Anda di halaman 1dari 69

23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.

docx - RAHMAIDA

(Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx


Jan 22, 2021
9388 words / 58645 characters

RAHMAIDA

(Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx

Sources Overview

11%
OVERALL SIMILARITY

www.scribd.com
1
INTERNET
2%
repo.stikesicme-jbg.ac.id
2
INTERNET
1%
nataliaerlina.blogspot.com
3
INTERNET
<1%
uit.e-journal.id
4
INTERNET
<1%
stikeskjp-palopo.e-journal.id
5
INTERNET
<1%
digilib.stikeskusumahusada.ac.id
6
INTERNET
<1%
repositori.uin-alauddin.ac.id
7
INTERNET
<1%
repository.unimus.ac.id
8
INTERNET
<1%
repository.poltekkes-kaltim.ac.id
9
INTERNET
<1%
www.repository.poltekkes-kdi.ac.id
10
INTERNET
<1%
prosiding.stikescendekiautamakudus.ac.id
11
INTERNET
<1%
ejournal.poltektegal.ac.id
12
INTERNET
<1%
docplayer.info
13
INTERNET
<1%
tristawatyagustia.blogspot.com
14
INTERNET
<1%
abdillahrosyidi.blogspot.com
15
INTERNET
<1%
123dok.com
16
INTERNET
<1%

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 1/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

forikes-ejournal.com
17
INTERNET
<1%
pt.scribd.com
18
INTERNET
<1%

Excluded search repositories:


None

Excluded from Similarity Report:


Bibliography
Quotes
Small Matches (less than 25 words).

Excluded sources:
None

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 2/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

SKRIPSI

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN


ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS
TABULAHAN KECAMATAN TABULAHAN
KABUPATEN MAMASA
TAHUN 2020

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi Diploma Empat Kebidanan
Fakultas Keperawatan Dan Kebidanan

RAHMAIDA
A1B119211

PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN 2020

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 3/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

HALAMAN JUDUL

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN ASI


PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS
TABULAHAN KECAMATAN TABULAHAN
KABUPATEN MAMASA
TAHUN 2020

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Pada Program Studi Diploma Empat Kebidanan
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

RAHMAIDA
A1B119211

PROGRAM STUDI DIPLOMA EMPAT KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR
TAHUN 2020

ii

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 4/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Dengan Judul :

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN ASI


PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS TABULAHAN
KECAMATAN TABULAHAN KABUPATEN MAMASA
TAHUN 2020

NAMA : RAHMAIDA
NIM : A1B119211
JURUSAN : D IV Kebidanan

Telah Disetujui Untuk Di Ajukan Ke Ujian Skripsi Dan Diuji Oleh Tim Penguji.
Berikut kami nama-nama yang bertanda tangan :

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Nahira, S.ST, M. Keb Rosita, S.ST, M. Kes


NIDN : 092 308 8903 NIDN : 092 904 8803

Mengetahui

Ketua Program Studi D IV Kebidanan

Rosdianah, S.ST.,SKM.,M. Keb


NIDN : 093 010 7905

iii

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 5/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh panitia ujian skripsi tim penguji

Universitas Megarezky Makasar yang dilaksanakan pada hari,.............

Tanggal,............... Januari 2020.

Penguji I : Rismawati, S.ST.,M. Keb ( )

Penguji II : Rosita, S.ST.,M. Kes ( )

Penguji III : Nahira, S.ST.,M. Keb ( )

Mengetahui

Ketua prodi studi DIV Kebidanan

Rosdianah, S.ST.,SKM.,M.Kes
NIDN :093 010 7905

iv

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 6/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mamasa, tanggal 25 Mei 1987, penulis merupakan

anak ke tiga dari Lima bersaudara dan merupakan pasangan dari bapak

Hasanuddin dan Ibunda Jalipa. Adapun riwayat pendidikan penulis

adalah :

Pada tahun 1999 Lulus SDN 011 Lakahang

Pada tahun 2002 Lulus SLTP Pandangan Jaya Lakahang

Pada tahun 2005 Lulus SMK. Keperawatan Gafur Yahya Mamuju

Pada tahun 2010 Lulus D III Kebidanan Stikes Gia Makassar

Pada tahun 2019 Penulis memilih Program D.IV Kebidanan di

Universitas Megarazky Makassar

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benar nya.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 7/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Pijat

Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Postpatum di Puskesmas

Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa’’ Dalam penyusunan

proposal penelitian ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan

dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
4
1. Bapak Dr. H Alumiddin,SH., MH selaku Pembina Yayasan Pendidikan Islam

Megarezky Makassar.

2. Ibu Hj. Suryani, SH. MH selaku ketua Yayasan Pendidikan Islam Universitas

Megarezky Makassar.

3. Bapak Prof. DR. dr Ali Aspar Mappahyu, sp. PD., SpJP(K) selaku Rektor

Universitas Megarezky Makassar.

4. Ibu Syamsuryati, S.ST., SKM., M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperwatan

dan Kebidanan Universitas Megarezky Makassar.

5. Ibu Rosdianah, S.ST.,M.Kes, selaku Ketua program studi DIV Kebidanan

Universitas Megarezky Makassar

6. Ibu Nahira, S.ST.,M.Kes selaku pembimbing Pertama yang telah banyak

memberikan masukan, bimbingan dan arahan dalam proses penyusunan

proposal ini.

7. Ibu Rosita, S.ST M.Kes selaku Pembimbing kedua yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan dalam penyusunan proposal penelitian

ini.

vi

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 8/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

8. Ibu Rismawati S. ST., M.Keb selaku penguji yang telah banyak

memberikan masukan dalam penyusunan proposal penelitian ini.

9. Kepala Dinas Kabupaten Mamasa sudah memberikan izin pengambilan

data awal dan penelitian.

10. Ibu Iryanna SKM. Kepala Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan

yang telah memberi izin pengambilan data dan penelitian.

11. Terkhusus kedua orang tua (Ayahanda Hasanuddin dan Ibunda

Jalipa) dan Suami tercinta (Haruna Padjarangi) serta kedua anakku

yang senantiasa selalu mendoakan, memberikan bimbingan dan

dukungan moril mauspun material dengan niat tulus dan motivasi dengan

penuh kasih sayang yang tidak tergantikan oleh siapapun.

12. Teman-teman sejawat angkatan 2019 D4 Kebidanan khususnya Kelas J

yang telah memberikan semangat dalam penyusunan proposal penelitian

ini.

Peneliti juga menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan, olehnya itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun dan mengembangkan skripsi untuk peneliti

selanjutnya, peneliti mengharapkan semoga proposal ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Aamiin.

Makassar, Januari 2020


Rahmaida

vii

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 9/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

ABSTRAK

Rahmaida, A1B119211 “Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI


Pada Ibu Postpatum di Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan
Kabupaten Mamasa”. Dibimbing oleh Ibu Nahira dan Ibu Rosita.
(xiii + V BAB + 57 Halaman + 6 Tabel + V Lampiran)
2
Manfaat besar ASI tidak bisa diimbangi dengan memperbanyak ASI,
sehingga bayi tidak bisa mendapatkan ASI dengan baik. Diduga ada beberapa
faktor yang menghambat bayi mendapatkan ASI dengan benar, salah satunya
adalah pengetahuan ibu. Ibu enggan menyusui karena nyeri saat menyusui,
kelelahan saat menyusui, dan kekhawatiran ibu tentang perubahan payudara
setelah menyusui.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh pijat oksitosin
terhadap kelancaran ASI pada ibu postpatum di Puskesmas Tabulahan Kecamatan
Tabulahan Kabupaten Mamasa
Penelitian dilaksanakan bulan Februari samapi April 2020 di Puskesmas
Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimen dengan desain posttest
Only Control Design. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu postpartum
yang di lakukan pemijatan oksitosin tarhadap kelancaran ASI pada bulan
Februari-Mei 2020 diperoleh sampel sebanyak 30 orang dengan menggunakan
teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden dijadikan sampel,
kelompok perlakuan pijat oksitosin sebanyak 15 orang (50,0%) dan kelompok
kontrol sebanyak 15 orang (50,0%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30
responden dijadikan sampel, yang mengalami kelancaran ASI sebanyak 17 orang
(56,7%) dan tidak lancar sebanyak 13 orang (43,3%). Terdapat pengaruh pijat
oksitosin dengan kelancaran ASI pada ibu post partum dengan nilai p=0,001.
Kesimpulan ada Pengaruh dari pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI
pada ibu post partum Di puskesmas Tabulahan. Diharapkan kepada ibu agar
dalam pemberian pijat oksitosin untuk memahami teknik dan cara melakukan pijat
oksitosin ketika berada di rumah yang bisa dilakukan oleh suami maupun
keluarga.

Daftar Pustaka : 19 literatur (2015 - 2018).


Kata Kunci : Pijat Oksitosin, K elancaran ASI Pada Ibu Postpatum

viii

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 10/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................i

HALAMAN JUDUL...............................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN......................................................iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI................................................iv

KATA PENGANTAR ............................................................v

ABSTRAK ..........................................................................vi

DAFTAR ISI........................................................................vii
7
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................1

A. Latar Belakang...............................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................6

C. Tujuan Penelitian.............................................................6

D. Manfaat Peneltian.............................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................8

A. Tinjauan Umum Tentng Asi..................................................8

1. Pengertian ASI............................................................8

2. Manfaat ASI Esklusif....................................................9

3. Proses produksi Air Susu Ibu..........................................14

4. Jenis-Jenis Air Susu Ibu................................................15

5. Mekanisme Menyusui..................................................18

6. Kelancaran ASI...........................................................19

7. Tanda Kelancaran ASI...................................................20

8. Komponen ASI............................................................21

ix

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 11/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

9. Hormon-hormon Pembentuk ASI......................................22

10. Pengertian Perawatan Payudara .....................................24

11. Tujuan Perawatan Payudara ..........................................25

B. Tinjauan Umum Tentang Pijat Oksitosin...................................26

1. Pengertian pijat ksitosin..................................................26

2. Manfaat pijat oksitosin.....................................................28

3. Tehnik pijat oksitosin.......................................................29

4. Tanda-tanda pijat oksitosin..............................................32

5. Penelitian yang relevan.....................................................32

C. Kerangkah Konsep .................................................................34

1. Dasar pemikiran variabel yang diteliti.................................34


2. Kerangka konsep penelitian...........................................34
7
3. Definisi operasional dan kriteria objektif...............................35

D. Hipotesis Penelitian.................................................................37

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................38

A. Jenis penelitian.....................................................................38

B. Lokasi Dan waktu.....................................................................38

C. Populasi Dan Sampel.............................................................39

D. Tehnik Pemgumpulan Data......................................................41

E. Instrumen Penelitian................................................................42

F. Analisa Data.......................................................................42

G. Etika Penelitian ...............................................................44

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 12/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................45

B. Pembahasan ........................................................................49

C. Keterbatasan Peneliti ..............................................................52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................53

B. Saran ................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA......................................................................46

LAMPIRAN

xi

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 13/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Umur Di

Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa

Tahun 2020.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pendidikan Di Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan

Kabupaten Mamasa Tahun 2020.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Pekerjaan Di Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan

Kabupaten Mamasa Tahun 2020.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pijat Oksitosin Di

Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa

Tahun 2020.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kelancaran ASI Di

Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa

Tahun 2020.

Tabel 6. Hasil Uji Chi-Square Pengaruh Pijat Oksotosin Terhadap

Kelancaran ASI pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Tabulahan

Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa Tahun 2020

xii

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 14/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

DAFTAR GAMBAR

Lampiran 1 Gambar Hasil Penelitian Pijat Oksitosin

Lampiran 2 Lembar Informed Consent

Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

Lampiran 5 Master Tabel

Lampiran 6 Hasil Analisis Data Penelitian dengan SPSS 16.00

xiii

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 15/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberian ASI Eksklusif sangat penting karena memiliki berbagai

manfaat baik bagi bayi maupun bagi ibu. Pemberian ASI eksklusif memiliki

peran yang sangat penting dalam menurunkan berat badan ibu hamil secara

alami, mengurangi risiko perdarahan pasca melahirkan, serta risiko terkena

kanker payudara dan ovarium. Dikatakan ASI Eksklusif hanya ASI saja, tanpa

tambahan makanan dan minuman, seperti susu formula, jeruk, madu, teh, air

putih, makanan padat dan tim seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur

beras, dll (Perinasia, 2016)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI

eksklusif paling sedikit untuk 6 bulan pertama kelahiran bayi, dan dilanjutkan

pemberian makanan pendamping sampai bayi berusia 2 tahun. Menurut data

UNICEF (2016), 136,7 juta bayi baru lahir di seluruh dunia mendapat ASI

eksklusif dalam 6 bulan pertama, dimana hanya 34,6%. Di negara industri,

kematian bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif lebih banyak dibandingkan

bayi yang diberi ASI eksklusif, sedangkan di negara berkembang, hanya 39%

ibu yang hanya diberi ASI.

Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas bayi, UNICEF dan

Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan bayi hanya boleh disusui

selama 6 bulan dan terus menyusu hingga bayi berusia 2 tahun plus pemberian

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 16/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

makanan tambahan (WHO 2016). Untuk menjaga ibu tetap menyusu eksklusif

selama 6 bulan, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan agar bayi

mulai menyusu dini dalam satu jam pertama setelah lahir tanpa tambahan

makanan atau minuman, termasuk air dan tetes polio untuk imunisasi, ASI

sesuai permintaan. Menyusui atau tidak menyusui sesuai keinginan bayi.

Gunakan botol susu atau dot (WHO, 2018).

16
Di Indonesia, cakupan ASI eksklusif masih jauh dari target nasional

sebesar 80%. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan dan Demokrasi Indonesia

(SDKI) tahun 2018, angka cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan hanya

42%. (Kementerian Kesehatan, 2018). Di Indonesia, 30,5% bayi yang hanya

disusui sampai berusia 6 bulan ("Survei Kesehatan Indonesia 2018"). Selain

itu, hal tersebut tidak sejalan dengan rencana strategis Kementerian Kesehatan

2015-2019, yaitu proporsi bayi di bawah usia 6 bulan yang mendapat ASI

eksklusif adalah 50%.

Menurut data Dinas Kesehatan Wilayah Mamasa, cakupan ASI Eksklusif

pada bayi di bawah 6 bulan adalah: 75,5% dari total 236 kasus ASI Eksklusif

(2016) dan 76,7% dari 234 kasus ASI Eksklusif (2017) Sedangkan ASI

Eksklusif sebanyak 286 kasus. 74,7% (2018) dan data (2019) sekitar 47,4% per

Agustus. Itu masih jauh dari target Dinas 100% per tahun. (Biro Kesehatan

Kabupaten Mamatha). Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2016 dari

Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa, sasaran

pemberian ASI Eksklusif sebanyak 117 kasus, sedangkan hanya 56 bayi atau

31,6% bayi yang mendapat ASI Eksklusif. Target tahun 2017 adalah 123, dan

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 17/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

hanya 82 bayi atau 66,6% yang mendapat ASI eksklusif. Target tahun 2018

adalah 118 bayi, dan hanya 83 bayi yang disusui, atau 70,3%. (Data Puskesmas

Tabulahan di Kecamatan Tabulahan, Kabupaten Mamasa dalam 3 tahun

terakhir).

Banyak manfaat ASI yang tidak bisa diimbangi dengan memperbanyak


12
ASI agar bayi tidak mendapatkan ASI dengan baik. Berbagai faktor diduga

menjadi penyebab bayi tidak dapat memperoleh ASI dengan benar, salah

satunya adalah faktor pengetahuan dan cara kerja ibu sehingga ibu terpaksa

membagi waktu menyusui. Karena rasa sakit dan kelelahan saat menyusui dan

kekhawatiran ibu tentang perubahan payudara setelah menyusui, ibu enggan

untuk menyusui. Faktor sosial budaya dalam proses pemberian ASI, kurangnya

dukungan dari suami, keluarga dan lingkungan juga sangat mempengaruhi

proses pemberian ASI. Tidak semua ibu nifas memerah ASI dengan segera,

karena pelepasan ASI merupakan rangsangan mekanis, interaksi yang sangat

kompleks antara saraf dan berbagai hormon yang mempengaruhi sekresi

oksitosin. Pelepasan hormon oksitosin tidak hanya dipengaruhi oleh hisapan

bayi, tetapi juga oleh reseptor dalam sistem kateter. Jika kateter menjadi lebih

lebar atau lebih lunak, agen refleks oksitosin akan dilepaskan oleh hipofiks,

dan hipofisi akan keluar dari alveoli Perasan susu (Soetjiningsi, 2016).

Pijat oksitosin dilakukan di kedua sisi tulang belakang (vertebrae) dengan

membentuk gerakan melingkar dari leher ke tulang belikat. Ini merupakan

upaya untuk merangsang hormon oksitosin yang dapat merangsang kontraksi

rahim dan sekresi ASI (Suherni et al., 2015). Pijat oksitosin adalah hormon

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 18/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

yang bereaksi saat tubuh terpapar padanya. Hormon oksitosin diproduksi oleh

aksi morfin di bagian belakang otak, yang membuat orang merasa bahagia dan

mengurangi rasa sakit. Hormon berperan penting dalam produksi ASI. Selain

itu, hormon oksitosin dapat merangsang puting susu saat melahirkan atau

menyusui. Hormon oksitosin dapat merelaksasikan tubuh, mengurangi stres,

kecemasan, dan menurunkan tekanan darah. Oksitosin juga berperan dalam

hubungan sosial, ikatan khusus (bond), kepercayaan dan cinta. (Suherni et al.,

2015).

Perawatan payudara adalah perawatan khusus yang merangsang otot-otot

payudara untuk membantu proses menyusui. Pada usia kehamilan 9 bulan,

jaringan payudara tumbuh dan siap memberikan nutrisi bagi bayi baru lahir;

setelah melahirkan, hormon yang diproduksi oleh plasenta sudah tidak ada lagi

yang menghambatnya, dan kelenjar pituitari akan mengeluarkan prolaktin

hingga hari ketiga setelah melahirkan, prolaktin Ini memiliki efek efektif pada

payudara. Pembuluh darah di payudara menyebabkan rasa hangat, bengkak,

dan nyeri karena pembengkakan darah. Sel-sel penghasil susu mulai bekerja,

dan ASI mulai masuk ke puting melalui saluran susu, menghasilkan empedu

sebelum itu, dan kemudian mulai menyusui. Perawatan payudara untuk ibu

pasca melahirkan. Sebelum mandi, sehari setelah melahirkan, dan selama

menyusui secara teratur, payudara harus dibersihkan secara menyeluruh dengan

pijat setiap hari. Ini akan mengangkat empedu kering atau sisa susu dan

membantu mencegah bakteri menumpuk dan masuk ke dalam puting dan mulut

bayi (Bobak, 2016).

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 19/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

Dengan mewarisi payudara akan memberikan manfaat antara lain:

memulai refleks untuk memerah ASI atau mengurangi refleks, meningkatkan

produksi ASI dan mencegah edema pada payudara. Berdasarkan uraian di atas

maka peneliti tertarik, untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pijat

Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Postpartum”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada Latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh pijat oksitosin terhadap

kelancaran ASI pada ibu postpartum pada Puskesmas Tabulahan Kecamatan

Tabulahan Kabupaten Mamasa.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI pada

ibu postpartum diPuskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten

Mamasa.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui kelancaran ASI pada ibu postpartum yang dilakukan

Pijat Oksitosin dipuskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan.

b) Untuk mengetahui kelancaran ASI pada ibu postpartum yang tidak

dilakukan Pijat Oksitosin dipuskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 20/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

D. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Peneliti dengan judul Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI

pada Ibu Postpartum.

2) Manfaat Praktisi

a) Bagi Ibu Nifas

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan

masyarakat dalam melakukan pijat oksitosin terutama untuk

kelancaran ASI.

b) Bagi Bidan

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dan motivasi bidan

dalam melakukan pijat oksitosin terutama pada ibu postpartum untuk

meningkatkan kelancaran ASI.

c) Manfaat bagi Mahasiswa dan Perpustakaan Universitas Megarezky.

Sebagai bahan masukan dan menambah referensi diperpustakaan

tentang penelitian kebidanan yang sesuai dengan evidence based.

Terutama dalam melakukan pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI

pada ibu postpartum.

d) Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan dasar acuan/referensi untuk

mengembangkan penelitian selanjutnya sehubungan dengan pengaruh

pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI pada Ibu Postpartum.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 21/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang ASI

1. Pengertian ASI

Menurut (WHO), ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa

menggunakan cairan lain atau susu formula, air, air jeruk nipis atau

makanan lain di bawah usia 6 bulan (Astutik 2016). Pemberian ASI


11
Eksklusif diperuntukkan bagi bayi sejak lahir hingga usia 0-6 bulan,

tanpa menambahkan susu formula atau makanan lain. Selama periode

ini, bayi diharapkan tidak makan dengan cairan lain seperti susu

formula, jus lemon, teh, madu, dan air. Selama masa ASI Eksklusif,

bayi tidak diberikan makanan tambahan seperti pisang, biskuit, bubur

susu, bubur nasi, dll. Pemberian ASI Eksklusif minimal enam bulan.

(Juraida, 2014).
1
Pemberian ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu (ASI)

kepada bayi dari 0-6 bulan setelah lahir, tanpa memberikan makanan

atau minuman selain obat atau vaksin imunisasi. Selain itu, ASI juga

merupakan salah satu makanan / minuman yang dapat memenuhi

semua unsur yang dibutuhkan oleh bayi. Perkembangan fisik dan

mental bayi sangat dibutuhkan (M. Azzar 2014). Pemberian ASI (ASI)

merupakan salah satu yang memiliki pengaruh terbesar terhadap

kelangsungan hidup, tumbuh kembang anak (Astutik, 2016). Banyak

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 22/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

ibu ditemukan melakukan perawatan nifas menurut budaya dan tradisi,

termasuk menyusui bayinya, namun pada beberapa ibu, karena lebih

banyak ibu yang percaya pada mitos, mereka mungkin mengalami

kesulitan dalam menyusui. Perasaan ibu yang tidak yakin dapat

menyusui bayinya akan menyebabkan penurunan hormon oksitosin,

sehingga ASI tidak dapat langsung dikeluarkan setelah melahirkan.

Akhirnya ibu memutuskan untuk memberikan susu formula kepada

bayi.

ASI adalah larutan biologis yang dinamis dan kompleks, yang

mengandung lebih dari 200 bahan aktif biologis, termasuk agen

imunoprotektif, enzim, hormon, vitamin dan faktor nutrisi penting

lainnya untuk keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Selama menyusui, ASI dapat berubah komposisinya setiap hari sesuai

dengan kebutuhan tumbuh kembang bayi (Naylor et al., 2015).

2. Manfaatnya ASI Ekslusif

a. Manfaat ASI eksklusif pada bayi sangat banyak antara lain:

1). ASI adalah nutrisi dengan kualitas dan kuantitas terbaik.

Komposisi ASI yang dihasilkan ibu prematur berbeda dengan

ibu cukup bulan. Melalui manajemen laktasi yang baik, ASI

merupakan makanan terbaik bagi bayi dari segi kualitas dan

kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan memenuhi

kebutuhan bayi dewasa di bawah 6 bulan.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 23/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

2). ASI secara alami meningkatkan daya tahan neonatal terhadap

imun globulin (zat imun atau sistem imun) yang diperoleh dari

ibu melalui plasenta, namun kandungan zat tersebut turun

dengan cepat segera setelah lahir. Ketika daya tahan tubuh ibu

menurun dan tubuh bayi terbentuk sendiri sebelum mencukupi,

maka imunologinya pada bayi baru lahir akan berkembang

sempurna pada usia empat bulan, terdapat celah imun tertentu

pada bayi dan hanya dapat diberikan dengan ASI. ASI

merupakan cairan yang mengandung imunitas atau imunitas,

sehingga dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi,

bakteri, virus dan jamur.

3.) Pemberian ASI eksternal dapat mengembangkan kecerdasan

anak yang erat kaitannya dengan perkembangan otak. Faktor

utama yang mempengaruhi perkembangan otak terutama saat

pertumbuhan tidak cepat. Selama periode ini ketika tidak ada

ASI atau hanya sedikit ASI yang ditemukan dalam ASI, otak

tumbuh dengan cepat, lompatan pertumbuhan pertama atau

latihan pertumbuhan sangat penting.

4.) Alasan mengapa ASI berada dalam pelukan ibu adalah karena

dengan menyusui dapat merasakan kasih sayang ibu dan

mendapatkan rasa aman, tentram dan terlindungi. Perasaan

dilindungi dan dicintai inilah yang menjadi dasar dari

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 24/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

10

perkembangan emosi anak, kemudian membentuk kepribadian

anak, menjadikannya baik dan penuh percaya diri.

5.) Jika payudara mengalami peradangan, ASI tidak akan terkena

penyakit apapun, dan ASI akan segera dikonsumsi dalam

keadaan mental dan segar. Artinya, semua zat air yang

digunakan untuk arang, putih telur dan lemak, serta semua

vitamin dan mineral, berkualitas tinggi. ASI mengandung

semua zat yang dibutuhkan bayi dalam proporsi tetap,

sehingga mudah dicerna dan diserap usus.

b. Manfaat Air Susu Ibu

Menurut Anggraini, 2016. Manfaat ASI adalah sebagai berikut:

1. Manfaat untuk Bayi

a. Air susu ibu adalah sumber makanan yang mengandung

semua nutrisi bayi.

b. ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, karena

mengandung antibodi sehingga jarang sakit.

c. ASI dapat meningkatkan kecerdasan.

d. Melalui pemberian ASI terdapat rasa cinta antara bayi dan

ibu.
1
e. Sebagai makanan tunggal dapat memenuhi kebutuhan

tumbuh kembang bayi di bawah 6 bulan.

f. Lindungi anak dari serangan alergi.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 25/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

11

g. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk

perkembangan otak, agar bayi lebih pintar.

h. Tingkatkan keterampilan visual dan bicara.

i. Dukung perkembangan olahraga, agar Anda bisa melaju

lebih cepat.
10
j. Mendukung perkembangan kepribadian dan kecerdasan

emosional.

2. Manfaat untuk Ibu

a. Bantu ibu pulih dari persalinan.

b. Membuat rahim berkontraksi lebih cepat dan memperlambat

pendarahan.

c. Ibu menyusui cenderung tidak hamil dalam 6 bulan pertama

setelah melahirkan (kadar prolaktin yang tinggi menghambat

FSH dan hormon ovulasi).

d. Ibu dapat sepenuhnya menyayangi bayinya dan membuat

bayinya merasa nyaman

e. Manfaat ASI lainnya

Menurut Mulyani, wulyani dkk, 2016. Manfaat ASI bagi ibu adalah

sebagai berikut:

a). Aspek kontrasepsi

Hal ini karena bayi yang menghisap puting ibu akan

merangsang ujung saraf sensorik, sehingga kelenjar hipofisis

posterior mengeluarkan prolaktin. Prolaktin memasuki ovarium

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 26/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

12

dan menghambat produksi estrogen, yang menyebabkan

anovulasi. Jika hanya (hanya) menyusui dan menstruasi tidak

kambuh, menyusui untuk mengisolasi 98% kehamilan adalah

metode kontrasepsi yang efektif dalam 6 bulan pertama

kehidupan

b). Asek Kesehatan Ibu

Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya

oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu

involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca

persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca

persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi.

Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih

rendah dibanding yang tidak menyusui.

c). Aspek Penurunan Berat Badan

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih

cepat kembali berat badan semula seperti sebelum hamil. Selama

kehamilan, penambahan berat badan tidak hanya karena

keberadaan janin. Padahal, cadangan lemak ini disiapkan sebagai

sumber energi selama produksi ASI. Melalui pemberian ASI,

tubuh akan memproduksi ASI lebih banyak, sehingga akan

menggunakan lemak sebagai cadangan tenaga. Jika penumpukan

lemak berkurang, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan

sebelum hamil.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 27/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

13

d). Aspek Psikologis

Manfaat ASI tidak hanya baik untuk bayi, tapi juga baik untuk

ibu. Ibu akan merasa bangga dan dibutuhkan, yang dibutuhkan

setiap orang.

3. Proses Produksi Air Susus Ibu

Menurut Anggraini, Refleks 2016 adalah pembentukan dan

pelepasan susu.

a. Refleks Prolaktin

Setelah ibu melahirkan, plasenta lepas, fungsi korpus luteum

menurun, dan estrogen dan progesteron menurun. Saat bayi


2
menghisap pada puting dan areola, ujung saraf sensorik akan

terangsang. Stimulasi ini berlanjut ke hipotalamus. Hipotalamus

akan menghambat sekresi faktor-faktor yang menghambat sekresi

prolaktin, namun di sisi lain akan menstimulasi faktor-faktor yang

merangsang sekresi prolaktin. Faktor-faktor tersebut akan

merangsang hipofisis anterior untuk melepaskan hormon

prolaktin. Prolaktin merangsang sel alveolar untuk menghasilkan

susu.

b. Reflek let down

Saat isapan bayi merangsang pembentukan prolaktin, kelenjar

hipofisis anterior akan terus melepaskan oksitosin. Hormon-

hormon ini diangkut ke rahim melalui darah, yang dapat

menyebabkan rahim berkontraksi dan menyebabkan involusi.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 28/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

14

Oksitosin yang mencapai alveoli merangsang kontraksi sel dan

memeras susu yang diperas dari alveoli ke dalam sistem saluran,

lalu mengalir ke mulut bayi melalui saluran latiferus.

4 Jenis Air Susu Ibu

Menurut Sandra fikawati et al. (2016). Pemberian ASI dibagi menjadi

tiga kelompok dan tahapan, yaitu:

a). Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang diproduksi oleh kelenjar susu

setelah melahirkan (2-4 hari) yang mempunyai sifat fisik dan

komponen yang berbeda dari ASI dewasa dengan volume 150-300

ml / hari. Kuning keemasan atau krem. Susu lebih kental dari pada
3
tahap selanjutnya. Empedu tinggi protein, vitamin yang larut dalam

lemak, mineral dan imunoglobulin. Imunoglobulin ini merupakan

antibodi dari ibu ke bayi, dan juga dapat digunakan sebagai

imunitas pasif bagi bayi. Kekebalan pasif dapat melindungi bayi

dari segala jenis bakteri dan virus yang merugikan. Kolostrum juga

merupakan pembersih usus untuk bayi, yang dapat membersihkan

mekonium, sehingga mukosa usus bayi baru lahir segera

dibersihkan dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi

sering buang air besar dan tinja berwarna hitam.

b). ASI Peralihan (Transitional Milk)

ASI peralihan adalah ASI yang dihasilkan setelah kolostrum (8-20

hari), kandungan lemak, laktosa dan vitamin yang larut dalam air

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 29/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

15

lebih tinggi dari pada protein, sedangkan kandungan mineralnya

lebih rendah, dan mengandung kalori lebih banyak dari pada

kolesterol.

c). ASI Matang (Mature Milk)

ASI dewasa adalah ASI yang diproduksi dalam volume berbeda

(yaitu 300-850 ml / hari) 21 hari setelah melahirkan, tergantung

dari jumlah rangsangan selama menyusui. Menjaga bayi tetap

terhidrasi membutuhkan 90% air. Meskipun 10% di antaranya

adalah karbohidrat, protein, dan lemak, tetapi penting untuk


8
kehidupan dan perkembangan bayi. ASI yang matang merupakan

nutrisi bayi dan akan terus berubah seiring dengan perkembangan

bayi hingga 6 bulan. Jumlah ASI pada tahun pertama 400-700 ml /

24 jam, tahun kedua 200-400 ml / 24 jam, selanjutnya 200 ml / 24

jam.

Mature milk terdapat 2 tipe yaitu:

1). Foremilk: Jenis ini diproduksi saat awal menyusui dan

mengandung air, vitamin dan protein.

2) Hindmilk: Jenis susu ini diproduksi setelah pertama kali

menyusui saat menyusui dan mengandung banyak lemak, yang

sangat penting untuk penambahan berat badan bayi.

Saat seorang ibu menyusui, kedua jenis ASI tersebut

diperlukan, yang akan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang

cukup sesuai dengan tumbuh kembang bayi. Oleh karena itu

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 30/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

16

pemberian ASI harus dilakukan sampai bayi merasa kenyang atau

kenyang untuk memenuhi semua kebutuhan nutrisinya. Semakin

banyak bayi mengisap, semakin banyak ASI yang dihasilkannya.

Di sisi lain, daya isap bayi menurun yang berakibat pada penurunan

produksi ASI. Mekanisme ini disebut mekanisme "penawaran dan

permintaan".

Prinsipnya adalah supply demand, artinya payudara akan

memproduksi ASI sesuai permintaan (menghisap bayi). Semakin

banyak ibu menyusui bayinya, semakin banyak ASI yang mereka

hasilkan, meskipun peningkatan volume ASI tidak terjadi secara

langsung, namun perlu waktu. Secara umum, wanita yang

menyusui atau menyusui delapan kali dalam 24 jam akan

mempertahankan produksi ASI yang lebih tinggi selama tahap awal

menyusui (terutama empat bulan pertama). Tidak jarang bayi baru

lahir lebih sering menyusu, karena rata-rata 10-12 kali atau bahkan

18 kali setiap 24 jam. Menyusui sesuai permintaan adalah


18
menyusui kapan pun bayi meminta (yang akan lebih dari rata-rata)

adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan

bayi kenyang, tetapi ingat bahwa setiap periode menyusui

sebaiknya cukup lama. Waktu, tidak perlu waktu lama bagi bayi

untuk mengonsumsi ASI prematur dan keturunannya secara

seimbang.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 31/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

17

2
5. Mekanisme Menyusui

Menurut Anggraini, 2016 bayi mempunyai 3 refleks intrinsik yang

dibutuhkan dalam keberhasilan menyusui:

a. Refleks Mencari (Rooting Refleks).

Payudara yang menempel di pipi atau area di sekitar mulut

menyebabkan iritasi dan dapat menghasilkan refleks pencarian

pada bayi. Ini akan menyebabkan kepala bayi berputar ke arah

puting yang terhubung, lalu buka mulutnya, lalu tarik puting ke

dalam mulut.

b. Refleks Menghisa (Sucking Refleks)

Cara yang baik untuk menyusui adalah dengan memasukkan

seluruh areola payudara ke dalam mulut bayi sebanyak mungkin,

tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan pada ibu dengan areola yang

lebih besar. Untuk alasan ini, rahang bayi cukup untuk

mengompres sinus susu. Jika dagu bayi hanya ditekan pada puting

susu, tidak masuk akal, karena bayi hanya bisa menghisap sedikit

ASI yang akan menyebabkan puting ibu mengeluarkan gelembung.

c. Refleks Menelan (Swallowing Refleks)

Saat ASI mengalir keluar dari puting maka akan terjadi gerakan

menghisap selanjutnya yang disebabkan oleh otot pipi, yang akan

meningkatkan keluarnya ASI dan terus masuk ke perut. Kemudian,

sebagian besar bayi yang baru belajar menyusui dengan ibunya

akan diusahakan secara bergantian menyusu melalui botol,

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 32/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

18

sehingga bayi akan bingung dengan putingnya, sehingga bayi

sering menyusui ibunya dengan cara menghisap empengnya. Oleh

karena itu, jika Anda tidak dapat menyusui bayi Anda, yang terbaik

adalah memberi makan bayi dengan sendok atau pipet.

6. Kelancaran ASI

Pengeluaran ASI dikatakan lancar bila produksi ASI berlebihan dan

ditandai dengan ASI akan menetes dan memancar deras saat dihisap

oleh bayi. (Menurut Nahdawiah 2016). Adapun indikator kelancaran

ASI adalah sebagai berikut:

a. Payudara terasa tegang dan berisi

b. Asi dapat merembes keluar melalui puting susu

c. Ibu menyusui bayinya tanda jadwal

d. Frekuensi menyusui lebih dari 8 kali sehari

e. BAK sebanyak 6 kali dalam sehari

f. BAB bayi 2-5 kali sehari

g. Bayi tidak rewel

h. Lama tidur bayi sehabis menyusui 2-3 jam

7. Tanda Kecukupan ASI

Adapun tanda Kecukupan ASI adalah sebagai berikut:

a. Jumlah buang air kecil dalam sehari minimal 6 kali.

b. Warna artistik biasanya tidak kekuningan.

c. Bangku bayi seringkali berwarna kekuningan

d. Bayi terlihat puas, terkadang lapar dan tidur nyenyak.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 33/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

19

e. Bayi menyusu setidaknya 10 kali dalam 24 jam.

f. Payudara ibu akan terasa empuk setiap habis menyusui

g. Setiap kali bayi mulai menyusu, ibu akan merasakan perih

karena ASI mengalir.

h. Saat bayi menelan ASI, ibu akan mendengar suara telan rendah.

i. Kenaikan berat badan bayi.

8. Komponen ASI

ASI adalah makanan terbaik untuk bayi ASI mengandung semua zat

gizi yang dibutuhkan bayi selama 0-6 bulan kehidupan, oleh karena itu

dianjurkan untuk memberikan ASI saja saat ini sesuai dengan

kebutuhan ASI. (Khasanah, 2015). Berikut kandungan ASInya:

a. Kolestrum

Mengandung kandungan protein yang sangat tinggi. Empedu

adalah susu yang dikeluarkan pada hari pertama dan kedua setelah

melahirkan, berwarna kuning muda dan kental, mengandung lebih

banyak vitamin dan protein, serta dapat melindungi bayi dari

infeksi.

b. Karbohidrat

Karbohidrat dalam bentuk laktosa (laktosa) dalam ASI merupakan

karbohidrat utama dalam ASI dan merupakan sumber otak.

Meningkat, terutama pada menyusui transisi setelah melahirkan (7-

14 hari).

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 34/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

20

c. Protein

Protein dapat digunakan untuk pembentukan sel pada bayi baru

lahir. Kandungan protein pada ASI sangat tinggi, dan komposisinya

berbeda dengan protein pada susu formula. Dibandingkan dengan

susu formula, protein dalam ASI lebih banyak diserap oleh usus

bayi.

d. Vitamin yang terkandung dalam ASI adalah:

Vitamin K perlu digunakan sebagai nutrisi untuk bertindak sebagai

faktor pembekuan.

1) Fungsi vitamin D adalah membentuk tulang bayi baru lahir,

dan vitamin D juga berasal dari sinar matahari.

2) Vitamin E berperan penting dalam melawan dinding sel darah

merah.

3) Selain melindungi pembelahan sel, kekebalan dan

pertumbuhan, vitamin A juga berperan dalam kesehatan

mata.

4) Vitamin B, digunakan untuk asam folat, Vitamin C larut

dalam air dan ada dalam ASI.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 35/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

21

9. Hormon embentuk ASI

a) Progesteron

Progesteron ini mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.

Perilaku progesteron berubah seiring waktu setelah melahirkan,

yang mempengaruhi produksi ASI berlebih.

b) Estogren

Estrogen ini merangsang pembesaran saluran susu. Estrogen


1
berkurang saat melahirkan dan tetap rendah selama beberapa bulan

saat masih menyusui. Ketika hormon estrogen berkurang dan ibu

masih menyusui, disarankan agar ibu menghindari kontrasepsi

hormonal berdasarkan hormon estrogen, karena akan menghambat

produksi ASI.

c) Prolaktin

Hormon prolaktin adalah hormon yang disekresikan oleh kelenjar

pituitari. Hormon ini meningkatkan alveoli selama kehamilan.

Prolaktin berperan penting dalam produksi ASI.


9
d). Oksitosin

Hormon okstosin berfungsi mengencangkan otot halus pada rahim

saat melahirkan dan setelah melahirkan. Pada saat setelah

melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus pada sekitar

alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Hormon oksitosin

juga berperan dalam proses turunnya susu let down/milk ejection

reflex.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 36/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

22

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keluarnya hormon

oksitosin yaitu:

1. Bayi mengisap saat menyusui.

2. Pengertian masturbasi ibu menyusui.

3. Pijat punggung atau pijat oksitosin ibu menyusui.

4. Dukungan suami dan keluarga untuk ibu menyusui eksklusif.

5. Kondisi mental ibu menyusui yang baik.

10. Pengertian Perawatan Payudara

Dengan melakukan perawatan ASI akan memberikan manfaat

untuk mengaktifkan atau mengurangi refleks keluarnya ASI,

meningkatkan jumlah ASI dan mencegah bendungan yang dapat

menyebabkan pembengkakan pada puting susu, jangan disentuh

dengan tangan yang tidak dicuci, dan sapu tangan tidak boleh dijadikan

sebagai hadiah. Bagian belakang bra mencegah peningkatan ASI.

Pembalut sekali pakai mudah digunakan untuk tujuan ini, jika terlalu

banyak ASI menyebabkan masalah, pembalut dapat dipakai dalam

waktu yang relatif singkat. Ibu harus mengenakan pakaian yang tidak

akan mengganggu proses menyusui

Agar berhasil menyusui, payudara perlu disusui secara teratur

sedini mungkin. Perawatan selama kehamilan bertujuan untuk

memastikan produksi ASI yang cukup selama menyusui, tanpa

kehilangan payudara, dan untuk menjaga kondisi payudara setelah

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 37/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

23

menyusui. Hal-hal yang harus dilakukan selama perawatan payudara

Perawatan payudara memiliki pengaruh penting pada pengalaman

menyusui ibu postpartum. Adapun hal-hal yang perlu

dipertimbangkan:

a. Kaji kondisi payudara, areola dan puting. Rawat bagian yang

keras dengan kain hangat dan pijat.

b. Anjurkan para ibu untuk menggunakan bra yang menopang

payudara dengan baik

c. Ajari ibu untuk meneruskan informasi payudara dari dinding

dada ke areola, yang membantu memindahkan ASI atau

empedu dari kelenjar susu ke sinus yang berkumpul di bawah

areola.

d. Jika puting berbusa, oleskan empedu atau susu di sekitar puting

setelah setiap menyusui, tetapi tetap harus dilakukan pada

puting yang tidak berbusa.

e. Jika lepuhannya berat, Anda bisa membiarkannya selama 24

jam, lalu keluarkan susu dan minum dengan sendok.

f. Perawatan teratur

g. Kebersihan harian harus dijaga.

h. Nutrisi ibu hamil jauh lebih baik dibanding saat hamil.

i. Para ibu harus memiliki kepercayaan diri dalam menyusui

bayinya.

j. Harap hindari perasaan cemas dan stres (Syaifuddin, 2015).

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 38/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

24

11. Tujuan Perawatan Payudara

a. Memperbaiki sirkulasi darah

b. Mencegah terjadinya bendungan ASI

c. Sederhanakan pengeluaran ASI

Adapun cara ibu nifas menjaga payudara dan membersihkan puting.

1). Pengertian

Cara membersihkan kotoran pada puting susu agar puting terangkat

agar tidak masuk ke mulut dan tertelan bayi

2). Persiapan Alat

a) Kapas

b) Air mendidih

c) Kaca

d) Kain (handuk bersih)

3). Cara Kerja

a) Kain katun direndam dalam air yang bisa dimakan

b) Bersihkan puting dengan kapas basah

c) Kemudian bersihkan dengan kain bersih

d) Sebelum dan sesudah menyusui.

B. Tinjauan Umum Tentang Pijat Oksitosin

1. Pengertian Pijat Oksitosin

Pijat menyusui merupakan solusi untuk mengatasi ASI yang tidak

lancar. Pijat menyusui adalah pijatan yang dilakukan di sepanjang

tulang belakang (vertebra) hingga tulang rusuk kelima hingga keenam

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 39/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

25

yang merupakan upaya untuk merangsang prolaktin dan oksitosin

setelah melahirkan (Rahayu, 2016). Pijat ASI yang sering untuk

meningkatkan kekurangan. ASI dipijat melalui oksitosin. Pijat

oksitosin dapat dilakukan dengan bantuan nenek atau ayah bayi. Pijat

oksitosin dilakukan untuk merangsang refleks oksitosin atau refleks

yang melemah (Rahayu, 2016).

Pijat oksitosin adalah pemberian ASI oleh suami kepada ibu

berupa pijat punggung pada punggung ibu untuk meningkatkan

produksi oksitosin. Pijat oksitosin yang dilakukan oleh suami akan

memberikan kenyamanan pada ibu menyusui (Rahayu, 2016). Pijat

oksitosin adalah gerakan melingkar dari leher ke tulang belikat pada

kedua sisi tulang belakang (vertebrae) sebagai upaya untuk

merangsang hormon oksitosin yang mempunyai efek merangsang

kontraksi rahim dan sekresi ASI Suherni et al., 2010, Nahdiah, 2015.

Cara yang dapat meningkatkan kelancaran ASI adalah menyusui

atau menyusui, yang bertujuan untuk memperlancar peredaran darah

dan mencegah produksi ASI tersumbat, sehingga mendorong

pemberian ASI. Selain itu, cara lain untuk mengatasi ASI yang tidak

berkelanjutan adalah dengan memijat oksitosin. Pijat oksitosin

mengacu pada chiropraktik dari tulang belakang leher (tulang

belakang leher) ke tulang belakang dada, yang merupakan upaya

untuk merangsang prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Tujuan

pijatan ini adalah untuk merangsang oksitosin, menenangkan ibu, dan

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 40/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

26

membiarkan ASI mengalir dengan sendirinya. Pijat oksitosin dapat

mengeluarkan ASI dengan cara mengurangi tersumbatnya saluran

produksi ASI, sehingga meningkatkan kelembutan ASI. (Latifa,

2015).
13
Refleks oksitosin dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan emosi

ibu. Perasaan ibu akan meningkat dan juga akan menghambat

pelepasan oksitosin. Hormon menyebabkan sel otot yang mengelilingi

pipa pemerah susu berkontraksi atau berkontraksi sehingga ASI

terdorong keluar dan dialirkan keluar dari pipa pemerah susu untuk

dihisap bayi. Oleh karena itu apabila ibu memiliki pikiran, perasaan

dan emosi yang kuat maka akan menghambat refleks oksitosin

sehingga menghambat dan menurunkan produksi ASI (Latifah, 2015).

2. Manfaat Pijat Oksitosin

Menurut Rahayu 2016, manfaat pijat oksitosin adalah sebagai berikut:

a) Secara psikologis membantu ibu menghindari stres.

b) Bangkitkan rasa percaya diri.

c) Membantu para ibu memiliki pikiran dan perasaan yang baik

untuk anak-anaknya.

d) Meningkatkan ASI

e) Menyederhanakan menyusui

f) Mengurangi kelelahan

g) Ekonomis dan praktis

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 41/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

27

3. Teknik Pijat Oksitosin Sesuai dengan Rekomendasi WHO

Untuk merangsang refleks oksitosin keluar, maka perlu dilakukan

pijat oksitosin. Pijat oksitosin dapat dilakukan sendiri atau dibantu

oleh suami atau keluarga. Jika ibu ingin melakukan sendiri maka ibu

dapat memijat ringan payudaranya atau merangsang puting susu

sambil memandang sang bayi jika dekat. Ibu juga dapat meminta

bantuan suami/keluarga untuk melakukan pemijatan pada searah

kedua posisi tulang punggung dan bahu (pijat oksitosin). Dukungan

suami yang dapat dilakukan oleh seorang wanita yang sedang

menyusui dengan melakukan pijat oksitosin secara teratur sehingga

memberikan hasil yang maksimal terkait dengan produksi ASI yang

dihasilkan.

Pijat oksitosin dapat dilakukakn pada 24 jam pertama setelah

persalinan untuk ibu yang bersaling normal, namun untuk ibu yang

bersaling secara section dapat dilakukan pada 24 jam kedua pasca

persalinan. Hal ini berbeda karena adanya keterbatasan fisik dan

mobilisasi yang di alami oleh ibu post section secarea pada 24 jam

pertama sehingga belum dapat dilakukan proses pemijatan.

Persiapan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pijat

oksitosin adalah:

a) Persiapan rungan yang mendukung privasi ibu (dapat dilakukan

dikamar / ruangan khusus untuk ibu menyusui)

b) Peralatan yang dibutuhkan

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 42/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

28

c) Minyak kelapa / baby oil

d) Kom kecil untuk tempat minyak kelapa

e) Waslap

f) Handuk

g) Air hangat

Langkah-langkah pijat oksitosin adalah sebagai berikut:

1) Ibu duduk mencondongkan tubuh ke depan, menyilangkan

tangan di atas meja, dan menyandarkan kepala di atas lengan.

2) Jangan memakai baju di bagian dada.

3) Seseorang menekan kedua sisi tulang belakang ibu dengan ibu

jari atau tinjunya.

4) Tekan dengan kuat dengan kedua tangan untuk membentuk

gerakan melingkar kecil, pijat dari leher ke bawah hingga ke

pundak selama 5 menit.

5) Pijat oksitosin dapat dilakukan 2 kali sehari selama 3 hari

berturut-turut, atau hingga ASI keluar dengan lancar. (Fikawati

Sandra, 2019).

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 43/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

29

Gambar 2.1 Pijat Oksitosin

Sumber : (Fikawati Sandra, 2016)

(Menurut Suhernih dkk, dalam Nahdiah, 2015) Cara melaksanakan

pijat oksitosin, yaitu:

a) Meminta bantuan orang lain untuk memijat punggung ibu

b) Membantu ibu membuka pakaian bagian atas.

c) Ibu duduk dengan santai dan nyaman, melipat kedua lengan

diatas sebuah meja didepannya, kemudian meletakkan kepala

diatas lengan tersebut. Sehingga kedua payudara menggantung.

d) Penolong menggenggam tangan/mengepal jari-jari tangan

kecuali ibu jari.

e) Pijatan dilakukan dari leher dikedua sisi tulang belakang kanan

dan kiri bersamaan sampai kearah tulang belikat selama 5 menit.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 44/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

30

4. Tanda-Tanda Refleks Oksitosin Aktif

Menurut Rahayu, 2016 tanda refleks Oksitan Aktif yaitu:

a. Sebelum atau selama menyusui, bayi mungkin akan merasakan

sakit, seperti diremas atau kesemutan.

b. Ketika dia memikirkan bayi atau mendengar bayi menangis, ASI

akan mengalir keluar.

c. Saat bayi menyusu, ASI akan menetas dari payudara satunya.

d. Jika bayi melepaskan ASI saat menyusu, ASI akan mengalir

dengan lembut dari payudara.

e. Rahim menyebabkan nyeri dan terkadang disertai dengan

pendarahan pada hari pertama kehidupan.

f. Bayi menghisap dan minum perlahan, menandakan bahwa ASI

mengalir dan tertelan oleh bayi.

g. Ibu merasa haus.

5. Penelitian yang relevan

a) Hasil penelitian Liva Maita (2016) tentang pengaruh pijat

oksitosin terhadap ASI Dari hasil penelitian, pijat oksitosin


17
berpengaruh signifikan terhadap ASI, dimana p value = 0,000 (p

<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pijat oksitosin

berpengaruh terhadap produksi ASI ibu yang lahir setelah BPM

Ernita (Amb. Keb Pekanbaru) tahun 2016.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 45/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

31

b) Hasil penelitian Sri Mukhodim Faridah Hanum (2017) tentang

Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI Metode

penelitian ini menggunakan desain quasy eksperiment dengan

rancangan penelitian eksperimen semu atau dengan rancangan

nonrandomized posttest without control group design.

Pengambilan sampel dengan purposive sampling. Sampel

berjumlah 30 orang ibu post partum normal yang dibagi dalam 2

kelompok, yaitu 15 responden pijat oksitosin dan 15 responden

tanpa pijat oksitosin. Hasil menunjukkan usia rata-rata ibu 20-35

tahun (92,5%), multipara (70%). Berdasarkan hasil analisis

dengan uji statistik chi-square didapatkan bahwa nilai t hitung

9,22 > t tabel 3,84 dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima.

c). Hasil penelitian Lailatif Nadiah Safitri (2015) tentang Pengaruh

Pijat oksitosin Terhadap Tanda Kelancaran ASI Pada Ibu Nifas di

wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan, analisa data tanda kecukupan

ASI setelah pijat oksitosin pada kelompok perlakuan dan kontrol

dengan uji Chi-Square didapatkan nilai p=0.008. Nilai p (0.008) <

0.05 berarti bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tanda

kelancaran ASI pada kelompok perlakuan dan kontrol. Nilai odds

ratio (OR) dengan confidence interval 95% didapatkan sebesar

9.750, berarti bahwa kelompok perlakuan memiliki peluang 9.750

kali lebih besar menunjukkan tanda kelancaran ASI dibandingkan

kelompok kontrol.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 46/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

32

C. Kerangka Konsep

1. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Pijat oksitosin merupakan tindakan yang dilakukan oleh keluarga

(khususnya suami pada ibu menyusui) berupa pengiriman kembali

informasi di punggung ibu untuk meningkatkan hormon oksitosin. Air

susu ibu (ASI) adalah susu yang dikeluarkan dari payudara setelah

melahirkan. ASI bersifat fleksibel dan mudah diperoleh, dapat

diminum pada suhu yang sesuai untuk bayi tanpa persiapan khusus,

ASI yang segar dan bebas kontaminasi bakteri, sehingga mengurangi

risiko penyakit saluran cerna. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan munculnya

variabel terikat (mengikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

oksitosin. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang

terpengaruh atau menjadi hasil akibat variabel bebas (variabel bebas).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelancaran pemberian

ASI.

2. Kerangka konsep penelitian

Pada penelitian ini terdapat variabel yang akan diteliti yang

didasarkan atas opini penelitian dan kemungkinan dapat dilaksankannya

penelitian makan disusun kerangka konsep sebagai berikut:

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 47/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

33

Variabel independen Variabel dependen

Pijat Oksitosin Kelancaran ASI

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Keterangan

: Variabel independen

: Variabel dependen

: Variabel yang di teliti

3. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana suatu variabel ini

dapat menjadi indikator variabel peneliti. Untuk memudahkan

memahami penelitian ini dan mendapatkan persepsi yang sama maka

variabel-variabel dalam penelitian akan dijelaskan dalam definisi

operasional sebagai berikut:

a. Pijat Oksitosin

Pijat oksitosin dalam penelitian ini adalah back massase pada

punggung bagian belakang ibu (vertebra) sampai cocsae 5-6 untuk

meningkatkan hormon oksitosin yang dilakukan 2 x sehari dan

dilakukan selama 3 hari dengan durasi 5 menit. Kriteria Obkektif

Ya : Jika dilakukan pijat oksitosin 2 x seahari durasi 5 menit

Tidak : Jika tidak dilakukan pijat oksitosin

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 48/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

34

b. Kelancaran ASI

Yang dimaksud kelancaran ASI dalam Penelitian ini adalah jumlah

ASI yang keluar. Indikatornya adalah sebagai berikut:

3. Payudara terasa tegang dan berisi

4. Asi dapat merembes keluar melalui puting susu

5. Ibu menyusui bayinya tanda jadwal

6. Frekuensi menyusui ≥ 8 kali sehari

7. BAK sebanyak 6 kali

8. BAB 2-3 kali sehari

9. Bayi tidak rewel

10.Lama tidur bayi sehabis menyusui 2-3 jam

Kriteria Objektif

Lancar : Jika memenuhi ≥ 6 indikator kelancaran ASI

Tidak Lancar : Jika ≤ 6 indikator kelancaran ASI

D. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI pada ibu

postpartum di Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten

Mamasa Tahun 2020.

2. Hipoteisi alternative (Ha)

Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap kelancaran ASI pada ibu

postpartum di Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten

Mamasa Tahun 2020.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 49/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dan post test only

control design. Penelitian dilakukan dengan memilih dua kelompok, satu

kelompok mendapat perlakuan dan satu kelompok tidak mendapat perlakuan

(Sukamdinata, 2016). Tentukan skor post-test untuk menggunakan teks akhir

untuk mengukur perbedaannya. Rancangan penelitian ini dapat diuraikan

sebagai berikut:

Kelompok Perlakukan Posttest


Eksperiment XI O1
Kontrol - O2
Tabel 3.1 Design penelitian ini Postest Only Control Design

Keterangan :

01 = Posttest kelompok Eksperimen

02 = Posttest Kelompok Kontrol

X1 = Perlakuan

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di Puskesmas Tabulahan Kecamatan

Tabulahan Kabupaten Mamasa.


14
2. Waktu penelitian

Penelitian ini rencana akan dilaksanakan pada bulan Februari - April

Tahun 2020.

35

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 50/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

36

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah total yang tersusun atas objek atau subjek

dengan ciri dan sifat tertentu yang ditentukan oleh peneliti dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sujarweni, 2015). Populasi penelitian adalah

seluruh ibu nifas yang mendapat pijat oksitosin di wilayah kerja

Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa pada

bulan Februari 2020 hingga Mei 2020 untuk memastikan kelancaran

pemberian ASI.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari banyak karakteristik populasi yang

digunakan untuk penelitian.Jika penelitian dalam jumlah besar tidak dapat

digunakan semuanya untuk penelitian, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga dan waktu, peneliti dapat menggunakan sampel yang diperoleh

dari populasi tersebut. Oleh karena itu, sampel yang diambil dari populasi

harus benar-benar representatif dan harus valid yaitu dapat mengukur

analitnya (Sujarweni, 2015).

Besar sampel penelitian adalah 30-500 sampel. Jika bersifat

penelitian eksperimental maka jumlah maksimal setiap kelompok

perlakuan adalah 10 sampai 20 sampel (Sani, 2018). Sampel penelitian

adalah ibu nifas yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tablaham bulan

Februari 2020 sampai April 2020, dan dipilih 30 sampel sasaran.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 51/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

37

3. Tehnik Sampling

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Purposive

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan membatasi jumlah

populasi berdasarkan variabel yang telah di tentukan oleh peneliti yaitu

kriteria inklusi dan ekslusi :

a) Kriteria inklusi :

1) Ibu dengan persalianan normal

2) Ibu primigravida

3) Ibu yang tidak mengkonsumsi obat pelancar ASI.

4) Ibu postpartum hari pertama

5) Bersedia menjadi responden

b) Kriteria eksklusi :

1) Ibu dengan persalinan section sesaria

2) Ibu multigravida

3) Ibu yang tidak kooperatif dalam pemijatan

4) Tidak bersedia menjadi responden.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer
15
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh

peneliti langsung dari sumber data. Data primer disebut juga data mentah

atau data baru yang sifatnya up-to-date. Data asli merupakan data yang

diperoleh langsung dari responden penelitian dengan menggunakan tabel

observasi yang telah disediakan dengan menggunakan alat ukur.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 52/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

38

2. Data Sekunder

Data pembantu disebut juga data sekunder. Data sekunder merupakan

data yang diperoleh melalui pihak lain, dan peneliti tidak dapat

memperolehnya secara langsung dari objek penelitian. Biasanya berupa

data dokumen atau data laporan yang tersedia (Saryono, 2014). Dalam

penelitian ini, data pembantu berasal dari data ruang nifas Puskesmas

Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar identitas pasien

dan kuesioner pengukuran produksi ASI. Alat dalam penelitian ini antara lain

1. Lembar identitas responden

Lembar identitas responden yang berisikan informasi responden yaitu

terdiri dari nomor responden, nama (inisial), alamat, umur, paritas dan

pendidikan terakhir.

2. Observasi Kelancaran ASI

Observasi pengeluaran ASI dengan melihat indikator lancar atau tidak

lancar ASI dari faktor bayi.

Dari indikator faktor bayi dikatakan banyak jika memiliki nilai skor ≥

mean, jika distribusi data normal dan nilai skor ≥ median jika distribusi

tidak normal. Dan dikatakan ASI kurang jika memiliki skor < mean, jika

distribusi normal. dan nilai skor < median jika distribusi data tidak normal.

Sehingga dikatakan banyak jika skor 5-3 dan dikatakan kurang jika skor

lebih kecil < 1.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 53/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

39

F. Analisis data

1. Tehnik Pengolahan data

Tehnik data dilakukan setelah pengumpulan data dengan maksimal agar

data yang dikumpulkan memiliki sifat yang jelas. Setelah data terkumpul,

proses datanya sebagai berikut:

a. Editting

Periksa keakuratan dan kelengkapan data yang dikumpulkan untuk

pemrosesan lebih lanjut yang lebih mudah dan lebih cepat

b. Coding

Pengkodean data bertujuan untuk memprediksi data kualitatif dan

membedakan berbagai karakter. Penyediaan kode ini diperlukan,

terutama dalam kasus pemrosesan data.

c. Tabulating

Jadikan data dan lembar kerja asli menjadi tabel, dan hitung beberapa

data secara statistik. Oleh karena itu, peneliti harus membuat tabulasi

dan menggunakan kriteria tertentu untuk memudahkan penguji

hipotesis.

d. Entry Data

Artinya, memasukkan data ke dalam tabel utama sesuai dengan

teknologi analisis data yang digunakan.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 54/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

40

2. Analisis data
1
a. Analisis Univariat

Variabel penelitian dijelaskan dan disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi:

P = f xK
n
Keterangan :

P : Presentase

F : Frekuensi

n : Jumlah populasi

K : Konstanta (100 %)

b. Analisis Bivariat

Menggunakan uji chi-square (X2) untuk menganalisis dan mengolah

data yang dikumpulkan dalam penelitian menggunakan rumus sebagai

berikut:
1
X2 = n (ad-bc)2
(a+b)(b+d(a+b)(c+d)

Keterangan :

X 2 = Nilai chi-square

n = Jumlah sampel penelitian

Ad = Jumlah sampel yang mengalami perubahan

Bc = Jumlah subjek yang tidak mengalami perubahan tetap (Budiman,

2014).

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 55/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

41

Selanjutnya hasil tersebut akan diolah untuk menentukan apakah ada

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen

menggunakan rumus Uji Chi-square.

1. Ho di tolak dan Ha di terima (Jika nilai p < a = 0,05) yang berarti ada

hubungan

2. Ho di terima dan Ha ditolak (Jika nilai p > a = 0,05) yang berarti tidak ada

hubungan.
1
G. Etika Penelitian

Etika penelitian kebidanan merupakan isu yang sangat penting dalam

penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung dengan

manusia maka aspek etika penelitian harus diperhatikan. Etika penelitian

yang harus diperhatikan adalah:

1. Informed Consed

Bentuk kesepakatan antara peneliti dan subjek penelitian adalah dengan

memberikan formulir persetujuan, jika subjek bersedia menandatangani


6
formulir persetujuan, jika subjek tidak bersedia maka peneliti harus

menghormati hak pasien.

2. Anomity (tanpa nama)

Memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat

ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau

hasil penelitian yang akan disajikan.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 56/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

42

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan

dilapokan pada hasil riset (Hidayat, 2016).

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 57/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2020 di

Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa. Penelitian

ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasi Eksperimen dengan

desain Randomized posttest Only Control Design. Populasi pada penelitian ini

adalah semua ibu postpartum yang di lakukan pemijatan oksitosin tarhadap

kelancaran ASI pada bulan Februari-Mei 2020 diperoleh sampel sebanyak 30

orang dengan menggunakan teknik pengambilan sampel secara Purposive

Sampling.

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan Umur

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur di Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan
Kabupaten Mamasa
Tahun 2020

Umur Frekuensi Persentase (%)


<20 Tahun 1 3,3
20-35 Tahun 29 96,7
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer 2020s
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang dijadikan

sebagai sampel, terdapat kategori umur <20 tahun sebanyak 1 orang

(3,3%) dan umur 20-35 tahun sebanyak 16 orang (53,3%).

42

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 58/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

43

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan di Puskesmas Tabulahan Kecamatan
Tabulahan Kabupaten Mamasa
Tahun 2020

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)


SD 13 43,3
SMP 10 33,3
SMA 7 23,4
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang dijadikan

sebagai sampel, responden yang berpendidikan SD sebanyak 13 orang

(43,3%), SMP sebanyak 10 orang (33,3%) dan SMA sebanyak 7 orang

(23,4%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan di Puskesmas Tabulahan Kecamatan
Tabulahan Kabupaten Mamasa
Tahun 2020

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)


IRT 25 83,3
Honorer 5 16,7
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 30 responden yang dijadikan

sebagai sampel, responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 25 orang

(83,3%) dan honorer sebanyak 5 orang (16,7%).

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 59/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

44

2. Analisis Univariat

a. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pijat Oksitosin

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pijat
Oksitosin di Puskesmas Tabulahan Kecamatan
Tabulahan Kabupaten Mamasa
Tahun 2020

Pijat Oksitosin Frekuensi Persentase (%)


Perlakuan 15 50,0
Kontrol 15 50,0
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 30 responden dijadikan

sampel, kelompok perlakuan pijat oksitosin sebanyak 15 orang (50,0%) dan

kelompok kontrol sebanyak 15 orang (50,0%).

b. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelancaran ASI

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelancaran
ASI di Puskesmas Tabulahan Kecamatan
Tabulahan Kabupaten Mamasa
Tahun 2020

Kelancaran ASI Frekuensi Persentase (%)


Lancar 17 56,7
Tidak Lancar 13 43,3
Jumlah 30 100,0
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 30 responden dijadikan

sampel, yang mengalami kelancaran ASI sebanyak 17 orang (56,7%) dan tidak

lancar sebanyak 13 orang (43,3%).

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 60/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

45

3. Analisis Bivariat

Tabel 4.6
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu Post
Partum di Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan
Kabupaten Mamasa
Tahun 2020

Kelancaran ASI Pada


Ibu Post Partum
Jumlah α=0,05
Pijat Oksitosin Lancar Tidak
Lancar
N % N % n % P:0.001
Ya 13 86,7 2 13,3 15 100
Tidak 4 26,7 11 73,3 15 100
Jumlah 17 60,0 13 40,0 30 100

Sumber : Data Primer 2020

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa dari 30 responden dijadikan sampel,

yang dilakukan pijat oksitosin sebanyak 15 orang, terdapat 13 orang

(86,7%) mengalami kelancaran ASI dan 2 orang (13,3%) tidak mengalami

kelancaran ASI. Sedangkan yang tidak dilakukan pijat oksitosin sebanyak

15 orang, terdapat 4 orang (26,7%) mengalami kelancaran ASI dan 11 orang

(73,3%) tidak mengalami kelancaran ASI

Dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan ρ=0,001<dari

α=0,05, ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada

pengaruh pijat oksitosin dengan kelancaran ASI pada ibu post partum.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 61/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

46

5
B. Pembahasan

Pijat oksitosin merupakan tindakan yang dilakukan oleh keluarga

(khususnya suami pada ibu menyusui), berupa pijat punggung pada punggung

ibu untuk meningkatkan hormon oksitosin. Pijat oksitosin untuk penanganan

involusi uterus. Dari peran fisiologis pijat oksitosin, pijat adalah merangsang

kontraksi otot polos rahim selama dan setelah melahirkan, yang dapat

mempercepat proses involusi rahim. Pemijatan oksitosin dapat merangsang

kelenjar hipofisis anterior dan posterior untuk melepaskan hormon oksitosin.

Hormon oksitosin tersebut memicu kontraksi otot polos rahim, sehingga

menyebabkan rahim beregenerasi. Jika muncul tanda-tanda refleks oksitosin,

itu adalah nyeri akibat kontraksi uterus. Air susu ibu (ASI) adalah susu cair

yang dikeluarkan dari payudara setelah melahirkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden dijadikan

sampel, yang dilakukan pijat oksitosin sebanyak 15 orang, terdapat 13 orang

(86,7%) mengalami kelancaran ASI dan 2 orang (13,3%) tidak mengalami

kelancaran ASI. Sedangkan yang tidak dilakukan pijat oksitosin sebanyak 15

orang, terdapat 4 orang (26,7%) mengalami kelancaran ASI dan 11 orang

(73,3%) tidak mengalami kelancaran ASI. Dengan menggunakan uji Chi-

Square didapatkan ρ=0,001<dari α=0,05, ini berarti Ho ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian ada pengaruh pijat oksitosin dengan kelancaran

ASI pada ibu post partum

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 62/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

47

Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa masih ada 2

orang yang kurang lancar dalam pengeluaran ASI sementara sudah dilakukan

pijat oksitosin. Hal ini dikarenakan ibu tersebut memiliki putting susu

terbenam sehingga menyulitkan ibu dalam mengeluarkan ASI nya. Sementara

4 orang kelompok kontrol atau tidak diberikan pijat oksitosin namun ASI nya

lancar. Hal ini dikarenakan menurut ibu, pada awal kehamilan sampai hamil

tua, ibu rajin melakukan perawatan payudara dan juga sering mengkonsumi

kacang-kacangan sehingga tanpa diberikan pijat oksitosin, ASI ibu menjadi

lancar dan juga ibu tersebut sebelumnya memberikan ASI kepada anak

sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Arminah (2017) di Puskesmas Sidomulyo

menunjukkan bahwa dari 46 orang yang dijadikan sampel, 28 orang mengalami


4
ASI lancar setelah mendapat pijat oksitosin, p = 0,006 yang artinya Ho ditolak,

Ha diterima. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Wunarti (2018) di

wilayah kerja Puskesmas Girianyar Kutai Kartanegara menunjukkan bahwa

dari 32 orang yang dijadikan sampel, 24 orang mengalami menyusui mantap

setelah mendapat pijat oksitosin, p-value = 0,006, Artinya Ho ditolak dan Ha

diterima. Hasil penelitian Diaengrum Arbito (2016) di Puskesmas Cengkareng

menunjukkan bahwa dari 34 orang yang dijadikan sampel, 23 orang mengalami

ASI lancar setelah mendapat pijat oksitosin, p = 0,034 yang artinya Ho ditolak.
5
Dan Ha diterima. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rismayana, A

(2017) di Puskesmas Cinere menunjukkan bahwa dari 87 orang yang dijadikan

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 63/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

48

sampel terdapat 59 orang yang mengalami pengeluaran ASI lancar setelah

diberikan pijat oksitosin dengan nilai p = 0,011 yang berarti Ho ditolak dan Ha

diterima. Peneliti percaya bahwa oksitosin juga dapat menyebabkan kontraksi

rahim. Kontraksi ini membantu mengurangi pendarahan, tetapi terkadang

menyebabkan nyeri rahim dan pendarahan selama beberapa hari pertama

menyusui.

Proses produksi ASI hanya membutuhkan waktu beberapa menit atau

selama satu jam atau bahkan lebih lama lagi, namun kali ini sebaiknya

diberikan kepada ibu dan bayi (minimal satu atau dua jam) untuk mulai saling

mengenal. Padahal, bagi ibu nifas yang mendapat oksitosin di Puskesmas

Tablaham, pijat oksitosin berpengaruh pada kelancaran menyusui, sedangkan

bagi ibu nifas yang hanya mengamati kurang menyusu, pijat oksitosin efektif

untuk menyusui. Seks berdampak.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 64/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

49

C. Keterbatasan Peneliti

Setelah dilakukan analisis data dan dituangkan dalam pembahasan, adapun

keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Penelitian tersebut telah dilaksanakan dan dilakukan sesuai dengan

prosedur ilmiah, namun masih tetap memiliki keterbatasan.

b) Peneliti sebagai peneliti pemula sehingga dalam penelitian ini masih

banyak kekurangan sehingga hasilnya masih jauh dari kesempurnaan.

Waktu penelitian bertepatan dengan kegiatan perkuliahan online dan

kondisi pandemic Covid 19, sehingga peneliti kesulitan membagi

waktu, tetapi dengan adanya bantuan dari berbagai pihak sehingga

peneliti bisa menyelesaikan penelitian ini.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 65/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Februari sampai April

2020 di Puskesmas Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa

maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden dijadikan sampel,

yang dilakukan pijat oksitosin sebanyak 15 orang (50,0%) dan tidak

dilakukan pijat oksitosin sebanyak 15 orang (50,0%).

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 responden dijadikan sampel,

yang mengalami kelancaran ASI sebanyak 17 orang (56,7%) dan tidak

lancar sebanyak 13 orang (43,3%)

3. Terdapat pengaruh pijat oksitosin dengan kelancaran ASI pada ibu post

partum dengan nilai p=0,001.

B. Saran

Setelah penelitian dan kesimpulan, penulis memberikan saran sebagai

berikut:

1. Saya berharap agar ibu memahami teknik dan metode oksitosin selama

proses pijat oksitosin, sehingga ibu dapat melakukan pijat oksitosin untuk

suami dan anggota keluarganya di rumah.

2. Mengharapkan bidan melakukan asuhan apapun atas dasar asuhan bidan,

sehingga mereka dapat menemukan masalah dan bertindak cepat dan tepat,

khususnya dalam pijat oksitosin untuk mendorong pemberian ASI.

50

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 66/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

51

3. Saya berharap agar petugas kesehatan khususnya yang ada di Puskesmas

Tabulahan Kecamatan Tabulahan Kabupaten Mamasa selalu

memperhatikan prosedur operasi standar dalam melakukan pijat oksitosin.

4. Harapannya peneliti selanjutnya akan menggunakan variabel lain untuk

mengecek, dan data yang diperoleh lebih akurat.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 67/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

52

DAFTAR PUSTAKA

Atabik, A. 2017. Faktor Ibu Yang Berhubungan Dengan Praktik Pemberian ASI
Ekslusif, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Nuga Medika.

Astutik, 2016. Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui Edisi Pertama.

Anggraini, 2015. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. Jakarta:


Rineka Cipta.
Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta

Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Nifas Normal. Jakarta : ECG

Bobak, 2017. Buku Ajar Tentang Perawatan Payudara” Edisi 6 Jakarta : EGC

Endah,N.S., Masdinarsah, I. 2011. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap


Pengeluaran Kolustrum Pada Ibu Postpartum Di Ruang Kebidanan Di
Rumah sakit Muhammadiyah Bandung.

Fikawati Sandra, 2016. Buku Ajar ilmu gizi ibu dan anak. Jakarta : Rajawali
Pustaka Belajar.
Hidayat, A. 2016. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data
Pertama.
Jakarta: Salemba Medika.

Italia, 2018. Mengenal ASI Eksklusif, Jakarta : PT Pustaka pembangunan


Swadaya Nusantara.
Latifah, 2015. Manajemen Laktasi, Jakarta : Gramedia
Maita, L. 2016. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muh. Azzar. 2016. Asuhan Neonatus, bayi dan anak balita. Jakarta: Salemba
Medika.

Nadia, Lailatif S. 2015. “Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Tanda Kecukupan


ASI Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngoresan”

Perisia,. 2016. Tentang Pengertian ASI. Yogyakarta: Nuha Offest.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 68/69
23/1/2021 (Unimerz - 2021) - Rahmaida Skripsi - Rahmaida.docx - RAHMAIDA

53

Rusdiarti, 2016. Payudara dan Laktasi. Jakarta : Salembah Medika.

Suherni, Y. 2016. Asuhan Kebidahan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihanna.

Suherni. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas” Jakarta : FKUI


(Askep 3). Yogyakarta: Nuha Medika

Sujarweni, 2015. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Sani, 2018. “Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan


Pedoman Skripsi, Tesis dan instrument Penelitian Keperawatan” Jakarta :
Salembah Medika.

https://lldikti9.turnitin.com/viewer/submissions/oid:22918:4806258/print?locale=en 69/69

Anda mungkin juga menyukai