P E N D AH U L U AN
1
7. Apa saja macam-macam kesenian khas betawi ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah mengenai suku betawi ini yaitu untuk mengetahui
sejarah s u k u b e t a w i , m e m a h a m i b u d a y a b e t a w i d a r i m e t i o l o g i , s e j a r a h
suku betawi,bahasa yang digunakan, agama dan kepercayaan serta
m i t o s y a n g b e r k e m b a n g d i m a s y a r a k a t , makanan khas betawi, profesi,
perilaku dan sifat masyarakat betawi. .0dapun man(aat dari penulisan makalah
ini diharapkan dapat menambah pengetahuantentang suku betawi
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kebudayaan merupakan salah satu buah pikiran baik berupa benda maupun
tindakan yang mana senantiasa perlu kita lestarikan guna menjaga sejarah yang telah
ada.
2. Ki Hajar Dewantara
3. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun
hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
4.Effat al-Syarqawi
3
5.Parsudi Suparlan
7.Dr.Moh.Hatta
8.Mangunsarkoro
Kebudayaan adalah segala yang merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti
yang seluas-luasnya
9.Drs.Sidi Gazalba
Kebudayaan adalah cara berfikir dan merasa yang menyatakan diri dalam seluruh
segi kehidupan dari segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dengan suatu
ruang dan suatu waktu.
10.Djojodigono(1958)
Unsur-unsur kebudayaan digolongkan kepada unsur besar dan unsur kecil yang
lazimnya disebut dengan istilah culture universal karena di setiap penjuru dunia manapun
kebudayaan tersebut dapat ditemukan, seperti pakaian, tempat tinggal, dan lain
sebagainya. Beberapa dari orang yang sarjana telah mencoba merumuskan unsur-unsur
pokok kebudayaan, seperti Bronislaw Malinowski dan C. Kluckhoh.
a. Bronislaw Malinowski
4
Bronislaw Malinowski menyatakan bahwa ada empat unsur pokok kebudayaan yang
meliputi sebagai berikut...
b. C. Kliucckhohn
Kliucckhohn menyebutkan ada tujuh unsur kebudayaan, yaitu sistem mata
pencaharian hidup; sistem peralatan dan teknologi; sistem organisasi kemasyarakatan;
sistem pengetahuan; bahasa; kesenian; sistem religi dan upacara keagamaan.
5
6
BAB IV
PENUTUP
4.1 Pembahasan
Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya
bertempat tinggal di Jakarta. Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan
bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi
adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan
oleh Belanda ke Batavia. Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang
menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga
kebudayaan Melayunya. Pengakuan terhadap adanya orang Betawi sebagai sebuah
kelompok etnis dan sebagai satuan sosial dan politik dalam lingkup yang lebih luas,
yakni Hindia Belanda, baru muncul pada tahun 1923, saat Husni Thamrin, tokoh
masyarakat Betawi mendirikan Pemoeda Kaoem Betawi. Baru pada waktu itu pula
segenap orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang
Betawi.
Orang betawi menggunakan bahasa betawi atau melayu dialek Jakarta atau melayu
Batavia (bew). Suku betawi memiliki kesenian khas Betawi, baik itu berupa tarian, teater,
music, lagu, dan sebagainya. Contohnya seperti Ondel-ondel, Tanjidor, Tari Belenggo,
dan Tari Lenggong Nyai. Senjata khas dari suku betawi yaitu Bendo, golok khas betawi
yang salah satu ujungnya yang dilapisi oleh kayu. Rumah kebaya pun adalah salah satu
rumah khas suku betawi. Tidak dipungkiri, makanan merupakan hal yang sangat penting,
suku betawi memiliki makanan khas tersendiri, seperti gabus pucung, laksa betawi. sayur
babanci, sayur godog, soto betawi, ayam sampyok, kerak telor, asinan betawi, dan nasi
uduk. Mayoritas masyarakat betawi memeluk agama islam, itu dikarenakan masyarakat
Indonesia mayoritas islam pula. Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain jiwa
sosial mereka sangat tinggi, orang Betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama, serta
masyarakat Betawi sangat menghargai pluralisme.
7
4.2 SARAN
Suku betawi adalah suku yang bertempat tinggal di Jakarta, namun dari tahun ke
tahun suku betawi asli malah terusir bahkan harus pindah ke kota lain. Padahal, tidak
dipungkiri lagi bahwa masyarat asli suku betawi lah yang telah mendiami lama Jakarta,
mengembangkan seni dan budaya dari hasil akal pikiran masyarat betawi tersebut.
Saransaya, sebaiknya kita lebih menghargai masyarakat asli suku betawi, menjaga,
melestarikan serta mempelajari seni-seni serta kebudayaan suku betawi. Jangan pula
sampai seni dan kebudayaan suku betawi punah atau pun di klaim oleh luar negeri.