Anda di halaman 1dari 31

oleh

Dra. Hasmiwati, M.Kes


Bagian Parasitologi
Fak.Kedokteran Unand

Diagnosis penyakit
Diagnosis penyakit dapat dilakukan atas

beberapa cara:
1. Secara Klinik
Dengan anamnesis, mengetahui gejala
klinis yang khas.
2. Diagnosis Laboratorium
Diagnosis yang dilakukan terhadap
bahan pemeriksaan dgn berbagai tekhnik
3. Immunodiagnosis/ serodiagnosis,
mendeteksi zat anti spesifik

Diagnosis laboratorium
Diagnosis infeksi parasit di laboratorium :
Pengolahan spesimen yang tepat

Diagnosis tepat/diagnosis pasti

Pemeriksaan laboratorium
untuk cacing
Sebelum melakukan pemeriksaan hal
terpenting yang harus diketahui adalah
habitat dari parasit cacing tsb.
Bahan-bahan yang akan diperiksa berupa:
Tinja, Darah Sputum , Jaringan dll
Pemeriksaan secara makroskopis dan
secara mikroskopis ( kwalitatif dan
kuantitatif)

TINJA
Tinja terdiri dari:
sisa makanan yang tidak dapat dicerna
pigmen dan garam empedu
Sekresi intestinal termasuk mukus
Lekosit yang migrasi dari aliran darah
Epitel
Bakteri
Material anorganik terutama kalsium dan fosfat
Makanan yang tidak tercerna (dalam jumlah yang sangat
kecil)
Gas

Syarat pengambilan
1. tempat kering, bersih, bebas urin, segera

dikirim ke laboratorium pemeriksa.

Lama tinja di perjalanan sampai mencapai


lab 1-2 jam setelah dikeluarkan penderita

2. Sampel terbaik adalah yang segar(baru)


3. Pengumpulan harus dilakukan sebelum

terapi antibiotika, antidiare, antasid,


bismuth dan barium serta diambil seawal
mungkin saat sakit

Lanjutan syarat..........
Jumlah sampel yang dibutuhkan minimal 20-30
gram tinja padat atau 2-3 sendok makan tinja
cair
5. Bila dijumpai mukus atau darah maka sampel
diambil dari tempat tersebut karena parasit
biasanya terdapat disitu.
6. Tidak boleh menggunakan feses yang
ditampung di kloset atau terkontaminasi
barium atau produk x-ray
7. Beri label yang berisi identitas seperti nama,
tanggal, alamat, apa yang akan diminta untuk
diperiksa
4.

Pemeriksaan tinja
Cara makroskopis
Warna tinja
Bau tinja
Adanya lendir, darah,potongan jaringan,sisa
makanan yang belum dicerna,bahan sisa
pengobatan dll
Konsistensi tinja : padat,lembek atau cair

Lanjutan
pemeriksaan.........
Cara mikroskopis
Pemeriksaan tinja cara langsung

Pemeriksaan tinja cara langsung dengan kaca


tutup
cara langsung foto pem feses.doc
Pemeriksaan tinja cara langsung tampa kaca tutup
(sediaan apus)

Pemeriksaan scr kwalitatif


danPemeriksaan
kuantitatif
tinja dengan cara konsentrasi untuk

telur cacing

Pemeriksaan tinja dengan cara sedimentasi (metode


Faust&Russell)
Pemeriksaan tinja cara flotasi dengan larutan NaCl jenuh
(Metode Willis)
Pemeriksaan tinja dengan teknik Kato
Cara Pemeriksaan tinja dengan teknik modifikasi Kato
Katz
Pemeriksaan tinja dengan teknik formalin eter (Ritchie)
Teknik AMS III (acid-sodium sulfate-tritone-ether
concentration-(Army Med.Sch)
Teknik hitung telur (metode Stoll)
Sediaan tinja langsung kaca tutup metoda Beaver

Pemeriksaan telur cacing scr kuantitatif bisa

digunakan untuk menentukan jmlh cacing dlm


penentuan berat ringannya infeksi.
Dgn metode Stoll, jika ditemukan jmlh telur
dikalikan 100 (100)n, kita dapatkan untuk 1
grm tinja.
Jk seseorg mengeluarkan tinja 140 grm, 1
ekor ascaris betina menghslkan telur 200 btr
maka akan didapatkan jml cacing betina.

Rumus :140 x 100n/200.000 = jmlh cacing betina


Perbandingan cacing jantan dan betina 1:2
Berat penyakit cacing berdasarkan jmlh cacing berdasarkan

tabel berikut :

Teknik pemeriksaan tinja khusus


Beberapa macam telur dalam tinja tidak

dapat menentukan spesiesnya seperti cacing


tambang
Cara biakan Harada-Mori
Cara biakan modifikasi Harada-Mori
Cara biakan Medium arang
Cara biakan medium pasir
Cara pembiakan telur

Teknik Pemeriksaan spesimen lainnya


Pemeriksaan cacing keremi
ANAL SWAB.doc
Pemeriksaan bahan sigmoidoskopi
Parasit yang mungkin ditemukan : E.hystolitica dan telur
cacing
Cara pengambilan bahan : cara aspirasi/dikerok
Cara pemeriksaan spesimen :

cara langsung
sediaan permanen

Tractus urogenital
Parasit yang mungkin ditemukan :
T.vaginalis,mikrofilaria,S.haematobium
Cara pemeriksaan spesimen :

cara langsung
cara sedimentasi

Teknik Pemeriksaan spesimen lainnya


Pemeriksaan cacing keremi
ANAL SWAB.doc
Pemeriksaan bahan sigmoidoskopi
Parasit yang mungkin ditemukan : E.hystolitica dan telur
cacing
Cara pengambilan bahan : cara aspirasi/dikerok
Cara pemeriksaan spesimen :

cara langsung
sediaan permanen

Tractus urogenital
Parasit yang mungkin ditemukan :
T.vaginalis,mikrofilaria,S.haematobium
Cara pemeriksaan spesimen :

cara langsung
cara sedimentasi

Lanjutan
pemeriksaan........
Dahak/sputum :
Larva dari Ascaris lumbricoides, SS,cacing

tambang.
Telur Paragonimus westermani

Kulit : (dengan irisan kulit)


contoh : Onchocerca volvulus
Kelenjar limfe : toxoplasma, filaria

Nematoda usus
Ascaris lumbricoides :
Pemeriksaan tinja secara langsung
Keluar sendiri :mulut,hidung,tinja
Cacing tambang :
Sediaan langsung
Biakan Harada Mori

Trichuris trichiura :
Pemeriksaan tinja secara langsung

Strongiloides stercoralis :
Larva rhabditiform :tinja segar,biakan,aspirasi
duodenum
Larva filariform dan dws: biakan 2x24 jam
Oxyuris vermicularis
Anal swab

Nematoda jaringan
W.bancrofti :
D/ parasit :
mikrofilaria dalam darah tahapan pem filaria.doc
PCR

D/ Radioologi : USG, limfosintigrafi


D/ serodiagnosis : ICT, deteksi antibodi

B.malayi & B.timori :


D/ parasit = W.bancrofti
D/ Radiologi:tidak ada
D/ serodiagnosis : deteksi IgG4

Trematoda
F.hepatica :
Telur dalam tinja, cairan duodenum,empedu
Reaksi serologis : ELISA
Imunodiagnosis: deteksi Ag
USG D/ fasioliasis bilier
P.westermani :
Telur dalam sputum/cairan pleura
Reaksi serologis

Trematoda usus : telur dalam tinja


Tremato darah :
telur dalam tinja,urin,jaringan biopsi
Serodiagnosis

Cestoda
T.saginata=T.solium
Proglotid keluar aktif

dengan tinja/keluar
spontan
Telur dalam tinja
atau anal swab

D/ sistiserkosis :
Histopatologi
CT scan.MRI
Deteksi Antibodi :
ELISA
western blot (EIBT)
counter immuno

electrophoresis (CIE)

Deteksi coproantigen

pada tinja
PCR

Diagnosis Protozoa
Bahan yang akan digunakan adalah Tinja atau

Darah
a. Pemeriksaan Protozoa usus
Pemeriksaan lansung (eosin dan Lugol) dan
modifikasi metode MIF
b.Pemeriksaan protozoa darah
Pemeriksaan darah apus (sediaan tipis) dan
sediaan darah tebal dengan pewarnaan
Giemsa

Serodiagnosis Penyakit
Parasit
Serodiagnosis dilakukan sebagai diagnosis

banding untuk infeksi parasit


Diagnosis pasti adalah secara laboratorium
yaitu dengan menemukan parasit pada
sediaan yang diperiksa
Pada serodiagnosis ini digunakan antigen dari
parasit bersangkutan
Serodiagnosis dapat dilakukan terutama
parasit sulit ditemukan

Metode - metode yang


digunakan dalam serodiagnosis
ELISA = Enzim-linked Immonosorbrnt Assay
IHA = Inderect Hemaglutination
IFA = inderect Flourecent antibody
CF = Complemen Fixation
CA = card aglutination
IB = Immunoblot
BF = Bentonite flocculation
PCR = Polymerase Chain reaction

ELISA (Enzime-linked
immunosorbent Assay)
Prinsip pengujian ini adalah mengukur langsung
interaksi antara antigen dan antibodi ,
Menggunakan enzim dan substrat, enzim yg
dikonyugasikan pada zat anti thdp globulin
manusia
Metode mikro dalam lempeng
mikrotitrasi,penambahan peroksidase
menyebabkan perubahan warna yg mdh terlihat.
pengamatan dilakukan pada titer antibodi
Berguna untuk skrining berbagai parasit dalam
sala besar

PCR (Polymerase Chain


Reaction)
Reaksi amplifikasi/penggandaan molekul DNA

secara invitro dgn menggunakan bantuan


enzim taq-polymerase.
Prinsip mesin PCR, menyediakan kondisi
reaksi optimal untuk terjadinya denaturasi, dsDNA, pengikatan primer (Annealing) dan
ekstensi primer, dgn menggunakan molekul
dNTPs bebas mlalui bantuan enzym taqpolymerase.

PCR
Mesin PCR ditemukan oleh Kary Mullis tahun

1984-5 (USA)

PCR

Taq-polymerase ditemukan oleh David Gelfault dan


Susanne Stoffel yang diisolasi dari bakteri Thermus
aquaticus.
Komponen untuk PCR:
1.DNA template (DNA yg akan diamplifikasi
2.Primer (oligonukleotida) (8-35
basa(spesifik,arbitary)
3.Enzym taq-polymeraseuntuk
mensintesis/memperpanjang rantai DNA dgn
kecepatan 150 nukleotida/dtk
4.dNTPs(dCTP,dTTP,dATP)
5.Mgcl2

Terima Kasih
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai