Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan

masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat

penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya pengembangan

kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi tumbuh

kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem

pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu

dapat dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau

semua sasaran yang membutuhkan pelayanan, salah satunya adalah

layanan tumbuh kembang anak (Depkes RI, 2006).

Kegiatan pemantauan pertumbuhan di Indonesia telah

dilaksanakan sejak tahun 1974 melalui penimbangan bulanan di

posyandu dengan menggunakan KartuMenuju Sehat (KMS).KMS

memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks

antropometri berat badan menurut umur.Dengan penimbangan

1
bulanan ini diharapkan gangguan pertumbuhan setiap anak dapat

diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara cepat dan

tepat.Pemantauan pertumbuhan perlu ditingkatkan perannya dalam

tindak 2 kewaspadaan untuk mencegah memburuknya keadaan gizi

balita (Depkes RI, 2002).Perubahan berat badan merupakan indikator

yang sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. Bila

kenaikan berat badan anak lebih rendah dari yang seharusnya,

pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan mengalami

kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar dari

yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi (Depkes RI,

2009).Pemantauan pertumbuhan saat ini merupakan kegiatan utama

posyandu yang jumlahnya mencapai lebih dari 260.000 yang tersebar

di seluruh Indonesia.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan

bahwa sebanyak 74,5% (sekitar 15 juta) balita pernah ditimbang

minimal 1 kali selama 6 bulan terakhir; 60,9% diantaranya lebih dari 4

kali. Sebanyak 65 % (sekitar 12 juta) balita memiliki KMS (Depkes RI,

2009).Semua informasi atau data yang diperlukan untuk pemantauan

pertumbuhan balita, pada dasarnya bersumber dari data berat badan

hasil penimbangan balita bulanan yang diisikan ke dalam KMS untuk

dinilai naik (N) atau tidaknya (T). Tiga bagian penting dalam

pemantauan pertumbuhan adalah : ada kegiatan penimbangan yang

2
dilakukan terus menerus secara teratur, ada kegiatan mengisikan data

berat badan anak ke dalam KMS, serta ada penilaian naik atau

turunnya berat badan anak sesuai dengan arah garis pertumbuhannya

(Depkes RI, 2002). 3 Pelaksanaan kegiatan posyandu memerlukan

peran serta masyarakat, khususnya kader posyandu.Kader posyandu

berasal dari anggota masyarakat yang mau bekerjasama secara

ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta

sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan

posyandu, sehingga keaktifan kader sangat diperlukan dalam kegiatan

ini.Keaktifan kader di Puskesmas Sidorejo Kidul semakin

menurun.Kinerja posyandu sangat tergantung dari peran, motivasi,

dan kemampuan para kader dalam melaksanakan kegiatan

posyandu.Hal inilah yang perlu disadari mengingat timbulnya berbagai

faktor yang mempengaruhi kinerja dan motivasi kader posyandu, baik

secara internal maupun eksternal (Alven, 2008).

B. Rumusan masalah

Apakah yang dimaksud dengan posyandu ?

C. Tujuan penulisan

Untuk mengetahui tentang posyandu , tujuan dan manfaat dari

posyandu

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana

masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga

Berencana (KB) dan kesehatan antara lain : gizi, imunisasi, Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) dan penanggulangan diare. Definisi lain Posyandu

adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,

untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka

Kematian Ibu dan Bayi.

Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang

dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas

terkait. (Departemen Kesehatan RI. 2006). Posyandu adalah pusat

kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga

berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu

bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

4
dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk

memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.

(Pusat Promosi Kesehatan.2012)

B. Tujuan Posyandu

Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia

subur. Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader

bersama Kepala Desa dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

(LKMD) serta penyelenggaraannya dilakukan oleh kader yang terlatih

dibidang KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh masyarakat, pemuda

dengan bimbingan tim pembina LKMD tingkat kecamatan. Kader

adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat

setempat yang disetujui oleh LKMD dengan syarat; mau dan mampu

bekerja secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf latin dan

mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat.Posyandu

dapat melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu hamil, ibu

menyusui, bayi dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS).

Biasanya dilaksanakan satu kali sebulan ditempat yang mudah

didatangi oleh masyarakat dan ditentukan masyarakat sendiri.

Tujuan posyandu antara lain:

5
1. Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu

hamil), melahirkan dan nifas.

2. Membudayakan NKBS

3. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang

untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.

4. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,

gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga

sejahtera.(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)

C. Kegiatan Pokok Posyandu

a. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

b. KB (Keluarga Berencana)

c. Imunisasi

d. Gizi

e. Penanggulangan diare(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM

USU. 2007)

D. Pelaksanaan Layanan Posyandu

Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan

sistem 5 meja yaitu :

1. Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui

6
2. Meja 2 Penimbangan balita

3. Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan

4. Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil

dan ibu menyusui

5. Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit

a. Kegiatan Di MEJA 1

1) Pendaftaran Balita

a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita

b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah

ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik

kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita

diminta membawa anaknya menuju tempat penimbangan.

c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut

penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru,

kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada

secarik kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS,

kemudian ibu balita diminta membawa anaknya ke tempat

penimbangan.

2) Pendaftaran ibu hamil

a. Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.

7
b. Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung

menuju ke meja 4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh

kader serta pelayanan oleh petugas kesehatan di meja 5.

c. Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada

secarik kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung

kepada petugas kesehatan di meja 5.

b. Kegiatan di MEJA 2

1) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak

dicatat pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan

kertas ini kembali ke dalam KMS.

2) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3,

meja pencatatan.

c. Kegiatan di MEJA 3

1) Buka KMS balita yang bersangkutan.

2) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke

KMSnya.

3) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia

pada KMS.

4) Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu

tersebut.

5) Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan

lahir anak sesuai ingatan ibunya.

8
6) Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang

sekarang, perkirakan bulan lahir anak dan catat.

d. Kegiatan di MEJA 4

1) Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak,

perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini.

Kemudian ibu balita diberi penyuluhan.

2) Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu

memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama

kehamilan pada petugas kesehatan atau bidan

3) Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya

ASI, kapsul iodium/garam iodiumdan vitamin A.

e. Kegiatan di MEJA 5

Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan

pelayanan KB, imunisasi sertapemberian oralit. Kegiatan ini

dipimpin dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari

Puskesmas.

E. Kegiatan Posyandu

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan atau pilihan, yaitu :

1. Kegiatan Utama

a.Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

9
b. Ibu hamil Pelayanan meliputi :

1) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang

dilakukan oleh kader kesehatan.

2) Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran

tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang

periksa dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila

ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke Puskesmas.

3) Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada

hari buka Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan

tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan

menyusui, KB dan gizi ibu hamil, perawatan payudara dan

pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir dan senam

ibu hamil.

c. Ibu nifas dan menyusui Pelayanannya meliputi :

1) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan

lahir.

2) Pemberian vitamin A dan tablet besi

3) Perawatan payudara iv.Senam ibu nifas v. Bila ada petugas

kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat dilakukan

pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan pmeriksaan

lochea.

10
d. Bayi dan anak balita Jenis pelayanan untuk bayi dan balita

mencakup :

1) Penimbangan

2) Penentuan status gizi

3) Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita iv.Jika ada

petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan

kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang.

Bila ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.

e. Keluarga Berencana

Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh

kader adalah pemberian pil dan kondom.Bila ada petugas

keehatan maka dapat dilayani KB suntik dan konseling KB.

f. Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan

bila ada petugas kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan

imunisasi yang diberikan yang sesuai program, baik untuk bayi,

balita maupun untuk ibu hamil, yaitu : BCG, DPT, hepatitis B,

campak, polio, dan tetanus toxoid.

g. Gizi Pelayanan

gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk

pelayanannya meliputipenimbangan berat badan, deteksi dini

gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT,

11
pemberian vitamin A dan pemberian sirup besi (Fe). Untuk ibu

hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan yodium untuk

daerah endemis gondok.

h. Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain

dengan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Penanggulangan diare antara lain dengan cara penyuluhan

tentang diare dan pemberian oralit atau larutan gula garam.

2. Kegiatan Pengembangan

Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan

baru, misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan

penyakit menular dan berbagai program pembangunan masyarakat

desa lainnya. Posyandu demikian disebut dengan Posyandu

Plus.Penambahan kegiatan baru tersebut dapat dilakukan bila

cakupan kegiatan utamanya di atas 50%, serta tersedianya

sumberdaya yang mendukung.

F. Manfaat Posyandu

Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB,

imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

a. Kesehatan ibu dan anak

12
1) Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan

kehamilan dan nifas, pelayanan peningkatan gizi melalui

pemberian vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk

ibu hamil.

2) Pemberian Vitamin A: Pemberian vitamin A dosis tinggi pada

bulan Februari dan Agustus (Bagian Kependudukan dan

Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya vitamin A

adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan

penyakit. (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)

3) Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan

di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan

secara rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan

mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita.

Dari penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data

tersebut dapat diketahui status pertumbuhan balita (Dinas

Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu

baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak

akan baik pula.

4) KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau

pekembangan balita dengan melihat garis pertumbuhan berat

badan anak dari bulan ke bulan pada KMS dapat diketahui

13
status pertumbuhan anaknya. Kriteria Berat Badan balita di

KMS:

a) Berat badan naik : Berat badan bertambah mengikuti salah

satu pita warna, berat badan bertamabah ke pita warna

diatasnya.

b) Berat badan tidak naik : Berat badanya berkurang atau

turun, berat badan tetap, berat badan bertambah atau naik

tapi pindah ke pita warna di bawahnya.

c) Berat badan dibawah garis merah : Merupakan awal tanda

balita gizi buruk. Pemberian makanan tambahan atau PMT,

PMT diberikan kepada semua balita yang menimbang ke

posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 104

b. Keluarga Berencana

Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi

kondom, pil KB, dan suntik KB.

c. Imunisasi

Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi.

Macam imunisasi yang diberikan di posyandu adalah:

1) BCG untuk mencegah penyakit TBC.

2) DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan),

tetanus.

3) Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.

14
4) Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit

kuning).

d. Peningkatan Gizi

Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan

balita, sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo,

Soekidjo. 2003: 205). Peningkatan gizi balita di posyandu yang

dilakukan oleh kader berupa pemberian penyuluhan tentang ASI,

status gizi balita, MP-ASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh

kembang anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).

e. Penanggulangan diare

Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006:

127).Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan

tanda bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006:

129). Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader

posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)

Selain itu, dalam Buku Saku Posyandu (Pusat Promosi

Kesehatan.2012) menyebutkan bahwa manfaat posyandu adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

a) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi

dan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.

15
b) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak

menderita gizi kurang atau gizi buruk.

c) Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A.

d) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

e) Ibu hamil akan terpantau berat badannya dan memperoleh

tablet tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid

(TT).

f) Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dan tablet tambah

darah (Fe).

g) Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang

kesehatan ibu dan anak.

h) Apabila terdapat kelainan pada bayi, anak balita, ibu hamil,

ibu nifas dan ibu menyusui dapat segera diketahui dan

dirujuk ke puskesmas.

i) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang

kesehatan ibu, bayi, dan anak balita.

2. Bagi Kader

a. Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu

dan lebih lengkap.

b. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh

kembang anak balita dan kesehatan ibu.

16
c. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang

terpercaya dalam bidang kesehatan.

d. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi

pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.(Pusat Promosi

Kesehatan.2012)

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedatangan ibu di posyandu

1. Pengetahuan ibu tentang manfaat posyandu.

2. Motivasi ibu untuk membawa anaknya ke posyandu

3. Pekerjaan ibu

4. Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat

5. Sarana dan prasarana di posyandu

6. Jarak dari posyandu tersebut

H. Posyandu Lansia

1. Definisi

posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk

masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah

disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa

mendapatkan pelayanan kesehatan.

17
2. Tujuan

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara

lain :

a. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di

masyarakat, sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang

sesuai dengan kebutuhan lansia

b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta

masyarakat dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping

meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

3. Sasaran

a. Sasaran langsung

Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), Kelompok usia lanjut

(60 tahun keatas),Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70

tahun ke atas)

b. Sasaran tidak langsung

Keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang

bergerak dalam pembinaan usia lanjut, masyarakat luas

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:

a. Meja 1: Pendaftaran

18
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut.

Lansia yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju

meja selanjutnya.

b. Meja 2:  Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat

badan, dan tekanan darah

c. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)Kader

melakukan pencatatan di KMSlansia meliputi : Indeks Massa

Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan.

d. Meja 4: Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan

pemberian makanan tambahan.

e. Meja 5: Pelayanan medis

Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari

Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan

pengobatan ringan.

5. Pelayanan Posyandu Lansia

Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia Pelayanan Kesehatan di

Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik dan

mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju

Sehat (KMS) untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita

(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang

dihadapi.Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia

19
lanjut di Posyandu Lansia seperti tercantum dalam situs

Pemerintah Kota Jogjakarta adalah: 

a. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan

dasar dalam kehidupan, seperti makan/minum, berjalan, mandi,

berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air besar/kecil dan

sebagainya.

b. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan

dengan mental emosional dengan menggunakan pedoman

metode 2 (dua ) menit.

c. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan

pengukuran tinggi badan dan dicatat pada grafik indeks masa

tubuh (IMT).

d. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan

stetoskop serta penghitungan denyut nadi selama satu menit.

e. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau

cuprisulfat

f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal

adanya penyakit gula (diabetes mellitus)

g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni

sebagai deteksi awal adanya penyakit ginjal

20
h. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan

atau ditemukan kelainan pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.

Dan

i. Penyuluhan Kesehatan.

6. Indikator keberhasilan

Program ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat

terpenuhinya indicator–indicator keberhasilan. Indicator– indicator

keberhasilan yang dimaksud yaitu:

a. Kesehatan lansia meningkat yang dapat dibuktikan dengan

KMS (Kartu Menuju Sehat) Lansia

b. Penurunan tingkat kematian usia 50– 65 tahun sampai 70%

c. Lansia yang mengikuti program ini atau lansia yang terdaftar

dalam program ini mencapai 80% setiap desa

d. Lansia yang mempunyai kadar gula tinggi menjadi relative

normal bahkan berkurang

7. Kendala posyandu lansia

a. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. 

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat

diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-

harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan

mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat

dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang

21
melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan

lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan

sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk

selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia

b. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit

dijangkau

Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah

menjangkau posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau

kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan

fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini

berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi

lansia.Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk

menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan

kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat

mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan

posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor

eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri

posyandu lansia

c. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun

mengingatkan lansia untuk datang ke posyandu.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong

minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu

22
lansia.Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila

selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar

lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal

posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala

permasalahan bersama lansia.

d. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas

merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk

mengikuti kegiatan posyandu.Dengan sikap yang baik tersebut,

lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan

yang diadakan di posyandu lansia.Hal ini dapat dipahami

karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk

bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan

kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara

tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang

menghendaki adanya suatu respons

I. Pelaksana

Pelaksana Posyandu adalah kader yang difasilitasi petugas. Kader

Posyandu diharapkan :

1) Berasal dari anggota masyarakat setempat.

2) Dapat membaca dan menulis huruf latin.

23
3) Berminat dan bersedia menjadi kader.

4) Bersedia bekerja secara sukarela.

5) Memiliki kemampuan

J. Tugas dan Tanggung jawab Para Pelaksana

1.  Kader

Sebelum hari buka Posyandu, antara lain :

a. Menyebarluaskan hari buka Posyandu.

b. Mempersiapkan tempat dan sarana Posyandu.

c. Melakukan pembagian tugas antar kader.

d. Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya.

e. Mempersiapkan bahan PMT Penyuluhan.

Pada hari buka Posyandu, antara lain :

a. Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.

b. Melaksanakan penimbangan sasaran yang datang ke

Posyandu.

c. Mencatat hasil penmbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi

buku Register Posyandu.

d. Mengukur LILA pada BUmil dan WUS.

e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan

dan gizi sesuai dengan hasil penimbangan serta memberikan

PMT.

24
f. Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan

kesehatan dan KB sesuai kewenangannya.

g. Bersama petugas kesehatan melengkapai pencatatan dan

membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut

Diluar hari buka Posyandu,antara lain :

a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu.

b. Membuat diagram batang ( Balok ) SKDN.

c. Melakukan tindak lanjut terhadap : Sasaran yang tidak datang

dan sasaran yang memerlukan penyuluhan lanjutan.

d. Memberitahukan sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat

hari buka.

e. Melakukan kunjungan tatap muka ke Tokoh Masyarakat,dan

menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau

organisasi keagamaan.

2. Petugas Puskesmas

a. Membimbing kader dalam penyelenggaraan Posyandu.

b. Melaksanakan Pelayanan Kesehatan dan KB  di Langkah

( Meja ) kelima.

c. Melakukan Penyuluhan dan konseling kesehatan, KB, dan gizi

kepada pengunjung Posyandu dan Masyarakat luas.

25
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu,menyusun rencana kerja

dan melakukan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan

Posyandu.

e. Melakukan Deteksi Dini tanda bahaya umum terhadap

BUMil,Bayi,dan Balita serta melakukan rujukan ke Puskesmas

bila  dibutuhkan

3. Stakeholder ( unsur  Pembina dan Penggerak Terkait )

Camat, Selaku Penanggung jawab Pokjanal Posyandu Kecamatan:

a. Mengkoordinasikan hasil dan tindak lanjut kegiatan posyandu.

b. Memberikan dukungan dalam  upaya meningkatkan kinerja

Posyandu.

c. Melakukan Pembinaan agar  kegiatan Posyandu berjalan

secara teratur.

Lurah / Kepala Desa, selaku penanggung jawab Pokja Posyandu :

a. Memberikan Dukungan kebijakan, sarana dan dana.

b. Mengkoordinasikan penggerakan Masyarakat.

c. Mengkoordinasikan peran kader , pengurus Posyandu dan

Tomas untuk berperan aktifBersama Lembaga Pemberdayaan

Masyarakat ( LPM ) menindaklanjuti hasil kegiatan

PosyanduMelakukan pembinaan agar kegiatan Posyandu

berjalan secara teratur

4. Instansi / lembaga terkait :

26
a. Dinas Kesehatanàmembantu pemenuhan pelayanan sarana

dan prasarana kesehatan serta dukungan bimbingan tenaga

teknis kesehatan.

b. SKPD KB  penyuluhan, pergerakan peran serta masyarakat

melalui BKB dan BKL.

c. BAPEDDAKoordinasi perencanaan Umum,dukungan program

dan anggaran serta evaluasi.

d. Kantor Kemenag,Dinas pendidikan,Pertanian,Perindustrian dan

sebagainya berperan dalam mendukung teknis operasional

Posyandu sesuai peran dan fungsinya masing-masing.

5. Kelompok kerja (  Pokja ) Posyandu

a. Mengelola berbagai data dan informasi yang berkaitan dengan

kegiatan Posyandu.

b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan mengupayakan

adanya sumber-sumber pendanaan.

c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program.

d. Melakukan bimbingan,pembinaan dan monev terhadap

pengelolaan kegiatan dan kinerja kader Posyandu secara

berkesinambungan

6. Tim Penggerak PKK

a. Berperan aktif dalam penyelenggaraan posyandu.

b. Pergerakan peran serta masyarakat dalam kegiatan posyandu.

27
c. Penyuluhan dan melengkapiu data sesuai dengan SIP / SIM.

7. Tokoh Masyarakat / Forum Peduli Kesehatan Kecamatan ( apabila

telah terbentuk )

a. Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan

Posyandu.

b. Menaungi dan membina kegiatan posyandu.

c. Menggerakan masyarakat agar hadir dan berperan aktif dalam

kegiatan Posyandu

8. Organisasi Kemasyarakatan / LSM

a. Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan

Posyandu.

b. Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksaksanaan

kegiatan posyandu.

9. Swasta / Dunia Usaha

Memberikan dukungan sarana dan dana,berperan aktif sebagai

sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu

28
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang

mengandung makna: suatu forum komunikasi, alih teknologi dan

pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang

mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya manusia

sejak dini.

Tujuan Posyandu untuk menurunkan AKB/AKI, membudayakan

NKKBS dan meningkatkan peran serta masyarakat

dalam mengembangkan kegiatan KB-Kes kegitan pembangunan lainnya

untuk mencapai keluarga sejahtera .

B. Saran

Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu pembaca

dalam memahami posyandu secara keseluruhan, dari pengertiannya

29
hingga kegiatan yang berlangsung didalamnya, serta pihak yang terkait

dalam pelaksanaanya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI. 2000. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha

Perbaikan Gizi

Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2006. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha

Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Departemen kesehatan RI. 2008. Buku Kader Posyandu Dalam Usaha

Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC.

Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Saku

Posyandu. Jakarta. Kementrian Kesehatan RI

30

Anda mungkin juga menyukai