SKENARIO 1
SGD 10-SEMESTER I
Disusun Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
MEDAN
2021
Lembar Penilaian Makalah
NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai
1 Ada Makalah 60
2 Kesesuaian dengan LO 0 - 10
3 Tata Cara Penulisan 0 - 10
4 Pembahasan Materi 0 - 10
5 Cover dan Penjilidan 0 - 10
TOT AL
Tutor
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumwarahmatullahwabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah SKENARIO 2 - MODUL 3 ini dengan
baik. Dalam penyelesaian makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan keterbatasan
yang saya mililki, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun semangatlah saya
harapkan demi dan untuk pengembangan makalah ini kedepan.
Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan sekaligus dapat menambah pengetahuan.
Wassalamu’alaikumwarahmatullahwabarakatuh
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENILAIAN....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I..................................................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................3
2.1 Skenario.........................................................................................................................3
2.2.1 Terminologi................................................................................................................3
2.2.4 Skema.........................................................................................................................5
BAB III...............................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................................12
Daftar Pustaka...................................................................................................................12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Protozoa berasal dari bahasa Yunani yakni “Protos” yang artinya “Pertama” dan “Zoon” yang
artinya “Hewan” bisa diartikan sebagai hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain dari
hewan protista eukariota. Pada umumnya protozoa hanya dapat dilihat melalui sebuah alat yang
bernaman mikroskop. Pada Protozoa sendiri berbeda dari prokariot mengingat ukuran tubuhnya
yang lebih besar dan selnya termasuk eukariotik.
Protozoa merupakan penghuni tempat berair atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan
membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat
alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti
(nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria.
Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik.
Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat
bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat
membentuk badan buah.
1
4. Mengetahui klasifikasi toxoplama gondii
5. Mengetahui pencegahan dan pengobatan toxoplama gondii
6. Mengetahui fospes serta peran vektor pada infeksi toxoplama gondii
7. Mengetahui jenis-jenis protozoa lainnya yang menyebabkan infeksi pada manusia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skenario
SKENARIO 2
Protozoa patogen
Protozoa ini merupakan parasit obligat intraseluler dari kelas sporozoa, yang banyak
menimbulkan penyakit pada manusia, di mana seringkali dikaitkan dengan kebiasaan
memelihara hewan kucing dan kurangnya menjaga higienitas makanan. Parasit ini terdapat
pada kotoran kucing dan juga daging yang belum matang. Keberadaan kucing liar dan
serangga tertentu sangat berperan dalam menyebarkan ookista nya.
Penularan penyakit tersebut disebarkan dari hewan ke manusia, bukan antar manusia,
kecuali pada ibu hamil yang dapat menyebarkan infeksi ini pada janinnya. Infeksi pada
orang sehat umumnya tidak menimbulkan gejala yang khas dan membahayakan, namun
pada individu dengan kekebalan tubuh rendah serta janin dapat berakibat fatal.
2.2.1 Terminologi
1. Parasit obligat intraselular adalah mikroorganisme parasit yang tidak dapat bereproduksi
diluar sel inang,memaksa inang untuk membantu reproduksi parasit.
2. Ookista adalah stadium parasit yang berada pada tubuh kucing dan berfungsi sebagai
stadium reproduksi .
3. Sporozoa alah salah satu kelompok protozoa yang membentuk spora dalam salah satu
tahapan siklus hidupnya .
3
4. Parasit adalah organisme yang hidup pada makhluk hidup lain dengan menyerap nutrisi
tanpa memberi manfaat padanya. Contohnya caing dalam perut.
6. Higienitas adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
subjeknya seperti mencuci tangan degan air bersih dan sabun untk melindungi kebersihan
tangan,mencucui piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak
untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
4
plasmodium
5
Learning Objective
Etimologi : Infeksi dapat terjadi secara kongenital, termakan daging hewan yang mengandung
kista jaringan, termakan makanan atau minuman yang terkontaminasi ookista maupun melalui
transfusi. Pada saat parasit masuk ke dalam saluran cerna, parasit akan berubah bentuk menjadi
stadium takizoit yang dapat menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Pada individu
immunocompetent, keadaan ini dapat diredam oleh sistem imun. Pada imunitas yang baik,
bentuk takizoit tersebut nantinya akan berubah menjadi bentuk bradizoit (kista jaringan) yang
nantinya akan menetap seumur hidup di tubuh individu yang mengalami infeksi.
Gejala klinis : Infeksi Toxoplasma gondii dapat berlangsung tanpa gejala hingga menimbulkan
gejala berat. Berat ringannya gejala ini sangat tergantung pada strain parasit dan status imunitas
host. Sebagian besar kasus terjadi asimtomatis dengan prevalensi di beberapa area bisa
mencapai hingga 70%. Infeksi kongenital dapat menimbulkan lahir cacat seperti hidrosefalus,
korioretinitis, kalsifikasi intraserebral bahkan abortus.Toxoplasmosis juga dapat menimbulkan
klinis yang sangat berat pada pasien dengan gangguan imunitas seperti pada pasien AIDS,
Hyper IgM syndrome dan termasuk pasien yang menjalani terapi untuk keganasan dan pasien
6
yang mendapat agent imunosupresif. Walaupun demikian, toksoplasmosis tidak menutup
kemungkinan untuk menimbulkan gejala pada individu immunocompeten. Keadaan ini terjadi
apabila infeksi disebabkan oleh strain T.gondii yang virulen. Klinis yang ditimbulkan oleh
strain virulen dapat berupa penyakit mata yang berat bahkan dapat menimbulkan kematian.
7
semburan, melepaskan takizoit, bentuk, dan motil secara reproduksi aseksual parasit. Berbeda
dengan bradyzoites, maka takizoit bebas biasanya efisien dibersihkan oleh sistem kekebalan
inang, meskipun beberapa dari mereka berhasil menginfeksi sel dan bradyzoites dengan cara
mempertahankan infeksi pada jaringan kista yang tertelan oleh kucing (misalnya, dengan
member makan pada tikus yang terinfeksi). Kista bertahan hidup melalui perut kucing dan
parasit menginfeksi epitel dari usus kecil di mana mereka mengalami renroduksi seksual dan
nemhentukan nokista Ookista berasal dari fess. Hewan dan manusia yang menelan ookista
(misalnya, dengan makan sayuran yang tidak dicuci) atau terinfeksi jaringan kista dalam daging
yang dimasak secara tidak benar. Parasit
memasuki makrofag pada lapisan usu dan didistribusikan melalui aliran darah ke seluruh tubuh.
Serupa dengan mekanisme yang digunakan di banyak virus, toksoplasma mampu mendisregulasi
siklus sel inang dengan mengadakan pembelahan sel sebelum mitosis (perbatasan G2 / M).
Disregulasi siklus sel inang disebabkan oleh sekresi peka panas sel yang terinfeksi shingga
mengeluarkan faktor yang menghambat siklus sel tetangga. Alasan untuk disregulasi
Toxoplasma tidak diketahui, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa infeksi adalah khusus
untuk host sel-sel dalam struktur sel S-fase dan host yang berinteraksi dengan Toxoplasma
sehingga tidak dapat diakses selama tahap-tahap lain dari siklus sel. Infeksi tahap akut
toksoplasma dapat tapa gejala, tetapi sering memberikan gejala seperti flu pada tahap akut awal,
dan dapat menjadi flu yang fatal (kasus sangat jarang terjadi) lalu tahap akut mereda dalam
beberapa hari ke bulan, yang mengarah ke tahap laten. Infeksi laten biasanya tapa gejala, namun
dalam kasus pasien immunocompromised (seperti mereka yang terinfeksi HIV atau penerima
transplantasi pada terapi imunosupresif), toksoplasmosis dapat berkembang. Manifestasi yang
paling menonjol dari toksoplasmosis pada pasien immuno compromised adalah ensefalitis
toksoplasma, yang dapat mematikan. Jika infeksi T. gondi terjadi untuk pertama kali selama
kehamilan, misalkan pada kotoran kucing yang terinfeksi T. gondii, parasit dapat melewati
plasenta, mungkin menyebabkan hidrosefalus atau mikrosefali, kalsifikasi intrakranial
korioretinitis dan kemungkinan bisa terjadi aborsi spontan (keguguran) atau kematian intrauterin.
MORFOLOGI
Toxoplasma gondii merupakan protozoa obligat intraseluler, terdapat dalam tiga bentuk yaitu
takizoit (bentuk proliferatif), kista (berisi bradizoit) dan ookista (berisi sporozoit). Bentuk
takizoit menyerupai bulan sabit dengan ujung yang runcing dan ujung lain agak membulat.
Ukuran panjang 4-8 mikron, lebar 2-4 mikron dan mempunyai selaput sel, satu inti yang terletak
di tengah bulan sabit dan beberapa organel lain seperti mitokondria dan badan golgi. III Kista
dibentuk di dalam sel hopes bila takizoit yang membelah telah membentuk dinding. Ukuran kista
berbeda-beda, ada yang berukuran kecil hanya berisi beberapa bradizoit dan ada yang berukuran
200 mikron berisi kira-kira 3000 bradizoit. Kista dalam tubuh hospes dapat ditemukan seumur
hidup terutama di otak, otot jantung, dan otot bergaris. Kista tersebut mempunyai dinding, berisi
satu sporoblas yang membelah menjadi dua sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya kedua
sporoblas membentuk dining dan menjadi sporokista. Masing-masing sporokista tersebut berisi 4
sporozoit yang berukuran 8 x 2 mikron dan sebuah benda residu, (Il Toxoplasma gondii dalam
klasifikasi termasuk kela Sporozoasida, karena berkembang biak secara seksual dan aseksual
yang terjadi secara bergantian. Slain itu Toxoplasma gondi terdapat dalam 3 bentuk yaitu bentuk
8
trofozoit, kista, clan Ookista. Trofozoit berbentuk oval dengan ukuran 3-7 um, dapat menginvasi
semua sel mamalia yang memiliki inti sel. Dapat ditemukan dalam jaringan selama masa akut
dari infeksi. Bila infeksi menjadi kronis, trofozoit dalam jaringan akan membelah secara lambat
dan disebut bradizoit.
Bentuk kedua adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jumlah ribuan berukuran 10-100
um. Kista penting untuk transmisi dan paling banyak terdapat dalam otot rangka, otot jantung
dan susunan syaraf pusat. Bentuk yang ketiga adalah bentuk Ookista yang berukuran 10- 12 um.
Ookista terbentuk di sel mukosa usus kucing dan dikeluarkan bersamaan dengan feces kucing.
Dalam epitel usu kucing berlangsung siklus aseksual atau schizogoni dan siklus seksual tau
gametogeni dan sporogoni yang menghasilkan ookista dan dikeluarkan bersama feces kucing.
Kucing yang mengandung toxoplasma gondi dalam sekali ekskresi akan mengeluarkan jutaan
ookista. Bila ookista ini tertelan oleh hopes perantara seperti manusia, sapi, kambing atau kucing
maka pada berbagai jaringan hopes perantara akan dibentuk kelompok-kelompok trofozoit yang
membelah secara aktif. Pada hopes perantara tidak dibentuk stadium seksual tetapi dibentuk
stadium istirahat yaitu kista. Bila kucing makan tikus yang mengandung kista maka terbentuk
kembali stadium seksual di dalam usu halus kucing tersebut.
2.2.7.4 KLASIFIKASI TOXOPLASMA GONDII
Kingdom : Animalia
Filum : Apicomplexa
Kelas : Sporozoasida
Ordo : Eucoccidiorida
9
Famili : Sarcocystidae
Genus : Toxoplasma
10
2.2.7.7 JENIS-JENIS PROTOZOA LAIN YANG MENYEBABKAN INFEKSI PADA
MANUSIA
RIZHOPODA
Entamoeba histolytica
Entamoeba coli
Endolimax nana
Iodamoeba butschilii
FLAGELATA
Giardia lamblia
Chilomastix mesnili
Trichomonas vaginalis
Trypanosoma gambiense
Tryponosoma cruzi
Tryponosoma evansi
CILIATA
Balantidium coli
SPOROZOA
Coccidia
Toxoplasma goondii
Eimeria sp.
Haemosporidia
Plasmodium sp.
Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Toxoplasma gondii merupakan hewan bersel satu yang disebut protozoa, protozoa ini
merupakan parasit pada tubuh hewan dan manusia. Toxoplasma gondii ditemukan di seluruh
dunia. Penyakit infeksi oleh parasit Toxoplasma gondii ini dikenal dengan nama
Toksoplasmosis. Toksoplasmosis dikategorikan sebagai penyakit Zoonosis, yaitu penyakit
yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Toxoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma
gondii yang merupakan protozoa intraseluler yang tergolong Apicomplexa sama seperti
Plasmodium penyebab malaria (Kavitha, 2012). Toxoplasma gondii merupakan parasit
obligat intraselular yang pertama kali ditemukan oleh Nicolle dan Manceaux pada tahun
1908. Parasit ini diisolasi dari sejenis tikus di Afrika Utara yaitu Ctenodactylus gondi,
sehingga diberi nama Toxoplasma gondii (Black dan Boothroyd, 2000).
3.2 Saran
Didalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan baik dari segi isi dan
penyusunan, maka dari itu saran dan masukan positif sangat diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Juni Prianto L.A, Tjahaya P.U, Darwanto. 2008. Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta : 9PT
Gramedia Pustaka Utama.
Ida Ayu Pasti Apsari, Ida Bagus Oka Winaya, Tjokorda Sari Nindhia, Ida Bagus Ngurah
Swacita, Pelacakan Ekspresi Antigen Toxoplasma Gondii Secara Imuno(Sito)Histokimia
(Tracking Expression Of Toxoplasma Gondii Antigens Using
Immuno(Cyto)Histochemistry Method), 2019
Inge Sutanto, Is Suhariah Ismid, Pudji K. Sjarifuddin, Saleha Sungkar. 2008. Buku Ajar
Parasitologi Kedoktetan . Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
12
13