yang terlibat dalam peristiwa trauma tidak akan

berkembang, sehingga menimbulkan gangguan psikologis.

c. Aspek-Aspek Kecemasan

Stuart (2013) mengelompokkan kecemasan (anxiety) dalam respon

perilaku, kognitif, dan afektif, diantaranya;

1) Perilaku, diantaranya: gelisah, ketegangan fisik, tremor, kurang

koordinasi, menarik diri dari hubungan interpersonal.

2) Kognitif, diantaranya: perhatian terganggu, konsentrasi buruk,

pelupa, salah dalam memberikan penilaian, preokupasi, hambatan

berpikir, lapang persepsi menurun, kreativitas menurun, produktivitas

menurun, bingung.

3) Afektif, diantaranya: mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang,

gugup, ketakutan, waspada, kengerian, kekhawatiran, kecemasan, mati

rasa, rasa bersalah, dan malu.

d. Rentang Respons Kecemasan

Sumber: Stuart (2013)

Gambar 1.1 Rentang Respons Kecemasan


20

1) Respons Adaptif

Hasil yang positif akan didapatkan jika individu dapat menerima dan

mengatur kecemasan. Kecemasan dapat menjadi suatu tantangan,

motivasi yang kuat untuk menyelesaikan masalah dan merupakan

sarana untuk mendapatkan penghargaan yang tinggi. Strategi adaptif

biasanya digunakan seseorang untuk mengatur kecemasan antara lain

dengan berbicara kepada orang lain, menangis, tidur, latihan, dan

menggunakan teknik relaksasi (Stuart, 2013).

2) Respons Maladaptif

Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan

mekanisme koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan

dengan yang lainnya. Koping maladaptif mempunyai banyak jenis

termasuk perilaku agresif, bicara tidak jelas isolasi diri, banyak

makan, konsumsi alkohol, berjudi, dan penyalahgunaan obat

terlarang (Stuart, 2013).

e. Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan menurut Peplau dalam Stuart (2016)

kemampuan seseorang untuk merespon terhadap suatu ancaman

berbeda-beda antara satu dengan yang lain dan diidentifikasi menjadi

empat tingkat, sebagai berikut:

1) Kecemasan ringan, terjadi saat ketegangan hidup sehari-hari. Cemas

ringan dapat ditunjukan dengan:


21

a) Timbul perasaan berdebar debar, banyak bicara dan bertanya

dapat mengenal tempat, orang danwaktu.

b) Tekanan darah, nadi dan pernafasan normal.

c) Pupil mata normal.

d) Perasaan masih relatif terasa aman dan tetap tenang.

e) Penampilan masih tetap tenang dan suara tidak tinggi.

2) Kecemasan sedang, dimana seseorang hanya berfokus pada hal yang

penting saja. Cemas sedang dapat ditunjukan dengan :

a) Mulut kering, anoreksia, badan bergetar, ekspresi wajah

ketakutan, tidak mampu rileks, meremas-remas tangan, posisi

badan sering berubah, banyak bicara dengan volume keras.

b) Tanda-tanda vital seperti tekanan darah, nadi, pernafasan mulai

meningkat.

3) Kecemasan berat, ditandai dengan penurunan yang signifikan di

lapang persepsi. Cemas berat dapat ditunjukan dengan :

a) Nafas pendek, rasa tercekik, pusing, sakit kepala, rasa tertekan,

rasa nyeri dada, mual dan muntah, kondisi motorik berkurang,

menyalahkan orang lain, cepat tersinggung, volume suara keras

serta sulit dimengerti, perilaku diluar kesadaran.

b) Tanda vital meningkat, berkeringat banyak, diare, peningkatan

frekuensi buang air, tidak mau melihat lingkungan, wajah

tampak tegang.
22

4) Panik, merupakan tingkat kecemasan yang membuat individu merasa

ketakutan, terperangah dan teror. Panik mencakup disorganisasi

kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motoric,

menurunnya kemampuan untruk berhubungan dengan orang lain,

dan hilangnya pemikiran yang rasional. Jika tingkat kecemasan ini

berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan

dan kematian.

f. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Hawari (2011) menjelaskan ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kecemasan, diantaranya sebagai berikut:

1) Usia

Usia menunjukan ukuran waktu pertumbuhan dan perkembangan

seorang individu. Kematangan dalam berfikir pada individu yang

berumur dewasa lebih memungkinkan untuk menggunakan

mekanisme koping yang baik dibandingkan dengan kelompok usia

anak-anak.

2) Pengalaman

Pengalaman masa lalu terhadap penyakit baik positif maupun negatif

dapat mempengaruhi perkembangan dan keterampilan dalam

menggunakan koping untuk membantu individu dalam mengatasi

situasi yang dapat mempengaruhi darinya.

3) Dukungan

Dukungan psikososial dari keluarga merupakan mekanisme


23

hubungan interpersonal yang dapat melindungi seseorang dari efek

stress yang buruk.

4) Jenis kelamin

Berkaitan dengan kecemasan pada pria dan wanita, wanita lebih

cemas akan ketidakmampuannya dibandingkan dengan laki-laki.

Laki-laki lebih eksploratif , sedangkan perempuan lebih sensitif.

5) Pendidikan

Lama waktu menempuh jenjang pendidikan formal yang sudah

dicapai responden sampai lulus pendidikan terakhir yang

ditunjukkan dengan ijazah. Tingkat pendidikan turut menentukan

mudah tidaknya seseorang dalam menyerap dan memahami suatu

pengetahuan. Status pendidikan yang kurang pada seseorang akan

menyebabakan orang tersebut lebih mudah mengalami cemas

dibandingkan dengan mereka yang meiliki status pendidikan yang

lebih tinggi.

g. Gejala Kecemasan

Menurut Sadock (2015), gejala kecemasan dapat berupa:

1) Perasaan ansietas, yaitu melihat kondisi emosi individu yang

menunjukkan perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran

sendiri, dan mudah tersinggung.

2) Ketegangan (tension), yaitu merasa tegang, lesu, tak bisa istirahat

dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar, dan

gelisah.
24

3) Ketakutan, yaitu takut pada gelap, takut pada orang asing, takut

ditinggal sendiri, takut pada binatang besar, takut pada keramaian

lalu lintas, dan takut pada kerumunan orang banyak.

4) Gangguan tidur, yaitu sukar masuk tidur, terbangun pada malam

hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-

mimpi, mimpi buruk, dan mimpi yang menakutkan.

5) Gangguan kecerdasan, yaitu sukar berkonsentrasi dan daya ingat

buruk.

6) Perasaan depresi, yaitu hilangnya minat, berkurangnya kesenangan

pada hobi, sedih, bangun dini hari, dan perasaan yang berubah-

ubah sepanjang hari.

7) Gejala somatik (otot), yaitu sakit dan nyeri di otot-otot, kaku,

kedutan otot, gigi gemerutuk, dan suara yang tidak stabil.

8) Gejala somatik (sensorik), yaitu tinitus (telinga berdengung),

penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemah, perasaan

ditusuk-tusuk.

9) Gejala kardiovaskular, yaitu takikardi, berdebar, nyeri di dada,

denyut nadi mengeras, perasaan lesu/lemas seperti mau pingsan,

dan detak jantung seperti menghilang/berhenti sekejap.

10) Gejala respiratori, yaitu rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan

tercekik, sering menarik napas, dan napas pendek/sesak.

11) Gejala gastrointestinal, yaitu sulit menelan, perut melilit, gangguan

pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar


25

di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar

lembek, kehilangan berat badan, dan sulit buang air besar

(konstipasi).

12) Gejala urogenital, yaitu sering buang air kecil, tidak dapat menahan

air seni, amenorrhoe, menorrhagia, perasaan menjadi dingin

(frigid), ejakulasi praecocks, ereksi hilang, dan impotensi.

13) Gejala otonnom, yaitu mulut kering, muka merah, mudah

berkeringat, pusing dan sakit kepala, dan bulu-bulu

berdiri/merinding.

14) Tingkah laku pada saat wawancara, yaitu gelisah, tidak tenang, jari

gemetar, kening berkerut, muka tegang, tonus otot meningkat,

napas pendek dan cepat, dan muka merah.

h. Respon Kecemasan

Menurut Stuart dan Sundeen (2013), respon kecemasan

diklasifikasikan menjadi 4 respon antara lain:

1) Respon Fisiologis

a) Kardiovaskuler Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah

meninggi, rasa mau pingsan, pingsan, denyut nadi melemah.

b) Pernapasan Napas cepat, napas pendek, tekanan pada dada,

terngah-engah, pembengkakan pada tenggorokan.

c) Neuromuskuler Tremor, insomnia, gelisah, wajah tegang, reflek

meningkat, kelemahan umum.

d) Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan, menolak makan,


26

mual, muntah, diare, rasa tidak nyaman pada abdomen.

e) Traktus urinarius Tidak dapat menahan kencing, sering

berkemih.

f) Kulit Wajah kemerahan, berkeringat pada telapak tangan, gatal,

rasa panas dan dingin pada kulit, wajah pucat.

2) Respon Perilaku

Respon perilaku terhadap kecemasan meliputi : gelisah, ketegangan

fisik, tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, menarik diri

darii hubungan personal, melarikan diri dari masalah dan

menghindari.

3) Respon Kognitif

Respon kognitif terhadap kecemasan meliputi : perhatian terganggu,

konsentrasi buruk, pelupa, salah dalam pemberian penilaian,

hambatan berfikir, bidang persepsi menurun, bingung, takut cidera

dan kematian.

4) Respon Afektif

Respon afektif terhadap kecemasan meliputi : mudah terganggu,

tidak sabar, gelisah, tegang, nervus, ketakutan, teror, dan gugup

i. Kecemasan pada Ibu Hamil

Menurut Dewi & Prima (2008), ada beberapa hal yang menjadi

kekhawatiran ibu hamil:

1) Khawatir menyakiti janin

Perasaan khawatir akan menyakiti janin dalam kandungan ini


27

menyebabkan seorang ibu hamil sering merasa takut dalam

melakukan aktivitas yang biasa dilakukan sebelum hamil. Contohnya

berolahraga.

2) Khawatir mengahdapi persalinan

Kekhawatiran ini kebanyakan terjadi pada ibu hamil trimester ketiga.

Ibu hamil sering kali tidak bisa menghilangkan perasaan takutnya

dalam menjalani proses persalinan.

3) Khawatir tidak berlaku adil

Kelahiran bayi merupakan pengalaman konkret yang dapat

menimbulkan ketidakstabilan psikologis pada ibu hamil.

Bertambahnya anggota keluarga yang baru mencetuskan suatu

kekhawatiran pada seorang ibu akan ketidakmampuan dalam berlaku

adil terhadap anak sebelumnya setelah si adik lahir. Kekhawatiran

akan tidak mampunya berlaku adil ini biasanya juga mencakup

ketakutan dalam pembagian kasih sayang terhadap anak- anaknya.

2. Pengukuran tingkat kecemasan

The Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS) adalah ukuran

kecemasan yang dirancang oleh William WK Zung untuk mengukur

tingkat kecemasan terhadap pasien yang mengalami gejala terkait

kecemasan. Tes yang dikelola sendiri memiliki 20 pertanyaan. Setiap

pertanyaan dinilai pada skala 1-4 (jarang, kadang-kadang, agak sering,

sangat sering). Ada lima belas pertanyaan yang diutarakan ke arah


28

peningkatan tingkat kecemasan dan lima pertanyaan yang diutarakan

untuk mengurangi tingkat kecemasan serta skor berkisar dari 20-80, yaitu :

(1) 20-44 : tingkat kecemasan ringan

(2) 45-59 : tingkat kecemasan sedang

(3) 60-74 : tingkat kecemasan berat

(4) 75-80 : tingkat kecemasan panik.

3. Penatalaksanaan

Menurut Hawari (2016) penatalaksanaan stress, cemas, depresi

pada tahap pencegahan maupun terapi memerlukan suatu metode

pendekatan yang bersifat holistik, mencakup fisik (somatik), psikologik

atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius.

Cara sederhana dan efektif untuk mengelola gejala kecemasan atau

stres adalah melalui teknik relaksasi. Teknik relaksasi merupakan salah

satu intervensi nonfarmakologi yang telah terbukti efektif untuk

mengurangi kecemasan. Intervensi nonfarmakologi sering disebut dengan

intervensi tubuh dan pikiran seperti meditasi, yoga, doa, hipnoterapi,

imagery, autosugesti, latihan autogenik, tai-chi, dan bio feedback

(Neumann, 2010).

Bidan dapat terlibat dalam membantu ibu hamil untuk belajar

menggunakan teknik relaksasi, salah satunya melalui latihan pada kelas

ibu hamil. Pendidikan tentang kehamilan dan persalinan juga dapat

membantu menenangkan seorang wanita hamil dalam mengurangi stress


29

dan kecemasan.

1) Pengertian Kelas Ibu Hamil

Kelas ibu hamil merupakan sarana belajar bersama tentang

kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka dalam kelompok

yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

mengenai kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan,

pencegahan komplikasi, perawatan bayi baru lahir dan aktivitas

fisik/senam ibu hamil. Kelas ibu hamil berupa kelompok belajar ibu

hamil dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini, ibu hamil

akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan

Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta

dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil

difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket

kelas ibu hamil yaitu buku KIA, flip chart (lembar balik), pedoman

pelaksanaan kelas ibu hamil, dan pegangan fasilitator kelas ibu hamil

(Kemenkes RI, 2014).

b. Tujuan Kelas Ibu Hamil

Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap, dan perilaku ibu

agar memahami tentang pemeriksaan kehamilan agar ibu dan janin

sehat, persalinan aman, nifas nyaman ibu selamat, bayi sehat,

pencegahan penyakit fisik dan jiwa, gangguan gizi dan komplikasi

kehamilan, persalinan, dan nifas agar ibu dan bayi sehat, perawatan

bayi baru lahir agar tumbuh kembang optimal, serta aktivitas fisik ibu
30

hamil.

c. Sasaran Kelas Ibu Hamil

Peserta kelas ibu hamil sebaiknya semua ibu hamil yang ada di

wilayah tersebut, jumlah peserta maksimal sebanyak 10 orang setiap

kelas. Diharapkan suami/keluarga ikut serta minimal satu kali

pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting,

misalnya materi tentang tanda bahaya serta persiapan persalinan atau

materi yang lainnya. Selain itu dalam pelaksanaan dapat melibatkan 1

orang kader dan dukun yang ada di wilayah kerja pada setiap kelas ibu

hamil.

d. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil

Pertemuan kelas ibu hamil dilaksanakan sebanyak 4 (empat)

kali pertemuan selama hamil atau sesuai dengan hasil kesepakatan

fasilitator dengan peserta dengan bidan/petugas kesehatan. Pada setiap

pertemuan, materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan

dengan kebutuhan dan kondisi ibu hamil tetapi tetap mengutamakan

materi pokok, khusus untuk materi 3 (tiga), materi yang disampaikan

disesuaikan dengan kondisi permasalahan kesehatan di wilayah

setempat. Misalnya, materi malaria dapat disampaikan pada daerah

dengan endemis malaria.

Pelaksanaan pertemuan sebaiknya dilakukan pada ibu hamil

dengan usia kehamilan seawal mungkin. Pada setiap akhir pertemuan

dapat dilakukan aktivitas fisik/senam ibu hamil. Aktivitas fisik/senam


31

ibu hamil merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, jika

dilaksanakan maka setelah sampai rumah diharapkan dapat

dipraktekkan.

Pertemuan kelas ibu hamil dapat disesuaikan dengan kesiapan

ibu-ibu, dapat dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu

pertemuan 120 menit termasuk senam hamil selama 15 sampai 20

menit. Kegiatan aktivitas fisik ibu hamil dapat dilakukan pada ibu hamil

dengan umur kehamilan kurang dari 20 minggu, sedangkan kegiatan

senam hamil dapat dilakukan bagi ibu hamil dengan umur kehamilan 20

sampai 32 minggu.

e. Pendekatan Kelas Ibu Hamil.

1) Kelas Ibu hamil dilaksanakan dengan menggunakan prinsip Belajar

Orang Dewasa (BOD).

2) Bidan di desa memfokuskan pembelajaran pada upaya peningkatan

pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil dengan menggunakan

lembar balik, KB-Kit, Food model, boneka bayi.

3) Sesuai dengan pendekatan BOD, metode yang digunakan adalah

ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan praktek, curah pendapat,

penugasan (peserta menbaca buku KIA) dan simulasi.

4) Pada awal pertemuan dimulai dengan pengenalan kelas ibu hamil

dan perkenalan sesama peserta dan fasilitator. Setiap penggantian

sesi sebaiknya diselingi dengan permainan untuk penyegaran.


32

4. Pandemi COVID-19

Saat ini, di Indonesia sedang mengalami bencana nasional Covid-

19 yang berdampak pada pelayanan kesehatan salah satunya pelayanan

kesehatan maternal dan neonatal. Dalam situasi pandemi ini banyak ibu

hamil enggan memeriksakan kehamilan di puskesmas atau pelayanan

kesehatan lainnya seperti di Praktek Mandiri Bidan (PMB) karena takut

tertular virus Corona, adanya anjuran menunda pemeriksaan kehamilan

dan kelas ibu hamil, padahal pemeriksaan kehamilan tetap perlu dilakukan

secara rutin. Untuk mengatasi permasalahan yaitu dilakukan Kelas ibu

Hamil secara online atau daring (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2020).

Setealah Menghadapi pandemi Corona dan sekarang pademi sudah

meredah pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk NEW NORMAL

yaitu segala kegiatan dan aktifitas diadakan kembali tetapi tetap memakai

protokol  kesehatan secara disiplin.

Meski sempat terhenti akibat pandemi Covid-19, namun kegiatan

kelas Ibu Hamil dan Ibu Balita di Puskesmas Mulyorejo kembali dibuka.

Hanya saja, pelaksanaannya dengan protokol kesehatan pencegahan

Covid-19 yang ketat. Setiap peserta diwajibkan melaksanakan 3M

(Mencuci Tangan Pakai Sabun, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak.


33

B. Kerangka Teori

Perubahan psikologis :
1.Kecemasan ibu hamil
primigravida Ibu hamil Pandemi
Stress primigravida Covid-19
Depresi

Kelas ibu hamil dalam masa


pandemi covid-19

Faktor yang mempengaruhi


kecemasan ibu hamil Tingkat Kecemasan
primigravida: Ringan
Usia Sedang
Pengalaman Berat
Panik
Dukungan keluarga
Jenis kelamin
Pendidikan

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Hawari (2016), Peplau dalam Stuart (2016)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan di bab sebelumnya,

dapat diketahui bahwa kecemasan merupakan masalah yang rumit dan

disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun kerangka konseptual penelitian ini

terdiri dari variabel independen (bebas) yaitu kelas ibu hamil sedangkan

variabel dependen (terikat) yaitu kecemasan ibu hamil primigravida.

Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)

Kelas Ibu Hamil


Dalam Masa Kecemasan Ibu
Pandemi Covid-19 Hamil Primigravida

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan dibuktikan kebenerannya dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Ha : Ada pengaruh kelas ibu hamil dengan kecemasan ibu hamil

primigravida di masa Pandemi Covid-19

2. Ho : Tidak ada ada pengaruh kelas ibu hamil dengan kecemasan ibu hamil

primigravida di masa Pandemi Covid-19

34
35

C. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dengan pendekatan kuantitatif yaitu

karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik (Sugiyono,2012). Penelitian menggunakan desain eksperimen kuasi

(quasi experimental design) dengan pendekatan non equivalent control

group design yaitu desain ini hampir sama dengan pre-test post-test design

with control group, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Sebelum dilakukan analisis bivariat, dilakukan uji normalitas data untuk

mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak (Tests of

Normality). Apabila diperoleh nilai p > 0,05 maka data tersebut berdistribusi

normal sehingga syarat uji parametrik terpenuhi. Variable data berskala

interval dan rasio sehingga digunakan uji Paired t-Test. Apabila diperoleh

nilai p < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal sehingga syarat

uji parametrik tidak terpenuhi, sebagai pengganti uji Paired t-Test

menggunakan analisis statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon .

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk kemudian dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016).

Klasifikasi dari variabel penelitian berdasarkan hubungan antara variabel


36

sebagai berikut.

1. Variabel bebas (Independen) pada penelitian ini adalah kelas ibu hamil

dalam masa Pandemi Covid-19

2. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan

ibu hamil primigravida

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang

diteliti, variabel-variabel tersebut perlu diberi batasan atau yang disebut

definisi operasional. Definisi operasional juga bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-

variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrument (alat ukur)

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Alat Ukur Kategori Skala


Operasional Penguku
ran
1 Kelas Ibu Hamil Kelompok belajar - Tidak : ibu hamil Interval
ibu-ibu hamil yang tidak
dengan jumlah mengikuti kelas ibu
maksimal 10 orang hamil atau tidak
yang akan belajar hadir selama 3x
bersama,diskusi, kelas (1)
tukar pengalaman Ya : ibu hamil
tentang kesehatan yang mengikuti
Ibu dan Anak (KIA) kelas ibu hamil dan
dilaksanakan hadir 3x kelas (2)
sebanyak 3 kali
pertemuan
37

2 Kecemasan Tingkat perasaan Menggunak Skor 20-44 (1) Interval


di Era takut atau khawatir an Skor 45-59 (2)
Pandemi akan kehamilan yang kuesioner Skor 60-74 (3)
Covid-19 pertama di masa kecemasan Skor 75-80 (4)
Pandemi Covid-19 ZSAS
dengan 20
pernyataan
(skor
max=80)
3. Usia Ibu Lamanya hidup Kuesioner 20-35 tahun (1) Interval
dihitung dari lahir dengan <20 dan >35 tahun
hingga saat ini teknik (2)
wawancara
3. Usia Lama seseorang Kuesioner 16-27 minggu (1) Rasio
Kehamilan mengandung saat ini dengan 28- 37 minggu (2)
yang dihitung waktu teknik
kehamilan yang telah wawancara
dihitung setelah hari
pertama periode
menstruasi terakhir
4. Pendidikan Lama waktu Kursioner SD (1) Rasio
menempuh jenjang dengan SMP/SMA (2)
pendidikan formal teknik Perguruan Tinggi (3)
yang sudah dicapai wawancara
responden sampai
lulus penndidikan
terakhir yang
ditunjukkan dengan
ijazah

F. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, mulai bulan April

sampai dengan Bulan Mei 2021.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Bandar 02 Kec.

Bandar Kab.Batang
38

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek ataupun subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peniliti untuk kemudian

dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

ibu hamil primigravida usia kehamilan 16 minggu-37 minggu yaitu 36 ibu

hamil.

2. Sampel

Jumlah sampel pada setiap kelompok ditentukan menggunakan rumus

Slovin (Amirin, 2011):

𝑛 = 𝑁 .
1 + 𝑁(𝑒) 2
= 36
1+36(0,05)2
= 36
1.09
= 33,027 dibulatkan menjadi 34
Keterangan :
n = sampel;
N = populasi;
d = nilai presisi 95% atau sig.= 0,05.
Dalam penelitian ini sampel dibagi 2 kelompok sehingga ada 17

kelompok eksperimen dan 17 untuk kelompok control. Kelompok

Eksperimen merupakan di wilayah kerja Puskesmas Bandar 02 dengan

usia kehamilan 16-37 minggu yang mengikuti kelas ibu hamil sebanyak
39

tiga (3) kali pertemuan atau tatap muka dengan waktu sesuai dengan

kesepakatan antara bidan dan ibu hamil. Sedangkan Kelompok Kontrol

(KK) adalah ibu primigravida usia kehamilan 16-37 minggu yang

mendapat pelayanan ANC saja di Puskesmas Bandar 02 dan tidak

mengikuti kelas ibu hamil yang berasal dari luar wilayah Puskesmas

Bandar 02 dan memiliki karakteristik sama dengan Puskesmas Bandar 02.

Kemudian ditentukan inklusi dan eksklusi dengan kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi Kelompok Eksperimen

1) Ibu hamil primigravida usia 16-37 minggu

2) Bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Bandar 02 Kec.

Bandar Kab. Batang

3) Mendapatkan pelayanan ANC di Puskesmas Bandar 02 dan

menghadiri kelas ibu hamil minimal 3x

4) Bersedia jadi responden

b. Kriteria Inklusi Kelompok Kontrol

1) Ibu hamil primigravida usia 16-37 minggu

2) Ibu hamil yang tidak pernah mengikuti senam hamil selama

kehamilan ini

3) Mendapatkan pelayanan ANC di Puskesmas Bandar 02

4) Bersedia jadi responden

c. Kriteria Eksklusi

1) Ibu yang mengatakan mengundurkan diri secara tiba- tiba sebagai


40

kelompok eksperimen

2) Ibu tidak menghadiri kelas ibu hamil selama 3x

3. Teknik Pengampilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan purposive random sampling yaitu

pengambilan sampel yang di dasarkan pada suatu pertimbangan tertentu

yang di buat oleh peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat yang

sudah di ketahui sebelumnya, dengan tujuan terpilihnya responden yang

sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti, dalam hal ini yang

dimaksud yaitu ibu hamil yang diberikan perlakuan kelas ibu hamil dan

ibu hamil yang tidak diberikan perlakuan kelas ibu hamil. Sampel dihitung

dengan menggunakan rumus slovin. Setelah itu pemilihan sampel

menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.

H. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengambilan data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini

diantaranya :

a. Studi kepustakaan yaitu kegiatan mengumpulkan data-data teoritis atau

mencari referensi yang dianggap relevan dari buku, tulisan ilmiah, literatur

yang berkaitan dengan penelitian yang dibahas yang layak untuk dijadikan

sumber.

b. Peneliti meminta surat permohonan untuk studi pendahuluan dan

pengambilan data kepada Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Semarang yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas Bandar 02 Kec.


41

Bandar Kab. Batang

c. Setelah mendapat surat permohonan studi pendahuluan dan pengambilan

data dari Ketua Jurusan Kebidanan kemudian peneliti mengajukan surat

permohonan tersebut ke Kepala Puskesmas Bandar 02 Kec. Bandar Kab.

Batang

d. Setelah mendapatkan data studi pendahuluan, peneliti meminta surat ijin

penelitian kepada Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Semarang.

e. Peneliti mengajukan surat ijin penelitian dari Poltekkes Kemenkes

Semarang ke Kepala Puskesmas Bandar 02 Kec. Bandar Kab.Batang.

f. Setelah mendapat ijin, peneliti menuju ke Puskesmas Bandar 02 untuk

berkoordinasi dengan pihak terkait. Peneliti dibantu 1 enumerator dari

pihak puskesmas untuk membantu melakukan penelitian dan mengambil

data.

g. Penyebaran kuesioner dilakukan kepada responden yang terpilih sesuai

kriteria inklusi dan eksklusi dibantu satu enumerator.

h. Sebelum responden diberikan kuesioner, peneliti memperkenalkan diri dan

menjelaskan maksud serta tujuan penelitian kepada ibu hamil selaku

responden penelitian.

i. Peneliti meminta persetujuan/informed consent kepada ibu hamil untuk

menjadi responden penelitian.

Ibu hamil sebagai responden mengisi kuesioner kecemasan dengan

didampingi peneliti dan enumerator.


42

Kuesioner yang diberikan kepada subjek. Subjek dimasukkan ke dalam

dua kelompok yang berbeda, yaitu kelompok ekperimen yang mengikuti

pembelajaran berupa kelas ibu hamil dan kelompok kontrol yang tidak

mengikuti kelas ibu hamil dan hanya mendapatkan pemeriksaan kehamilan

saja ( Ante Natal Care).

j. Pengukuran kecemasan dilakukan dengan dua kali tes. Memberikan pretest

(pertemuan pertama) kecemasan pada kelompok eksperimen (pertemuan

pertama) dan control. Post-tes dilakukan setelah diberikan kelas ibu hamil

kepada kelompok eksperimen (dipertemuan ke 3) dan kepada kelompok

control.

k. Peneliti dan enumerator memastikan kembali kuesioner telah terisi

seluruhnya secara lengkap kemudian peneliti memberi nomor responden

pada setiap kuesioner.

l. Setelah semua responden telah mengisi kuesioner secara lengkap

selanjutnya peneliti akan mengolah dan menganalisa data.

2. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari responden yang dalam hal ini adalah

ibu hamil 16-37 minggu untuk memperoleh data yang tidak didapatkan

dari instansi setempat. Data primer diperoleh dari pengisian kuesioner oleh

ibu hamil selaku responden untuk melihat kecemasan sebelum dan sesudah
43

dilakukan kelas ibu hamil dibandingkan dengan ibu hamil yang hanya

mendapat ANC.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh secara tidak langsung yaitu dari instansi atau

pihak lain yang dapat dipercaya. Data sekunder dapat diperoleh dari Dinas

Kesehatan kabupaten Batang, Puskesmas Bandar 02 dan buku KIA.

I. Instrumen

Menurut Arikunto (2010) instrumen penelitian merupakan alat yang

digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik atau lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga akan lebih mudah diolah. Dari pengertian tersebut dapat diketahui

bahwa instrumen penelitian berguna untuk melakukan pengukuran dengan

tujuan memperoleh data yang akurat.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan ibu hamil

adalah kuesioner. Untuk pengambilan data mengenai tingkat kecemasan

menggunakan kuisioner berskala Zung Self-Rating Anxiety Scale (ZSAS)

disini responden diminta untuk memproyeksikan tingkat kecemasan yang

dirasakan dengan cara memberikan tanda (√) pada lembar kuisioner

sehingga disini peneliti dapat mengetahui tingkat cemas dari responden

tersebut. Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) merupakan kuesioner yang

digunakan untuk mencatat adanya kecemasan dan menilai kuantitas tingkat

kecemasan. Zung telah mengevaluasi validitas dan realibilitasnya dan

hasilnya baik. Penelitian menunjukkan bahwa konsistensi internalnya pada


44

sampel psikiatrik dan non-psikiatrik adekuat dengan korelasi keseluruhan

butir-butir pertanyaan yang baik dan realibilitas uji yang baik.

Zung Self-rating Anxiety Scale (ZSAS) yang mengandung 20

pertanyaan: 5 pertanyaan positif dan 15 pertanyaan negatif yang

menggambarkan gejala-gejala kecemasan. Setiap butir pertanyaan dinilai

berdasarkan frekuensi dan durasi gejala yang timbul: (1) jarang atau tidak

pernah sama sekali, (2) kadang-kadang, (3) sering, dan (4) hampir selalu

mengalami gejala tersebut. Skor masing-masing pertanyaan dijumlahkan

menjadi 1 (satu) skor global dengan kisaran nilai 20-80.

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

Sebelum instrument dalam hal ini yaitu kuesioner penelitian

digunakan sebagai alat pengumpul data, sebelumnya perlu dilakukan uji

coba untuk mengetahui ketepatan kuesioner dalam mengukur suatu data. Uji

yang dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner adalah

sebagai berikut.

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoadmodjo,2010). Untuk mengukur

tingkat kecemasan digunakan kuesioner ZSAC.

Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) merupakan kuesioner

baku dalam bahasa inggris yang dirancang oleh William WK Zung.

Kuesioner ini telah dialih bahasakan ke dalam bahasa indonesia dan


45

dijadikan sebagai alat pengukur kecemasan yang sudah teruji validitas dan

reliabilitasnya. (Nasution, et al., 2013).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan cara untuk mengukur kosistensi sebuah

instrumen penelitian. Instrumen dikatakan reliabel jika alat ukur yang

digunakan tersebut menunjukan hasil yang konsisten. Instrument yang

reliabel menghasilkan data yang dipercaya (Nasution, et al., 2013).

Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas karena kuesioner

yang di adobsi merupakan kuesioner baku dan di jadikan sebagai alat

pengukur kecemasan yang valid dan reliabel (Nursalam,44 2013).

K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Tujuan pengolahan data adalah untuk menyiapkan data guna

mempermudah proses analisa data. Pengolahan data dalam penelitian ini

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Editing ( Penyuntingan )

Memeriksa kelengkapan data, memperjelas serta melakukan pengolahan

terhadap data yang dikumpulkan. Apabila belum lengkap maka dilakukan

pengambilan data ulang (Notoatmodjo, 2010).

b. Scoring

Memberikan penilaian terhadap item- item yang perlu diberikan

penilaian atau skor


46

c. Pengkodean (Coding)

Menyederhanakan data yang terkumpul dengan cara memberikan kode

atau symbol tertentu. Kegunaan coding yaitu untuk mempermudah pada

saat analisi data dan juga pada saat entry data (Notoatmodjo, 2010).

1) Kelas Ibu Hamil

Pada penelitian ini untuk penilaian dari kuisioner ikut kelas ibu

hamil dikatagorikan menjadi 2 kelompok:

a) Tidak ikut kelas ibu hamil/hadir 3x kelas : 1

b) Ikut kelas ibu hamil/tidak hadir minimal 3x kelas : 2

2) Tingkat Kecemasan

Pada penelitian ini untuk penilaian dari kuisioner kelas ibu hamil

dikatagorikan menjadi 4 kelompok:

a) Skor 20-44 : 1

b) Skor 45-59 : 2

c) Skor 60-74 : 3

d) Skor 75-80 : 4

3) Usia Ibu

Pada penelitian ini untuk penilaian dari kuisioner usia ibu

dikatagorikan menjadi 2 kelompok:

a) 20-35 tahun : 1

b) <20 tahun atau >30 tahun : 2

4) Usia Kehamilan

Pada penelitian ini untuk penilaian dari kuisioner usia kehamilan


47

dikatagorikan menjadi 2 kelompok:

a) 16-27 minggu : 1

b) 28-37 minggu : 2

5) Pendidikan

Pada penelitian ini untuk penilaian dari kuisioner pendidikan

dikatagorikan menjadi 2 kelompok:

a) Sekolah Dasar : 1

b) SMP/SMA : 2

c) Perguruan Tinggi : 3

d. Data Entry (Memasukkan Data)

Proses pemasukan data yaitu kode responden dan tingkat kecemasan

menghadapi persalinan yang telah diukur baik pada kelompok

eksperimen sebelum dan sesudah diberi perlakuan senam hamil maupun

kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan senam hamil. Kode

tersebut dimasukkan ke dalam program atau software computer berupa

SPSS for window. Dalam proses ini dituntut ketelitian dari orang yang

melakukan “entry data”, apabila tidak teliti maka akan terjadi bias,

meskipun hanya memasukkan data saja (Notoadmojo, 2010).

e. Data Cleaning

Data cleaning adalah proses pembersihan data sebelum diolah secara

statik, proses mengecek data yang benar saja yang diambil sehingga tidak

ada data yang meragukan atau salah.

f. Tabulating (Tabulasi Data)


48

Dari data metah dilakukan penyesuaian data yang merupakan

pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat

dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan di analisa

(Sulistyaningsingsih, 2011).

2. Analisa Data

Data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan

program aplikasi pengolah data statitik 21.0. Analisa data yang dilakukan

pada penelitian ini diantaranya :

a. Analisis Univariat

Menganalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi

frekuensi tiap variabel penelitan yaitu karakteristiknya responden,

variabel bebas kelas ibu hamil dan variabel terikat kecemasan ibu hamil

primigravida dalam pandemi covid-19. Data ditampilkan dengan tabel

frekuensi mengenai hubungan kelas ibu hamil dan tingkat kecemasan ibu

hamil primigravida dalam masa pandemi covid-19. Pada penelitian ini

yang akan diteliti dan dianalisis adalah keterlibatan kelas ibu hamil, usia

ibu, usia kehamilan, tingkat pendidikan, dan tingkat kecemasan.

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel untuk mengetahui

hubungan dari kedua variabel (Notoadmojo,2010). Analisis bivariat

dilakukan untuk menguji perbedaan frekuensi atau proporsi antara

kelompok ibu hamil yang dilakukan perlakuan kelas ibu hamil dan

kelompok ibu hamil yang tidak diberikan perlakuan kelas ibu hamil.
49

Dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui data tersebut

berdistribusi normal (Tests of Normality). Apabila diperoleh nilai p >

0,05 maka data tersebut berdistribusi normal sehingga syarat uji

parametrik terpenuhi. Variable data berskala interval dan rasio sehingga

digunakan uji Paired t-Test. Apabila diperoleh nilai p < 0,05 maka data

tersebut tidak berdistribusi normal sehingga syarat uji parametrik tidak

terpenuhi, sebagai pengganti uji Paired t-Test menggunakan analisis

statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon .

L. Etika Penelitian

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informend consent di berikan sebelum melakukan penelitian. Informed

concent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

pemberiannya agar subyek mengerti maksud, tujuan penelitian dan

mengetahui dampaknya.

2. Anonimity (Tanpa nama)

Anonimity menjelaskan bentuk penulisan quesioner dengan tidak perlu

mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data. Hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentialy (Kerahasiaan)

Kerahasiaan menjelaskan, masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data


50

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

4. Etical Clearance

Etichal Clearance adalah etika berupa keterangan tertulis yang

diberikan oleh Komisi Etik Penelitian untuk riset yang melibatkan

makhluk hidup (manusia, hewan, tumbuhan) yang menyatakan bahwa

suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan

tertentu.
51

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2014). Kajian indikator Sustainable Development Goals


( SDGs ). Badan Pusat Statistik, 1–172.

Bethsaida, J., & Herri, Z. P. (2013). Pendidikan Psikologi Untuk Bidan. In


Yogyakarta: Rapha Publishing.

Corbett, G. A., Milne, S. J., Hehir, M. P., Lindow, S. W., & O’connell, M. P.
(2020). Health anxiety and behavioural changes of pregnant women during
the COVID-19 pandemic. In European Journal of Obstetrics and
Gynecology and Reproductive Biology.
https://doi.org/10.1016/j.ejogrb.2020.04.022

Dashraath, P., Wong, J. L. J., Lim, M. X. K., Lim, L. M., Li, S., Biswas, A.,
Choolani, M., Mattar, C., & Su, L. L. (2020). Coronavirus disease 2019
(COVID-19) pandemic and pregnancy. American Journal of Obstetrics and
Gynecology. https://doi.org/10.1016/j.ajog.2020.03.021

Eugenie, T., Delmaifanis, & Napitupulu, M. (2014). Kelas Ibu Hamil Mempunyai
Pengaruh Positif Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida
Menghadapi Persalinan. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 1(2), 149–
155.

Handayani, N., Azhar, K., Dharmayanti, I., Hapsari, D., & Sari, P. (2019).
Refinement of Pregnancy Class Strategy to Improve Utilization of Maternal
Healthcare. Malawi Medical Journal, 2, 103–110.
https://dx.doi.org/10.4314/mmj.v30i2.10

Hani, U. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. In Salemba Medika.

Kemenkes RI. (2014). Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Kemenkes RI


2009-2011. In Kementrian Kesehatan RI (pp. 1–26).

Kemenkes RI 2012. (2012). Profil Kesehatan Indonesia 2011. In Profil Kesehatan


Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2016). Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan


Tahun 2015. Kementerian Kesehatan RI. https://doi.org/351.077 Ind r

Lilliecreutz, C., Larén, J., Sydsjö, G., & Josefsson, A. (2016). Effect of maternal
stress during pregnancy on the risk for preterm birth. BMC Pregnancy and
Childbirth. https://doi.org/10.1186/s12884-015-0775-x
52

Mazúchova, L., Skodova, Z., Kelčíkova, S., & Rabárova, A. (2017). Factors
associated with childbirth – Related fear among slovak women. Central
European Journal of Nursing and Midwifery, 8(4), 742–748.
https://doi.org/10.15452/CEJNM.2017.08.0027

Mintarsih, W. (2017). Pendampingan Kelas Ibu Hamil Melalui Layanan


Bimbingan Dan Konseling Islam Untuk Mengurangi Kecemasan Proses
Persalinan. Sawwa: Jurnal Studi Gender.
https://doi.org/10.21580/sa.v12i2.1545

Nuryawati, L. S., & Budiasih, S. (2017). pISSN 2477-3441 eISSN 2477-345X


Hubungan Kelas Ibu Hamil Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Di Desa Surawangi Wilayah Kerja Uptd
Puskesmas Jatiwangi Kabupaten Majalengka Tahun 2016 Correlation
Between Pregnancy Class And The. 3(01), 60–66.

Saputri, N. S., Anbarani, M. D., Toyamah, N., & Yumna, A. (2020). Dampak
Pandemi Covid-19 Pada Layanan Gizi Dan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA).
5, 1–8.

Shannon, F. Q., Horace-Kwemi, E., Najjemba, R., Owiti, P., Edwards, J.,
Shringarpure, K., Bhat, P., & Kateh, F. N. (2017). Effects of the 2014 Ebola
outbreak on antenatal care and delivery outcomes in Liberia: a nationwide
analysis. Public Health Action. https://doi.org/10.5588/pha.16.0099

Sumarni, S., & Wahyuni, S. (2012). Midwifery Practice: Analisis Of


Implementation Of Prenatal Education Classes Program In Semarang City.
Jurnal Riset.

Videbeck, S. L. (2012). Enfermagem em saude mental e psiquiatria. Psychiatric


Mental Health Nursing.

WHO. (2017). Depression and other common mental disorders: global health
estimates. World Health Organization.
53

Lampiran 1

Jadwal Penelitian
2020 2021
Kegiatan Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
Pengajuan
Masalah
Studi
Pendahuluan
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengajuan Izin
Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan
Data
Seminar Hasil
54

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


INFORMED CONCENT

Dengan ini saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Inisial :
Alamat :

Menyatakan bersedian dengan sukarela menjadi responden terhadap


penelitian yang dilakukan oleh Mila Anggraini yang berjudul “Pengaruh Kelas
Ibu Hamil Terhadap Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Dalam Masa
Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar 02 Kota Batang
Tahun 2021”. Saya harap, hasil yang akan saya berikan dijaga kerahasiaanya.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa
ada paksaan dari pihak manapun.

Semarang , 2021
Responden
55

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER
PENGARUH KELAS IBU HAMIL TERHADAP KECEMASAN IBU
HAMIL PRIMIGRAVIDA DALAM MASA PANDEMI COVID-19 DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR 02
KOTA BATANG TAHUN 2021
Nama (Inisial) :
Usia :
PETUNJUK : Berilah nilai pada jawaban yang paling tepat sesuai
dengan keadaan anda atau apa yang anda rasakan saat ini

 Tidak pernah sama sekali : 1

 Kadang-kadang saja mengalami demikian : 2

 Sering mengalami demikian : 3

 Selalu mengalami demikian setiap hari : 4

No Pertanyaan Jawaban

1 Saya merasa lebih gelisah atau gugup dan cemas dari


biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas
3 Saya merasa seakan tubuh saya berantakan atau hancur
4 Saya mudah marah, tersinggung atau panic
5 Saya selalu merasa kesulitan mengerjakan segala sesuatu atau
merasa sesuatu yang jelek akan terjadi
6 Kedua tangan dan kaki saya sering gemetar
7 Saya sering terganggu oleh sakit kepala, nyeri leher atau
nyeri otot
8 Saya merasa badan saya lemah dan mudah lelah
9 Saya tidak dapat istirahat atau duduk dengan tenang
10 Saya merasa jantung saya berdebar-debar dengan keras dan
cepat
11 Saya sering mengalami pusing
12 Saya sering pingsan atau merasa seperti pingsan
56

13 Saya mudah sesak napas tersengal-sengal


14 Saya merasa kaku atau mati rasa dan kesemutan pada jari-jari
saya
15 Saya merasa sakit perut atau gangguan pencernaan
16 Saya sering kencing daripada biasanya
17 Saya merasa tangan saya dingin dan sering basah oleh
keringat
18 Wajah saya terasa panas dan kemerahan
19 Saya sulit tidur dan tidak dapat istirahat malam
20 Saya mengalami mimpi-mimpi buruk
Keterangan

Cara Penilaian Tingkat Kecemasan Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS)


adalah penilaian kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang oleh William
W.K.Zung, dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II). Terdapat 20 pertanyaan,
dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3:
sebagaian waktu, 4: hampir setiap waktu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah
peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah penurunan kecemasan (Z ung
Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian mcdowell, 2006).

Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

Skor 20-44 : kecemasan ringan

Skor 45-59 : kecemasan sedang

Skor 60-80 : kecemasan berat

Lampiran 4

SOP KELAS IBU HAMIL

SOP KELAS IBU HAMIL


57

Nomor :
Terbit Ke :
No. Revisi :
Tgl. Diberlaku :

Halaman :

1. Pengertian Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar


bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk
tatap muka dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi
baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran.
Kelas ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil
dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36 minggu
dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu
hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman
tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan
sistematis serta dapat dilaksanakan secara terjadwal dan
berkesinambungan .
Setiap ibu hamil diwajibkan memiliki buku KIA,
karena di buku ini terdapat beberapa informasi tentang
kehamilan.Akan tetapi, tidak semua informasi penting
termuat di buku KIA. Untuk itu, dibentuklah program
Kelas Ibu Hamil.
Kelas Ibu merupakan salah satu kegiatan penting
dalam penerapan Buku KIA dimasyarakat sebagai upaya
pembelajaran ibu, suaminya dan keluarga agar memahami
Buku KIA melalui metode kegiatan belajar bersama dalam
58

kelas yang di fasilitasi oleh petugas kesehatan untuk


mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinan yang
aman dan nyaman. Beberapa kegiatan seperti senam ibu
hamil, latihan pernafasan pada persalinan dan cara
menyusui bayi juga diberikan minat ibu-ibu hamil agar
datang mengikuti Kelas Ibu Hamil tersebut .
2. Tujuan Kelas 1. Meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan
Ibu Hamil perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan,
perubahan tubuh, dan keluhan selama
kehamilan,perawatan kehamilan,persalinan,perawatan
nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,penyakit
menular dan akte kelahiran. MANFAAT KELAS IBU
HAMIL Bagi ibu hamil dan keluarganya : merupakan
sarana untuk mendapatkan teman, bertanya,mampu
mempraktekkan, serta membantu ibu dalam
menghadapi persalinan dengan aman dan nyaman.
2. Terjadinya interaksi dan berbagi pengalaman antar
peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan antar ibu
hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
Perawatan Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi
baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat,
penyakit menular dan akte kelahiran.
3. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan.
4. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang perawatan kehamilan.
5. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
59

hamil tentang persalinan.


6. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang perawatan nifas.
7. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang KB pasca salin.
8. Meningkatkan pemahaman, sikap dan prilaku ibu
hamil tentang perawatan bayi baru lahir.
9. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang mitos/ keprcayaan/ adat istiadat
setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil
dan anak.
10. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang penyakit menular (IMS, informasi dasar
HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan malaria
pada ibu hamil)
11. Meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu
hamil tentang akte kelahiran.
3. Keuntungan 1. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana
Ibu Hamil sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat
mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir,
mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran.
2. Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada
persiapan petugas sebelum penyajian materi.
3. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan
penjelasan mengenai topik tertentu.
4. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola
penyajian materi terstruktur dengan baik.
5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu
hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan.
6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
60

7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu


hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga
dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.
4. Sasaram Kelas Peserta kelas ibu hamil pada umur kehamilan 16 s/d 36
Ibu Hamil minggu. Jumlah peserta kelas ibu hamil maksimal
sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta
minimal 1 kali pertemuan sehingga dapat mengikuti
berbagai materi yang penting, misalnya materi tentang
persiapan persalinan atau materi yang lainnya.
5. Langkah Dalam memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut
Pendidikan di dilakukan langkah-langkah dari mulai persiapan sampai
Kelas Ibu pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes & JICA
Hamil (2008) antara  lain sebagai berikut:
1) Melakukan identifikasi terhadap ibu hamil yang ada di
wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya
sehingga dapat menentukan jumlah peserta setiap kelas
ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan
dalam kurun waktu tertentu misalnya selama satu
tahun.
2) Mempersiapkan tempat dan sarana pelaksanaan kelas
ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau polindes,
kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah
salah seorang warga masyarakat. Sarana belajar
menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player dan lain-
lain jika tersedia.
3) Mempersiapkan materi, alat bantu penyuluhan dan
jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari
materi yang akan disampaikan.
4) Persiapan peserta kelas ibu hamil, mengundang ibu
hamil umur antara 16 sampai 36 minggu.
61

5) Siapkan tim pelaksana kelas ibu hamil yaitu siapa saja


fasilitatornya dan nara sumber jika diperlukan.
6) Membuat rencana pelaksanan kegiatan.
7) Akhir pertemuan dilakukan senam ibu hamil, sebagai
kegiatan/materi ekstra.
8) Menentukan waktu pertemuan, yang disesuaikan
dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau
sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit
termasuk senam hamil 15-20 menit.
6. Materi Pada Pertemuan kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan
Kelas Ibu selama hamil. Pada setiap pertemuan materi kelas ibu
Hamil hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir
pertemuan dilakukan senam hamil. Senam hamil ini
merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil,
diharapkan dapat dipraktekan setelah sampai di rumah.
Waktu pertemuan disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu,
bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu
pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit.
Ibu hamil dan kader yang membantu juga melakukan 3M
(menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga
jarak).

1. Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-1


a)      Kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan
        Apa kehamilan itu?
        Perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
        Keluhan umum saat hamil dan cara
mengatasinya (kram kaki, wasir dan nyeri
pinggang).
        Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil
        Pengaturan gizi termasuk pemberian tablet
62

tambah darah untuk penanggulangan anemia.


b)     Perawatan kehamilan
        Kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan.
        Hubungan suami istri selama kehamilan.
        Obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi ibu hamil.
        Tanda-tanda bahaya kehamilan.
        Perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K).
c) Kehamilan di masa Pandemi
 Pemeriksaan ANC
 Fakta dan Mitos Covid-19 hubungannya
dengan ibu hamil
2)      Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-2
a)      Persalinan
        Tanda-tanda persalinan.
        Tanda bahaya persalinan.
        Proses persalinan.
        IMD (Inisiasi Menyusu Dini).
b)      Perawatan nifas
        Apa yang dilakukan ibu nifas agar dapat
menyusui ASI ekslusif?
        Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas?
        Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas.
        KB pasca persalinan.
c) Persalinan dan Nifas di masa pandemi
3)      Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan Ke-3
a) Perawatan bayi
        Perawatan bayi baru lahir (BBL).
        Pemberian K1 injeksi pada BBL.
63

        Tanda bahaya bayi baru lahir (BBL).


        Pengamatan perkembangan bayi/anak.
        Pemberian imunisasi pada BBL.
b) Perawatan bayi di masa pandemi
4)      Mitos
Penggalian dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan
kesehatan ibu dan anak.
a)      Penyakit menular
        Infeksi menular seksual (IMS).
        Informasi dasar HIV/AIDS.
        Pencegahan dan penanganan malaria pada
ibu hamil.
b)     Akte kelahiran
        Pentingnya akte kelahiran.
7. Monitoring 1) Monitoring
Evaluasi Monitoring dilakukan dalam rangka melihat
perkembangan dan pencapaian serta masalah dalam
pelaksanaan kelas ibu hamil, hasil monitoring dapat
dijadikan bahan untuk perbaikan dan pengembangan kelas
ibu hamil selanjutnya.Kegiatan monitoring dilakukan
secara berkala dan berjenjang mulai dari tingkat Desa,
Kecamatan, Kabupaten / Kota dan Provinsi.
2)      Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk melihat keluaran dan dampak
baik positif maupun negatif pelaksanaan kelas ibu hamil
berdasarkan indikator. Dari hasil evaluasi tersebut bias
dijadikansebagai bahan pembelajaran guna melakukan
perbaikan dan pengembangan kelas ibu hamil berikutnya.
Evaluasi oleh pelaksana (bidan/koordinator bidan)
dilakukan setiap selesai pertemuan.Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta Dinas Kesehatan Provinsi dapat
64

melakukan evaluasi bersama-sama misalnya 1 kali


setahun.
3)      Idikator Keberhasilan
a)    Indikator Input :
 petugas kesehatan sebagai fasilitator kelas ibu
hamil
 ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil
 suami/anggota keluarga yang hadir mengikuti
kelas ibu hamil
 kader yang terlibat dalam penyelenggaraan kelas
ibu hamil
b)   Indikator Proses
 Fasilitator : manajemen waktu, penggunaan
variasi metode pembelajaran,
bahasan peyampaian, penggunaan alat bantu,
kemampuan melibatkan peserta, informasi Buku
KIA
 Peserta : fekuensi kehadiran, keaktifan bertanya
dan berdiskusi
 Penyelenggaraan : tempat, sarana, waktu
c)   Indikator Output :
 peningkatan jumlah ibu hamil yang memiliki
Buku KIA
 ibu yang datang pada K4
 ibu/keluarga yang telah memiliki perencanaan
persalinan
 ibu yang datang untuk mendapatkan tablet Fe
 ibu yang telah membuat pilihan bersalin dengan
Nakes
 IMD
65

 kader dalam keterlibatan penyelenggaraan


8. Pelaporan Seluruh rangakaian hasil proses pelaksanaan kegiatan
kelas ibu hamil sebaiknya dibuatkan laporan. Pelaporan
hasil pelaksanaan kelas ibu hamil dijadikan sebagai
dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.Pelaporan  disusun pada setiap selesai
melaksanakan kelas ibu hamil. Isi laporan minimal tentang
a) Waktu pelaksanaan
b) Jumlah peserta
c) Proses pertemuan
d) Masalah dan hasil capaian pelaksanaan
e) Hasil evaluasi
Selain rangakaian materi di atas, bahan yang penting
disiapkan adalah kuesioner yang berisi pertanyaan Pra-tes
dan Post-tes kecemasan dengan kuesioner ZSAC dan
prates dan post tes tentang materi kelas ibu hamil. Dengan
ini, pengetahuan ibu hamil dapat diukur sebelum
menerima pembelajaran dan sesudah menerima
pembelajaran.

Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
66

No. DATA UMUM


Resp
Umur Pendidikan Usia Kelas Hamil
Kehamilan Sebelumnya
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.
15.

DATA KHUSUS
No. Nyeri Pre Nyeri Post
Skor Tingkat Kode Skor Tingkat Kode
Resp
Kecemasan Kecemasan Kecemasan Kecemasan
1.
67

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Batang, .........................2021
Peneliti,

Mila Anggraini

Anda mungkin juga menyukai