Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TUGAS BIOMEDIK I

VEKTOR LALAT

Disusun guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Biomedik


Dosen pengampu : Dr. Maria Kanan, M. Kes

Oleh :
Kelompok 4
RITA SARI N. MUDADI 2213201030
RIRIS DYAH SAVITRI SOLLITAN. 2213201031
PRABOWO BRATA 2213201032
MUH. AKBAR ALHASNI 2213201033
NOPLICE TIBINGE 2213201034
FUTRI SAKINA PAULUS. 2213201035
RINTAN RAMADANIYATI MARHABA 2213201036
NURAFNI LABODU 2213201037
DEA NOVITA 2213201038

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK BANGGAI

1
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Maria Kanan M. Kes
sebagai dosen pengampu mata kuliah Biomedik I yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Luwuk, 4 Desember 2022

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB 2................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Definisi Lalat........................................................................................................6
BAB 3..............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lalat telah lama hidup berdampingan dengan manusia terutama di


lingkungan dengan sanitasi buruk dan seringkali menimbulkan masalah
kesehatan bagi manusia. Permasalahan yang ditimbulkan lalat ini nyaris
tidak mendapatkan perhatian dari pengelola program di jajaran kesehatan dan
sektor lainnya terutama masalah manajemen pengendalian penyakit
bersumber lalat ini dilihat dari kurangnya kegiatan monitoring dan
surveilans keberadaan lalat di masyarakat.1 Beberapa aturan dan panduan
teknis sudah dibuat untuk mengatasi permasalahan lalat ini.2–4 Namun
demikian, belum banyak ditemukan aktivitas konkret terkait penyelesaian
masalah pengendalian lalat.

Lalat merupakan vektor foodborne diseases, antara lain, diare,


disentri, muntaber, typhus dan beberapa spesies dapat menyebabkan
myiasis. Menurut survei morbiditas yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan RI Riskesdas 2013 menunjukan hasil jumlah penderita diare yaitu
3,5%. Angka kesakitan diare semua umur sebesar 423 per 1000 penduduk.
Selain itu, diperkirakan ada 5,5 juta kasus kolera terjadi setiap tahunnya di
Asia dan Afrika. Sekitar 8% merupakan kasus yang cukup berat sehingga
memerlukan perawatan rumah sakit dan 20% dari kasus-kasus berat ini
berakhir dengan kematian sehingga jumlah kematian besarnya 120.000 per
tahun. Begitu pula dengan kasus typhus, dari hasil mortalitas penyakit typhus
menduduki peringkat ke enam yaitu sebesar 3,8% sedangkan dari data
morbiditas mencapai 81.116 kasus (3,15%). Penyakit-penyakit tersebut
biasanya terjadi terutama di wilayah dengan faktor risiko, kesehatan
lingkungan yang buruk sebagai tempat perindukkan lalat dan perilaku hidup

4
bersih dan sehat (PHBS) masih rendah yang memungkinkan lalat
menyebarkan penyakit ke manusia.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas yaitu:
a. Apa itu lalat?
b. Apa saja klasifikasi lalat?
c. Bagaimana siklus hidup lalat?
d. Apa saja jenis- jenis lalat?
e. Apa saja bionomik lalat?
f. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh vektor lalat?
g. Bagaimana cara penularan vektor lalat?
h. Dan bagaimana cara pencegahan dan pengendaliannya?

C. Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vektor lalat
b. Mengetahui klasifikasi lalat
c. Mengetahui bagaimana siklus hidup lalat
d. Mengetahui apa saja jenis jenis lalat yang menyebarkan penyakit
e. Mengetahui bagaimana dan saja bionomik lalat
f. Mengetahui penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh vektor lalat
g. Mengetahui bagaimana cara penularan penyakit oleh vektor lalat
h. Dan mengetahui cara pencegahan dan pengendaliannya.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Lalat
Vektor adalah antropoda yang dapat memindahkan atau menularkan
agent infection dari sumber infeksi kepada host yang rentan. Salah satu vektor
binatang pengganggu yaitu lalat .Lalat adalah serangga jenis arthropoda yang
masuk dalam ordo Diptera, (berasal dari bahasa Yunani di berarti dua dan ptera
berarti sayap).Perbedaan yang paling jelas antara lalat dan ordo serangga lainnya
adalah lalat hanya memiliki sepasang sayap untuk terbang yang disebut halteres,
yang berasal dari sayap belakang, pada metatoraks (kecuali beberapa spesies lalat
yang tidak dapat terbang).

Beberapa species lalat mempunyai peranan penting dalam masalah


kesehatan masyarakat. Serangga ini dapat menjadi vektor mekanik dan biologis
dalam penyebaran penyakit. Sebagai vektor mekanis lalat membawa bibit-bibit
penyakit melalui anggota tubuhnya. Tubuh lalat mempunyai banyak bulu-bulu
terutama pada kakinya. Bulu-bulu yang terdapat pada kaki mengandung semacam
cairan perekat sehingga benda-benda yang kecil mudah melekat.

B. Klasifikasi lalat
Kerajaan. : Animalia

Filum. : Arthropoda

(tanpa takson) : Antilophora

Kelas. : Insecta

Subkelas. : Pterygota

6
Infrakelas : Neoptera

Superordo. : Panorpida

Ordo : Diptera Linnaeus, 1758.

C. Siklus Hidup Lalat


Metamorphosis merupakan siklus perubahan vektor lalat yang mulai dari
stadium telur, larva/tempayak, kepompong sampai stadium imago (dewasa).
Dalam metamorphosis akan terjadi proses pergantian kulit yang disebut eksedis.
Lalat adalah salah-satu serangga kelas insekta yang mengalami proses
metamorpohosis. Lalat buah adalah contoh serangga yang mengalami
metamorphosis secara sempurna yang keberadaan spesiesnya kurang lebih 4500
spesies.

Lalat membutuhkan waktu dalam menyelesaikan siklus hidupnya dimulai


sejak masih telur sampai dengan dewasa antara 12 sampai 30 hari. Rata-rata lalat
membutuhkan waktu antara 7-22 hari dalam proses perkembangbiakan,
tergantung dari kondisi temperature dan makanan yang tersedia bagi kehidupan
lalat.

Siklus hidup lalat mulai dari telur, larva/tempayak, pupa/kepompong dan dewasa.

a. Telur
Telur diletakkan pada bahan-bahan organik yang lembab (kotoran
binatang, sampah dan lain-lain) pada tempat yang secara langsung tidak
terkena sinar matahari. Ciri-cirinya telur berwarna putih dan biasanya
menetes setelah 8-30 jam, tergantung dari temperature sekitarnya.
b. Larva/tempayak
1. Tingkat I : Instar I atau yang disebut telur yang baru menetes, yang
memiliki ciri-ciri panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan
kaki, amat aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1 – 4 hari
melepas kulit keluar instar II.

7
2. Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali instar I, setelah satu sampai
beberapa hari, kulit mengelupas keluar instar III.
3. Tingkat III: Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini
memakan waktu 2 sampai 9 hari.Larva mencari tempat dengan
temperatur yang disenangi,dengan berpindah-pindah
tempat,misalnya pada gundukan sampah organik. Temperatur yang
disukai adalah 30- 35°C
c. Pupa/kepompong
Pada masa ini, jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan
tubuh dewasa. Stadium ini berlangsung selama 3-9 hari. Temperatur yang
disukai ± 35°C.
d. Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewasa membutuhkan waktu
kurang lebih 15 jam dan setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan.
Seluruh waktu yang diperlukan 7-22 hari, tergantung pada kondisi
temperature setempat, kelembaban dan makanan yang tersedia. Umur lalat
dewasa dapat mencapai 2-4 minggu.

D. Jenis – jenis lalat penyebar penyakit


a. Lalat rumah ( Musca domestica).

Lalat rumah adalah pembawa utama berbagai macam penyakit


berbahaya bagi manusia, dan dapat menginfestasi segala tipe bangunan.
Mereka tertarik dengan segala macam makanan, termasuk makanan manusia,
makanan hewan peliharaan, sisa atau limbah makanan, dan bahkan kotoran.

 Penampilan
 Ciri-ciri lalat rumah adalah panjang tubuh mereka yang berukuran
5-8 mm.
 Rongga dada berwarna abu-abu dengan 4 garis sempit.
 Perut berwarna kuning.

8
 Ditutupi dengan rambut kecil yang berfungsi sebagai organ
pengecap.
 Mata majemuk kompleks – dengan ribuan lensa yang
memungkinkan mereka untuk mempunyai penglihatan yang luas.
 4 sayap vena bengkok dan ujung sayap sedikit runcing.
 Larva berwarna putih dan meruncing ke ujung titik kepala.
 Terdapat 2 “titik” spiral pada ujung belakang, tidak berkaki dan
panjangnya 12 mm saat tumbuh menjadi lalat rumah dewasa.

b. Lalat hijau ( Calliphora vomitoria)

Lalat hijau merupakan salah satu spesies lalat yang seringkali


terlihat terbang di sekitar tempat sampah, kotoran hewan peliharaan dan
hewan mati. Mereka membawa berbagai macam penyakit berbahaya untuk
manusia, seperti disentri dan salmonellosis melalui kontaminasi pada
makanan atau minuman.

 Penampilan
 Lalat hijau dewasa memiliki panjang antara ¼” – 1/12”.
 Berwarna biru metalik.
 Larva – Memiliki larva yang sama dengan larva lalat rumah dalam
segala hal, kecuali ukurannya (3/4” saat dewasa).

c. Lalat buah ( Drosophila species)

Lalat buah umumnya ditemukan terbang diatas buah yang telah


matang atau melayang di sekitar sisa-sisa fermentasi yang ditemukan di kebun
buah, lahan sayuran dan pabrik. Mereka dapat berkembang biak di buah
busuk, saluran air yang tidak bersih, dan bahkan peralatan untuk bebersih
seperti pel lantai yang basah.

 Penampilan
 Memiliki panjang tubuh 3mm.
 Berwarna kuning kecoklatan atau belang-belang.

9
 Mata berwarna merah terang.
 Perut menggantung di penerbangan, menjadikannya terbang
dengan lambat.
 Cenderung melayang-layang dibandingkan terbang.

d.Lalat limbah (Psychodidae)

Lalat limbah seringkali dihubungkan dengan tempat pembuangan


sampah atau limbah, dimana larva memakan bahan organik seperti lumpur.
Mereka juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti: lalat pembuangan dan
lalat ngengat.Telur, larva dan pupa jenis lalat limbah seringkali ditemukan
menumpuk di sekitar sisi saluran pembuangan limbah rumah, tangki septik tank
dan kompos basah.

 Penampilan
 Memiliki panjang 2mm.
 Warna tubuh gelapnya muncul seperti abu-abu.
 Sayap padat ditutupi rambut dan seperti sedang memasang tenda di
atas tubuh mereka ketika sedang beristirahat

e.Lalat daging ( Sarcophagidae )

Lalat daging atau nama latin lalat daging adalah sarcophagidae


mendapatkan nama mereka dari kebiasaan meletakan larva yang matang dalam
daging yang telah rusak atau membusuk. Jenis lalat ini juga diketahui dapat
berkembang biak di bangkai hewan. Jenis lalat ini menjadi ancaman terhadap
kesehatan manusia, menularkan penyakit seperti basil kusta dan pseudomyiasis
usus kepada orang yang memakan larva mereka.

 Penampilan
 Panjangnya 6-14mm.
 Rongga dada berwarna abu-abu terang dan mempunyai 3 garis-
garis gelap memanjang.

10
 Perut juga berwarna abu-abu terang, bercorak bercak-bercak hitam
untuk memberikan tampilan kotak-kotak.

E. Bionomik lalat
1. Kebiasaan hidup
Lalat Musca domestica tidak menggigit, karena mempunyai
tipe mulut menjilat. Lalat Musca domestica paling dominan banyak
ditemukan di timbunan sampah dan kandang ternak. Kebanyakan lalat
hijau adalah pemakan zat-zat organik yang membusuk dan
berkembangbiak di dalam bangkai, meletakkan telur pada tubuh hewan
yang mati dan larva makan dari jaringan-jaringan yang membusuk
(Singgih, 2006) .
2. Tempat perindukan
Tempat yang disenangi adalah tempat basah seperti sampah
basah. Kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang
menumpuk secara kumulatif/dikandang (Depkes, 1992). Kotoran
binatang (kuda, sapi. Ayam dan babi), kotoran manusia, saluran air
kotor, sampah, kotoran got yang membusuk. Buah-buahan, sayuran
busuk dan biji-bijian busuk menjadi tempat yang disenangi lalat juga
(Singgih, 2006).
3. Jarak terbang
Jarak terbang lalat sangat tergantung pada adanya makanan
yang tersedia, rata-rata 6-9 km, kadang-kadang dapat mencapai 19-20
km dari tempat berkembang biak (Singgih, 2006).
4. Kebiasaan makan.

11
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi
hingga sore hari. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari. Lalat
sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh manusia sehari-hari
seperti gula, susu dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah
(Depkes, 2001). Protein diperlukan untuk bertelur. Sehubungan dengan
bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makanan
yang basah, sedangkan makanan yang kering yang dibasahi atau
dicairkan oleh Judahnya terlebih dahulu baru dihisap. Air merupakan
hal yang sangat penting dalam hidup lalat. Tanpa air lalat hanya hidup
48 jam saja (Depkes, 2001).
5. Tempat istirahat
Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang
membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting
untuk mengenal tempat lalat istirahat. Lalat beristirahat pada tempat-
tempat tertentu, pada siang hari bila lalat tidak makan, mereka akan
beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian,
rumput-rumput, kawat listrik dan lain-lain serta sangat menyukai
tempat-tempat dengan tepi tajam yang permukaannya vertikal.
Biasanya tempat istirahat ini terletak berdekatan dengan tempat
makanan atau tempat berbiak dan biasanya terlindung dari angin, di
rumah lalat beristirahat pada kawat listrik, langit- langit, lantai,
jemuran dan dinding serta tidak aktif pada malam hari. Tempat
hinggap lalat biasanya tidak lebih dari lima meter (Depkes, 2001).
6. Lama hidup
Lama hidup lalat sangat tergantung pada makanan, air dan
temperatur. Pada musim panas berkisar antara 2-4 minggu, sedangkan
pada musim dingin biasanya mencapai 70 hari (Singgih, 2006).
7. Temperatur dan kelembaban
Lalat mulai aktif beraktifitas pada temperatur 15 “C dan
aktifitas optimumnya pada temperatur 21 °C, lalat memerlukan suhu
sekitar 35- 40°C untuk beristirahat, dan pada temperatur di bawah

12
10°C lalat tidak aktif dan di atas 45 °C terjadi kematian pada lalat.
Kelembaban erat hubungannya dengan temperatur setempat.
Kelembaban berbanding terbalik dengan temperatur. Jumlah lalat pada
musih hujan lebih banyak dari pada musim panas. Lalat sangat sensitif
terhadap angin yang kencang. Sehingga kurang aktif untuk keluar
mencari makanan pada waktu kecepatan angin tinggi (Singgih, 2006).
8. Sinar
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu
menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif
dengan adanyasinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung pada
temperatur dan kelembaban. Jumlah lalat akan meningkat jumlahnya
pada temperatur 20°C-25 °C dan akan berkurang jumlahnya pada
temperatur < 10 °C atau >49 °C serta kelembaban yang optimum 90%
(Singgih, 2006).

9. Warna dan aroma


Lalat tertarik pada cahaya terang seperti warna putih dan
kuning, namun takut pada warna biru. Lalat tertarik pada bau atau
aroma tertentu, termasuk bau busuk dan esens buah. Bau sangat
berpengaruh pada alat indra penciuman, yang mana bau merupakan
stimulus utama yang menuntun serangga dalam mencari makanannya,
terutama bau yang menyengat. Organ kemoreseptor terletak pada
antena, maka serangga dapat menemukan arah datangnya bau
(Singgih, 2006).

F. Penyakit yang ditularkan oleh vektor lalat


Beberapa bakteri yang sering dibawa oleh lalat dan patut untuk diwaspadai
yaitu, Salmonella typhosa, Spesies Salmonella yang lain, E. Coli, dan Shigella
dysenteriae. Nah penyakit yang ditularkan/ disebabkan oleh vektor lalat yakni;

13
a. Demam tifoid dan paratifoid
Demam tifoid dan demam paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus
halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Penyakit ini
memiliki gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
b. Disentri
Disentri ini mirip dengan diare hanya saja disentri ini disertai dengan
darah. Disentri merupakan radang usus yang juga menyebabkan diare
disertai dengan lendir. Sesuai dengan penyebabnya disentri ini dibagi
menjadi dua yang pertama adalah basiler atau shigellosis yang disebabkan
oleh bakteri shigella. Yang kedua adalah disentri amuba yang disebabkan
oleh amuba yang ada di daerah tropis. Lalat ini akan menularkan bakteri
shigella yang mana menjadi penyebab disentri.
c. Kolera
Kolera ini menjadi penyakit yang berbahaya dan disebabkan oleh bakteri
bernama Vibrio cholera. Bakteri ini akan menular ke manusia dan
disebabkan oleh lalat hijau. Penyakit ini tidak boleh diabaikan karena bisa
membuat diare hebat dan bahkan menyebabkan kematian.

d. Diare
Diare atau mencret merupakan kondisi ketika seseorang mengalami buang
air besar lebih sering dari biasanya. Diare kebanyakan disebabkan oleh
bakteri, virus atau parasit. Nah, salah satu parasit usus penyebab diare,
Balantidium coli, dapat dibawa oleh lalat hijau
e. Konjungtivitis
Lalat bisa menyebarkan konjungtivitis. Ini adalah peradangan atau
pembengkakan konjungtiva (jaringan transparan tipis yang melapisi
permukaan bagian dalam kelopak mata).
f. Myiasis
Myiasis merupakan infeksi jaringan tubuh yang disebabkan oleh maggot
atau larva lalat. Bengkak atau benjol akan muncul di jaringan yang

14
ditumbuhi oleh larva lalat ini. Meskipun larva di dalam kulit bisa bergerak
bebas, tapi pada kebanyakan kasus larva tetap tinggal dan tidak bergerak
ke berbagai penjuru tubuh. Penyakit ini bisa dibawa oleh lalat hijau.
g. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan
pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung.
h. Antraks
Antraks adalah penyakit langka yang disebabkan oleh bakteri pembentuk
spora Bacillus anthracis.Seseorang yang makan atau minum sesuatu yang
mengandung antraks gastrointestinal mungkin akan mengalami gejala:
 Demam
 Pembengkakan di leher atau kelenjar dan nyeri saat menelan
 Mual, kehilangan nafsu makan, dan muntah
 Diare berdarah yang berat pada stadium lanjut
 Sakit kepala
 Sakit perut
 Kemerahan pada wajah dan mata
 Pingsan
 Nyeri dan pembengkakan di perut

G. Cara penularan penyakit oleh vektor lalat


Penularan penyakit oleh lalat terjadi secara mekanis. Yaitu penyakit dibawa
lalat dikarnakan lalat hinggap di tempat kotor sehingga kuman, bakteri, dan virus
menempel pada kaki dan bulu – bulu halus lalat. Selanjutnya lalat menempel pada
makanan kita sehingga virus, bakteri, dan kuman tersebut menyebar ke dalam
makanan dan makanan akan terkontaminasi. Makanan yang telah dihinggapi lalat
sebaiknya tidak di makan, karena makanan tersebut dapat mengakibatkan
beberapa penyakit.

15
H. Cara pencegahan dan pengendalian vektor lalat
Pengendalian vektor adalah suatu kegiatan untuk menurunkan kepadatan populasi
vektor pada tingkat yang tidak lagi membahayakan bagi kesehatan manusia.
Usaha pengendalian vektor lalat seharusnya merupakan salah satu program di
setiap daerah. Perlu diadakan pengendalian lalat yang melibatkan partisipasi
masyarakat. Pengendalian vektor lalat ini dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:

 Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat. Cara yang


digunakan untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat dicegah
dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, membuat saluran air limbah,
dan menutup tempat sampah.
 Pencegahan dengan cara membersihkan rumah dan pekarangan dari
tumpukan sampah, memasang kawat kasa untuk mencegah lalat masuk ke
dalam rumah, dan menutup makanan dengan tutup saji (Komariah. 2010)

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lalat adalah serangga jenis arthropoda yang masuk dalam ordo Diptera,
(berasal) dari bahasa Yunani di berarti dua dan ptera berarti sayap).Serangga ini
dapat menjadi vektor mekanik dan biologis dalam penyebaran penyakit. Sebagai
vektor mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuhnya.
Beberapa jenis lalat yang menyebarkan penyakit misalnya, lalat rumah ( Musca
domestica), lalat hijau ( Calliphora vomitoria), lalat buah (Drosophila species),
lalat limbah ( Psychodidae) dan lalat daging (Sarcophagidae). Beberapa penyakit
yang ditimbulkan misalnya diare, kolera, demam tifoid dan disentri. Nah
selanjutnya cara pencegahan dan pengendaliannya yaitu dengan mengurangi atau
menghilangkan tempat perindukan lalat misalnya menutup tempat sampah,
membuat saluran limbah, dan menutup makanan dengan tutup saji.

16
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan tentang “Vektor Lalat” yang dapat kami paparkan,
besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang
akan datang

DAFTAR PUSTAKA

“Lalat – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas”


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lalat

Broto Rahajo. 2005. Intisari Ilmu Hewan Merayap. Jakarta: Erlangga

Depkes RI. 1991. Petunjuk Teknis Tentang Pemberantasan Lalat. Jakarta:


DITJEN PPM dan PLP. http://eprints.ung.ac.id/7601/5/2013-2-2-13201-
811409126-bab2-26022014123217.pdf.

Agustina Elita. 2015. Perkembangan Metamorphosis Lalat Buah (Drosophilla


Melanogaster) Pada Media Biakan Alami Sebagai Referensi Pembelajaran Pada
Matakuliah Perkembangan Hewan. Prodi Pendidikan Biologi, FITK IAIN
ArRaniry, Banda Aceh. http://download.portalgaruda.org/article.php?

17
article=359117&val=7470&title=Perkembangan%20Metamorphosis%20Lalat
%20Buah%20(Drosophilla%20Melano Aster)%20Pada%20Media%20Biakan
%20Alami%20Sebagai%20Referensi%20Pembelajaran%20Pada%20Matakuliah
%20Perkembangan%20Hewan.

“Spesies Lalat di Indonesia | Rentokil Indonesia”


https://www.rentokil.co.id/lalat/jenis-lalat/

“Jangan Disepelekan, Ini Penyakit yang Bisa Ditimbulkan Lalat Hijau! | Good
Doctor | Tips Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online | Good Doctor | Tips
Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online” https://www.gooddoctor.co.id/hidup-
sehat/info-sehat/jangan-disepelekan-ini-penyakit-yang-bisa-ditimbulkan-lalat-
hijau/

Komariah., S. Pratita.,T. Malaka. 2010. “Pengendalian Vektor”. Jurnal Kesehatan


Bina Husada, vol.6 No.

18

Anda mungkin juga menyukai