Sila pertama
Bintang
Sila kedua
Rantai.
Sila kedua ini menolak kekerasan yang dilakukan terhadap warganegara baik oleh
Negara, kelompok atau individu. Kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang
baik yang mengatasnamakan agama, etnis ataupun ras tertentu yang sering terjadi
akhir-akhir ini. Tidak mudah memang memandang suatu hal hanya dari satu sisi saja,
harus ada keseimbangan point of view dalam menyimpulkan bahwa hal-hal tersebut
bertentangan dengan pancasila atau tidak. Akan tetapi berdasarkan tafsiran yang
tertera diatas boleh kita menyimpulkan bahwa berbagaimacam kekerasan tersebut
bertentangan dengan sila kedua pancasila.
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8. Berani membela kebenaran dan keadilan.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain.
Sila ketiga
Persatuan Indonesia
Pohon Beringin.
Sila ini ingin berbicara pada kita bahwa bangsa bukan sesuatu yang diwariskan
dari masa lalu, tetapi suatu “proyek dan tantangan bersama” bagi masa kini dan masa
depan. Oleh karena itu harus melibatkan semua dan tak seorangpun warga yang
dieksklusifkan. Demokrasi di Indonesia sebenarnya sudah bagus diterapkan di
Indonesia mulai tahun 1998 kemarin. Mulai dari pemilihan presiden, Gubernur,
Bupati, Lurah, yang harus melewati fase “dipilih oleh rakyat” sebagai salah satu
syarat lolos dan menang dalam suatu pemilihan umum. Demokrasi merupakan salah
satu syarat agar setiap orang menyumbangkan suaranya dalam penentuan pemilihan
seorang pemimpin di suatu regional. Akan tetapi sistem budaya kita kadang-kadang
memandang orang lain kompeten atau tidak berdasarkan kedudukannya. Hal ini
sebenarnya kurang sesuai dengan penjabaran sila ke ketiga dalam pancasila yang
mengeksklusifkan seorang warga.
Sila keempat
Kepala Banteng
Sila kelima
Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Dalam sila ini memuat unsur-unsur: pemerataan, persamaan dan kebebasan untuk
menentukan dirinya sendiri. Segala macam pengekangan yang dilakukan Soekarno
dan Soeharto pada masa demokrasi terpimpin dan orde baru jelas bertentangan
dengan sila ini.