VEKTOR LALAT
Oleh :
Kelompok 4
RITA SARI N. MUDADI 2213201030
RIRIS DYAH SAVITRI SOLLITAN. 2213201031
PRABOWO BRATA 2213201032
MUH. AKBAR ALHASNI 2213201033
NOPLICE TIBINGE 2213201034
FUTRI SAKINA PAULUS. 2213201035
RINTAN RAMADANIYATI MARHABA 2213201036
NURAFNI LABODU 2213201037
DEA NOVITA 2213201038
1
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Maria Kanan M. Kes
sebagai dosen pengampu mata kuliah Biomedik I yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB 2................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Definisi Lalat........................................................................................................6
BAB 3..............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan.........................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
bersih dan sehat (PHBS) masih rendah yang memungkinkan lalat
menyebarkan penyakit ke manusia.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas yaitu:
a. Apa itu lalat?
b. Apa saja klasifikasi lalat?
c. Bagaimana siklus hidup lalat?
d. Apa saja jenis- jenis lalat?
e. Apa saja bionomik lalat?
f. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh vektor lalat?
g. Bagaimana cara penularan vektor lalat?
h. Dan bagaimana cara pencegahan dan pengendaliannya?
C. Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan vektor lalat
b. Mengetahui klasifikasi lalat
c. Mengetahui bagaimana siklus hidup lalat
d. Mengetahui apa saja jenis jenis lalat yang menyebarkan penyakit
e. Mengetahui bagaimana dan saja bionomik lalat
f. Mengetahui penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh vektor lalat
g. Mengetahui bagaimana cara penularan penyakit oleh vektor lalat
h. Dan mengetahui cara pencegahan dan pengendaliannya.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Definisi Lalat
Vektor adalah antropoda yang dapat memindahkan atau menularkan
agent infection dari sumber infeksi kepada host yang rentan. Salah satu vektor
binatang pengganggu yaitu lalat .Lalat adalah serangga jenis arthropoda yang
masuk dalam ordo Diptera, (berasal dari bahasa Yunani di berarti dua dan ptera
berarti sayap).Perbedaan yang paling jelas antara lalat dan ordo serangga lainnya
adalah lalat hanya memiliki sepasang sayap untuk terbang yang disebut halteres,
yang berasal dari sayap belakang, pada metatoraks (kecuali beberapa spesies lalat
yang tidak dapat terbang).
B. Klasifikasi lalat
Kerajaan. : Animalia
Filum. : Arthropoda
Kelas. : Insecta
Subkelas. : Pterygota
6
Infrakelas : Neoptera
Superordo. : Panorpida
Siklus hidup lalat mulai dari telur, larva/tempayak, pupa/kepompong dan dewasa.
a. Telur
Telur diletakkan pada bahan-bahan organik yang lembab (kotoran
binatang, sampah dan lain-lain) pada tempat yang secara langsung tidak
terkena sinar matahari. Ciri-cirinya telur berwarna putih dan biasanya
menetes setelah 8-30 jam, tergantung dari temperature sekitarnya.
b. Larva/tempayak
1. Tingkat I : Instar I atau yang disebut telur yang baru menetes, yang
memiliki ciri-ciri panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan
kaki, amat aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1 – 4 hari
melepas kulit keluar instar II.
7
2. Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali instar I, setelah satu sampai
beberapa hari, kulit mengelupas keluar instar III.
3. Tingkat III: Larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini
memakan waktu 2 sampai 9 hari.Larva mencari tempat dengan
temperatur yang disenangi,dengan berpindah-pindah
tempat,misalnya pada gundukan sampah organik. Temperatur yang
disukai adalah 30- 35°C
c. Pupa/kepompong
Pada masa ini, jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan
tubuh dewasa. Stadium ini berlangsung selama 3-9 hari. Temperatur yang
disukai ± 35°C.
d. Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewasa membutuhkan waktu
kurang lebih 15 jam dan setelah itu siap untuk mengadakan perkawinan.
Seluruh waktu yang diperlukan 7-22 hari, tergantung pada kondisi
temperature setempat, kelembaban dan makanan yang tersedia. Umur lalat
dewasa dapat mencapai 2-4 minggu.
Penampilan
Ciri-ciri lalat rumah adalah panjang tubuh mereka yang berukuran
5-8 mm.
Rongga dada berwarna abu-abu dengan 4 garis sempit.
Perut berwarna kuning.
8
Ditutupi dengan rambut kecil yang berfungsi sebagai organ
pengecap.
Mata majemuk kompleks – dengan ribuan lensa yang
memungkinkan mereka untuk mempunyai penglihatan yang luas.
4 sayap vena bengkok dan ujung sayap sedikit runcing.
Larva berwarna putih dan meruncing ke ujung titik kepala.
Terdapat 2 “titik” spiral pada ujung belakang, tidak berkaki dan
panjangnya 12 mm saat tumbuh menjadi lalat rumah dewasa.
Penampilan
Lalat hijau dewasa memiliki panjang antara ¼” – 1/12”.
Berwarna biru metalik.
Larva – Memiliki larva yang sama dengan larva lalat rumah dalam
segala hal, kecuali ukurannya (3/4” saat dewasa).
Penampilan
Memiliki panjang tubuh 3mm.
Berwarna kuning kecoklatan atau belang-belang.
9
Mata berwarna merah terang.
Perut menggantung di penerbangan, menjadikannya terbang
dengan lambat.
Cenderung melayang-layang dibandingkan terbang.
Penampilan
Memiliki panjang 2mm.
Warna tubuh gelapnya muncul seperti abu-abu.
Sayap padat ditutupi rambut dan seperti sedang memasang tenda di
atas tubuh mereka ketika sedang beristirahat
Penampilan
Panjangnya 6-14mm.
Rongga dada berwarna abu-abu terang dan mempunyai 3 garis-
garis gelap memanjang.
10
Perut juga berwarna abu-abu terang, bercorak bercak-bercak hitam
untuk memberikan tampilan kotak-kotak.
E. Bionomik lalat
1. Kebiasaan hidup
Lalat Musca domestica tidak menggigit, karena mempunyai
tipe mulut menjilat. Lalat Musca domestica paling dominan banyak
ditemukan di timbunan sampah dan kandang ternak. Kebanyakan lalat
hijau adalah pemakan zat-zat organik yang membusuk dan
berkembangbiak di dalam bangkai, meletakkan telur pada tubuh hewan
yang mati dan larva makan dari jaringan-jaringan yang membusuk
(Singgih, 2006) .
2. Tempat perindukan
Tempat yang disenangi adalah tempat basah seperti sampah
basah. Kotoran binatang, tumbuh-tumbuhan busuk, kotoran yang
menumpuk secara kumulatif/dikandang (Depkes, 1992). Kotoran
binatang (kuda, sapi. Ayam dan babi), kotoran manusia, saluran air
kotor, sampah, kotoran got yang membusuk. Buah-buahan, sayuran
busuk dan biji-bijian busuk menjadi tempat yang disenangi lalat juga
(Singgih, 2006).
3. Jarak terbang
Jarak terbang lalat sangat tergantung pada adanya makanan
yang tersedia, rata-rata 6-9 km, kadang-kadang dapat mencapai 19-20
km dari tempat berkembang biak (Singgih, 2006).
4. Kebiasaan makan.
11
Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari terutama pada pagi
hingga sore hari. Lalat makan paling sedikit 2-3 kali sehari. Lalat
sangat tertarik pada makanan yang dimakan oleh manusia sehari-hari
seperti gula, susu dan makanan lainnya, kotoran manusia serta darah
(Depkes, 2001). Protein diperlukan untuk bertelur. Sehubungan dengan
bentuk mulutnya, lalat hanya makan dalam bentuk cair atau makanan
yang basah, sedangkan makanan yang kering yang dibasahi atau
dicairkan oleh Judahnya terlebih dahulu baru dihisap. Air merupakan
hal yang sangat penting dalam hidup lalat. Tanpa air lalat hanya hidup
48 jam saja (Depkes, 2001).
5. Tempat istirahat
Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang
membentuk titik hitam. Tanda-tanda ini merupakan hal yang penting
untuk mengenal tempat lalat istirahat. Lalat beristirahat pada tempat-
tempat tertentu, pada siang hari bila lalat tidak makan, mereka akan
beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian,
rumput-rumput, kawat listrik dan lain-lain serta sangat menyukai
tempat-tempat dengan tepi tajam yang permukaannya vertikal.
Biasanya tempat istirahat ini terletak berdekatan dengan tempat
makanan atau tempat berbiak dan biasanya terlindung dari angin, di
rumah lalat beristirahat pada kawat listrik, langit- langit, lantai,
jemuran dan dinding serta tidak aktif pada malam hari. Tempat
hinggap lalat biasanya tidak lebih dari lima meter (Depkes, 2001).
6. Lama hidup
Lama hidup lalat sangat tergantung pada makanan, air dan
temperatur. Pada musim panas berkisar antara 2-4 minggu, sedangkan
pada musim dingin biasanya mencapai 70 hari (Singgih, 2006).
7. Temperatur dan kelembaban
Lalat mulai aktif beraktifitas pada temperatur 15 “C dan
aktifitas optimumnya pada temperatur 21 °C, lalat memerlukan suhu
sekitar 35- 40°C untuk beristirahat, dan pada temperatur di bawah
12
10°C lalat tidak aktif dan di atas 45 °C terjadi kematian pada lalat.
Kelembaban erat hubungannya dengan temperatur setempat.
Kelembaban berbanding terbalik dengan temperatur. Jumlah lalat pada
musih hujan lebih banyak dari pada musim panas. Lalat sangat sensitif
terhadap angin yang kencang. Sehingga kurang aktif untuk keluar
mencari makanan pada waktu kecepatan angin tinggi (Singgih, 2006).
8. Sinar
Lalat merupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu
menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif
dengan adanyasinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung pada
temperatur dan kelembaban. Jumlah lalat akan meningkat jumlahnya
pada temperatur 20°C-25 °C dan akan berkurang jumlahnya pada
temperatur < 10 °C atau >49 °C serta kelembaban yang optimum 90%
(Singgih, 2006).
13
a. Demam tifoid dan paratifoid
Demam tifoid dan demam paratifoid adalah penyakit infeksi akut usus
halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Penyakit ini
memiliki gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
b. Disentri
Disentri ini mirip dengan diare hanya saja disentri ini disertai dengan
darah. Disentri merupakan radang usus yang juga menyebabkan diare
disertai dengan lendir. Sesuai dengan penyebabnya disentri ini dibagi
menjadi dua yang pertama adalah basiler atau shigellosis yang disebabkan
oleh bakteri shigella. Yang kedua adalah disentri amuba yang disebabkan
oleh amuba yang ada di daerah tropis. Lalat ini akan menularkan bakteri
shigella yang mana menjadi penyebab disentri.
c. Kolera
Kolera ini menjadi penyakit yang berbahaya dan disebabkan oleh bakteri
bernama Vibrio cholera. Bakteri ini akan menular ke manusia dan
disebabkan oleh lalat hijau. Penyakit ini tidak boleh diabaikan karena bisa
membuat diare hebat dan bahkan menyebabkan kematian.
d. Diare
Diare atau mencret merupakan kondisi ketika seseorang mengalami buang
air besar lebih sering dari biasanya. Diare kebanyakan disebabkan oleh
bakteri, virus atau parasit. Nah, salah satu parasit usus penyebab diare,
Balantidium coli, dapat dibawa oleh lalat hijau
e. Konjungtivitis
Lalat bisa menyebarkan konjungtivitis. Ini adalah peradangan atau
pembengkakan konjungtiva (jaringan transparan tipis yang melapisi
permukaan bagian dalam kelopak mata).
f. Myiasis
Myiasis merupakan infeksi jaringan tubuh yang disebabkan oleh maggot
atau larva lalat. Bengkak atau benjol akan muncul di jaringan yang
14
ditumbuhi oleh larva lalat ini. Meskipun larva di dalam kulit bisa bergerak
bebas, tapi pada kebanyakan kasus larva tetap tinggal dan tidak bergerak
ke berbagai penjuru tubuh. Penyakit ini bisa dibawa oleh lalat hijau.
g. Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah muntah dan diare akibat infeksi atau peradangan
pada dinding saluran pencernaan, terutama lambung.
h. Antraks
Antraks adalah penyakit langka yang disebabkan oleh bakteri pembentuk
spora Bacillus anthracis.Seseorang yang makan atau minum sesuatu yang
mengandung antraks gastrointestinal mungkin akan mengalami gejala:
Demam
Pembengkakan di leher atau kelenjar dan nyeri saat menelan
Mual, kehilangan nafsu makan, dan muntah
Diare berdarah yang berat pada stadium lanjut
Sakit kepala
Sakit perut
Kemerahan pada wajah dan mata
Pingsan
Nyeri dan pembengkakan di perut
15
H. Cara pencegahan dan pengendalian vektor lalat
Pengendalian vektor adalah suatu kegiatan untuk menurunkan kepadatan populasi
vektor pada tingkat yang tidak lagi membahayakan bagi kesehatan manusia.
Usaha pengendalian vektor lalat seharusnya merupakan salah satu program di
setiap daerah. Perlu diadakan pengendalian lalat yang melibatkan partisipasi
masyarakat. Pengendalian vektor lalat ini dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lalat adalah serangga jenis arthropoda yang masuk dalam ordo Diptera,
(berasal) dari bahasa Yunani di berarti dua dan ptera berarti sayap).Serangga ini
dapat menjadi vektor mekanik dan biologis dalam penyebaran penyakit. Sebagai
vektor mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuhnya.
Beberapa jenis lalat yang menyebarkan penyakit misalnya, lalat rumah ( Musca
domestica), lalat hijau ( Calliphora vomitoria), lalat buah (Drosophila species),
lalat limbah ( Psychodidae) dan lalat daging (Sarcophagidae). Beberapa penyakit
yang ditimbulkan misalnya diare, kolera, demam tifoid dan disentri. Nah
selanjutnya cara pencegahan dan pengendaliannya yaitu dengan mengurangi atau
menghilangkan tempat perindukan lalat misalnya menutup tempat sampah,
membuat saluran limbah, dan menutup makanan dengan tutup saji.
16
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan tentang “Vektor Lalat” yang dapat kami paparkan,
besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca. Karena
keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang
akan datang
DAFTAR PUSTAKA
17
article=359117&val=7470&title=Perkembangan%20Metamorphosis%20Lalat
%20Buah%20(Drosophilla%20Melano Aster)%20Pada%20Media%20Biakan
%20Alami%20Sebagai%20Referensi%20Pembelajaran%20Pada%20Matakuliah
%20Perkembangan%20Hewan.
“Jangan Disepelekan, Ini Penyakit yang Bisa Ditimbulkan Lalat Hijau! | Good
Doctor | Tips Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online | Good Doctor | Tips
Kesehatan, Chat Dokter, Beli Obat Online” https://www.gooddoctor.co.id/hidup-
sehat/info-sehat/jangan-disepelekan-ini-penyakit-yang-bisa-ditimbulkan-lalat-
hijau/
18