Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MODUL III (BIOMEDIK 2)

SKENARIO 1

SGD 10-SEMESTER I

Disusun Oleh :

Fazila Azzahra (71210811082)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
Lembar Penilaian Makalah

       
NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai
1 Ada Makalah 60  
2 Kesesuaian dengan LO 0 - 10  
3 Tata Cara Penulisan 0 - 10  
4 Pembahasan Materi 0 - 10  
5 Cover dan Penjilidan 0 - 10  
TOT AL  

NB : LO = Learning Objective Medan,


Dinilai Oleh :

Tutor

(dr. Ria Angela)

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahwabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah SKENARIO 2 - MODUL 3 ini dengan
baik. Dalam penyelesaian makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan
yang saya mililki, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun semangatlah saya
harapkan demi dan untuk pengembangan makalah ini kedepan.

Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan sekaligus dapat menambah pengetahuan.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahwabarakatuh

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENILAIAN....................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii

DAFTAR ISI......................................................................................................................iv

BAB I..................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah...................................................................................................1

BAB II.................................................................................................................................3

2.1 Skenario.........................................................................................................................3

2.2 Seven Jump....................................................................................................................3

2.2.1 Terminologi................................................................................................................3

2.2.2 Identifikasi Masalah...................................................................................................4

2.2.3 Analisa Masalah.........................................................................................................4

2.2.4 Skema.........................................................................................................................5

2.2.5 Learning Objective.....................................................................................................6

2.2.6 Belajar Mandiri...........................................................................................................6

2.2.7 Diskusi Hasil...............................................................................................................6

BAB III...............................................................................................................................12

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12

3.2 Saran.....................................................................................................................12

Daftar Pustaka...................................................................................................................12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protozoa berasal dari bahasa Yunani yakni “Protos” yang artinya “Pertama” dan “Zoon” yang
artinya “Hewan” bisa diartikan sebagai hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain dari
hewan protista eukariota. Pada umumnya protozoa hanya dapat dilihat melalui sebuah alat yang
bernaman mikroskop. Pada Protozoa sendiri berbeda dari prokariot mengingat ukuran tubuhnya
yang lebih besar dan selnya termasuk eukariotik.

Protozoa merupakan penghuni tempat berair atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan
membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat
alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti
(nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria.

Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat
bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Mengetahui definisi klasifikasi berdasarkan lokasi hidup,cara hidup dan sifat-sifat


protozoa patogen

2. Mengetahui contoh-contoh parasit intraselular obligat

3. Mengetahui penularan penyakit yang disebabkan dari hewan ke manusia

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui definisi,etiologi dan gejala klinis toxoplasma gondii
2. Mengetahui sumber penularan toxoplama gondii
3. Mengetahui siklus hidup dan morfologi toxoplama gondii

1
4. Mengetahui klasifikasi toxoplama gondii
5. Mengetahui pencegahan dan pengobatan toxoplama gondii
6. Mengetahui fospes serta peran vektor pada infeksi toxoplama gondii
7. Mengetahui jenis-jenis protozoa lainnya yang menyebabkan infeksi pada manusia

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Skenario

SKENARIO 2
Protozoa patogen

 Protozoa ini merupakan parasit obligat intraseluler dari kelas sporozoa, yang banyak
menimbulkan penyakit pada manusia, di mana seringkali dikaitkan dengan kebiasaan
memelihara hewan kucing dan kurangnya menjaga higienitas makanan. Parasit ini terdapat
pada kotoran kucing dan juga daging yang belum matang. Keberadaan kucing liar dan
serangga tertentu sangat berperan dalam menyebarkan ookista nya.
 
Penularan penyakit tersebut disebarkan dari hewan ke manusia, bukan antar manusia,
kecuali pada ibu hamil yang dapat menyebarkan infeksi ini pada janinnya. Infeksi pada
orang sehat umumnya tidak menimbulkan gejala yang khas dan membahayakan, namun
pada individu dengan kekebalan tubuh rendah serta janin dapat berakibat fatal.

2.2 Seven Jump

2.2.1 Terminologi

1. Parasit obligat intraselular adalah mikroorganisme parasit yang tidak dapat bereproduksi
diluar sel inang,memaksa inang untuk membantu reproduksi parasit.

2. Ookista adalah stadium parasit yang berada pada tubuh kucing dan berfungsi sebagai
stadium reproduksi .

3. Sporozoa alah salah satu kelompok protozoa yang membentuk spora dalam salah satu
tahapan siklus hidupnya .

3
4. Parasit adalah organisme yang hidup pada makhluk hidup lain dengan menyerap nutrisi
tanpa memberi manfaat padanya. Contohnya caing dalam perut.

5. Infeksi disebabkan oleh adanya serangan dan perkembangbiakan mikroorgansme seperti


bakteri,virus dan parasit yang pada dasarnya tidak berasal dari dalam tubuh.

6. Higienitas adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
subjeknya seperti mencuci tangan degan air bersih dan sabun untk melindungi kebersihan
tangan,mencucui piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak
untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.

2.2.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari makalah ini adalah tentang protozoa patogen

2.2.3 Analisa Masalah

1. Apakah parasit dapat menjadi penyakit ganas dan mematikan?


Jawab : Ya,karena bisa menyebabkan tergaggunya sistem imun atau kekebalan tubuh dan
juga malaria
2. Bagaimana gejala infeksi pada janin ?
Jawab : Gejala yang mungkin timbul akibat infeksi pada janin adalah diare,dehidrasi,sakit
perut,tinja berminyak,sakit tenggorokan,nyeri otot dan pembengkakan kelenjar getah
bening
3. Apa saja contoh parasit dan penyakit yang disebabkan protozoa patogen ?
1. amoeba yang menyebabkan penyakit amebiasis ,
2. siliofora yang menyebabkan penyakit balantydiosis.
3. flagelata mengakibatkan penyakit giardiasis .
4. sporozoa yang menjadi penyebab kriptos oridiosis malaria
4. Bagaimana penularan penyakit yang disebabkan protozoa patogen ?
Jawab : Kurang kebersihan, tidak memasak air sampai mendidih sempurna,menelan air
sungai yang kotor,berbagi barang-barang pribadi seperti sisir,handuk,pakaian dalam
dengan orang lain
5. Bagaimana cara pencegahan infeksi parasit ?
Jawab : Dengan cara mencuci tangan sampai benar-benar bersih,memasak makanan
sampai matang dengan sempurna,tidak berbagi penggunaan barang pribadi seperti
sisir,gunting kuku,handuk dengan orang lain.
6. Apa saja contoh parasit intraselular obligat ?
Virus, beberapa bakteri seperti chlamydia,rickettsia,coxiella. Beberapa protozoa seperti

4
plasmodium

7. Bagaimana penularan penyakit yang disebabkan dari hewan ke manusia?


Bisa terjadi saat manusia terkena cakaran atau tergigit oleh hewan, mengonsumsi daging
hewn yang dimasak kurang matang serta bersentuhan dengan kotoran atau urine hewan
yang telah teirnfeksi

8. Bagaimana diagnosis infeksi parasit ?


jawab : Pertama yaitu pemindaian dengan rontgen
kedua dengan ct scan atau mri

i.Skema / mapping consept

5
Learning Objective

Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan :


1. definisi,etiologi dan gejala klinis toxoplasma gondii
2.sumber penularan toxoplama gondii
3. siklus hidup dan morfologi toxoplama gondii
4. klasifikasi toxoplama gondii
5. pencegahan dan pengobatan toxoplama gondii
6. fospes serta peran vektor pada infeksi toxoplama gondii
7. jenis-jenis protozoa lainnya yang menyebabkan infeksi pada manusia

2.2.6 Belajar Mandiri

2.2.7 Diskusi Hasil

2.2.7.1 DEFINISI,ETIOLOGI DAN GEJALA KLINIS TOXOPLASMA GONDII

Toxoplasma gondii merupakan parasit golongan protozoa intraseluler yang menyebabkan


penyakit zoonosis yaitu toksoplasmosis. Gejala toksoplasmosis dapat berlangsung tanpa gejala
hingga menimbulkan gangguan neurologis berat bahkan kematian pada individu
immunocompromised. Infeksi Toxoplasma gondii (T.gondii) dapat terjadi secara kongenital
maupun didapat. Respon imun host terhadap infeksi T. gondii dimulai saat parasit masuk ke
dalam tubuh dan melakukan invasi intraseluler. Respon imun alamiah ini akan menghasilkan
IFN-γ dan menginduksi mediator inflamasi yang dapat menghambat multiplikasi T.gondii serta
menstimulus terbentuknya respon imun adaptif.

Etimologi : Infeksi dapat terjadi secara kongenital, termakan daging hewan yang mengandung
kista jaringan, termakan makanan atau minuman yang terkontaminasi ookista maupun melalui
transfusi. Pada saat parasit masuk ke dalam saluran cerna, parasit akan berubah bentuk menjadi
stadium takizoit yang dapat menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Pada individu
immunocompetent, keadaan ini dapat diredam oleh sistem imun. Pada imunitas yang baik,
bentuk takizoit tersebut nantinya akan berubah menjadi bentuk bradizoit (kista jaringan) yang
nantinya akan menetap seumur hidup di tubuh individu yang mengalami infeksi.

Gejala klinis : Infeksi Toxoplasma gondii dapat berlangsung tanpa gejala hingga menimbulkan
gejala berat. Berat ringannya gejala ini sangat tergantung pada strain parasit dan status imunitas
host. Sebagian besar kasus terjadi asimtomatis dengan prevalensi di beberapa area bisa
mencapai hingga 70%. Infeksi kongenital dapat menimbulkan lahir cacat seperti hidrosefalus,
korioretinitis, kalsifikasi intraserebral bahkan abortus.Toxoplasmosis juga dapat menimbulkan
klinis yang sangat berat pada pasien dengan gangguan imunitas seperti pada pasien AIDS,
Hyper IgM syndrome dan termasuk pasien yang menjalani terapi untuk keganasan dan pasien

6
yang mendapat agent imunosupresif. Walaupun demikian, toksoplasmosis tidak menutup
kemungkinan untuk menimbulkan gejala pada individu immunocompeten. Keadaan ini terjadi
apabila infeksi disebabkan oleh strain T.gondii yang virulen. Klinis yang ditimbulkan oleh
strain virulen dapat berupa penyakit mata yang berat bahkan dapat menimbulkan kematian.

2.2.7.2 SUMBER PENULARAN TOXOPLASMA GONDII


Infeksi dapat terjadi secara kongenital, termakan daging hewan yang mengandung kista
jaringan, termakan makanan atau minuman yang terkontaminasi ookista maupun melalui
transfusi. Pada saat parasit masuk ke dalam saluran cerna, parasit akan berubah bentuk menjadi
stadium takizoit yang dapat menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Pada individu
immunocompetent, keadaan ini dapat diredam oleh sistem imun. Pada imunitas yang baik,
bentuk takizoit tersebut nantinya akan berubah menjadi bentuk bradizoit (kista jaringan) yang
nantinya akan menetap seumur hidup di tubuh individu yang mengalami infeksi.

2.2.7.3 SIKLUS HIDUP DAN MORFOLOGI TOXOPLAMA GONDII


SIKLUS HIDUP
Siklus hidup T. gondii memiliki dua fase. Bagian seksual dari siklus hidup hanya
terjadi pada kucing, baik domestik maupun liar (keluarga Felidae), yang membuat kucing
menjadi tuan rumah utama parasit. Tahap kedua, bagian aseksual dari siklus hidup, dapat terjadi
di lain hewan
berdarah panas, termasuk kucing, tikus, manusia, dan burung. Host dimana reproduksi aseksual
terjadi disebut hopes perantara. Hewan Pengerat adalah hopes perantara yang khas. Dalam kedua
jenis host, parasit Toxoplasma menyerang sel dan membentuk rang yang disebut vakuola. Di
dalam vakuola khusus yang disebut vakuola parasitophorous, bentuk parasit bradyzoites,
perlahan mereplikasi parasit. Vakuola yang berisi kista bentuk reproduksi bradyzoites terutama
dalam jaringan otot dan otak. Karena parasit berada di dalam sel, mereka aman dari sistem
kekebalan inang yang tidak menanggapi kista. Kucing dan hewan sejenisnya merupakan hopes
definitif dari T. gondii. Di dalam usus kecil kucing sporozoit menembus sel epitel dan tumbuh
menjadi trofozoit. Inti trofozoit membelah menjadi banyak sehingga terbentuk skizon. Skizon
matang pecah dan menghasilkan banyak merozoit (skizogoni). Daur aseksual in dilanjutkan
dengan daur seksual. Merozoit mask ke dalam sel epitel danmembentuk makrogametosit dan
mikrogametosit yang menjadi makrogamet dan mikrogamet (gametogoni). Setelah terjadi
pembuahan terbentuk ookista, yang akan dikeluarkan bersama kotoran kucing. Di luar tubuh
kucing, ookista tersebut akan berkembang membentuk du sporokista yang masing-masing berisi
empat sporozoit (sporogoni). Bila ookista tertelan oleh mamalia seperti domba, babi, sapi dan
tikus serta ayam atau burung, maka di dalam tubuh hopes perantara akan terjadi daur aseksual
yang menghasilkan takizoit.
Takizoit akan membelah, kecepatan membelah takizoit in berkurang secara
berangsur kemudian terbentuk kista yang mengandung bradizoit. Bradizoit dalam kista biasanya
ditemukan pada infeksi menahun (infeksi laten). Resistensi Toxoplasma untuk antibiotik
bervariasi, tetapi kista sangat sulit untuk diberantas sepenuhnya. Di dalam vakuola, T. Gondi itu
sendiri (dengan endodyogeni) sampai pada sel yang terinfeksi parasit dan mengisi dengan

7
semburan, melepaskan takizoit, bentuk, dan motil secara reproduksi aseksual parasit. Berbeda
dengan bradyzoites, maka takizoit bebas biasanya efisien dibersihkan oleh sistem kekebalan
inang, meskipun beberapa dari mereka berhasil menginfeksi sel dan bradyzoites dengan cara
mempertahankan infeksi pada jaringan kista yang tertelan oleh kucing (misalnya, dengan
member makan pada tikus yang terinfeksi). Kista bertahan hidup melalui perut kucing dan
parasit menginfeksi epitel dari usus kecil di mana mereka mengalami renroduksi seksual dan
nemhentukan nokista Ookista berasal dari fess. Hewan dan manusia yang menelan ookista
(misalnya, dengan makan sayuran yang tidak dicuci) atau terinfeksi jaringan kista dalam daging
yang dimasak secara tidak benar. Parasit
memasuki makrofag pada lapisan usu dan didistribusikan melalui aliran darah ke seluruh tubuh.
Serupa dengan mekanisme yang digunakan di banyak virus, toksoplasma mampu mendisregulasi
siklus sel inang dengan mengadakan pembelahan sel sebelum mitosis (perbatasan G2 / M).
Disregulasi siklus sel inang disebabkan oleh sekresi peka panas sel yang terinfeksi shingga
mengeluarkan faktor yang menghambat siklus sel tetangga. Alasan untuk disregulasi
Toxoplasma tidak diketahui, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa infeksi adalah khusus
untuk host sel-sel dalam struktur sel S-fase dan host yang berinteraksi dengan Toxoplasma
sehingga tidak dapat diakses selama tahap-tahap lain dari siklus sel. Infeksi tahap akut
toksoplasma dapat tapa gejala, tetapi sering memberikan gejala seperti flu pada tahap akut awal,
dan dapat menjadi flu yang fatal (kasus sangat jarang terjadi) lalu tahap akut mereda dalam
beberapa hari ke bulan, yang mengarah ke tahap laten. Infeksi laten biasanya tapa gejala, namun
dalam kasus pasien immunocompromised (seperti mereka yang terinfeksi HIV atau penerima
transplantasi pada terapi imunosupresif), toksoplasmosis dapat berkembang. Manifestasi yang
paling menonjol dari toksoplasmosis pada pasien immuno compromised adalah ensefalitis
toksoplasma, yang dapat mematikan. Jika infeksi T. gondi terjadi untuk pertama kali selama
kehamilan, misalkan pada kotoran kucing yang terinfeksi T. gondii, parasit dapat melewati
plasenta, mungkin menyebabkan hidrosefalus atau mikrosefali, kalsifikasi intrakranial
korioretinitis dan kemungkinan bisa terjadi aborsi spontan (keguguran) atau kematian intrauterin.

MORFOLOGI
Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu
takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit). Bentuk
takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat.
Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak
di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi. III Kista
dibentuk di dalam sel hopes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. Ukuran kista
berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran
200 mikron berisi kira-kira 3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur
hidup terutama di otak, otot jantung, dan otot bergaris. Kista tersebut mempunyai dinding, berisi
satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya kedua
sporoblas membentuk dining dan menjadi sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4
sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu, (Il Toxoplasma gondii dalam
klasifikasi termasuk kela Sporozoasida, karena berkembang biak secara seksual dan aseksual
yang terjadi secara bergantian. Slain itu Toxoplasma gondi terdapat dalam 3 bentuk yaitu bentuk

8
trofozoit, kista, clan Ookista. Trofozoit berbentuk oval dengan ukuran 3-7 um, dapat menginvasi
semua sel mamalia yang memiliki inti sel. Dapat ditemukan dalam jaringan selama masa akut
dari infeksi. Bila infeksi menjadi kronis, trofozoit dalam jaringan akan membelah secara lambat
dan disebut bradizoit.
Bentuk kedua adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jumlah ribuan berukuran 10-100
um. Kista penting untuk transmisi dan paling banyak terdapat dalam otot rangka, otot jantung
dan susunan syaraf pusat. Bentuk yang ketiga adalah bentuk Ookista yang berukuran 10- 12 um.
Ookista terbentuk di sel mukosa usus kucing dan dikeluarkan bersamaan dengan feces kucing.
Dalam epitel usu kucing berlangsung siklus aseksual atau schizogoni dan siklus seksual tau
gametogeni dan sporogoni yang menghasilkan ookista dan dikeluarkan bersama feces kucing.
Kucing yang mengandung toxoplasma gondi dalam sekali ekskresi akan mengeluarkan jutaan
ookista. Bila ookista ini tertelan oleh hopes perantara seperti manusia, sapi, kambing atau kucing
maka pada berbagai jaringan hopes perantara akan dibentuk kelompok-kelompok trofozoit yang
membelah secara aktif. Pada hopes perantara tidak dibentuk stadium seksual tetapi dibentuk
stadium istirahat yaitu kista. Bila kucing makan tikus yang mengandung kista maka terbentuk
kembali stadium seksual di dalam usu halus kucing tersebut.
2.2.7.4 KLASIFIKASI TOXOPLASMA GONDII

Toxoplasma gondii termasuk Genus Toxoplasma; Subfamili Toxoplasmatinae; Famili


Sarcocystidae; Subkelas Coccidia; Kelas Sporozoa; Filum Apicomplexa (Soulsby,1982).
Toxoplasma gondii dibedakan menjadi lima tipe, masing-masing tipe terdiri atas berbagai galur,
dapat diisolasi di tempattempat dari berbagai belahan dunia. Setiap tipe memiliki karakteristik
biologik dan patogenitas yang berbeda (Chandra, 2002). Toksoplasmosis, suatu penyakit yang
disebabkan oleh Toxoplasma gondii, merupakan penyakit parasit pada hewan yang dapat
ditularkan ke manusia (Hiswani, 2005). Parasit ini merupakan golongan Protozoa yang bersifat
parasit obligat intraseseluler. Menurut Wiknjosastro (2007), Toksoplasmosis menjadi sangat
penting karena infeksi yang terjadi pada saat kehamilan dapat menyebabkan abortus spontan atau
kelahiran anak yang dalam kondisi abnormal atau disebut sebagai kelainan kongenital seperti
hidrosefalus, mikrosefalus, iridosiklisis dan retardasi mental.

Kingdom : Animalia

Sub kingdom : Protozoa

Filum : Apicomplexa

Kelas : Sporozoasida

Sub Kelas : Coccidiasina

Ordo : Eucoccidiorida

Sub ordo : Eimeiriorina

9
Famili : Sarcocystidae

Genus : Toxoplasma

Spesies : Toxoplasma gondii

2.2.7.5 . PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN TOXOPLAMA GONDII


Peranan kucing sebagai hospes definitif merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
timbulnya Toksoplasmosis, karena kucing mengeluarkan berjuta juta ookista dalam tinjanya,
yang dapat bertahan sampai satu tahun di dalam tanah yang teduh dan lembab. Untuk mencegah
hal ini, maka dapat di jaga terjadinya infeksi pada kucing, yaitu dengan memberi makanan yang
matang sehingga kucing tidak berburu tikus. Kista jaringan dalam hospes perantara (kambing,
sapi, babi dan ayam) sebagai sumber infeksi dapat dimusnahkan dengan memasaknya sampai 66
0C. Daging dapat menjadi hangat pada semua bagian dengan suhu 650C selama empat sampai
lima menit atau lebih, maka secara keseluruhan daging tidak mengandung kista aktif, demikian
juga hasil daging siap konsumsi yang diolah dengan garam dan nitrat (Chahaya, 2003). Setelah
memegang daging mentah (tukang potong, penjual daging, tukang masak) sebaiknya cuci tangan
dengan sabun sampai bersih. Yang paling penting dicegah adalah terjadinya Toksoplasmosis
kongenital, yaitu anak yang lahir cacat dengan retardasi mental dan gangguan motorik,
merupakan beban masyarakat. Pencegahan dengan tindakan abortus artefisial yang dilakukan
selambatnya sampai kehamilan 21-24 minggu, mengurangi kejadian Toksoplasmosis kongenital
kurang dari 50 %, karena lebih dari 50 % Toksoplasmosis kongenital diakibatkan infeksi primer
pada trimester terakhir kehamilan (Chahaya, 2003). Pencegahan dengan obat-obatan, terutama
pada ibu hamil yang diduga menderita infeksi primer dengan Toxoplasma gondii, dapat
dilakukan dengan spiramisin. Vaksin untuk mencegah infeksi Toksoplasmosis pada
manusia belum tersedia sampai saat ini.

2.2.7.6 HOSPES SERTA PERAN VEKTOR PADA INFEKSI TOXOPLASMA GONDII


Manusia dapat terinfeksi oleh Toxoplasma gondii dengan berbagai cara. Pada Toksoplasmosis
kongenital, transmisi toksoplasma kepada janin terjadi melalui plasenta bila ibunya mendapat
infeksi primer waktu hamil. Pada Toksoplasmosis akuista, infeksi dapat terjadi bila makan
daging mentah atau kurang matang ketika daging tersebut mengandung kista atau trofozoit
Toxoplasma gondii. Tercemarnya alat-alat untuk masak dan tangan oleh bentuk infektif parasit
ini pada waktu pengolahan makanan merupakan sumber lain untuk penyebaran Toxoplasma
gondii. Pada orang yang tidak makan daging pun dapat terjadi infeksi bila ookista yang
dikeluarkan dengan tinja kucing tertelan. Kontak yang sering terjadi dengan hewan
terkontaminasi atau dagingnya, dapat dihubungkan dengan adanya prevalensi yang lebih tinggi
di antara dokter hewan, mahasiswa kedokteran hewan, pekerja di rumah potong hewan dan orang
yang menangani daging mentah seperti juru masak (Chahaya, 2003). Juga mungkin terinfeksi
melalui transplantasi organ tubuh dari donor penderita Toksoplasmosis laten kepada resipien
yang belum pernah terinfeksi Toxoplasma gondii. Infeksi juga dapat terjadi di laroratorium pada
orang yang bekerja dengan binatang percobaan yang diinfeksi dengan Toxoplasma gondii yang
hidup. Infeksi dengan Toxoplasma gondii juga dapat terjadi waktu mengerjakan autopsi.

10
2.2.7.7 JENIS-JENIS PROTOZOA LAIN YANG MENYEBABKAN INFEKSI PADA
MANUSIA

RIZHOPODA
 Entamoeba histolytica
 Entamoeba coli
 Endolimax nana
 Iodamoeba butschilii

FLAGELATA
 Giardia lamblia
 Chilomastix mesnili
 Trichomonas vaginalis
 Trypanosoma gambiense
 Tryponosoma cruzi
 Tryponosoma evansi

CILIATA
 Balantidium coli

SPOROZOA
 Coccidia
 Toxoplasma goondii
 Eimeria sp.
 Haemosporidia
 Plasmodium sp.
 Plasmodium falciparum
 Plasmodium vivax
 Plasmodium malariae
 Plasmodium ovale

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Toxoplasma gondii merupakan hewan bersel satu yang disebut protozoa, protozoa ini
merupakan parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh
dunia. Penyakit infeksi oleh parasit Toxoplasma gondii ini dikenal dengan nama
Toksoplasmosis. Toksoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit Zoonosis, yaitu penyakit
yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Toxoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma
gondii yang merupakan protozoa intraseluler yang tergolong Apicomplexa sama seperti
Plasmodium penyebab malaria (Kavitha, 2012). Toxoplasma gondii merupakan parasit
obligat intraselular yang pertama kali ditemukan oleh Nicolle dan Manceaux pada tahun
1908. Parasit ini diisolasi dari sejenis tikus di Afrika Utara yaitu Ctenodactylus gondi,
sehingga diberi nama Toxoplasma gondii (Black dan Boothroyd, 2000).

3.2 Saran

Didalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi isi dan
penyusunan, maka dari itu saran dan masukan positif sangat diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Juni Prianto L.A, Tjahaya P.U, Darwanto. 2008. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : 9PT
Gramedia Pustaka Utama.

Ida Ayu Pasti Apsari, Ida Bagus Oka Winaya, Tjokorda Sari Nindhia, Ida Bagus Ngurah
Swacita, Pelacakan Ekspresi Antigen Toxoplasma Gondii Secara Imuno(Sito)Histokimia
(Tracking Expression Of Toxoplasma Gondii Antigens Using
Immuno(Cyto)Histochemistry Method), 2019

Inge Sutanto, Is Suhariah Ismid, Pudji K. Sjarifuddin, Saleha Sungkar. 2008. Buku Ajar
Parasitologi Kedoktetan . Jakarta : Balai Penerbit FK UI.

12
13

Anda mungkin juga menyukai